150
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMA GAMA Tiga Maret Yogyakarta dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Student
Team Achievement Division STAD dapat meningkatkan keaktifan dan
prestasi belajar peserta didik kelas X IPS dalam materi mendeskripsikan Permintaan dan Penawaran, karena dengan model pembelajaran ini peserta
didik dituntut untuk lebih giat dalam belajar dan bekerja sama dalam kelompok kooperatif.
Dengan model pembelajaran STAD ini peserta didik dituntut juga untuk dapat saling berdiskusi dan memecahkan masalah dalam kelompok, sehingga
dapat meningkatkan keatifan dan prestasi belajar peserta didik. Peningkatan keaktifan belajar peserta didik terlihat dari kuisioner yang diberikan sebelum
dan siklus I. Pada pra penelitian peserta didik yang memiliki keaktifan sangat tinggi adalah 0 peserta didik 0, persentase peserta didik yang memiliki
keaktifan tinggi adalah 5 peserta didik 26,31, persentase peserta didik yang memiliki keaktifan sedang adalah 10 peserta didik 52,63, persentase
peserta didik yang memiliki keaktifan rendah adalah 4 peserta didik 21,05, dan persentase peserta didik yang mempunyai keaktifan sangat
rendah adalah 0. jika dibandingkan dengan setelah penerapan peserta didik yang memiliki keaktifan sangat tinggi adalah 0 peserta didik 0, persentase
peserta didik yang memiliki keaktifan tinggi adalah 12 peserta didik 70,50, persentase peserta didik yang memiliki keaktifan sedang adalah 5
peserta didik 29,41, persentase peserta didik yang memiliki keaktifan rendah adalah 0 peserta didik 0, dan persentase peserta didik yang
mempunyai keaktifan sangat rendah adalah 0. Peningkatan rata-rata keaktifan secara umum dapat dilihat rata-rata keaktifan sebelum penelitian
sebesar 60,84 dan rata-rata setelah penelitian sebesar 67,35. Sedangkan pada siklus II keaktifan peserta didik meningkat dibandingan dengan siklus I .Hasil
siklus II dapat dilihat bahwa presentase peserta didik yang memiliki keaktifan sangat tinggi adalah 0 peserta didik 0, persentase peserta didik yang
memiliki keaktifan tinggi adalah 18 peserta didik 94,73, persentase peserta didik yang memiliki keaktifan sedang adalah 1 peserta didik 5,26,
persentase peserta didik yang memiliki keaktifan rendah adalah 0 peserta didik 0, dan persentase peserta didik yang mempunyai keaktifan sangat
rendah adalah 0. Dengan peningkatan rata-rata keaktifan secara umum dapat dilihat
rata-rata keaktifan pada siklus I sebesar 67,35 dan rata-rata pada siklus II sebesar 71.63.
Peningkatan prestasi dalam penelitian siklus I ini dilihat dengan membandingkan rata-rata nilai peserta didik pada saat pra penelitian dan
siklus I. Rata-rata nilai pra penelitian adalah 47,64, sedangkan untuk rata-rata nilai Siklus I adalah 79,41. Nilai pra penelitian yang dicapai oleh peserta
didik masih sangat rendah, sebagaian besar peserta didik berada pada kriteria
nilai yang sangat tidak baik. Jika dilihat dari Kriteria Ketuntasan Minimum KKM yang telah sekolah tetapkan adalah 75, maka seluruh peserta didik
dinyatakan belum tuntas. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada siklus I prestasi belajar peserta didik pra penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD di kategorikan sangat tidak baik. Setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Jika dilihat dari kriteria ketuntasan
minimum KKM yaitu 75, maka ada 12 peserta didik70,58, sedangkan pada siklus II prestasi belajar peserta didik dapat dilihat 75 , maka pada siklus
II ada 15 peserta didik 78,94 dengan perbedaaan rata-rata nilai pada siklus I adalah 79,41 sedangkan untuk rata-rata nilai Siklus II adalah 78,42.
Jika dilihat dari kriteria ketuntasan minimum KKM yaitu menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata
pelajaran Ekonomi dengan materi permintaan dan penawaran dalam penelitian ini telah mampu meningkatkan Kektifan dan Prestasi belajar
peserta didik kelas X IPS SMA GAMA Tiga Maret Yogyakarta.
B. Keterbatasan Penelitian