a. Kerangka kerjanya teratur.
b. Berdasarkan pada observasi nyata dan objektif.
c. Fleksibel dan adaptif.
d. Dapat dilakukan untuk inovasi pembelajaran.
e. Dapat
digunakan untuk
meningkatkan kepekaan
atau profesionalisme guru.
B. Pembelajaran Kooperatif
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Menurut Sugiyanto 2009:37, pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok
kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Pembelajaran kooperatif adalah suatu
pembelajaran cara penyampaiannya dengan kelompok kecil. Menurut Eggen dan Kauchak 1996 :279 pembelajaran kooperatif
merupakan strategi dalam pembelajaran yang dalam penyampaian materi menggunakan kelompok-kelompok kecil. Pembelajaran kooperatif
adalah suatau sarana pembelajaran yang melibatkan siswa untuk bekerjasama
dengan cara
kolaborasi untuk
mencapai tujuan
pembelajaran. Sementara menurut Slavin 2005:4, pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana para siswa dalam
kelompok kecil
saling membantu
dalam mempelajari
materi pembelajaran. Pembelajaran Kooperatif merupakan pemberian peluang
kepada siswa yang mempunyai latar belakang yang berbeda dan kondisi
untuk saling bekerjasama saling bergantung satu sama lain atas tugas yang diberikan dan menciptakan rasa saling menghargai satu dengan
yang lain Ibrahim,2009:9. Menurut Roger dan David Johnson dalam Agus Suprijono,2009:58 mengatakan bahwa model pembelajaran
kooperatif dikembangkan untuk mencapai tujuan akhir pembelajaran yaitu hasil belajar. Hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi,
menerima keragaman, dan pengembangan ketrampilan sosial. Dari pengertian pembelajaran Kooperatif diatas dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran Kooperatif adalah metode pembelajaran yang bertujuan untuk menyampaikan kepada siswa agar dapat mencapai tujuan
pembelajaran. Selain itu juga siswa diharuskan untuk bekerja dalam suatu tim untuk menyelesaikan masalah, menyelesaikan tugas, atau
mengerjakan sesuatu
untuk tujuan
bersama. Sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Unsur Penting dan Prinsip Utama Pembelajaran Kooperatif
Menurut Johnson Jonhson dan Sutton Trianto, 2009:60-61, terdapat lima unsur penting dalam belajar kooperatif, yaitu :
a. Saling ketergantungan yang bersifat positif antara siswa. Dalam
belajar kooperatif siswa merasa bahwa mereka sedang bekerja sama untuk mencapai satu tujuan dan terikat satu sama lain. Seorang siswa
tidak akan sukses kecuali semua anggota kelompoknya juga sukses. Siswa akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompok
yang juga mempunyai adil terhadap suksesnya kelompok.
b. Interaksi antara siswa yang semakin meningkat. Belajar kooperatif
akan meningkatkan interaksi antara siswa. Hal ini, terjadi dalam hal seorang siswa akan membantu siswa lain untuk sukses sebagai
anggota kelompok. Saling memberikan bantuan ini akan berlangsung secara alamiah karena kegagalan seseorang dalam kelompok
mempengaruhi suksesnya kelompok. Untuk mengatasi masalah ini, siswa yang membutuhkan bantuan akan mendapatkan bantuan dari
teman sekelompoknya. Interaksi yang terjadi dalam pembelajaran kooperatif adalah dalam hal tukar-menukar ide mengenai masalah
yang sedang dipelajari bersama.
c. Tanggung jawab individual tanggung jawab individual dalam
kelompok dapat berupa tanggung jawab siswa dalam hal: a Membantu siswa yang membutuhkan bantuan dan b Siswa tidak
hanya sekedar “membonceng” pada hasil kerja teman jawab siswa dan teman sekelompoknya.
d. Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil. Dalam belajar
kooperatif, selain dituntut untuk mempelajari materi yang diberikan, seorang siswa dituntut untuk belajar bagaimana berinteraksi dengan
siswa lain dalam kelompoknya. Bagaimana siswa bersikap sebagai anggota kelompok dan menyampaikan ide dalam kelompok akan
menuntut keterampilan khusus. e.
Proses kelompok. Belajar kooperatif tidak akan berlangsung tanpa proses kelompok. Proses kelompok terjadi jika anggota kelompok
mendiskusikan bagaimana mereka akan mencapai tujuan dengan baik dan membuat hubungan kerja yang baik.
Selain lima unsur penting yang terdapat dalam model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran ini juga mengandung prinsip-prinsip
yang membedakan dengan model pembelajaran lainnya. Konsep utama dalam belajar kooperatif, adalah sebagai berikut.Slavin,1995:61
a. Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok
mencapai kriteria yang ditentukan. b.
Tanggung jawab individual, bermakna bahwa suksesnya kelompok tergantung pada belajar individual semua anggota kelompok.
Tanggung jawab ini terfokus dalam usaha untuk membantu yang lain dalam memastikan setiap anggota kelompok telah siap menghadapi
evaluasi tanpa bantuan yang lain.
c.
Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa telah membantu kelompok dengan cara meningkatkan belajar mereka
sendiri. Hal ini memastikan bahwa siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah sama-sama tertantang untuk melakukan yang
terbaik dan bahwa kontribusi semua anggota kelompok sangat bernilai.
3. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran
Kooperatif menurut Wina Sanjaya 2006:247-248 mengungkapkan keunggulan pembelajaran kooperatif adalah:
a. Melalui
pembelajaran kooperatif
siswa tidak
terlalu menggantungkan sumber informasi dari guru, akan tetapi dapat
menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.
b. Siswa dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau
gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
c. Dapat membantu siawa untuk respek kepada orang lain dan
menyadari akan keterbatasan kemampuannya. d.
Meningkatkan kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa percaya diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain,
mengembangkan keterampilan memanajemen waktu, dan sikap positif terhadap sekolah.
e. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide atau
pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat praktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena
keputusan yang dibuat tanggung jawab kelompok. f.
Dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata.
g. Interaksi selama pembelajaran kooperatif berlangsung dapat
meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.
Menurut Sugiyanto 2009:43-44, keuntungan diterapkannya pembelajaran kooperatif antara lain :
a.
Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial
b. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap,
keterampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan.
c.
Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.
d. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan
komitmen.
e.
Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois.
f.
Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga dewasa.
g. Berbagi keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara
hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan.
h.
Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.
i. Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari
berbagai perspektif.
j. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang
dirasakan lebih baik
k. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan
kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial,
agama dan orientasi tugas.
Di samping pembelajaran kooperatif memiliki keunggulan, pembelajaran kooperatif juga mempunyai kelemahan. Wina Sanjaya
2006:248-249 mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif juga memiliki kelemahan, di antaranya :
a. Untuk memahami dan mengerti filosof pembelajaran kooperatif
memang butuh waktu. Sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan memahami
filsafat cooperative learning. Untuk siswa yang memiliki kelebihan, contohnya, mereka merasa terhambat oleh siswa yang dianggap
kurang memiliki kemampuan. Akibatnya, keadaan semacam ini dapat mengganggu iklim kerja sama dalam kelompok.
b. Ciri utama dari pembelajaran kooperatif adalah bahwa saling
membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru,
bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah tercapai oleh siswa.
c. Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif didasarkan
kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari, bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan
adalah prestasi setiap individu siswa. d.
Keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup
panjang, dan ini tidak memungkinkan dapat tercapai hanya dengan satu kali atau sekali-sekali penerapan strategi ini.
e. Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang
sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktifitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan indiviual.
Oleh karena itu idelnya melalui pembelajaran kooperatif selain siswa belajar bekerja sama, siswa juga harus belajar bagaimana
membangun kepercayaan diri. Untuk mencapai kedua hal itu dalam pembelajaran kooperatif memang bukan pekerjaan yang mudah.
4. Beberapa Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Sugianto 2010;44-48 terdapat empat macam model pembelajaranan yang kooperatif. Antara lain :
a. Metode STAD Student Team Achievement Division
Pembelajaran kooperatif model STAD ini merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan
kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan
pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok. Metode ini di kembangkan oleh Robert
Slawin. b.
Metode Jigsaw Siswa dibagi atas beberapa kelompok, tiap kelompok
beranggotakan 3-6 orang. Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab.
Setiap kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya. Anggota kelompok lain
yang telah mempelajari sub bab yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya. Setiap anggota
kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajari teman-teman yang belum memahami materi.
c. Metode GI Group Investigation
Dalam implementasi model investigasi kelompok guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 4-5
siswa yang heterogen. Kelompok disini dapat dibentuk dengan mempertimbangkan keakraban persahabatan atau minat yang sama
dalam topik tertentu. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki, dan melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik
yang dipilih. Selanjutnya siswa menyiapkan dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas. Model ini dikembangkan pertama
kali oleh Thelan. d.
Metode Struktural Pembelajaran ini menekankan pada struktur-struktur khusus
yang dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi siswa. Kemudian akan mengembang model ini menjadi alternatif dari
berbagai struktur kelas yang lebih tradisional, seperti metode resitasi, yang ditandai dengan pengajuan pertanyaan oleh guru kepada
seluruh siswa dalam kelas dan siswa memberikan jawaban setelah lebih dahulu mengangkat tangan dan ditujuk oleh guru. Struktur-
struktur akan menghendaki agar para siswa bekerja sama saling bergantung dalam kelompok-kelompok kecil secara kooperatif.
C. Pembelajaran Kooperatif Model Student Team Achievement Division