47 permeabilitas yang relatif besar berpotensi sebagai lahan pertanian basah
maupun kering. Jenis tanah ini mendukung keberadaan lahan-lahan pertanian di wilayah ini yang sebagian besar berupa pertanian tanaman hortikultura sayur,
buah dan bunga. 4.
Kemampuan Tanah Menurut data kemampuan tanah dan jenis tanah dari peta RTRW Kota
Batu tahun 2003-2013 kondisi tanah pada lokasi perencanaan dan sekitarnya adalah :
Lereng : 15-25
Kedalaman efektif tanah : Lebih dari 90 cm
Tekstur tanah : Agak kasar
Drainase : Tergenang Periodik Sebagian
Erosi : Tingkat erosi rendah
5. Klimatologi
Kondisi klimatologi wilayah perencanaan terletak di daerah pegunungan dengan udara yang sejuk dan berhawa dingin, suhu udara antara 17
o
C hingga 25
o
C, curah hujan sebesar 6.213 mm dan hari hujan 367 hh. Hal ini mendukung kegiatan utama wilayah ini yang sebagian besar berupa kegiatan pertanian dan
pariwisata daerah pegunungan. Karena keadaan tersebut, Kota Batu sangat cocok untuk pengembangan berbagai komoditi tanaman sub tropis pada tanaman
holtikultura dan ternak.
3.3.2 Aksesbilitas
Jalur aksesbilitas utama pada lokasi perencanaan merupakan jalan yang memiliki ciri-ciri :
Klasifikasi sebagai Jalan Arteri Sekunder
Jenis perkerasan aspal hotmix dalm kondisi sangat baik
Merupakan akses arah Utara-Selatan
48
Intensitas kepadatan relatif rendah, mengingat jumlah penduduk yang tidak begitu padat dan dirancang sebagai alternatif akses dari Malang dan kurang
optimalnya pemanfaatan jalur ini
Skala pelayanannya sementara ini masih dalam skala desa, namun sesuai dengan desainnya akan berskala proponsi.
Lebar jalan kurang lebih 7 meter untuk arus lalu lintas dua arah dengan
pembatas jalan berupa marka. Sedangkan untuk jalan disekitarnya yaitu :
Utara : Jl. Raya Punten Barat : Jl. Indragiri
Selatan : Jl. Bukit Berbunga Timur : Jl. Kabudayaan
Pola jaringan jalan yang ada cenderung berbentuk linier di jalan-jalan utama wilayah ini, yaitu Jalan Raya Punten, Bukit Berbunga, Indragiri dan Kabudayan.
Jalan-jalan utama ini merupakan akses penghubung utama yang memiliki konstruksi jalan aspal dengan kondisi baik dan sedang. Sarana angkutan umum
yang melalui wilayah ini berjumlah 4 jalur angkutan penumpang yang dapat melayani kebutuhan pergerakan penduduk setempat ke daerah pusat kota.
Wilayah perencanaan yang berbatasan langsung dengan daerah pusat kota, memiliki jarak orbitas yang cukup dekat dari pusat BWK III ke pusat Kota Batu.
Begitu juga dengan pusat-pusat UL yang terdapat di setiap desa memiliki jarak orbitas ke pusat BWK yang tidak terlalu jauh dan mudah dicapai.
3.3.3 Potensi Lingkungan
Di sekitar lokasi site selain terdapat permukinam penduduk juga terdapat vila-vila pribadi yang disewakan oleh pemiliknya, dan hotel-hotel jenis melati,
dimana tampilan pada bangunannya hampir sama semua. Kebanyakkan bangunan mengikuti langgam Jawa, misalnya saja atap bagunan yang menggunakan atap
pelana. Tampilan yang serasi dan selaras dengan bangunan sekitar ini juga dapat mempengaruhi dalam penciptaan bangunan resor nantinya atau bahkan sangat
berbeda dengan bentuk atap yang ada disekitarnya.
49
Gambar 3.7 Permukiman disektar site sumber : Dokumen pribadi, 2009
Gambar 3.8 Keadaan pada permukiman sekitar site
sumber : Dokumen pribadi, 2009
Di dekat lokasi juga terdapat sarana rekreasi selecta yang berada dibagian Utara. Dengan fasilitas kolam renang, wahana bermain anak-anak, pasar wisata
selecta. Dengan adanya potensi pada lingkungan terdapat tempat wisata tersebut dapat mengacu bahwa pada lokasi ini sangat tepat di buatnya sebuah resor dan
spa.
Gambar 3.9 Site yang berkontur sumber: Dokumen pribadi, 2009
50
Gambar 3.10 Potongan site sumber: Dokumen pribadi, 2009
Kontur yang ada pada 3.9 merupakan salah satu potensi lingkungan yang dapat digunakan dan dimanfaatkan untuk perancangan. Yaitu dengan
penerapannya untuk tatanan masa pada resor dan spa. Pada kontur memiliki Interval garis kontur 0,5m. Sehingga setiap level kontur memiliki beda ktinggian
0,5.
3.3.4 Infrastruktur Kota