Penerapan model pembelajaran Student Team Achievementdivision (STAD) pada pembelajaran ekonomi materi mendeskripsikan permintaan dan penawaran sebagai upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar peserta didik kelas X IPS SMA Tiga Maret Yogyakarta.

(1)

viii

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA PEMBELAJARAN EKONOMI MATERI MENDESKRIPSIKAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR

PESERTA DIDIK KELAS X IPS SMA GAMA (TIGA MARET) YOGYAKARTA

Penelitian Tindakan Kelas pada Peserta Didik Kelas X IPS GAMA (Tiga Maret) Yogyakarta

Margaretta Maria Yanuarsi Christina Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan prestasi belajar peserta didik setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achivement Division (STAD) pada pembelajaran ekonomi materi mendeskripsikan permintaan dan penawaran.

Penelitian ini dilakukan pada peserta didik kelas X IPS SMA GAMA (Tiga Maret) Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan pada bulan November tahun 2014. Komponen utama dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah presentasi materi, pembagian kelompok, diskusi kelompok, kuis, dan penghargaan kepada kelompok. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus yang masing terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, tes, kuesioner dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan komparatif

Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar. Rata-rata keaktifan pada siklus I adalah 67,35 dan pada siklus II adalah 71,53. Selisih keaktifan pada siklus I dan siklus II adalah 4,18 (dari 67,35 menjadi 71,53). Rata-rata prestasi belajar peserta didik pada siklus I adalah 79,41, dan pada siklus II adalah 78,82. Selisih prestasi belajar pada siklus I dan II adalah 0,59 (dari 79,41 menjadi 78,82).


(2)

ix ABSTRACT

THE APPLICATION OF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) LEARNING MODEL ON ECONOMIC SUBJECT TO DESCRIBE

SUPPLY AND DEMAND AN EFFORT TO IMPROVE THE LEARNING ACTIVITY AND LEARNING ACHIEVEMENT OF THE TENTH STUDENTS

OF SOCIAL SCIENCE DEPARTMENT OF SMA GAMA (TIGA MARET) YOGYAKARTA

A Classroom Action Research on Students of The Tenth Class of The Social Science Department of SMA GAMA (Tiga Maret) Yogyakarta

Margaretta Maria Yanuarsi Christina Sanata Dharma University Yogyakarta

2015

This study aims to determine the improvement of learning activity and learning achievement of students after the implementation of Student Teams Achievement Division (STAD) cooperative learning model on the major subject of economics in describing the supply and demand.

This research was conducted on students of the tenth class of the social science department of SMA GAMA (Tiga Maret) Yogyakarta. This study was conducted in November 2014. The main steps in STAD cooperative learning are presentation of material, group sharing, group discussions, quizzes, and awards to group. The action research was conducted in two cycles, each consisted of four stages: planning, action, observation, and reflection. Data were collected through observation, interviews, tests, questionnaires and documentation. Data were analyzed by using descriptive and comparative analysis.

The results of this study indicate that the application of cooperative learning model Student Teams Achievement Division (STAD) may increase the learning activity and learning achievement. Average activity in the first cycle is 67,35 and the second cycle is 71,52. The difference of activity in the first cycle and the second one is 4,18. Average achievement of learners in the first cycle is 79,41. The average second cycle is 78,82. The difference in learning achievement in cycle I and II is 0,59 (from 79,41 to 78,82).


(3)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM

ACHIEVEMENTDIVISION (STAD) PADA PEMBELAJARAN EKONOMI MATERI MENDESKRIPSIKAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI

BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X IPS SMA TIGA MARET YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Margaretta Maria Yanuarsi Christina NIM : 091334011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(4)

i

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM

ACHIEVEMENTDIVISION (STAD) PADA PEMBELAJARAN EKONOMI MATERI MENDESKRIPSIKAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI

BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X IPS SMA TIGA MARET YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Margaretta Maria Yanuarsi Christina NIM : 091334011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(5)

(6)

(7)

iv

Persembahan

Karya yang sederhana dan jauh dari

sempurna ini kupersembahkan bagi :

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang

menjadi daya kekuatanku

Papa,

Mama

dan

Adikku

yang

selalu

memberikan kasih sayang, dan perhatian

kepadaku

Seluruh

keluarga

Besarku

yang

selalu

mendukung dan mendoakan

Almamaterku

Tercinta

Program

Studi

Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus

Pendidikan

Akuntansi

Universitas

Sanata


(8)

v

Motto

-

Non scholae sed vita

discimus -

*Dream makes all things possible. Hope

makes all things work. Love makes all above


(9)

(10)

(11)

viii

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA PEMBELAJARAN EKONOMI MATERI MENDESKRIPSIKAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR

PESERTA DIDIK KELAS X IPS SMA GAMA (TIGA MARET) YOGYAKARTA

Penelitian Tindakan Kelas pada Peserta Didik Kelas X IPS GAMA (Tiga Maret) Yogyakarta

Margaretta Maria Yanuarsi Christina Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan prestasi belajar peserta didik setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achivement Division (STAD) pada pembelajaran ekonomi materi mendeskripsikan permintaan dan penawaran.

Penelitian ini dilakukan pada peserta didik kelas X IPS SMA GAMA (Tiga Maret) Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan pada bulan November tahun 2014. Komponen utama dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah presentasi materi, pembagian kelompok, diskusi kelompok, kuis, dan penghargaan kepada kelompok. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus yang masing terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, tes, kuesioner dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan komparatif

Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar. Rata-rata keaktifan pada siklus I adalah 67,35 dan pada siklus II adalah 71,53. Selisih keaktifan pada siklus I dan siklus II adalah 4,18 (dari 67,35 menjadi 71,53). Rata-rata prestasi belajar peserta didik pada siklus I adalah 79,41, dan pada siklus II adalah 78,82. Selisih prestasi belajar pada siklus I dan II adalah 0,59 (dari 79,41 menjadi 78,82).


(12)

ix ABSTRACT

THE APPLICATION OF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) LEARNING MODEL ON ECONOMIC SUBJECT TO DESCRIBE

SUPPLY AND DEMAND AN EFFORT TO IMPROVE THE LEARNING ACTIVITY AND LEARNING ACHIEVEMENT OF THE TENTH STUDENTS

OF SOCIAL SCIENCE DEPARTMENT OF SMA GAMA (TIGA MARET) YOGYAKARTA

A Classroom Action Research on Students of The Tenth Class of The Social Science Department of SMA GAMA (Tiga Maret) Yogyakarta

Margaretta Maria Yanuarsi Christina Sanata Dharma University Yogyakarta

2015

This study aims to determine the improvement of learning activity and learning achievement of students after the implementation of Student Teams Achievement Division (STAD) cooperative learning model on the major subject of economics in describing the supply and demand.

This research was conducted on students of the tenth class of the social science department of SMA GAMA (Tiga Maret) Yogyakarta. This study was conducted in November 2014. The main steps in STAD cooperative learning are presentation of material, group sharing, group discussions, quizzes, and awards to group. The action research was conducted in two cycles, each consisted of four stages: planning, action, observation, and reflection. Data were collected through observation, interviews, tests, questionnaires and documentation. Data were analyzed by using descriptive and comparative analysis.

The results of this study indicate that the application of cooperative learning model Student Teams Achievement Division (STAD) may increase the learning activity and learning achievement. Average activity in the first cycle is 67,35 and the second cycle is 71,52. The difference of activity in the first cycle and the second one is 4,18. Average achievement of learners in the first cycle is 79,41. The average second cycle is 78,82. The difference in learning achievement in cycle I and II is 0,59 (from 79,41 to 78,82).


(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena berkat dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Pada Pembelajaran Ekonomi dengan materi Permintaan dan Penawaran Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Peserta didik Kelas X IPS SMA GAMA (TIGA MARET) YOGYAKARTA.

Skripsi ini dapat terselesaikan karena arahan dan bantuan dari berbagai pihak. Skripsi ini di ajukan untuk memenuhi gelar Sarjana. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Ibu Rita Eny Purwanti,S.Pd.,M.Si. Selaku Dosen Pembimbing yang telah menyediakan waktunya, memberi saran dan arahan dalam penulisan karya ini. 5. Bapak Ibu Dosen serta karyawan di Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan berbagai bimbingan serta pelayanan selama melaksanakan studi di Universitas Sanata Dharma.


(14)

6. Ibu M. S. Haryanti Asih. W, B.A selaku guru mitra yang telah berkenan meluangkan waktu dengan tenaga guna bersama merancang agar penelitian tindakan kelas ini berjalan dengan lancar.

7. Para guru dan karyawan-karyawati SMA GAMA (Tiga Maret) Yogyakarta yang memberikan semangat pada saat penelitian.

8. Siswa-siswi kelas X IPS SMA GAMA (Tiga Maret)Yogyakarta, terimakaasih atas kerja samanya.

9. Kepada Papa dan Mama yang telah memberikan doa, dukungan, dan kasih sayang yang tiada henti.

10. Buat semua Saudara-saudaraku terimakasih atas dukungan dan doanya. 11. Untuk Michael terimakasih atas kasih sayang dan semangat serta doanya

yang tiada berhenti untukku.

12. Buat Anggia terima kasih atas semangat, doa dan bantuan saat penelitian sampai saat ini sudah menjadi sahabat yang luar biasa.

13. Mas Mike terimakasih atas dukungannya “Ndang di rampungke skripsine”

14. Teman-teman yang telah banyak membantuku dalam PTK ini, Petris, Evi, Lita, Tya yang telah membantu dokumentasi.

15. Buat Uci dan Edwin terimakasih untuk semua bantuannya mulai penelitian sampai mendapat gelar ini.

16. Untuk adek tercinta Dara dan Bahtiar terimakasih atas dukungan doa dan semangatnya


(15)

17. Untuk Puput, Putri, dan Martha sahabat yang sudah seperti saudaraku yang selalu setia mendengarkan keluh kesahku dan memberi semangat. Terima kasih atas kecerian dan doa dari kalian.

18. Teman-teman angkatan 2009 yang masih berjuang, yang telah memberi masukan selama proses penyusunan skripsi ini.

19. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu hingga terwujudnya skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa karya ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Penulis berharap karya ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Yogyakarta, 28 April 2015 Penulis

Margaretta Maria Yanuarsi Christina


(16)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Batasan Masalah... 5

C.Rumusan Masalah ... 6

D.Tujuan Penulisan Makalah ... 6

E.Manfaat Penulisan Makalah ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8


(17)

1. Pengertian PTK ... 8

2. Prisip PTK ... 9

3. Manfaat PTK ... 10

4. Tahap Pelaksanaan PTK... 12

5. Keunggulan PTK ... 12

B.Pembelajaran Kooperatif ... 13

1.Pengertian pembelajaran kooperatif ... 13

2.Unsur penting dan prinsip utama pembelajaran kooperatif ... 14

3.Keunggulan dan Kelemahan model pembelajaran kooperatif ... 16

4.Beberapa variasi model pembelajaran kooperatif ... 20

C.Pembelajaran Kooperatif Model Student Teams Achievement Division (STAD) ... 22

D.Keaktifan Siswa ... 26

E.Prestasi Belajar ... 27

F. Permintaan dan Penawaran ... 29

G.Kerangka Teoritik ... 43

BAB III METODE PENELITIAN ... 45

A.Jenis Penelitian ... 45

B.Tempat dan Waktu Penelitian ... 45

C.Subjek dan Objek Penelitian ... 45

D.Variabel Penelitian ... 46

E.Teknik Pengumpulan Data ... 50


(18)

G.Prosedur Penelitian... 52

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH ... 58

A. Sejarah Singkat Sekolah ... 58

B. Visi Sekolah ... 60

C. Misi Sekolah ... 60

D. Tujuan Sekolah ... 61

E. Pedoman Sekolah(Peraturan Akademik, Kode Etik, Tata Tertib) ... 61

BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN ... 92

A. Deskripsi Penelitian ... 92

1. Observasi Pra-Penelitian ... 93

2. Pelaksanaan Penelitian Siklus I ... 101

3. Pelaksanaan Penelitian Siklus II ... 116

B. Analisis Komparasi Keaktifan dan Prestasi Belejar Peserta Didik Sebelum dan Setelah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 130

1. Keaktifan ... 130

2. Prestasi Belajar ... 142

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ... 150

A. Kesimpulan ... 150

B. Keterbatasan Penelitian ... 152

C. Saran ... 153

DAFTAR PUSTAKA ... 155


(19)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Kisi-kisi Kuesioner Keaktifan Belajar ... 47

Tabel 3.2. Rangkuman Pengujian Uji Validitas Keaktifan Belajar ... 48

Tabel 3.3. Rangkuman Hasil Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 49

Tabel 5.1. Hasil Observasi Aktivitas Guru Sebelum STAD ... 95

Tabel 5.2. Hasil Observasi Aktivitas Kelas Sebelum STAD ... 97

Tabel 5.3. Hasil Observasi Peserta Didik Sebelum STAD ... 99

Tabel 5.4. Hasil Nilai Ulangan Peserta Didik ... 100

Tabel 5.5. Aktivitas Guru Pada Siklus I ... 106

Tabel 5.6. Observasi Kelas Pada Siklus I ... 108

Tabel 5.7. Perilaku Peserta Didik Saat Pembelajran Pada Siklus I ... 110

Tabel 5.8. Aktivitas Peserta Didik Dalam Kelompok Saat Penerapan STAD Siklus I ... 112

Tabel 5.9. Instrumen Refleksi Guru Mitra Saat Pembelajaran STAD Siklus I... 113

Tabel 5.10. Intrumen Refleksi Peserta Didik Saat Pembelajaran STAD Siklus I... 114

Tabel 5.11. Aktivitas Guru Pada Siklus II ... 121

Tabel 5.12. Observasi kelas pada siklus II ... 123

Tabel 5.13 Aktivitas Peserta Saat Pembelajaran Pada Siklus II ... 124

Tabel 5.14 Perilaku Peserta Didik Dalam kelompok Siklus II... 126 Tabel 5.15 Instrumen Refleksi Guru Saat Pembelajaran STAD


(20)

Siklus II ... 127 Tabel 5.16 Instrumen Refleksi Peserta Didik Saat Pembelajaran

STAD Siklus II ... 129 Tabel 5.17 Peningkatan Keaktifan Peserta Didik Pada Saat Pra

Penelitian dan Siklus I ... 131 Tabel 5.18 Analisis Keaktifan Peserta Didik Pra Penelitian ... 132 Tabel 5.19 Analisis Keaktifan Peserta Didik Pada Siklus I ... 133 Tabel 5.20 Analisis Komperatif Tingkat Keaktifan Peserta Didik

Siklus I... 134 Tabel 5.21 Peningkatan Keaktifan Peserta Didik Pada Siklus I dan

Siklus II ... 136 Tabel 5.22 Analisis Keaktifan Peserta Didik Siklus I ... 137 Tabel 5.23 Analisis Keaktifan Peserta Didik Siklus II ... 138 Tabel 5.24 Analisis Komperatif Tingkat Keaktifan Peserta Didik

Siklus II ... 139 Tabel 5.25 Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Pada

Saat Pra Penelitian dan Siklus I... 142 Tabel 5.26 Nilai Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Saat Pra Penelitian

dan Siklus I ... 144 Tabel 5.27 Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Pada

Saat Siklus I dan Siklus II ... 146 Tabel 5.28 Nilai Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Saat Pra Penelitian,


(21)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Lembar Observasi Kegiatan Guru ... 157

Lampiran 2 Lembar Observasi Kegiatan Peserta Didik... 158

Lampiran 3 Lembar Observasi Kegiatan Peserta Didik di Kelas ... 159

Lampiran 4 Lembar Observasi Kegiatan Belajar Peserta Didik Dalam Kelompok... 160

Lampiran 5 Wawancara terhadap Guru dan Peserta Didik ... 161

Lampiran 6 Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus I ... 162

Lampiran 7 Lembar Observasi Kegiatan Peserta Didik Siklus I ... 163

Lampiran 8 Lembar Observasi Kegiatan Kelas Siklus I ... 164

Lampiran 9 Lembar Observasi Kegiatan Siswa dalam Kelompok Siklus I ... 165

Lampiran 10 Lembar Refleksi Guru Mitra ... 166

Lampiran 11 Lembar Refleksi Peserta Didik ... 167

Lampiran 12 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 168

Lampiran 13 Materi Pembelajaran Siklus I ... 176

Lampiran 14 Skenario Pembelajaran Siklus I ... 181

Lampiran 15 Soal Pre-Test Siklus I ... 182

Lampiran 16 Soal Diskusi Kelompok ... 186

Lampiran 17 Soal Post-Test Siklus I... 187

Lampiran 18 Kunci Jawab Pre Test Siklus I... 191


(22)

Lampiran 20 Kunci Jawaban Post Test Siklus I ... 194 Lampiran 21 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II ... 196 Lampiran 22 Materi Pembelajaran Siklus II ... 204 Lampiran 23 Skenario Pembelajaran Siklus II... 212 Lampiran 24 Soal Pre-Test Siklus II... 213 Lampiran 25 Soal Diskusi Kelompok ... 217 Lampiran 26 Soal Post-Test Siklus II ... 218 Lampiran 27 Kunci Jawab Pre Test Siklus II ... 222 Lampiran 28 Kunci Jawaban Diskusi Kelompok Siklus II ... 223 Lampiran 29 Kunci Jawaban Post Test Siklus II ... 224 Lampiran 30 Lembar Penilaian Kelompok ... 225 Lampiran 31 Kriteria Penskoran ... 227 Lampiran 32 Daftar Peserta Didik Kelas X IPS ... 229 Lampiran 33 Daftar Kelompok ... 230 Lampiran 34 Hasil Observasi Kegiatan Guru Sebelum STAD... 231 Lampiran 35 Hasil Observasi Kegiatan Kelas Sebelum STAD ... 234 Lampiran 36 Hasil Observasi Kegiatan Peserta Didik Sebelum STAD ... 236 Lampiran 37 Wawancara terhadap Guru Mitra Sebelum STAD ... 238 Lampiran 38 Wawancara Peserta Didik Sebelum STAD ... 240 Lampiran 39 Aktivitas Guru Saat Siklus I ... 241 Lampiran 40 Observasi Kegiatan Kelas Siklus I ... 243 Lampiran 41 Perilaku Peserta Didik Saat Pembelajaran Siklus I ... 245 Lampiran 42 Kegiatan Peserta Didik Didalam kelompok Siklus I ... 246


(23)

Lampiran 43 Nilai Siklus I ... 247 Lampiran 44 Refleksi Guru Mitra Siklus I ... 248 Lampiran 45 Refleksi Peserta Didik Siklus I ... 249 Lampiran 46 Nilai Diskusi ... 250 Lampiran 47 Hasil Pre Test Peserta Didik Siklus I ... 252 Lampiran 48 Hasil Post Test Peserta Didik Siklus I ... 268 Lampiran 49 Hasil Diskusi Kelompok... 288 Lampiran 50 Hasil Wawancara Guru Mitra tentang STAD ... 296 Lampiran 51 Hasil Wawancara Peserta Didik tentang STAD ... 297 Lampiran 52 Aktivitas Guru Saat Siklus II ... 298 Lampiran 53 Observasi Kegiatan Kelas Siklus II ... 300 Lampiran 54 Perilaku Peserta Didik Saat Pembelajaran Siklus II ... 302 Lampiran 55 Kegiatan Peserta Didik Didalam kelompok Siklus II ... 303 Lampiran 56 Nilai Siklus II ... 304 Lampiran 57 Refleksi Guru Mitra Siklus II ... 305 Lampiran 58 Refleksi Peserta Didik Siklus II ... 306 Lampiran 59 Hasil Pre Test Peserta Didik Siklus II ... 307 Lampiran 60 Hasil Post Test Peserta Didik Siklus II... 317 Lampiran 61 Hasil Diskusi Siklus II ... 327 Lampiran 62 Nilai Diskusi Siklus II ... 335 Lampiran 63 Kisi-kisi Soal Siklus I dan II ... 337 Lampiran 64 Kuesioner ... 339 Lampiran 65 Surat Izin dari Universitas ... 341


(24)

(25)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Indonesia ini merupakan salah satu negara yang berkembang di dunia. Salah satu bidang yang mengalami perkembangan di Indonesia adalah pendidikan. Sejak merdeka sampai saat ini, perkembangan di bidang pendidikan selalu menjadi prioritas. Pendidikan merupakan suatu proses belajar untuk menanamkan, dan mengembangkan peserta didik untuk mencapai proses kedewasaan. Namun proses tersebut tidaklah mudah seperti membalikkan telapak tangan karena pendidikan berhadapan langsung dengan peserta didik yang tumbuh dan berkembang, dan memiliki karakter yang berbeda-beda. Hal ini tidak mudah dilakukan karena membutuhkan kesabaran dan keuletan. Perlu suatu rencana langkah-langkah kerja yang akan dilakukan agar pekerjaan yang diharapkan bisa berjalan dengan baik.

Dalam rencana langkah-langkah itu ada beberapa kompetensi salah satu kompetensi dasar dalam pembelajaran ekonomi kelas X SMA adalah mendeskripsikan permintaan dan penawaran. Untuk mendapatkan hasil yang baik dalam pembelajaran guru harus membuat tolak ukur agar materi pembelajaran dapat dikuasai. Untuk mendapatkan hasil yang baik perlu adanya suatu standar nilai sebagai patokan. Standar nilai sebagai patokan dapat dikatakan berhasil apabila peserta didik dapat mencapai standar tertentu, tetapi jumlah peserta didik yang telah mencapai nilai minimal pada


(26)

standar penilaian tersebut. Hal ini yang menjadikan kesulitan bagi guru supaya peserta didik dapat mencapai nilai dengan merata, karena kemampuan setiap perserta didik berbeda dalam menyerap pelajaran yang diberikan. Prestasi belajar yang bagus memerlukan proses yang terstruktur dengan baik. Guru harus dapat mendalami karakter setiap peserta didiknya agar kompetensi dapat dalam proses belajar yang direncanakan dapat tercapai.

Untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran ada beberapa masalah yang harus dihadapi oleh guru dan peserta didik. Mengingat bahwa saat ini kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2013 dimana keaktifan dari peserta didiklah yang diharapkan dalam kurikulum tersebut. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun. Keaktifan peserta didik sangat penting untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik. Pada kurikulum ini guru hanya bersifat sebagai fasilitaor. Namun, masih ada sekolah yang masih kesulitan untuk menerapkan kurikulum tersebut. Guru masih aktif untuk menjelaskan karena peserta didik di kelas kurang aktif dalam proses pembelajaran. Karena kemampuan yang dimiliki peserta didik berbeda-beda, ada peserta didik yang cepat memahami materi, ada peserta didik yang memerlukan waktu yang lama untuk paham dengan materi pelajaran. Oleh sebab itu perlu adanya proses pembelajaran yang efektif diperlukan agar peserta didik menjadi aktif dan prestasi belajar yang di peroleh yang dicapai oleh peserta didik menjadi optimal, maka


(27)

diperlukan usaha dari guru untuk dapat memotivasi seluruh peserta didik untuk belajar dan saling membantu antar peserta didik. Proses pembelajaran yang efektif bisa terjadi apabila sarana yang mendukung, misalnya keadaan kelas. Oleh sebab itu guru harus menguasai materi pembelajaran dan harus mampu mengelola kelas tersebut dengan baik agar proses pembelajaran optimal.

Dalam proses pembelajaran ekonomi saat ini, terkadang peserta didik kurang memahami materi yang disampaikan sehingga membuatan peserta didik menjadi kurang aktif. Hal ini terjadi karena proses pembelajaran yang berlangsung saat ini cenderung berpusat pada guru. Karena guru masih sering menggunakan model pembelajaran dengan ceramah yang membuat peserta didik terkadang bosan dan mengantuk. Pembelajaran juga akan berjalan secara optimal apabila peserta didik tidak hanya belajar untuk mengatasi suatu masalah tetapi juga ikut mengalami secara langsung, dan peserta didik diberi kesempatan untuk mencoba mencari kunci jawaban sendiri terhadap masalah yang ada. Selain itu juga peserta didik dapat bekerjasama dengan teman sekelasnya dan guru juga mengarahkan perhatian peserta didik agar peserta didik tidak hanya mencerna informasi yang diberikan secara searah.

Usaha agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran guru menerapkan model pembelajaran yang efektif dan sesuai dengan materi yang digunakan dalam proses pembelajaran. Salah satunya adalah model kooperatif. Dalam model pembelajaran kooperatif peserta didik belajar bersama sebagai suatu kelompok belajar untuk mengerjakan tugas-tugas yang


(28)

diberikan guru secara kelompok untuk mencapai tujuan secara bersama. Pembelajaran kooperatif dapat mengurangi suatu kesenjangan diantara para peserta didik, karena dalam pembelajaran kooperatif seorang peserta didik dituntut untuk membagikan pemahaman materi diantara peserta didik (Zamroni,2000). Salah satu Metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan permintaan dan penawaran yaitu dengan menggunakan pembelajaran kooperatif dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). Pada model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) peserta didik dibagi dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen yang terdiri dari 4 peserta didik, selanjutnya guru menyajikan pelajaran kemudian guru memberikan tugas pada peserta didik untuk bekerja dalam kelompoknya masing-masing. Anggota yang telah menguasai materi pembelajaran memberi penjelasan kepada teman sekelompok hingga setiap anggota kelompok memahami materi tersebut. Dengan demikian peserta didik dapat menjadi lebih dalam hasil belajar. Dengan peserta didik lebih aktif, maka peserta didik akan memahami materi yang dipelajarinya dan dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar peserta didik.

Di SMA GAMA (Tiga Maret) Yogyakarta, khususnya pada mata pelajaran ekonomi keaktifan dan prestasi belajar peserta didik yang kurang baik. Hal ini dapat dilihat dengan tindakan peserta didik yang sering berbicara dengan teman sebangku, bermain handphone dan sering berpindah tempat duduk sewaktu proses pembelajaran. Selain keaktifan yang sifatnya kurang


(29)

baik ada beberapa peserta didik menunjukkan keaktifan yang sifatnya baik antara lain peserta didik dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru dan bertanya apabila mereka kurang mengerti tentang materi yang dipelajari. Peneliti mengetahui hal tersebut karena peneliti telah melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA GAMA (Tiga Maret) Yogyakarta. Melihat kondisi tersebut peneliti tertarik ingin meneliti keaktifan dan prestasi belajar peserta didik di SMA GAMA (Tiga Maret) Yogyakarata. Pembelajaran ekonomi akan dibuat menarik jika disajikan dalam suatu bentuk pembelajaran kooperatif. Selain itu juga di SMA GAMA (Tiga Maret) memiliki karakter peserta didik yang berbeda-beda.

Untuk itu, peneliti bermaksud untuk melakukan upaya memperbaiki pembelajaran dengan penelitian dengan topik penerapan model pembelajaran kooperatif model Student Team Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar peserta didik pada materi mendeskripsikan permintaan dan penawaran dikelas X SMA GAMA (Tiga Maret).

B. Batasan Masalah

Penerapan model pembelajaran kooperatif dapat diterapkan dalam pembelajaran ekonomi. Pada penelitian ini peneliti hanya menggunakan model Student Teams Achievement Division (STAD) dengan materi mendeskripsikan permintaan dan penawaran dengan tujuan untuk meningkatkan keaktifan peserta didik dan prestasi belajar peserta didik.


(30)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana rancangan penerapan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar peserta didik pada pelajaran ekonomi pada materi mendeskripsikan permintaan dan penwaran.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan peneliti pada penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana peningkatkan keaktifan dan prestasi belajar peserta didik pada materi mendeskripsikan permintaan dan penawaran pelajaran ekonomi dengan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD).

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru

Diharapkan penerapan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dapat digunakan guru sebagai alternatif pembelajaran dalam meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar peserta didik.

2. Bagi Peserta didik

Dengan penerapan model Student Team Achievement Division (STAD) diharapkan membantu peserta didik untuk meningkatkan pemahaman dalam pembelajaran, sehingga membuat peserta didik menjadi semakin aktif dan dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik.


(31)

3. Bagi Sekolah

Diharapkan penerapan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dapat berguna bagi sekolah sebagai bahan masukan dan bahan referensi bagi guru-guru lainnya untuk meningkat kualitas belajar mengajar disekolah.

4. Bagi Universitas Sanata Dharma

Diharapkan penerapan model pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai bagai bahan referensi bagi mahasiswa yang akan meneliti dan proses pembelajaran dengan metode pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD).

5. Bagi Peneliti

Diharapkan penelitian ini diharapkan memberikan pengalaman yang berguna dan bekal bagi peneliti untuk masuk kedalam dunia kerja di bidang pendidikan dan mendapatkan wawasan untuk menganalisa masalah dan dapat mengambil keputusan yang tepat.


(32)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya dengan cara (1) Merencanakan, (2) Melaksanakan, dan (3) Merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisifatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Menurut Carr & Kemmis, 1986 dalam Kunandar (1999:43) penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri korelatif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan praktik sosial mereka serta pemahaman mereka terhadap praktik-praktik mereka dan terhadap situasi tempat praktik-praktik tersebut dilakukan. Menurut Prendergast (2002:3) pengerrtian penelitian tindakan kelas adalah wahana bagi guru untuk melakukan refleksi dan tindakan secara sistematis dalam pengajarannya untuk memperbaiki proses dan hasil belajar siswa.

Penelitian Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research) memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar.


(33)

Diimplementasikan dengan baik artinya, pihak yang terlibat dalam PTK (guru) mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran di kelas melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan dapat memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat mengamati pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya.

2. Prinsip Dasar PTK

PTK mempunyai beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh guru di sekolah. Prinsip tersebut diantaranya (Wijaya Kusumah, 2009: 17) :

a. Tidak mengganggu pekerjaan utama guru yaitu mengajar.

b. Metode pengumpulan data tidak menuntut metode yang berlebihan sehingga mengganggu proses pembelajaran.

c. Metodologi yang digunakan harus cukup reliable sehingga hipotesis yang dirumuskan ikut meyakinkan.

d. Masalah yang diteliti adalah masalah pembelajaran di kelas yang cukup merisaukan guru dan guru memiliki komitmen untuk mencari solusinya.

e. Guru harus konsisten terhadap etika pekerjaannya dan mengindahkan tata krama organisasi. Masalah yang diteliti sebaiknya diketahui oleh pimpinan sekolah dan guru sejawat sehingga hasilnya cepat tersosialisasi.


(34)

f. Masalah tidak hanya berfokus pada konteks kelas, melainkan dalam perspektif misi sekolah secara keseluruhan (perlu kerja sama antara guru dan dosen).

3. Manfaat PTK

Manfaat PTK menurut Wijaya Kusumah adalah sebagai berikut (2009:14) :

a. Manfaat umum PTK bagi guru banyak sekali diantara lain : 1. Membantu guru memperbaiki mutu pembelajaran. 2. Meningkatkan profesionalitas guru.

3. Meningkatkan rasa percaya diri guru.

4. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya.

b. Manfaat Khusus PTK

Selain manfaat umum PTK juga mempunyai manfaat-manfaat khusu ssebagai berikut :

1. Menumbukan Kebiasaan Menulis

Dengan melakukan PTK guru menjadi terbiasa menulis, dan sangat baik untuk meningkatkan apresiasi dan profesionalisme guru dalam mengajar.

2. Menumbuhkan Budaya Meneliti

PTK akan menumbuhkan budaya meneliti dikalangan guru yang merupakan dampak dari pelaksanaan tindakan secara berkesinambungan, maka manfaat yang diperoleh secara


(35)

keseluruhanya itu label inovasi pendidikan karena para guru semakin diberdayakan untuk mengambil berbagai prakarsa professional secara lebih mandiri.

3. Menggali Ide Baru 4. Melatih Pemikiran Ilmiah

Melalui PTK guru diarahkan untuk berpikir ilmiah melalui masalah yang mereka temukan. Langkah menemukan masalah akan dilanjutkan dengan menganalisis dan merumuskan masalah, kemudian merencanakan PTK dalam bentuk tindakan perbaikan, pengamatan, danrefleksi.

5. Mengembangkan Keterampilan

Tujuan utama PTK adalah mengubah perilaku pengajaran guru, perilaku peserta didik di kelas, peningkatan atau perbaikan praktik pembelajaran atau mengubah kerangka kerja pelaksanaan dan pembelajaran kelas yang diajar oleh guru tersebut sehingga terjadi peningkatan layanan professional guru dalam menangani proses pembelajaran.

6. Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Kelas

PTK berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran kelas. Misalnya : (1) Alat untuk mengatasi masalah-masalah diagnosis dalam situasi pembelajaran di kelas. (2) Alat pelatihan jabatan membekali guru dengan keterampilan dan metode baru serta mendorong


(36)

timbulnya kesadaran diri, khususnya melalui pengajaran sejawat. (3) Alat unuk memasukkan pendekatan tambahan atau inovasi kedalam sistem yang ada.

4. Tahap Pelaksanaan PTK

Untuk melaksanakan PTK dibutuhkan tahapan sebagai berikut : (Wijaya Kusumah, 2009:25).

a. Perencanaan ( Planning)

Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita mengetahui masalah dalam pembelajaran kita.

b. Tindakan (Acting)

Perencanaan harus diwujudkan dengan adanya tindakan atau acting dari guru berupa solusi tindakan sebelumnya.

c. Pengamatan (Observing)

Selanjutnya diadakan pengamatan atau observing yang diteliti terhadap proses pelaksanaannya.

d. Refleksi (Reflecting)

Setelah diamati, barulah guru dapat melakukan refleksi atau reflecting dan dapat menyimpulkan apa yang telah terjadi dalam kelasnya.

5. Keunggulan PTK

Keunggulan PTK yang dilaksanakan di sekolah diantaranya (Wijaya Kusumah, 2009:25).


(37)

a. Kerangka kerjanya teratur.

b. Berdasarkan pada observasi nyata dan objektif. c. Fleksibel dan adaptif.

d. Dapat dilakukan untuk inovasi pembelajaran.

e. Dapat digunakan untuk meningkatkan kepekaan atau profesionalisme guru.

B. Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Menurut Sugiyanto (2009:37), pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran cara penyampaiannya dengan kelompok kecil.

Menurut Eggen dan Kauchak (1996 :279) pembelajaran kooperatif merupakan strategi dalam pembelajaran yang dalam penyampaian materi menggunakan kelompok-kelompok kecil. Pembelajaran kooperatif adalah suatau sarana pembelajaran yang melibatkan siswa untuk bekerjasama dengan cara kolaborasi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sementara menurut Slavin (2005:4), pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana para siswa dalam kelompok kecil saling membantu dalam mempelajari materi pembelajaran. Pembelajaran Kooperatif merupakan pemberian peluang kepada siswa yang mempunyai latar belakang yang berbeda dan kondisi


(38)

untuk saling bekerjasama saling bergantung satu sama lain atas tugas yang diberikan dan menciptakan rasa saling menghargai satu dengan yang lain (Ibrahim,2009:9). Menurut Roger dan David Johnson dalam (Agus Suprijono,2009:58) mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tujuan akhir pembelajaran yaitu hasil belajar. Hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman, dan pengembangan ketrampilan sosial.

Dari pengertian pembelajaran Kooperatif diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Kooperatif adalah metode pembelajaran yang bertujuan untuk menyampaikan kepada siswa agar dapat mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu juga siswa diharuskan untuk bekerja dalam suatu tim untuk menyelesaikan masalah, menyelesaikan tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk tujuan bersama. Sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Unsur Penting dan Prinsip Utama Pembelajaran Kooperatif

Menurut Johnson & Jonhson dan Sutton (Trianto, 2009:60-61), terdapat lima unsur penting dalam belajar kooperatif, yaitu :

a. Saling ketergantungan yang bersifat positif antara siswa. Dalam belajar kooperatif siswa merasa bahwa mereka sedang bekerja sama untuk mencapai satu tujuan dan terikat satu sama lain. Seorang siswa tidak akan sukses kecuali semua anggota kelompoknya juga sukses. Siswa akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompok yang juga mempunyai adil terhadap suksesnya kelompok.


(39)

b. Interaksi antara siswa yang semakin meningkat. Belajar kooperatif akan meningkatkan interaksi antara siswa. Hal ini, terjadi dalam hal seorang siswa akan membantu siswa lain untuk sukses sebagai anggota kelompok. Saling memberikan bantuan ini akan berlangsung secara alamiah karena kegagalan seseorang dalam kelompok mempengaruhi suksesnya kelompok. Untuk mengatasi masalah ini, siswa yang membutuhkan bantuan akan mendapatkan bantuan dari teman sekelompoknya. Interaksi yang terjadi dalam pembelajaran kooperatif adalah dalam hal tukar-menukar ide mengenai masalah yang sedang dipelajari bersama.

c. Tanggung jawab individual tanggung jawab individual dalam kelompok dapat berupa tanggung jawab siswa dalam hal: (a) Membantu siswa yang membutuhkan bantuan dan (b) Siswa tidak hanya sekedar “membonceng” pada hasil kerja teman jawab siswa dan teman sekelompoknya.

d. Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil. Dalam belajar kooperatif, selain dituntut untuk mempelajari materi yang diberikan, seorang siswa dituntut untuk belajar bagaimana berinteraksi dengan siswa lain dalam kelompoknya. Bagaimana siswa bersikap sebagai anggota kelompok dan menyampaikan ide dalam kelompok akan menuntut keterampilan khusus.

e. Proses kelompok. Belajar kooperatif tidak akan berlangsung tanpa proses kelompok. Proses kelompok terjadi jika anggota kelompok


(40)

mendiskusikan bagaimana mereka akan mencapai tujuan dengan baik dan membuat hubungan kerja yang baik.

Selain lima unsur penting yang terdapat dalam model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran ini juga mengandung prinsip-prinsip yang membedakan dengan model pembelajaran lainnya. Konsep utama dalam belajar kooperatif, adalah sebagai berikut.(Slavin,1995:61)

a. Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok mencapai kriteria yang ditentukan.

b. Tanggung jawab individual, bermakna bahwa suksesnya kelompok tergantung pada belajar individual semua anggota kelompok. Tanggung jawab ini terfokus dalam usaha untuk membantu yang lain dalam memastikan setiap anggota kelompok telah siap menghadapi evaluasi tanpa bantuan yang lain.

c. Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa telah membantu kelompok dengan cara meningkatkan belajar mereka sendiri. Hal ini memastikan bahwa siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah sama-sama tertantang untuk melakukan yang terbaik dan bahwa kontribusi semua anggota kelompok sangat bernilai. 3. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran

Kooperatif menurut Wina Sanjaya (2006:247-248) mengungkapkan keunggulan pembelajaran kooperatif adalah:

a. Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu menggantungkan sumber informasi dari guru, akan tetapi dapat


(41)

menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain. b. Siswa dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau

gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.

c. Dapat membantu siawa untuk respek kepada orang lain dan menyadari akan keterbatasan kemampuannya.

d. Meningkatkan kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa percaya diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan memanajemen waktu, dan sikap positif terhadap sekolah.

e. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide atau pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat praktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat tanggung jawab kelompok.

f. Dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata.

g. Interaksi selama pembelajaran kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.

Menurut Sugiyanto (2009:43-44), keuntungan diterapkannya pembelajaran kooperatif antara lain :


(42)

a. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial

b. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan. c. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.

d. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen.

e. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois. f. Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga dewasa. g. Berbagi keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara

hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan. h. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.

i. Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif.

j. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik

k. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama dan orientasi tugas.

Di samping pembelajaran kooperatif memiliki keunggulan, pembelajaran kooperatif juga mempunyai kelemahan. Wina Sanjaya (2006:248-249) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif juga memiliki kelemahan, di antaranya :


(43)

a. Untuk memahami dan mengerti filosof pembelajaran kooperatif memang butuh waktu. Sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan memahami filsafat cooperative learning. Untuk siswa yang memiliki kelebihan, contohnya, mereka merasa terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan. Akibatnya, keadaan semacam ini dapat mengganggu iklim kerja sama dalam kelompok.

b. Ciri utama dari pembelajaran kooperatif adalah bahwa saling membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah tercapai oleh siswa.

c. Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari, bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.

d. Keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang, dan ini tidak memungkinkan dapat tercapai hanya dengan satu kali atau sekali-sekali penerapan strategi ini.

e. Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktifitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan indiviual.


(44)

Oleh karena itu idelnya melalui pembelajaran kooperatif selain siswa belajar bekerja sama, siswa juga harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri. Untuk mencapai kedua hal itu dalam pembelajaran kooperatif memang bukan pekerjaan yang mudah. 4. Beberapa Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Sugianto (2010;44-48) terdapat empat macam model pembelajaranan yang kooperatif. Antara lain :

a. Metode STAD (Student Team Achievement Division)

Pembelajaran kooperatif model STAD ini merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok. Metode ini di kembangkan oleh Robert Slawin.

b. Metode Jigsaw

Siswa dibagi atas beberapa kelompok, tiap kelompok beranggotakan 3-6 orang. Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab. Setiap kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya. Anggota kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya. Setiap anggota


(45)

kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajari teman-teman yang belum memahami materi.

c. Metode GI (Group Investigation)

Dalam implementasi model investigasi kelompok guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 4-5 siswa yang heterogen. Kelompok disini dapat dibentuk dengan mempertimbangkan keakraban persahabatan atau minat yang sama dalam topik tertentu. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki, dan melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang dipilih. Selanjutnya siswa menyiapkan dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas. Model ini dikembangkan pertama kali oleh Thelan.

d. Metode Struktural

Pembelajaran ini menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi siswa. Kemudian akan mengembang model ini menjadi alternatif dari berbagai struktur kelas yang lebih tradisional, seperti metode resitasi, yang ditandai dengan pengajuan pertanyaan oleh guru kepada seluruh siswa dalam kelas dan siswa memberikan jawaban setelah lebih dahulu mengangkat tangan dan ditujuk oleh guru. Struktur-struktur akan menghendaki agar para siswa bekerja sama saling bergantung dalam kelompok-kelompok kecil secara kooperatif.


(46)

C. Pembelajaran Kooperatif Model Student Team Achievement Division

(STAD)

Pembelajaran kooperatif model STAD ini membutuhkan persiapan yang matang sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Persiapan-persiapan tersebut antara lain (Trianto, 2009:69-70) :

1. Perangkat Pembelajaran

Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran ini perlu dipersiapkan perangkat pembelajarannya, yang meliputi Rencana Pembelajaran (RP), Buku Siswa, Lembar Kegiatan Siswa (LKS) beserta lembar jawabannya.

2. Membentuk Kelompok Kooperatif

Menentukan anggota kelompok diusahakan kemampuan siswa dalam kelompok adalah heterogen dan kemampuan antar satu kelompok lainnya relatif homogen. Apabila memungkinkan kelompok kooperatif perlu memperhatikan ras, agama, jenis kelamin, dan latar belakang sosial. Apabila didalam kelas terdiri atas ras dan latar belakang yang relatif sama, maka pembentukkan kelompok dapat didasarkan pada prestasi akademiknya, yaitu :

a. Siswa dalam kelas terlebih dahulu diranking sesuai dengan kepandaian. Tujuannya adalah untuk mengurutkan siswa sesuai dengan kemampuan dan digunakan untuk mengelompokkan siswa ke dalam kelompok.


(47)

b. Menentukan tiga kelompok dalam kelas yaitu kelompok atas, kelompok menengah, dan kelompok bawah. Kelompok atas sebanyak 25% dari seluruh siswa yang diambil dari siswa ranking satu, kelompok tengah 50% dari seluruh siswa yang diambil dari urutan setelah diambil kelompok atas, dan kelompok bawah sebanyak 25% dari seluruh siswa yaitu terdiri dari atas siswa setelah diambil kelompok atas dan kelompok menengah.

3. Menentukan Skor Awal

Skor awal yang dapat digunakan dalam kelas kooperatif adalah nilai ulangan sebelumnya. Skor awal ini dapat berubah setelah ada kuis. Misalnya pada pembelajaran lebih lanjut dan setelah diadakan tes, maka hasil tes masing-masing individu dapat dijadikan skor awal.

4. Pengaturan Tempat Duduk

Pengaturan tempat duduk dalam kelas kooperatif perlu juga diatur dengan baik, hal ini dilakukan untuk menunjang keberhasilan kooperatif apabila tidak ada pengaturan tempat duduk dapat menimbulkan kekacauan yang menyebabkan gagalnya pembelajaran pada kelas kooperatif.

5. Kerja Kelompok

Untuk mencegah adanya hambatan pada pembelajaran kooperatif tipe STAD, terlebih dahulu diadakan latihan kerja sama kelompok. Hal ini bertujuan untuk lebih jauh mengenalkan masing-masing individu dalam kelompok.


(48)

Langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD ini didasarkan pada langkah-langkah kooperatif yang terdiri atas enam langkah, antara lain (Trianto, 2009:71) :

1. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan memotivasi siswa belajar.

2. Menyajikan atau menyampaikan informasi atau materi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan.

3. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.

4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar saat mereka mengerjakan tugas mereka.

5. Evaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

6. Memberikan penghargaan kepada individu maupun kelompok

Suatu metode pambelajaran mempunyai keunggulan dan kekurangan. Demikian pula dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai beberapa keunggulan (Slavin, 1995:17) diantaranya sebagai berikut :

1. Siswa bekerjasama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok.

2. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama. 3. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan


(49)

4. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.

Menurut Roestiyah (2001: 17), Keuntungan model pembelajaran kooperatif model STAD :

a. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah.

b. Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan berdiskusi.

c. Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu dan kebutuhan belajarnya.

d. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain.

Selain keunggulan tersebut pembelajaran kooperatif tipe STAD juga memiliki kekurangan-kekurangan, menurut Dess (1991:411) tersedia dalam diantaranya sebagai berikut :

1. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target kurikulum.

2. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif.

3. Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan pembelajaran kooperatif.


(50)

Pembelajaran kooperatif memang memerlukan kemampuan khusus guru, namun hal ini dapat diatasi dengan melakukan latihan terlebih dahulu. Sedangkan kekurangan-kekurangan yang terakhir dapat diatasi dengan memberikan pengertian kepada siswa bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu, siswa merasa perlu bekerja sama dan berlatih bekerja sama dalam belajar secara kooperatif.

D. Keaktifan Siswa

- Pengertian Keaktifan Siswa

Keatifan siswa merupakan unsur dasar yang terpenting bagi proses pembelajaran. Menurut Rohani (2004:6-7) belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik ialah siswa giat-aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Siswa yang memiliki psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam pembelajaran. Saat siswa aktif jasmaninya dengan sendirinya ia juga aktif jiwanya, begitu pula sebaliknya. Sedangkan menurut Hermawan (2007:83) keaktifan siswa dalam kegiatan belajar tidak lain adalah untuk mengkontruksikan pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka hadapi dalam kegiatan pembelajaran.

Siswa dikatakan aktif dalam pembelajaran bila terdapat ciri-ciri sebagai berikut (suryosubroto,2002;71) : (1) Siswa berbuat sesuatu untuk


(51)

memahami materi pelajaran. (2) Pengetahuan dipelajari, dialami, dan ditemukan oleh siswa. (3) Mencoba sendiri konsep-konsep. (4) Siswa mengkomunikasikan hasil pikirannya. Target dari penelitian ini adalah sejauh mana siswa kreatif dalam proses pembelajaran. Misalnya siswa mampu untuk bertanya apabila siswa tersebut belum dapat memahami materi pembelajaran, siswa dapat kreatif mengerjakan tugas yang diberikan guru dan mengumpulkan tugas itu dengan tepat waktu.

E. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Gagne (1985:40) menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom dalam Suharsimi Arikunto (1990:110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran.

b. Pengertian Belajar

Thursan Hakim (2000:1) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan didalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas


(52)

tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dll. Hal ini berarti bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas kemampuan seseorang dalam berbagai bidang. Dalam proses belajar, apabila seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, maka orang tersebut sebenarnya belum mengalami proses belajar atau dengan kata lain ia mengalami kegagalan didalam proses belajar.

Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal adalah kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa, seperti kesehatan, keterampilan, kemapuan dan sebaginya. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada diluar diri pribadi manusia, misalnya ruang belajar yang bersih, sarana dan prasaran belajar yang memadai.

Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Sedangkan menurut Arif Gunarso (1993 : 77) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha


(53)

maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.

Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan.

F. Permintaan dan Penawaran

1. Permintaan

a. Pengertian Permintaan

Permintaan adalah sejumlah barang yang akan dibeli atau yang diminta pada tingkat harga tertentu dalam waktu tertentu.

Masyarakat selaku konsumen harus membeli barang atau jasa keperluannya di pasar. Keadaan ini mengandaikan bahwa barang atau jasa itu memiliki tingkat harga tertentu. Adanya berbagai macam harga di pasar selanjutnya mengandaikan adanya kondisi yang mempengaruhi. Adapun unsure-unsur yang terdapat pada


(54)

permintaan yakni barang atau jasa, harga dan kondisi yang mempengaruhi. Jadi permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang dibeli dalam berbagai situasi dan tingkat harga.

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Permintaan (Demand) 1. Konsumen atau Selera Konsumen

Apabila selera konsumen terhadap suatu barang dan jasa tinggi maka akan diikuti dengan jumlah barang dan jasa yang diminta akan mengalami peningkatan, demikian sebaliknya. Contohnya : permintaan terhadap telepon genggam. Saat ini handphone blackberry sedang trend dan banyak yang beli, tetapi beberapa tahun mendatang mungkin blackberry sudah dianggap kuno.

2. Ketersediaan dan Harga Barang Pengganti

Konsumen akan cenderung mencari barang atau jasa yang harganya relatif lebih murah untuk dijadikan alternatif penggunaan. Contohnya : bila harga tiket pesawat Jakarta-Surabaya sama harganya dengan tiket kereta api, maka konsumen cenderung akan memilih pesawat sebagai alat transportasi. Contoh lain : untuk seorang pelajar bila harga pulpen lebih mahal dari pensil, maka ia akan cenderung untuk membeli pensil.


(55)

3. Ketersediaan dan Harga Barang Pelengkap

Keduanya merupakan kombinasi barang yang sifatnya saling melengkapi. Contoh : kompor dengan minyak tanah, karena harga minyak tanah mengalami kenaikan maka orang beralih menggunakan bahan bakar minyak tanah dan beralih ke bahan bakar gas.

4. Pendapatan atau Penghasilan Konsumen

Apabila pendapatan konsumen semakin tinggi akan diikuti daya beli konsumen yang kuat dan mampu untuk membeli barang dan jasa dalam jumlah yang lebih besar, demikian sebaliknya.

5. Perkiraan Harga Di Masa Depan

Apabila konsumen menduga harga barang akan terus mengalami kenaikan di masa datang, maka konsumen cenderung untuk menambah jumlah barang yang dibelinya. Contoh : Pada saat krisis ekonomi, ketika konsumen memperkirakan harga-harga sembako esok hari akan melambung tinggi, maka mereka akan memborong sembako tersebut hari ini.

6. Banyaknya atau Intensitas Kebutuhan Konsumen

Bila suatu barang atau jasa sangat dibutuhkan secara mendesak dan dirasakan pokok oleh konsumen, maka jumlah permintaan akan mengalami peningkatan. Contoh : kebutuhan


(56)

akan bahan pokok beras, konsumen bersedia membeli dalam jumlah harga tinggi, walaupun pemerintah sudah menetapkan harga pokok.

c. Kurva Permintaan

Permintaan di tempatkan sebagai fungsi yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang di maksud adalah harga, barang, atau jasa, selera dan pendapatan. Dalam kaitannya dengan faktor ekonomi pada masalah permintaan ini berlaku ceteris paribus. Dalam kondisi seperti ini harga merupakan faktor dominan dalam permintaan, sementara faktor yang lain dianggap tidak berubah.

a. Pada harga yang tinggi, banyak pembeli yang tidak mampu membeli atau mungkin cenderung mencari barang substitusi dengan harga terjangkau. Sedangkan pada harga rendah, pembeli yang tadinya kurang mammpu menjadi mampu untuk membeli.

b. Bagi pembeli perorangan, kenaikan harga akan memperkecil daya beli pembeli atau akan mengurangi anggaran untuk alat pemuas kebutuhan yang lainnya (dengan catatan pendapatan tetap).

c. Adanya harga barang substitusi yang harganya jauh lebih rendah akan lebih menarik apabila harga suatu barang atau jasa semakin tinggi. Akibatnya pembeli akan beralih dari barang atau jasa yang telah biasa dikonsumsi ke barang atau jasa substitusi.


(57)

Bentuk kurva seperti ini menunjukkan bahwa semakin rendah harga barang dipasar barang yang dapat dibeli oleh masyarakat semakin banyak

Kurva Permintaan adalah kurva yang menunjukkan hubungan berbagai jumlah barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen pada berbagai tingkat harga. Kurva ini akan menghubungkan titik-titik koordinat pada sumbu harga (sumbu Y) dengan sumbu jumlah barang (sumbu X).

Contoh : Seorang ibu yang hendak membeli beras berdasarkan tingkat harga yang ada, ini dapat terilustrasikan dalam tabel dan grafik

2200 2300 2400 2500 2600 2700 2800

0 20 40 60 80 100

Permintaan

Harga per Kg (Rp) Jumlah (Kg) 2700 50

2600 60

2500 70

2400 80


(58)

Kurva permintaan akan bergerak dari kiri atas ke kanan bawah, maksudnya apabila harga mengalami penurunan, maka jumlah barang dan jasa yang diminta akan mengalami kenaikan. Dari contoh diatas dapat dilihat, bila si ibu membeli beras dari 50 kg menjadi 70 kg karena harganya turun menjadi Rp. 2500, maka kita tidak menyebutnya sebagai kenaikan permintaan tetapi kenaikan jumlah barang yang diminta, karena kenaikan masih berada pada pada satu kurva permintaan yang sama

2. Penawaran

a. Pengertian Penawaran

Penawaran adalah sejumlah barang yang ditawarkan pada tingkat harga tertentu dan waktu tertentu.

Dalam rangka menjawab kebutuhan konsumen, pihak produsen menyediakan berbagai barang dan jasa. Barang dan jasa hasil produksi ini kemudian dijual kepada konsumen di pasar menurut tingkat harga tertentu. permintaan bersangkut paut dengan pembelian dan pemakainan sedangkan penawaran bersangkut paut dengan peneyediaan dan penjualan. Jadi penawaran adalah jumlah barang dan jasa yang tersedia untuk dijual pada berbagai tingkat harga dan situasi.

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Penawaran (Supply) 1. Biaya Produksi dan Teknologi Yang Digunakan


(59)

Biaya pembuatan atau produksi suatu produk sangat tinggi maka produsen akan membuat produk lebih sedikit dengan harga jual yang mahal karena takut tidak mampu bersaing dengan produk sejenis dan produk tidak laku terjual. Dengan adanya teknologi canggih bisa menyebabkan pemangkasan biaya produksi sehingga memicu penurunan harga.

2. Tujuan Perusahaan

Perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya (profit oriented) akan menjual produknya dengan marjin keuntungan yang besar sehingga harga jual jadi tinggi. Jika perusahaan ingin produknya laris dan menguasai pasar maka perusahaan menetapkan harga yang rendah dengan tingkat keuntungan yang rendah sehingga harga jual akan rendah untuk menarik minat konsumen.

3. Pajak

Pajak yang naik akan menyebabkan harga jual jadi lebih tinggi sehingga perusahaan menawarkan lebih sedikit produk akibat permintaan konsumen yang turun.

4. Ketersediaan dan Harga Barang Pengganti atau Pelengkap

Jika ada produk pesaing sejenis di pasar dengan harga yang murah maka konsumen akan ada yang beralih ke produk yang lebih murah sehingga terjadi penurunan permintaan, akhirnya penawaran pun dikurangi.


(60)

5. Prediksi atau Perkiraan Harga Dimasa Depan

Ketika harga jual akan naik dimasa mendatang perusahaan akan mempersiapkan diri dengan memperbanyak output produksi dengan harapan bisa menawarkan menjual lebih banyak ketika harga naik akibat berbagai faktor.

c. Kurva Penawaran

Penjual biasanya ingin menjual barang atau jasa yang diproduksinya dengan harga tinggi. Walaupun resikonya adalah barang yang terjual akan relative sedikit. Untuk menjual pada tingkat harga yang diinginkan, seorang penjual harus mempunyai pengamatan yang cermat terhadap perilaku pasar.

Contoh : Penjual buah-buahan ingin menjual buah dengan harga yang tinggi dipasar. Sayangnya keinginan itu bertepatan dengan musim panen raya. Akibatnya dipasar akan berkerumunan penjual buah-buahan sehingga harga buah-buahan pun jatuh.

Harga Jumlah yang dijual (Kg)

1000 20

2000 30

3000 40

4000 50


(61)

Kurva penawaran adalah kurva yang menunjukkan hubungan berbagai jumlah barang dan jasa yang ditawarkan oleh produsen pada berbagai tingkat harga. Kurva ini akan menghubungkan titik-titik koordinat pada sumbu harga (sumbu Y) dengan sumbu jumlah barang (sumbu X). Contoh : jumlah pakaian batik yang ditawarkan Ibu Nina pada berbagai tingkat harga.

3. Pergeseran Kurva Permintaan dan Penawaran

Di dalam ini, terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi permintaan dan penawaran, antara lain :

1. Perubahan Tingkat Pendapatan Penduduk

Perubahan pendapatan penduduk (masyarakat) dapat mengubah pola dan jumlah permintaan yang sekaligus mendorong perubahan pada penawaran oleh para produsen penjual. Bila pendapat penduduk bertambah dan harga baranng masih tetap, ada kemungkinan permintaan terhadap barang atau jasa meningkat. Kemudian, pertambahan permintaan itu juga akan mengakibatkan berubahnya penawaran, jika barang atau jasa yang ditawarkan

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000

0 10 20 30 40 50 60 70


(62)

persediannya menjadi kurang, maka harga barang atau jasa akan naik. Pada saat harga akan naik, permintaan kembali menurun dan begitu seterusnya.

2. Perubahan Jumlah Penduduk

Pertambahan penduduk merupakan faktor yang sangat dominan terhadap perubahan permintaan dan penawaran. Bertambahnya penduduk akan menimbulkan bertambahnya kebutuhan berbagai macam barang atau jasa, sehingga permintaan akan bertambah. Naiknya permintaan berpengaruh langsung terhadap penawaran barang atau jasa. Banyaknya permintaan itu akan menaikkan harga barang atau jasa yang ditawarkan, sehingga pada suatu saat permintaan akan menurun kembali, ketika permintaan turun produsen atau penjual yang masih memiliki banyak barang atau jasa akan menaikkan penjualan dengan menurunkan harga

3. Selera Konsumen

Selera masyarakat sering kali berubah-ubah pada saat tertentu, mereka suka akan mode A dan pada waktu lain menyukai mode B. Begitu juga terhadap makanan, pada musim panas menyukai makanan X dan pada musim lainnya cenderung mengkonsumsi barang Y. Pergeseran permintaan dari satu barang ke barang lain akan berpengaruh juga terhadap pergeseran penawaran keadaan ini


(63)

akan mengakibatkan naik dan turunnya permintaan, serta naik turunnya harga barng atau jasa yang ditawarkan.

4. Faktor Lain (Harapan, Hubungan Sosial, dan Politik)

Harapan masa, pengaruh hubungan sosial dan keadaan politik, pada saat stabil mengarah pada kemakmuran sehingga masyarakat mampu meningkatkan pendapatan yang pada akhirnya mendorong pada peningkatan permintaan barang atau jasa.

5. Harga Subsitusi

Adanya barang pengganti (subsitusi) dari suatu barang atau jasa dapat mengubah jumlah permintaan, kemudian berpengaruh pada harga dan penawaran. Munculnya barang pengganti yang lebih murah, kemungkinan besar akan mendorong sebagian besar konsumen untuk memilih barang subsitusi tersebut.

Terjadinya pergeseran (kurva) permintaan dan penawaran, disamping karena perubahan-perubahan dari berbagai faktor diatas juga mungkin terjadi karena adanya berbagai hal sebagai berikut :

1. Perubahan Teknologi Produksi

Tingkat kemajuan teknologi perusahaan menentukan kemampuan cara-cara baru untuk memproduksi dan kemungkinan melakukan efesiensi biaya produksi. Dan teknologi baru produksi barang dapat di tingkatkan, sehingga menyebabkan penawaran barang menjadi bertambah.


(64)

2. Munculnya Produsen atau Penjual Baru

Setiap saat akan muncul perusahaan (produsen atau penjual baru) akan bertambah.

3. Perubahan Harga Sumber-sumber Produksi

Fluktusi harga sumber-sumber produksi kemungkinan akan mangakibatkan naik dan turunnya biaya produksi. Hal ini akan mempengaruhi tingkat harga barang yang ditawarkan. Berdasarkan kurva diatas. Dapat kita simpulkan bahwa pergaseran kurva permintaan dan penawaran disuatu pasar terjadi karena berbagai faktor diluar harga.

a. Pergeseran Permintaan

Pergeseran permintaan adalah perubahan jumlah barang atau jasa yang dibeli lebih banyak atau lebih sedikit yang terjadi sebagai akibat pengaruh berbagai faktor lain selain harga.

Kenaikan permintaan adalah meningkatnya jumlah barang atau jasa yang dibeli sebagai akibat turunnya harga, sedangkan penurunan permintaan adalah penurunan pembelian akibat kenaikan harga.

1) Apabila permintaan mengalami peningkatan, maka kurva bergeser ke ke kanan atas


(65)

2) Apabila permintaan mengalami penurunan, maka kurva bergeser ke kiri bawah

Contohnya : Pergeseran kurva permintaan konsumen membeli beras berdasarkan tingkat harga yang ada, ini dapat terilustrasikan dalam tabel dan grafik.

b. Pergeseran Penawaran

Pergeseran penawaran adalah perubahan kuantitas barang atau jasa yang ditawarkan atau di jual, ber (+) atau ber (-), sebagai akibat pengaruh faktor-faktor lain selain harga.

Harga per Kg (Rp)

Jumlah yang diminta (Kg)

Jumlah Baru yang diminta (Kg)

2700 50 0

2600 60 10

2500 70 20

2400 80 30


(66)

Kenaikan penawaran adalah bertambahnya jumlah barang atau jasa yang dijual sebagai akibat penurunan harga.

1) Apabila penawaran mengalami peningkatan, maka kurva bergeser ke kanan bawah

2) Apabila penawaran mengalami penurunan, maka kurva bergeser ke kiri atas

Contohnya : Pergeseran Kurva Penawaran penjual buah-buahan ingin menjual buah dengan harga yang tinggi dipasar berikut ini tabel dan grafiknya.

Harga (Rp) Jumlah yang dijual (Kg)

Jumla yang dijual baru (Kg)

1000 20 15

2000 30 25

3000 40 35

4000 50 45


(67)

G. Kerangka Teoritik

Banyak masalah yang timbul pada saat proses pembelajaran berlangsung didalam kelas. Permasalahan yang timbul tersebut harus segera diperbaiki dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar peserta didik dibutuhkan suatu model pembelajaran yang memberikan kesempatan dan waktu yang cukup bagi peserta didik untuk dapat berinteraksi dengan kelompok dalam mencari dan menggali pengetahuan dari teman maupun dirinya sendiri. Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Peserta didik ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu.

Untuk dapat meningkatkan kerjasama antar peserta didik dan meningkatkan daya tangkap dan prestasi belajar peserta didik diperlukan model yang dapat menarik perhatian peserta didik. Model yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Melalui tipe model pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar peserta didik dalam mengikuti pelajaran dan meningkatkan antusias peserta didik bekerja sama saling membantu sesama kelompok untuk dapat memahami materi yang diajarkan. Selain itu juga dengan pemberian


(68)

penghargaan dapat membuat siswa menjadi termotivasi untuk dapat berusaha agar prestasi belajar yang mereka dapatkan baik.

Karena model STAD ini merupakan model pembelajaran yang tergolong model kooperatif yang cukup mudah dipahami oleh peserta didik, sehingga untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar diperlukan tipe model pembelajaran yang dapat menarik perhatian peserta didik. Model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dengan tipe pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar peserta didik dalam proses pembelajaran.


(69)

45

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu merupakan suatu upaya untuk mengamati dan mencermati kegiatan belajar peserta didik dengan memberikan suatu tindakan yang sengaja di munculkan. Penelitian ini menginginkan adanya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar peserta didik terhadap materi mendeskripsikan permintaan dan penawaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif. Dengan menggunakan model pembelajaran tipe Student Team Achievement Division (STAD) yang dirasa sesuai dengan materi mendeskripsikan permintaan dan penawaran. Tujuan penulis menggunakan tipe STAD adalah agar peserta didik dengan tipe STAD dapat menekan pada keaktifan peserta didik untuk berdikusi dan betanggung jawab dalam pemahaman materi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian dilaksanakan Di SMA GAMA (Tiga Maret) Yogyakarta.

2. Waktu penelitian dilaksanakn pada bulan Oktober- November 2014.

C. Subyek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah peserta didik kelas X IPS SMA Tiga Maret Yogyakarta yang beralamat di jalan Affandi Mrican no 5


(70)

Yogyakarta. Dengan kemampuan akademik peserta didik yang berbeda, dan bersifat hetrogen. Kelas X IPS dipilih karena berkaitan dengan materi yang akan digunakan dalam penelitian yaitu permintaan dan penawaran.

2. Objek Penelitian

Objek pada penelitian ini adalah keaktifan dan prestasi belajar peserta didik dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif dengan model Student Team Achievement Division (STAD).

D. Variabel Penelitian

Ada dua dimana varibel itu terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. 1. Variabel bebasnya adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD. 2. Variabel terikatnya adalah keaktifan dan prestasi belajar peserta didik.

a. Keaktifan Belajar

Keaktifan belajar merupakan suatu tindakan yang akan dilakukan peserta didik dalam proses pembelajaran.

Untuk mengukur keaktifan belajar tersebut menggunakan kuisioner yang diadopsi dari peneliti terdahulu yaitu Margareta Weni (2012) peneliti membagikan kuisioner sebelum dan setelah pembelajaran kooperatif dengan indikator keaktifan dengan empat alternatif jawaban selalu, sering, jarang atau kadang-kadang, dan tidak pernah. Bobot yang diberikan untuk alternatif jawaban adalah selalu (S) diberi skor 4 untuk pertanyaan positif sedang untuk pertanyaan negatif diberi skor 1, sering (Sr) diberi skor 3 untuk


(1)

337

Lampiran 63

Kisi-kisi Soal Pre-Post Test

SIKLUS PERTAMA

Mata Pelajaran : Ekonomi

Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit Kelas : X IPS

Jumlah Soal : 15 No.

Urut Materi Indikator Soal Bentuk Soal

No. Soal 1. Permintaan dan

penawaran 1. Pengertian permintaan dan penawaran 2. Faktor-faktor yang memengaruhi permintaan dan penawaran  Mendeskripsikan

pengertian permintaan dan penawaran

 Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi

permintaan dan penawaran

 Menjelaskan pemahaman permintaan dan penawaran

 Menjelaskan pengertian faktor-faktor yang

mempengaruhi permintaan dan penawaran

 Menjelaskan pemahaman faktor-faktor permintaan dan penawaran Pilihan Ganda Esai Pilihan Ganda Esai Pilihan Ganda Esai Pilihan Ganda Pilihan Ganda 5,9 1,3 6,7 2,4 1,2 5 3,4 8,10


(2)

Mata Pelajaran : Ekonomi Alokasi Wakt : 1 x 45 Menit Kelas : X IPS

Jumlah Soal : 10 No.

Urut Materi Indikator Soal

Bentuk

Soal No. Soal 2. Permintaan dan

penawaran

1. Kurva permintaan dan penawaran

2. Pergerakan di sepanjang kurva dan pergeseran kurva

(permintaan dan penawaran

 Menjelaskan pengertian kurva permintaan dan penawaran

 Menggambarkan kurva permintaan dan

penawaran

 Mendeskripsikan pemahaman kurva permintaan dan penawaran

 Menyebutkan Faktor yang mempengaruhi kurva permintaan dan penawaran Pilihan Ganda Pilihan Ganda Pilihan Ganda Pilihan Ganda 1,7 2,8 3,4,5,6 9,10


(3)

339

Lampiran 64

KUISIONER KEAKTIFAN BELAJAR

Petunjuk Pengisian :

1. Pada lembar penelitian diri tentang motivasi belajar ini terdapat 20 pertanyaan. Pertimbangkan baik-baik setiap pertanyaan dalam kaitannya dengan materi pelajaran dan tentukan kebenarannya sesuai dengan situasi yang anda alami!

2. Pilihlah satu jawaban dari empat kemungkinan jawaban yakni :

 Selalu (S)

 Sering (Sr)

 Jarang atau kadang-kadang (J)

 Tidak pernah (TP)

3. Berilah tanda check (√ ) pada kolom jawaban yang anada pilih.

4. Apabila anda keliru menjawab berilah tanda (X) pada jawaban yang keliru, dan pilihlah jawaban baru yang anda anggap tepat.

5. Jawablah semua pertanyaan berikut tanpa melewati nomor pernyataan yang tersedia dan periksalah kembali jawaban sebelum dikumpulkan!

No Pernyataan S Sr J TP

1 Saya mendengarkan dan memperhatikan guru saat menjelaskan materi

2 Saya mendengarkan dan memperhatikan pada saat

teman lain menjelaskan materi

3 Saya mencatat materi yang diberikan oleh guru 4 Saya mencatat soal dan hasil pembahasan yang

diberikan oleh guru


(4)

materi pelajaran kepada teman jika ada teman yang belum paham tentang materi tsb.

6 Saya tidak berani menyampaikan pendapat ketika diminta guru untuk menyampaikan pendapat

7 Saya tidak berani menyampaikan pendapat saya

ketika ditanya oleh teman sekelompok saya

8 Saya tidak akan bertanya kepada guru walaupun

tidak paham terhadap materi yang disampaikan

9 Saya bertanya kepada teman sekelompok jika tidak/

belum paham pada materi yang dipelari

10 Saya mencari informasi yang berkaitan dengan

materi pelajaran jika ada materi yang tidak saya pahami dengan memanfaatkan sumber belajar (misal: buku, lingkungan sekitar, dll)

11 Saya ikut serta dalam diskusi kelompok 12 Saya mengerjakan tugas yang diberikan 13 Saya tidak pernah berpartisipasi pada saat

mengerjakan soal di papan

14 Saya merasa rugi jika tidak berpartisipasi dalam

pelajaran

15 Saya ikut membuat kesimpulan materi yang telah

dipelajari

16 Saya tidak perlu mempelajari materi sebelum

dibahas karena guru akan menjelaskan

17 Saya bekerjakelompoksama dengan teman

sekelompok dalam belajar

18 Saya menghargai setiap pendapat teman yang

berbeda

19 Saya telah membaca materi sebelum materi tersebut

dipelajari

20 Saya senag mengikuti pelajaran ekonomi

Adopsi kuisioner dari : Margaretta Weni (PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI)


(5)

341


(6)

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS II PADA MATA

0 6 147

Penerapan Metode Pembelajaran Demonstration Dan Experiment Pada Pembelajaran Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan Dalam Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Dan Keaktifan Pada Peserta Didik Kelas X

2 8 99

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR Penerapan Strategi Pembelajaran Question Student Have Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Dan Prestasi Belajar Peserta Didik Dalam Proses Pem

1 5 15

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR Penerapan Strategi Pembelajaran Question Student Have Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Dan Prestasi Belajar Peserta Didik Dalam Proses Pem

0 1 13

PENERAPAN METODE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DALAM UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN Penerapan Metode Student Team Achievement Division (STAD) Dalam Upaya Peningkatan Keaktifan Pembelajaran Akuntansi Pada Siswa Kelas XI IPS 2 SMA N Karangpandan Ta

0 0 15

PENERAPAN METODE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DALAM UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN Penerapan Metode Student Team Achievement Division (STAD) Dalam Upaya Peningkatan Keaktifan Pembelajaran Akuntansi Pada Siswa Kelas XI IPS 2 SMA N Karangpandan Ta

0 0 14

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam meningkatkan prestasi belajar dan keaktifan siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMA : studi kasus siswa kelas XI IPS II SMA Tiga Maret Yogyakarta.

0 0 255

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR EKONOMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA SISWA KELAS X.IIS.3 SMA NEGERI 1 KARANGANOM TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 0 16

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR EKONOMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) | - | Jurnal Pendidikan Bisnis dan Ekonomi 8503 17924 1 SM

0 0 18