Analisis Komparasi Keaktifan dan Prestasi Peserta Didik Sebelum dan

terhadap materi yang diajarkan. Hal-hal yang masih harus di perbaiki adalah tentang soal yang harus lebih dipermudah bahasanya. Secara umum pelaksanaan penelitian siklus II berjalan lebih lancar. Guru mitra dapat melaksankan prosedur penelitian dengan baik, dan mampu mengarahkan peserta didik untuk melaksanakan pembelajaran kooperatif model STAD. Sehingga membuat peserta didik menjadi lebih aktif di dalam kelas. Selain itu juga peserta didik dapat bekerja sama dalam kelompok sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. lampiran 58 halaman 306.

B. Analisis Komparasi Keaktifan dan Prestasi Peserta Didik Sebelum dan

Setelah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Model STAD 1. Keaktifan Analisis Komparasi dilakukan unruk mengetahui perkembangan atau peningkatan keaktifan dan prestasi belajar peserta didik pada saat pra penelitian, siklus pertama, dan siklus kedua pada saat penerapan model pembelajaran kooperatif model STAD. Keaktifan belajar diukur menggunakan kuisioner yang di berikan pada saat pra penelitian dan setelah penelitian siklus I, sedang prestasi belajar diukur dengan melihat nilai sebelum penelitian dengan nilai siklus I dan siklus II. Berikut ini akan disajikan hasil dari keaktifan dan prestasi belajar peserta didik pada Siklus I. a. Siklus I Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan kepada 17 peserta didik yang dilaksanakan pada tanggal 08 November 2014, berikut ini adalah tabel data tingkat keaktifan peserta didik X IPS pra dan setelah penelitian. Tabel 5.17 Peningkatan Keaktifan Peserta didik pada Saat Pra Penelitian dan Siklus I No.Res Pra penelitian Siklus I Peningkatan Peningkatan 1 57 2 55 60 5 9,09 3 51 60 9 17,64 4 66 70 4 6,06 5 61 64 3 4,91 6 71 80 9 12,64 7 60 64 4 6,66 8 59 9 62 69 7 11,29 10 59 67 8 13,55 11 61 69 8 13,11 12 62 66 4 6,45 13 59 69 10 16,94 14 53 63 10 18,86 15 16 17 68 68 18 55 57 2 3,63 19 65 71 6 9,23 20 21 22 66 73 7 10,60 23 66 75 9 13,63 61,176471 67,35 6,17647059 10 1 Sebelum STAD Dari hasil penelitian dengan kuisioner tersebut, diketahui bahwa skor tertinggi adalah 71 dan skor terendah adalah 0. Berdasarkan uraian tersebut maka akan disajikan tabel distribusi frekuensi variabel keaktifan pra penelitian berdasarkan Penilaian Acuan Patokan II sebagai berikut ini : Tabel 5.18 Analisis Keaktifan Peserta Didik Pra Penelitian No Interval Frek Frek Relatif Interpretasi 1 81-100 Sangat Tinggi 2 66 -80 5 26,31 Tinggi 3 56 -65 10 52,63 Sedang 4 46 -55 4 21,05 Rendah 5 ≤ 45 Sangat Rendah Total 19 100 Dari data tabel 5.18 di atas terlihat bahwa persentase peserta didik yang memiliki keaktifan sangat tinggi adalah 0 peserta didik 0, persentase peserta didik yang memiliki keaktifan tinggi adalah 5 peserta didik 26,31, persentase peserta didik yang memiliki keaktifan sedang adalah 10 peserta didik 52,63, persentase peserta didik yang memiliki keaktifan rendah adalah 4 peserta didik 21,05, dan persentase peserta didik yang mempunyai keaktifan sangat rendah adalah 0. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar peserta didik mempunyai keaktifan sedang yaitu sebanyak 10 orang atau 60,84. 2 Setelah STAD Berikut ini ditampilkan tabel distribusi frekuensi tingkat keaktifan peserta didik setelah penerapan model pembelajaran kooperatif model STAD. Tabel 5.19 Analisis Keaktifan Peserta Didik Pada Siklus I No Interval Frek Frek Relatif 0 Interpretasi 1 81-100 Sangat Tinggi 2 66 -80 12 70,50 Tinggi 3 56 - 65 5 29,41 Sedang 4 46 -55 0,00 Rendah 5 ≤ 45 Sangat Rendah Total 17 100 Dari data tabel 5.19 di atas terlihat bahwa presentase peserta didik yang memiliki keaktifan sangat tinggi adalah 0 peserta didik 0, persentase peserta didik yang memiliki keaktifan tinggi adalah 12 peserta didik 70,50, persentase peserta didik yang memiliki keaktifan sedang adalah 5 peserta didik 29,41, persentase peserta didik yang memiliki keaktifan rendah adalah 0 peserta didik 0, dan persentase peserta didik yang mempunyai keaktifan sangat rendah adalah 0. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar peserta didik mempunyai keaktifan sedang yaitu sebanyak 12 orang atau 70.50. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif STAD dapat membuat peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran. Berikut ini akan disajikan tabel analisis komperatif keaktifan peserta didik pra penelitian dan setelah penelitian. Tabel 5.20 Analisis Komperatif Tingkat Keaktifan Peserta Didik Siklus I Skala Keaktifan Kriteria Keaktifan Pra- Penelitian Siklus I Perubahan 81 -100 Sangat Tinggi tidak ada perubahan 66 -80 Tinggi 26,31 70,50 ada peningkatan sebesar 44,19 56 -65 Sedang 52,63 29,41 ada penurunan sebesar 23,22 46 -55 Rendah 21,05 ada penurunan sebesar 21,05 ≤ 45 Sangat Rendah tidak ada perubahan Total 100 100 Tabel 5.20 menunjukkan bahwa analisis keaktifan peserta didik pada saat pra penelitian dan pada siklus I yang dilihat mengalami perubahan. Dari data dapat dilihat bahwa keaktifan peserta didik mengalami peningkatan pada tingkat keaktifan dengan kriteria sangat tinggi dari 0 tidak terjadi perubahan, presentase peserta didik yang memiliki keaktifan dengan kriteria tinggi mengalami perubahan dari 26,31 meningkat menjadi 70,50, presentase peserta didik yang memiliki keaktifan dengan kriteria sedang mengalami perubahan dari 52,63 penurunan menjadi 29,41, presentase peserta didik yang memiliki keaktifan dengan kriteria rendah mengalami perubahan dari 21,05 penurunan menjadi 0. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa keaktifan peserta didik dapat ditingkatakn dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif model STAD. Pembahasan diatas merupakan hasil dari kuisoner sedangkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus I peserta didik siap mengikuti proses pembelajaran berjumlah 12 peserta didik, dibanding dengan sebelum penelitian jumlah tersebut mengalami peningkatan yang hanya 6 peserta didik sudah mencapai target yang diharapkan, peserta didik memperhatikan penjelasan guru atau praktikum berjumlah 12 peserta didik, dibanding pada saat sebelum penelitian sebanyak 7 peserta didik sudah mencapai target yang diharapkan, peserta didik menanggapi pembahasan pelajaran sebanyak 8 peserta didik dibanding pada saat sebelum penelitian sebanyak 2 peserta didik komponen ini belum mencapai target yang ditentukan, peserta didik yang mencatat hal-hal penting sebanyak 10 peserta didik, dibanding pada saat sebelum penelitian sebanyak 5 peserta didik komponen ini juga belum mencapai target, peserta didik yang mengerjakan tugas dengan baik sebanyak 17 peseerta didik dibanding pada saat sebelum penelitian sebanyak 8 peserta didik komponen ini sudah mencapai target yang telah ditetapkan, peserta didik menanyakan materi yang kurang paham sebanyak 10 peserta didik dibanding pada saat sebelum penelitian sebanyak 11 peserta didik komponen ini belum mencapai target yang ditentukan. Peningkatan keaktifan peserta didik juga dapat dibandingkan dengan melihat rata-rata sebelum penelitian dan siklus I. Rata-rata keaktifan sebelum penelitian sebesar 61,17, sedangkan rata-rata keaktifan pada siklus I sebeasar 67,35. Dapat disimpulkan bahwa keaktifan pada siklus I mengalami peningkatan. b. Siklus II Berdasarkan hasil dari penelitian pada pra penelitian sebanyak 19 perserta didik dan pada siklus II yang dilakukan kepada 19 peserta didik yang dilaksanakan pada tanggal 15 November 2014, berikut ini adalah tabel data tingkat kektifan peserta didik X IPS Siklus I dan Siklus II Tabel 5.21 Peningkatan Keaktifan Peserta didik pada saat Siklus I dan Siklus II No.Res Siklus I Siklus II Peningkatan Peningkatan 1 68 2 60 66 6 10 3 60 69 9 15 4 70 78 8 11,42 5 64 73 9 14,06 6 80 76 4 5 7 64 68 4 6,25 8 77 9 69 73 4 57,97 10 67 71 4 59,70 11 69 69 12 66 72 6 9,09 13 69 71 2 2,89 14 63 64 1 1,58 15 16 17 68 73 5 7,35 18 57 72 15 26,31 19 71 77 6 8,45 20 21 22 73 69 4 5,47 23 75 75 67,35 71,53 5,1176471 14,15 1 Sebelum Dari hasil penelitian dengan kuisioner tersebut, diketahui bahwa skor tertinggi adalah 100 dan skor terendah adalah 0. Berdasarkan uraian tersebut maka akan disajikan tabel distribusi frekuensi variabel keaktifan pra penelitian berdasarkan Penilaian Acuan Patokan II sebagai berikut ini : Tabel 5.22 Analisis Keaktifan Peserta Didik Pada Siklus I No Interval Frek Frek Relatif Interpretasi 1 81-100 Sangat Tinggi 2 66 -80 12 70,50 Tinggi 3 56 - 65 5 29,41 Sedang 4 46 -55 Rendah 5 ≤ 45 Sangat Rendah Total 17 100 Dari tabel 5.22 diatas dapat dilihat bahwa persentase peserta didik yang memiliki keaktifan sangat tinggi adalah 0 peserta didik 0, persentase peserta didik yang memiliki keaktifan tinggi adalah 12 peserta didik 70,50, persentase peserta didik yang memiliki keaktifan sedang adalah 5 peserta didik 29,41, persentase peserta didik yang memiliki keaktifan rendah adalah 0 peserta didik 0, dan persentase peserta didik yang mempunyai keaktifan sangat rendah adalah 0. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar peserta didik mempunyai keaktifan tinggi yaitu 12 perserta didik atau 70,50 dan keaktifan sedang yaitu sebanyak 5 peserta didik atau 29,42. 2 Setelah Berikut ini ditampilkan tabel distribusi frekuensi tingkat keaktifan peserta didik setelah penerapan model pembelajaran kooperatif model STAD. Tabel 5.23 Analisis Keaktifan Peserta Didik Pada Siklus II No Interval Frek Frek Relatif Interpretasi 1 81-100 Sangat Tinggi 2 66 -80 18 94,73 Tinggi 3 56 - 65 1 5,26 Sedang 4 46 -55 Rendah 5 ≤ 45 Sangat Rendah Total 19 100 Dari data tabel 5.23 di atas terlihat bahwa presentase peserta didik yang memiliki keaktifan sangat tinggi adalah 0 peserta didik 0, persentase peserta didik yang memiliki keaktifan tinggi adalah 18 peserta didik 94,73, persentase peserta didik yang memiliki keaktifan sedang adalah 1 peserta didik 5,26, persentase peserta didik yang memiliki keaktifan rendah adalah 0 peserta didik 0, dan persentase peserta didik yang mempunyai keaktifan sangat rendah adalah 0. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar peserta didik mempunyai keaktifan sedang yaitu sebanyak 18 orang atau 94,73. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif STAD dapat membuat peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran. Berikut ini akan disajikan tabel analisis komperatif keaktifan peserta didik pra penelitian dan setelah penelitian. Tabel 5.24 Analisis Komperatif Tingkat Keaktifan Peserta Didik Siklus II Skala Keaktifan Kriteria Keaktifan Pra Penelitian Siklus I Siklus II Perubahan 81-100 Sangat Tinggi tidak ada perubahan 66 -80 Tinggi 26,31 70,50 94,73 ada peningkata n sebesar 19,96 56 -65 Sedang 52,63 29,41 5,26 ada penurunan sebesar 0,93 46 -55 Rendah 21,05 ada penurunan sebesar 21,05 ≤ 45 Sangat Rendah tidak ada perubahan Total 100 100 100 Tabel 5.24 menunjukkan bahwa analisis keaktifan peserta didik pada saat pra penelitian, siklus I dan pada siklus II yang kemudian dilihat perubahannya. Dari data dapat dilihat bahwa keaktifan peserta didik mengalami peningkatan pada tingkat keaktifan dengan kriteria sangat tinggi dari 0 tidak terjadi perubahan, presentase peserta didik yang memiliki keaktifan dengan kriteria tinggi mengalami perubahan dari sebelum penelitian adalah 26,31 meningkat pada siklus I menjadi 70,50 dan pada siklus II meningkat menjadi 94,73, presentase peserta didik yang memiliki keaktifan dengan kriteria sedang mengalami perubahan dari sebelum penelitian adalah 52,63 pada siklus I mengalami penurunan menjadi 29,41 dan pada siklus II juga mengalami penurunan menjadi 5,26, presentase peserta didik yang memiliki keaktifan dengan kriteria rendah mengalami perubahan dari sebelum penelitian adalah 21,05 pada siklus I mengalami penurunan menjadi 0 dan begitu juga pada siklus II penurunan sebesar 0. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa keaktifan peserta didik dapat ditingkatakan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif model STAD. Pembahasan diatas merupakan hasil dari kuisoner sedangkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus II terlihat adanya peningkatan. Hal ini dapat dilihat saat peserta didik siap mengikuti proses pembelajaran berjumlah 17 peserta didik, dibanding pada siklus I jumlah tersebut mengalami peningkatan yang hanya 12 peserta didik sudah mencapai target yang diharapkan. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru atau praktikum berjumlah 18 peserta didik, dibanding pada siklus I sebanyak 12 peserta didik sudah mencapai target yang diharapkan. Peserta didik menanggapi pembahasan pelajaran sebanyak 17 peserta didik dibanding pada siklus I sebanyak 8 peserta didik komponen ini sudah mencapai target yang ditentukan. Peserta didik yang mencatat hal-hal penting sebanyak 18 peserta didik, dibanding pada siklus I sebanyak 10 peserta didik komponen ini sudah mencapai target. Peserta didik yang mengerjakan tugas dengan baik sebanyak 19 peserta didik dibanding pada siklus I sebanyak 17 peserta didik komponen ini sudah mencapai target yang telah ditetapkan. Peserta didik menanyakan materi yang kurang paham sebanyak 10 peserta didik dibanding pada siklus I sebanyak 10 peserta didik komponen ini belum mencapai target yang ditentukan. Peningkatan keaktifan peserta didik juga dapat dibandingkan dengan melihat rata-rata siklus I dan siklus II. Rata-rata keaktifan siklus I sebesar 67,35 sedangkan rata-rata keaktifan siklus II sebeasar 71,63. Dapat disimpulkan bahwa keaktifan pada siklus II mengalami peningkatan. 2. Prestasi Belajar a. Siklus I Berdasarkan hasil pra penelitian yang dilakukan kepada 19 peserta didik dan pada saat siklus I yang dilakukan kepada 17 peserta didik, berikut ini adalah tabel data prestasi belajar peserta didik kelas X IPS yang di peroleh dari nilai Pra Penelitian dan Siklus I. Tabel 5.25 Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik pada saat Pra Penelitian dan Siklus I No Nama Peserta Didik Pra penelitian Siklus I Peningkatan Peningkatan KKM 1 Dea Lestari 70 75 2 Deni Khoirudin 25 90 65 260 75 3 Erlin Kirana Edita D. 45 65 20 44,44 75 4 Julens Dance Rumbiak 30 70 40 133,33 75 5 Laras Sekar Ayu 70 90 20 28,57 75 6 Muhammad Al Zibar 30 75 45 150 75 7 Muhammad Nur 75 75 75 F.R. 8 Nabilla Adhe Nadjib 75 75 9 Novianti Dewi M. 55 80 25 45,45 75 10 Nugroho Wisnu S. 50 65 15 30 75 11 Rafif Afiransyah 45 85 40 88,89 75 12 Rani Nur Syafitri 40 85 45 112,5 75 13 Resti Ayuni W. 60 80 20 33,33 75 14 Risandika Asri Tri A. 60 95 35 58,33 75 15 Rizki Abdulrrohman 75 16 Satria Sanggabumi 75 17 Sebastianus Yan D.K 55 85 30 54,54 75 18 Surono Aji 30 60 30 100 75 19 Wahyu Pamungkas 30 85 55 183,33 75 20 Wayan Sukarme 75 21 Wildan Diar F 75 22 Andre Priambodo 35 70 35 100 75 23 Ganis Laila Hanifah 75 95 20 26,66 75 RATA-RATA 47,6471 79,412 31,765 85,26 1 Sebelum STAD Nilai sebelum penerapan model pembelajaran koperatif model STAD diperoleh dari nilai ulangan sebelum STAD. Skor tertinggi dari sebelum STAD adalah 100 dan skor terendah adalah 0. Dari data dapat dilihat bahwa hasil yang didapat peserta didik masih sangat rendah, sebagaian besar peserta didik berada pada kriteria nilai yang sangat tidak baik. Jika dilihat dari Kriteria Ketuntasan Minimum KKM yang telah sekolah tetapkan adalah 75, maka ada 3 peserta didik 11,74 yang dinyatakan tuntas, peserta didik yang lain dinyatakan belum tuntas. Jadi dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar peserta didik sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif model STAD di kategorikan sangat tidak baik. 2 Setelah STAD Dari data prestasi belajar peserta didik sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif model STAD menunjukkan bahwa 100 peserta didik belum tuntas sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah. Berikut ini adalah analisis dari prestasi belajar setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif model STAD. Jika dilihat dari kriteria ketuntasan minimum KKM yaitu 75, maka ada 12 peserta didik 70,58 yang dapat mencapai KKM, maka dapat dikatakan bahwa prestasi belajar peserta didik setelah penerapan model pembelajaran kooperatif model STAD pada siklus I sudah tuntas. Tabel 5.26 Nilai Prestasi Belajar Peserta Didik pada saat Pra Penelitian, dan Siklus I No Nama Peserta Didik Pra Penelitian Siklus I 1 Dea Lestari 70 2 Deni Khoirudin 25 90 3 Erlin Kirana Edita D 45 65 4 Julens Dance Rumbiak 30 70 5 Laras Sekar Ayu 70 90 6 Muhammad Al Zibar 30 75 7 Muhammad Nur F. R 75 75 8 Nabilla Adhe Nadjib 75 9 Novianti Dewi M 55 80 10 Nugroho Wisnu S 50 65 11 Rafif Afiransyah 45 85 12 Rani Nur Syafitri 40 85 13 Resti Ayuni W 60 80 14 Risandika Asri Tri A. 60 95 15 Rizki Abdulrrohman 16 Satria Sanggabumi 17 Sebastianus Yan D.K. 55 85 18 Surono Aji 30 60 19 Wahyu Pamungkas 30 85 20 Wayan Sukarme 21 Wildan Diar Firmansyah 22 Andre Priambodo 35 70 23 Ganis Laila Hanifah 75 95 RATA-RATA 47,647 79,412 Tabel 5.26 menunjukan bahwa ada peningkatan prestasi belajar peserta didik. Dari tabel diatas dapat dilihat terjadi perbedaaan rata-rata nilai sebelum STAD adalah 47,64 sedangkan untuk rata-rata nilai Siklus I adalah 79,41. Hal ini menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif model STAD pada mata pelajaran ekonomi dalam penelitian sudah dapat meningkatkan prestasi belajar perserta didik kelas X IPS SMA GAMA Tiga Maret Yogyakarta . b. Siklus II Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I yang dilakukan kepada 17 peserta didik dan pada penelitian siklus II yang dilakukan kepada 19 peserta didik, berikut ini adalah tabel data prestasi belajar peserta didik kelas X IPS yang di peroleh dari nilai Sebelum STAD, Siklus I dan Siklus II. Tabel 5.27 Peningkatan Prestasi Belajar Peserta didik pada Siklus I dan Siklus II No Nama Peserta Didik Siklus I Siklus II Peningkatan Peningkatan KKM 1 Dea Lestari 70 75 2 Deni Khoirudin 90 80 10 11,11 75 3 Erlin Kirana Edita Dewi 65 70 5 7,69 75 4 Julens Dance Rumbiak 70 80 10 14,28 75 5 Laras Sekar Ayu 90 80 10 11,11 75 6 Muhammad Al Zibar 75 80 5 6,66 75 7 Muhammad Nur F. R. 75 70 5 6,66 75 8 Nabilla Adhe Nadjib 80 75 9 Novianti Dewi M 80 80 75 10 Nugroho Wisnu S 65 80 15 23,07 75 11 Rafif Afiransyah 85 70 15 17,64 75 12 Rani Nur Syafitri 85 80 5 5,88 75 13 Resti Ayuni W 80 80 75 14 Risandika Asri Tri A. 95 80 15 15,78 75 15 Rizki Abdulrrohman 75 16 Satria Sanggabumi 75 17 Sebastianus Yan D.K 85 80 5 5,88 75 18 Surono Aji 60 80 20 33,33 75 19 Wahyu Pamungkas 85 80 5 5,88 75 20 Wayan Sukarme 75 21 Wildan Diar F 75 22 Andre Priambodo 70 80 10 14,28 75 23 Ganis Laila Hanifah 95 90 5 5,26 75 RATA-RATA 79,412 78,824 8,2353 10,85 a. Sebelum Nilai pada siklus I penerapan pembelajaran koperatif model STAD diperoleh dari nilai ulangan sebelum STAD. Skor tertinggi dari sebelum STAD adalah 100 dan skor terendah adalah 0. Dari data dapat dilihat bahwa hasil yang didapat peserta didik sudah mengalami peningkatan pada siklus I, sebagaian besar peserta didik berada pada kriteria nilai yang sangat baik. Jika dilihat dari Kriteria Ketuntasan Minimum KKM yang telah sekolah tetapkan adalah 75, maka ada 12 peserta didik 70,56 yang dinyatakan tuntas, peserta didik yang lain dinyatakan belum tuntas. Jadi dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar peserta didik pada siklus I penerapan model pembelajaran kooperatif model STAD dapat dikatakan berhasil. b. Setelah Dari data prestasi belajar peserta didik sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif model STAD menunjukkan bahwa 100 peserta didik belum tuntas sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah. Berikut ini adalah analisis dari prestasi belajar setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif model STAD. Jika dilihat dari kriteria ketuntasan minimum KKM yaitu 75, maka ada 15 peserta didik 78,94 yang dapat mencapai KKM, maka dapat dikatakan bahwa prestasi belajar peserta didik pada siklus II penerapan model pembelajaran kooperatif model STAD dapat dikatakan berhasil. Tabel 5.28 Nilai Prestasi Belajar Peserta Didik pada Pra Penelitian, Siklus I dan Siklus II No Nama Peserta Didik Pra Penelitian Siklus I Siklus II 1 Dea Lestari 70 70 2 Deni Khoirudin 25 90 80 3 Erlin Kirana Edita D 45 65 70 4 Julens Dance Rumbiak 30 70 80 5 Laras Sekar Ayu 70 90 80 6 Muhammad Al Zibar 30 75 80 7 Muhammad Nur F. R 75 75 70 8 Nabilla Adhe Nadjib 75 80 9 Novianti Dewi M 55 80 80 10 Nugroho Wisnu S 50 65 80 11 Rafif Afiransyah 45 85 70 12 Rani Nur Syafitri 40 85 80 13 Resti Ayuni W 60 80 80 14 Risandika Asri Tri A. 60 95 80 15 Rizki Abdulrrohman 16 Satria Sanggabumi 17 Sebastianus Yan D.K. 55 85 80 18 Surono Aji 30 60 80 19 Wahyu Pamungkas 30 85 80 20 Wayan Sukarme 21 Wildan Diar Firmansyah 22 Andre Priambodo 35 70 80 23 Ganis Laila Hanifah 75 95 90 RATA-RATA 47,647 79,412 78,824 Tabel 5.28 menunjukkan bahwa ada peningkatan prestasi belajar peserta didik. Dari tabel diatas dapat dilihat terjadi perbedaaan rata-rata nilai pra penelitian adalah 47,64, sedangkan rata-rata nilai siklus I adalah 79,41 dan rata-rata nilai siklus II adalah 78,82. Hal ini menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif model STAD pada mata pelajaran ekonomi dalam penelitian sudah dapat meningkatkan prestasi belajar perserta didik kelas X IPS SMA GAMA Tiga Maret Yogyakarta. Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar peserta didik dapat di sebabkan oleh penggunaan metode pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran STAD merupakan model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, karena peserta didik dapat saling bertukar pendapat dan memberikan tambahan waaasan dengan teman didalam kelompok. Model pembelajaran kooperatif dapat meningkatakan keaktifan dan prestasi belajar peserta didik. Model pembelajaran tersebut dapat membuat peserta didik paham dengan materi yang diajarkan dan dapat membuat peserta didik aktif didalam kelompok. Dangan bekerja sama didalam kelompok dan terlibatnya peserta didik secara aktif dalam proses pembelajar, maka peserta didik akan termotivasi untuk lebih berprestasi. Berdasarkan uraian tentang keaktifan dan prestasi belajar pada siklus I dan pada siklus II prestasi mengalami penurunan, secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif model STAD dapat meningkatkkan keaktifan dan prestasi belajar peserta didik. 150

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS II PADA MATA

0 6 147

Penerapan Metode Pembelajaran Demonstration Dan Experiment Pada Pembelajaran Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan Dalam Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Dan Keaktifan Pada Peserta Didik Kelas X

2 8 99

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR Penerapan Strategi Pembelajaran Question Student Have Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Dan Prestasi Belajar Peserta Didik Dalam Proses Pem

1 5 15

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR Penerapan Strategi Pembelajaran Question Student Have Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Dan Prestasi Belajar Peserta Didik Dalam Proses Pem

0 1 13

PENERAPAN METODE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DALAM UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN Penerapan Metode Student Team Achievement Division (STAD) Dalam Upaya Peningkatan Keaktifan Pembelajaran Akuntansi Pada Siswa Kelas XI IPS 2 SMA N Karangpandan Ta

0 0 15

PENERAPAN METODE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DALAM UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN Penerapan Metode Student Team Achievement Division (STAD) Dalam Upaya Peningkatan Keaktifan Pembelajaran Akuntansi Pada Siswa Kelas XI IPS 2 SMA N Karangpandan Ta

0 0 14

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam meningkatkan prestasi belajar dan keaktifan siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMA : studi kasus siswa kelas XI IPS II SMA Tiga Maret Yogyakarta.

0 0 255

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR EKONOMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA SISWA KELAS X.IIS.3 SMA NEGERI 1 KARANGANOM TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 0 16

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR EKONOMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) | - | Jurnal Pendidikan Bisnis dan Ekonomi 8503 17924 1 SM

0 0 18