15
Gambar 2.5. Bak dan ember rendam sumber Data Arsitek, Ernest Neufert, jilid 2
Gambar 2.6. Kapasitas peralatan dan kebutuhan ruang sumber Data Arsitek, Ernest Neufert, jilid 2
2.1.3 Studi Kasus
Kasus I : Kusuma Agrowisata
Kusuma Agrowisata ini terletak di Jl. Abdul Gani Atas Batu-Malang. Dimana daerah Batu-Malang dikenal sebagai tempat wisatanya. Kusuma Agro
wisata ini dibangun diatas lahan seluas 22 hektare, dengan menggunakan jasa arsitek Edy Antoro.
Resor ini memiliki konsep dekat dengan alam yang menjadikan ciri desain arsitektur resor ini. Kusuma Agrowisata ini dibangun berangkat dari sebuah
perkebunan, maka untuk memberi nilai lebih bagi para pelanggannya, Kusuma
16 Agrowisata memberi kesempatan kepada penghuni hotel untuk menikmati
perkebunan apel dan stroberi sambil memetik buahnya.
Gambar 2.7. Salah satu resort dari Kusuma Agrowisata Sumber Idea, 2007
1. Fasilitas
Sang arsitek membagi kompleks resor menjadi beberapa area, yaitu depan lobby dan hotel, tengah cottage, dan beberapa fasilitas, belakang villa, bawah
sebagai area perkebunan. Terdapat tujuh tipe cottage: superior cottage, deluxe cottage 1, deluxe cottage 2, duplex , yunior suite, executive cottage, dan tipe
famili. Setiap unit memilki tata ruang dan konsep bangunan yang hampir sama, bedanya adalah view tiap unitnya.
Superior executive cottage salah satu resor yang ada di Kusuma Agrowisata memiliki konsep layaknya rumah pribadi. Executive cottage
menyuguhkan pemandangan perkebunan apel. Selain itu letaknya yang berada di daerah pegunungan menambah suasana alami disekitar resor.
lantai 1 lantai 2
Teras depan - Ruang tidur utama
Ruang tamu - Ruang duduk
Kamar tidur anak - Kamar mandi
Ruang makan - Teras belakang
Kamar mandi
Gambar 2.8 Executive cottage sumber : idea 01052007
17 Pada studi kasus Kusuma Agrowisata ini terdapat beberapa fasilitas lain yang
mendukung kegiatan pengunjung pada resor, sebagai berikut :
Adanya kolam renang
Spa
Lapangan tennis, voli, fitness, jogging track, lapangan sepak bola, dan billiard.
Karaoke
Kebun Apel, jeruk dan strobery
Rumah boneka
Tempat bermain anak-anak
Adanya fasilitas bar dan restaurant
Ruang konvensional, ruang rapat dengan kapasitas 20-800 orang. Fasilitas yang berada pada bagian bawah villa adalah perkebunan apel.
Para pengunjung yang menginap di Kusuma hanya dapat memetik dan menikmati 2 buah apel. Jika ingin menikmati lebih dari 2 buah apel maka pengunjung
dikenakan tambahan biaya. Sehingga pada lokasi perkebunan terdapat loket untuk penimbangan atau pemeriksaan seperti loket.
Gambar 2.9. Perkebunan apel Sumber www.Agrowisata_Fani’s.com
Fasilitas spa pada resor ini memiliki sauasana yang tenang. Sehingga seseorang yang melakukan treatment spa di Kusuma mendapatkan relaksasi dan
ketika kembali beraktifitas tubuhnya menjadi segar.
18 Treatment yang dilakukan di spa yang ada di Kusuma Agrowisata
memiliki berbagai macam treatment. Dan ramuan yang digunakan berasal dari bahan-bahan alami. Karena spa ini didisain dengan konsep tradisional.
Gambar 2.10. Suasana spa di Kusuma Agrowisata sumber : Dokumen pribadi, 2009
2. Gubahan Masa Bangunan Bangunan pada resor Kusuma Agrowisata menggunakan bentuk-bentuk
persegi yang digubah-gubah dan bentuk persegi tanpa perubahan. Dimana bentukan ini diambil dari elemen-elemen tradisional Jawa. Yang didukung oleh
bentuk atap joglo dan olah geometri pada denah resor.
Gambar 2.11. Gubahan masa bangunan sumber : Dokumen pribadi, 2009
Bentuk dasar resor berupa persegi sebagai
bentuk utama pada Dari bentuk dasar persegi tersebut
dihasilkan tampak bangunan dengan menggunakan atap joglo
rumah adat Jawa
19 3. Tampilan Bangunan
Atap genteng menjadi konsep utama pada seluruh bagian resor. Inspirasi penggunaan atap ini diambil dari bangunan tradisional Jawa. Model atap sangat
baik untuk menyerap dan meredam panas matahari tropis.
Gambar 2.12 Tampilan restaurant dan hunian sumber : Dokumen pribadi, 2009
Pada restoran Hortesia ini memiliki gate berkonsep jawa yang biasa selalu digunakan orang Jawa yaitu pendopo dengan memiliki kolom yang terekspose.
Sehingga jika didalam restaurant ini pengunjung dapat menggunakan fasilitas- fasilitas tambahan.
Pada bagian depan ruang tamu dan bagian samping kamar utama pada executive cottage memiliki teras berupa dek dari kayu. Dari sini dapat terlihat
pemandangan indah executive cottage seluas 300m², dengan latar belakang pegunungan, dengan pemandangan perkebunan dan pegunungan diseberangnya.
Gambar 2.13 Salah satu Executive cottage yang ada sumber : Dokumen pribadi, 2009
4. Sistem struktur Pada cottage ini mengadopsi desain arsitektur tropis. Penggunaan element
bahan material pada bangunan yaitu menggunakan kayu sonokeling, kayu kamper, kayu bangkirai, dan kayu jati.
20 penggunaan kayu ini diaplikasikan mulai dari lantai, kolom-kolom yang
menggunakan kayu, dinding, realing tangga dan plafon. Dari bagian terdepan resor sampai pada bagian belakang resor.
Gambar 2.14 Penggunaan kayu pada realing sumber : Dokumen pribadi, 2009
Gambar 2.15 Kolom dan lantai resor dan gasebo bagian teras yang menggunakan elemen kayu sumber : Dokumen pribadi, 2009
Pada bagian atap, pagar resor dan bagian realing menggunakan unsur batang. Pada gazebo menggunakan unsur bambu sehingga unsur strukturnya
sangat kuat dibandingkan dengan unsur kayu biasa. Dengan mengikatkan bambu yang satu dengan yang lainnya dengan ijuk.
21
Gambar 2.16. Bagian dinding finishing elemen kayu sumber : Dokumen pribadi, 2009
5. Interior Bangunan
Kusuma Agrowisata menggunakan produk lokal 100, hal ini disebabkan karena memilki konsep arsitektur tropis. Material yang digunakan lebih banyak
dari kayu, batu kali, dan mamer. Sehingga kesan arsitektur tropis ini sangat terlihat dan dapat terlihat etnik dan modern.
Gambar 2.17 Suasana siang hari di bagian lobi Kusuma Agrowisata sumber : Dokumen pribadi, 2009
Suasana siang hari pada lobi. Material sangat terlihat perpaduan antara kayu pada plafon dan bagian list receptionist dengan marmer yang ada pada
dinding, meja reseptionist dan bagian lantai yang membuat lobi terlihat megah. Selain itu juga gemerlap lampu yang membuat receptionis tersebut terlihat megah.
Gambar 2.18 interior ruang tidur disalah satu cottage di Kusuma Agrowisata sumber : Dokumen pribadi, 2009
Pada interior kamar disalah satu ruangan terlihat sangat menyatu dengan element kayu yang menempel di dinding.
22 6.
Pola Tatanan Antar Masa dan Sirkulasi Resor Pola tatanan antar masa bangunan dan sirkulasi pada Kusuma Agrowisata
lebih banyak menggunakan pola sirkulasi linier. Dimana sirkulasi ini digunakan untuk area hunian dan fasilitas yang disesuaikan dengan bentuk lahan dan kontur
tanahnya.
Gambar 2.19 Pola tatanan antar masa bangunan dan sirkulasi antar bangunan sumber : Dokumen Kusuma Agrowisata, 2009
Kasus 2 : Barong Resort and Spa Barong resort and spa terletak di Jalan Monkey Forest Ubud, Bali. Lokasi
ini banyak didatangi oleh wisatawan baik lokal maupun asing dikarenakan letaknya yang strategis dan dekat dengan tempat-tempat wisata lainnya. Resor ini
memiliki bentuk lahan yang memanjang, sehingga untuk meghemat ruang, restaurant diletakkan di bawah lobby yang langsung dapat dilihat dari jalan raya
utama, Ubud. 1.
Fasilitas Pada resor ini terdapat 11 kamar dengan 4 tipe hunian, yaitu:
6 Standart Bungalows
2 Deluxe Bungalows
2 Delux Villa dengan private pool
1 Suite Villa 2 lantai dengan private pool
Tiap hunian resor dilengkapi oleh banyak fasilitas, antara lain :
23 a.
Pada hunian dilengkapi dengan fasilitas AC, ceiling fan, IDD telepon, personal mini bar, slippers and bathrobe, umbrellas, hair dryer, safety
Deposit Box, coffe marker semua tipe, CD player semua tipe, TV 21” semua tipe, “Bale Bengong” Deluxe Bungalows, perlengkapan lain-lain
sabun, shampo, hair cap, dll b.
Restaurant yang terletak di lantai 1, merupakan fasilitas resor untuk menikmati makan dan minum sambil melihat kolam ikan di sepanjang tepi bangunan.
c. Terdapat fasilitas kolam renang publik yang terletak pada area tengah resor
dan privat yang berada di dalam hunian dengan private pool. d.
Fasilitas spa yang dapat dilakukan di tempatnya maupun dipanggil ke hunian. Pada Barong Resort and Spa ini melayani pengunjung yang menginap
maupun hanya melakukan spa saja. Kegiatan spa sendiri dapat dilakukan di tempat yang telah disiapkan yaitu bangunan yang terpisah dari hunian, tetapi bagi
pengunjung yang menginap, spa juga dapat dilakukan dipanggil ke hunian. Selain spa, terdapat beberapa kegiatan lain yang dapat dilakukan yaitu trekking dan
Petulu tour untuk melihat Herons Birds.
Gambar 2.20. Pilihan aktivitas yang diberikan oleh pihak resor, yaitu Petulu tour untuk melihat white Herons Birds dan trekking
sumber : proposal TA
2. Gubahan Masa Bangunan
Penataan bangunannya mengikuti bentuk lahan yang memanjang dan tak berkontur. Bangunan seluruhnya menggunakan bentuk persegi dengan permainan
tangga baik sebagai sirkulasi maupun pembatas ruang. Misalnya saja pada bangunan lobby, sebelum menuju lobby yang terletak di lantai 2, pengunjung
dilewatkan restauran yang terletak di lantai satu.
24
Gambar 2.21 Penataan bangunan resor sumber : proposal TA
3. Tampilan Bangunan
Tampak pada bangunan dibuat dengan gaya khas bali dengan atapnya yang menggunakan bahan alang-alang sehingga bangunan menyatu dengan alam
sekitarnya. Karena konsepnya yaitu agar tamu yang menginap di resor bagai di rumah sendiri dengan nuansa tradisional, maka tiap hunian ditata sebaik dan
senyaman mungkin. Seluruh entrance hunian dibuat tertutup dengan gate yang tertutup pula, sehingga membuat privasi tamu semakin tinggi.
Gambar 2.22 Penggunaan atap alang-alang dan bentuk gate pada hunian resor sumber : proposal TA
Setelah memasuki gate, tampaklah kolam ikan yang terbuat dari kendi besar yang diletakkan di sudut ruang. Karena lahannya yang sempit maka pintu
Lobby
Restauran Restauran
Kolam Entrance
Kolam
25 hunian menggunakan sistem geser berbahan kaca dan kayu. Bentuk hunian yang
sederhana menambah nuansa alami.
Gambar 2.23 Perletakkan kolam dan bentuk pintu pada hunian resor sumber : proposal TA
4. Sistem Struktur
Karena lahannya yang sempit maka antara lobby dan restauran disatukan, yaitu restauran di lantai 1 dan lobby di lantai 2. Bentuk bangunannya yang
menggunakan gaya khas Bali yaitu alang-alang yang disanggah oleh kolom dan kuda-kuda kayu dimana pada bagian kaki kolom dilapisi beton cor sebagai
finishingnya. Pada resor ini juga banyak menggunakan tangga sebagai akses sirkulasi utamanya.
Gambar 2.24 Penggunaan tangga pada lobby, hunian resor, tangga ini juga merupakan akses sirkulasi utamanya
sumber : proposal TA
5. Interior Bangunan
Banyaknya penggunaan kayu pada interior bangunan menambah kesan alami dan kekhasan Bali. Misalnya saja di area lobby dan restauran, kayu
dijumpai di kolom-kolomnya dan semua furniture yang digunakan. Untuk lantainya menggunakan bahan tekel berwarna krem sehingga memberikan kesan
natural dan cocok dengan elemen kayu pada kolom-kolomnya.
26
Gambar 2.25 Interior pada lobby resor sumber : proposal TA
Sedangkan pada interior hunian tetap menggunakan gaya Bali dengan tempat tidur yang memiliki 4 tiang dan terdapat kelambu disekelilingnya.
Penggunaan warna-warna yang terang pada dinding, alas tempat tidur, lantai dan furnitur membuat nyaman untuk ditempati. Kamar mandi pun juga menggunakan
bahan dan warna yang tidak jauh berbeda.
Gambar 2.26 Interior ruang tidur sumber : proposal TA
6. Pola Tatanan Antar Ruang dan Sirkulasi Resor
Pola tatanan antar ruang dan sirkulasi yang digunakan pada resor barong adalah linier. Hal ini terlihat dari bentuk site plannya yang menunjang. Pada
depan site digunakan sebagai area parkir, galeri, lobby, dan restauran. Sedangkan huniannya ditata sejajar pada kanan-kiri site.
27
Gambar 2.27 Pola tatanan ruang dan sirkulasi resor sumber : proposal TA
2.1.4 Analisa Hasil Studi