11 4.
Prinsip Koherensi: Peserta didik bisa belajar lebih baik saat kata-kata dan gambar-gambar, atau suara-suara yang tidak relevan dengan materi tidak
disajikan.
5. Prinsip Modalitas: Peserta didik bisa belajar lebih baik dari animasi narasi
daripada animasi dan teks on-screen
6. Prinsip Redundansi: Peserta didik bisa belajar lebih baik dari animasi dan
narasi daripada animasi dan teks on-screen
7. Prisip Perbedaan Individual: Pengaruh desain lebih kuat terhadap peserta
didik berpengetahuan rendah daripada perpengetahuan tinggi, dan terhadap peserta didik berkemampuan spasial tinggi lebih berpengaruh daripada
peserta didik berkemampuan rendah.
B. Model Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah salah satu bagian dari pembelajaran terpadu yang menggabungkan beberapa mata pelajaran ke dalam satu tema untuk
memberikan pengalaman bermakna kapada peserta didik Majid, 2014: 80. Trianto 2010: 84 juga mengatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan
perpaduan dari satu atau beberapa mata pelajaran yang diambil dari beberapa standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada di dalam mata pelajaran
tersebut, dengan mempertimbangkan relevansi antara materi yang ada. Dari kedua pendapat tersebut tampak ada perbedaan dalam masalah mata pelajaran yang akan
dipadukan. Pendapat tokoh pertama tampak menjelaskan bahwa pembelajaran tematik merupakan gabungan dari beberapa mata pelajaran, sedangkan pendapat
kedua dapat dipahami bahwa pembelajaran tematik bisa juga dilakukan dengan memadukan materi dari kompetensi dasar dalam satu mata pelajaran. Pendapat
kedua ini diperbolehkan, namun lebih baik jika kompetensi dasar dikembangkan dengan mengaitkanya dengan mata pelajaran lain sesuai dengan pengalaman
pribadi peserta didik Paduan KTSP, dalam Trianto, 2010: 84. Pendapat dari panduan KTSP ini dikuatkan dengan adanya pendapat dari Majid 2014:87 yang
mengatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang dirancang bertema yang ditinjau dari beberapa mata pelajaran dengan
menggabungkan konsep dari beberapa mata pelajaran yang berbeda.
12 Dari beberapa pendapat dan pembahasan di atas, dapatlah diambil
kesimpulan bahwa pembelajaran tematik merupakan model pambelajaran yang dirancang dengan sebuah tema dengan perpaduan materi dari beberapa mata
pelajaran atau perpaduan matapelajaran sesuai dengan konsep materi yang dipertimbangkan dari relevansinya.
1.
Prinsip Dasar Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik memiliki prinsip-prinsip dasar yang harus dipegang sebagai pedoman dalam merancang suatu kegiatan pembelajaran
tematik. Menurut Majid 2014,89 ada beberapa prinsip-prinsip pembelajaran tematik yaitu:
1. Tema yang digunakan harus aktual, dekat dengan dunia peserta didik, dan
ada dalam kehidupan sehari-hari serta sebagai pemersatu materi dari beberapa pelajaran.
2. Memilih beberapa materi yang terkait dari beberapa mata pelajaran untuk
dapat mengungkap tema dalam pelajaran secara bermakna. 3.
Pembelajaran tematik tidak boleh bertentangan dengan kurikulum yang berlaku.
4. Materi pembelajaran yang dikaitkan harus mempertimbangkan karakteristik
dan kebutuhan peserta didik. 5.
Tidak boleh memaksakan materi untuk dipadukan jika memang materi sulit untuk dipadukan.
Adapun menurut Trianto 2011,154-156 membagi prinsip dasar pembelelajaran tematik menjadi empat bagian. Bagian pertama menjelaskan
prinsip penggalian atau penentuan tema dalam merancang pembelajaran tematik. Prinsip penggalian tema hendaknya memperhatikan beberapa
persyaratan seperti berikut: 1.
hendaknya tidak memilih tema yang terlalu luas, tetapi memilih tema yang memudahkan dalam pemaduan materi.
2. tema yang dipilih harus bermakna untuk memberikan pengalaman yang
dapat digunakan untuk bekal belajar selanjutnya. 3.
tema harus disesuaikan dengan perkembangan psikologis peserta didik.
13 4.
tema yang dipilih hendaknya mewadahi sebagian besar minat peserta didik. 5.
memperhatikan peristiwa-peristiwa yang autentik dalam rentang waktu belajar untuk menentukan tema.
6. mempertimbangkan kurikulum dan harapan masyarakat digunakan sebagai
pertimbangan dalam memilih tema. 7.
dalam penentuan tema juga harus mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar. Prinsip-prinsip penggalian tema diatas bertujuan agar tidak terjadi
kesalahan dalam pemilihan tema untuk pembelajaran yang akan dilakukan. Bagian kedua yang diungkapkan Trianto yaitu prinsip pengelolaan
pembelajaran. Prinsip pengelolaan pembelajaran hendaknya guru mampu berperan sebagai fasilitator dan mediator dalam proses pembelajaran. Dalam
hal ini Trianto mendukung pendapatnya dengan pernyataan Prabowo dalam Trianto: 2011 bahwa guru hendaknya dalam pembelajaran tematik tidak
menjadi fokus belajar, melainkan mampu membuat peserta didik bekerja aktif dalam kegiatan belajar.
Bagian kegita yaitu prinsip evaluasi dalam pembelajaran tematik. Ada dua prinsip evaluasi menurut Trianto 2011: 156 yaitu memeberi kesempatan
kepada peserta didik untuk melakukan evalusai diri dan guru perlu mengajak peserta didik untuk mengevaluasi hasil dari kegiatan belajar yang telah
dilakukan. Penilaian ini dilakukan berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai. Bagian kempat prinsip yang perlu
diperhatikan yaitu prinsip reaksi. Prinsip reaksi menuntut guru harus bereaksi terhadap aksi peserta didik dalam pembelajaran yang utuh dan bermakna.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas menganai prinsip dasar pembelajaran tematik maka dapat disimpulkan kedalam beberapa point yaitu :
1. Pembelajaran tematik harus disesuaikan dengan perkembangan peserta didik
baik dari segi dunia, karakter, maupun kebutuhan peserta didik. 2.
Pembelajaran tematik harus mampu mendukung dan tidak bertentangan dengan sistem pendidikan serta prinsip-prinsip pendidikan
3. Pembelajaran tematik mampu membuat peserta didik belajar aktif dan
bermakna.
14 4.
Pemilihan tema harus berpedoman pada beberapa hal seperti, kurikulum, materi, karakteristik peserta didik, kebutuhan peserta didik, lingkungan
belajar, dan psikologi peserta didik.
2.
Karakteristik Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik memiliki beberapa karakteristik yang menjadi ciri khas dari pembelajaran yang memadukan beberapa mata pelajaran.
Menurut Majid 2014: 89 ada 6 karakteristik dalam pembelajaran tematik. Karakterisik yang dimaksud yaitu 1 Berpusat kepada peserta didik, 2
memberikan pengalaman langsung, 3 pemisah mata pelajaran tidak begitu jelas, 4 menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, 5 bersifat
fleksibel, dan 6 menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
Karakteristik yang pertama yaitu berpusat pada peserta didik. Seluruh kegiatan
dalam pembelajaran
tematik, difokuskan
pada aktivitas
pengembangan peserta didik secara mandiri. Guru di dalam kelas bertindak sebagai fasilitator yang bertugas memberikan arahan, umpan balik, konfirmasi
maupun penguatan terhadap konsep yang peserta didik temukan dalam kegiatan pembelajaran. Peserta didik di dalam kelas bertindak sebagai individu
yang diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi kegiatan pembelajaran, sementara guru bukan sebagai individu yang terus menerus mentransfer
pengetahuannya kepada peserta didik student centered. Karakteristik pembelajaran tematik yang kedua adalah memberikan
pengalaman langsung kepada peserta didik. Kegiatan pembelajaran tematik, mengutamakan pengalaman langsung peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran. Di dalam kelas peserta didik tidak hanya diam dan mendengarkan semua informasi yang ditranfer dari guru, melainkan peserta
didik sendiri yang mencari informasi tersebut melalui kegiatan pembelajaran yang telah dirancang oleh guru. Peserta didik di dalam kelas tidak sekedar
menjadi objek pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru, tetapi peserta didik menggali sendiri pengetahuannya melalui pengalamannya secara langsung
15 dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Melalui pengalaman langsung akan
memungkinkan peserta didik untuk mencapai kondisi pembelajaran yang lebih bermakna dan tak terlupakan.
Karakteristik pembelajaran tematik yang ketiga adalah pemisahan mata pelajaran yang tidak terlalu jelas. Pembelajaran tematik menggabungkan
berbagai mata pelajaran yang dikemas menjadi sebuah kegiatan atau aktivitas. Meskipun kegiatan pembelajaran merupakan gabungan dari berbagai mata
pelajaran, esensi dari setiap mata pelajaran yang digabungkan masih tetap ada dan melekat dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran tematik
diibaratkan seperti “rujak”. Meskipun di dalam “rujak” merupakan potongan- potongan kecil dari berbagai macam buah, akan tetapi buah-buah tersebut
masih tetap kelihatan dan dapat diketahui jenisnya. Karakteristik yang keempat adalah menyajikan konsep dari berbagai
macam mata pelajaran. Setiap kegiatan pembelajaran yang dirancang memuat kombinasi dari berbagai mata pelajaran. Tujuan dari penggabungan berbagai
macam pelajaran tersebut adalah untuk menciptakan sebuah kegiatan pembelajaran yang efektif dan alami seperti ketika peserta didik bermain di
lingkungan luar kelas. Melalui perancangan kegiatan pembelajaran yang demikian, bakat dan kemampuan peserta didik akan lebih dapat dikembangkan,
karena mata pelajaran tidak di kotak-kotakkan. Karakteristik yang kelima adalah pembelajaran tematik bersifat
fleksibel. Kegiatan dalam pembelajaran tematik tidak terikat oleh ruang dan waktu. Kegiatan belajar dapat diselenggarakan dimana saja baik di dalam kelas
maupun di lingkungan luar sekolah. Benda-benda atau lingkungan disekitar sekolah, dapat digunakan sebagai sumber belajar untuk membantu peserta
didik memahami suatu konsep. Sementara, waktu penyelenggaraan kegiatan pembelajaran tematik tidak dibatasi maupun tidak ada batasan yang jelas.
Waktu penyelenggaraan kegiatan pembelajaran tematik, biasanya disesuaikan dengan ketercapaian indikator dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
sejak awal. Apabila indikator dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
16 sejak awal telah tercapai dalam kegiatan pembelajaran, dapat dikatakan bahwa
pembelajaran tematik yang diselenggarakan berhasil. Karakteristik
pembelajaran tematik
yang terakhir
adalah menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan. Kegiatan
pembelajaran tematik dirancang untuk menciptakan suasana belajar-mengajar yang berkesan, penuh makna dan menyenangkan. Agar dapat menciptakan
sebuah kegiatan pembelajaran seperti demikian, maka pendidik dapat menyampaikan materi pelajaran melalui berbagai macam permainan.
Permainan tidak hanya menciptakan suasana yang menyenangkan bagi peserta didik untuk belajar, tetapi permainan dapat digunakan sebagai alat bantu guru
dalam menanamkan konsep-konsep dasar materi pelajaran. Selain itu, melalui permainan juga dapat membawa dampak psikologis bagi peserta didik berupa
perasaan senang, sehingga melalui kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dapat tercipta suasana belajar yang tak terlupakan.
Berdasarkan uraian karakteristik dari pembelajaran tematik menurut Majid 2014: 89 di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik
mempunyai karakteristik berbeda dengan pembelajaran konvensional yang biasa diselenggarakan oleh guru di kelas. Karakteristik pembelajaran tematik
meliputi kegiatan belajar-mengajar yang berpusat pada peserta didik, memberikan pengalaman langsung dalam pembelajaran, pemisah mata
pelajaran tidak begitu jelas, menyajikan materi atau konsep dari berbagai mata pelajaran, bersifat fleksibel, dan menggunakan prinsip belajar sambil bermain.
3.
Nilai Lebih Model Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik, sebagai model pembelajaran memiliki nilai lebih atau keutamaan dalam membangun kompetensi peserta didik. Kelebihan
pertama yang dimiliki model pembelajaran tematik yaitu kemampuanya dalam menarik keterlibatan peserta didik secara aktif dalam kegiatan belajar, untuk
memperoleh pengalaman belajar yang menarik dan bermakna. Dengan turut serta peserta didik secara aktif dalam kegiatan belajar akan memberikan
pengalaman langsung dan terlatih dalam menemukan pengetahuanya sendiri.
17 Dengan keterlibatan aktif dalam kegiatan belajar, peserta didik memiliki
kesempatan lebih dalam mengeksplorasi pengetahuanya. Nilai lebih yang kedua adalah prinsip learning by doing. Pembelajaran
tematik mengajak peserta didik belajar dengan melakukan sesuatu yang mampu memberikan pengalaman bermakna sebagai hasil belajar aktif dan
kreatif. Dengan belajar sambil melakukan sesuatu learning by doing akan memberikan pengalaman bermakna yang memberi kesempatan peserta didik
untuk memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Nilai lebih ketiga yaitu penghematan waktu belajar. Dengan
menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indicator serta isi matapelajaran akan mampu menghemat waktu dan materi karena materi-materi
yang tertumpang tindih dapat dikurangi atau dihilangkan. Denga demikian materi yang sama dari mata pelajaran yang berbeda dapat dijadikan satu materi
dalam waktu yang sama dan tema yang sama. Nilai lebih yang keempat yaitu dengan pemilihan tema yang benar
akan memberikan kegiatan belajar yang dekat dengan dunia peserta didik. Tingkat perkambangan mental peserta didik dimulai dengan tahap berpikir
kongkrit. Tahap berpikir kongkrit ini dapat terfasilitasi dengan kegiatan belajar aktif yang memberikan pengalaman nyata dan bermakna. Misalnya saat
kegiatan belajar membatik, mereka dapat belajar berapa harga bahan-bahan keperluan membatik matematika, membatik kenampakan alam sekitar IPA,
mempelajari budaya bangsa SBK, memasarkan hasil produk IPS, dan beberapa materi pelajaran lainya.
Menurut Majid 2014: 92 ada tujuh kelebihan dari model pembelajaran tematik. Tujuh arti kelebihan pembelajaran tematik yaitu 1
pengalaman dan kegiatan belajar akan selalu relevan dengan tahap perkembangan peserta didik, 2 tema yang dipilih dapat di sesuaikan minat
dan kebutuhan peserta didik, 3 memberikan pengalaman bermakna dalam setiap kegiatan belajar, sehingga hasil belajar mampu bertahan lama dalam diri
peserta didik, 4 pembelajaran peserta didik mampu menumbuhkan dan
18 menggembangkan ketrampilan berpikir dan ketrampilan sosial bagi peserta
didik, 6 pembelajaran tematik memberikan pengalaman yang rill, sesuai dengan dunia peserta didik, dan 7 mampu memfasilitasi kerjasama antar guru,
antar peserta didik dan antara guru dengan peserta didik untuk menghubungkan bidang mata pelajaran yang saling terkait, sehingga mampu memberikan
pengalaman belajar yang menyenangkan, nyata dan bermakna. Dengan kelebihan yang dimiliki oleh model pembelajaran tematik
maka model pembelajaran tersebut merupakan sarana yang sesuai dan tepat untuk menerapkan multiple intelligences. Dari berbagai mata pelajaran yang
digunakan maka multiple intelligences dapat diterapkan dari beberapa kegiatan yang diakukan. Misalnya dalam tema memasak makanan sehat maka peserta
didik harus mempelajari langkah-langkah yang harus dilakukan sejak dari membelian bahan hingga menyajian. Hal tersebut mengajarkan peserta didik
untuk memahami prosedur dan disini peserta didik dapat mengasah kecerdasan matematis logisnya. Dari kegiatan belanja peserta didik dapat mempelajari
matematika dan IPS dimana terdapat kecerdasan matematis logis harga barang, kecerdasan bahasa kegiatan menawar barang, dan kecerdasan
interpersonal memahami lawan bicara. Sedangkan dari kegiatan memasak, maka kemampuan kinestetik, matematis dan spasial dapat diasah. Saat
memasak suah pasti ada kegiatan mengupas, memotong, menggiling, mengangkat, menggoreng dan kegiatan lainya yang melibatkan kecerdasan
kinestetik. Dalam memasak tentu juga harus memperhatikan takaran bagan dan bumbu, dengan itu peserta didik dapat belajar tentang penafsiran matematis
logis. Misalnya ketika membuat garnis peserta didik dapat melatih kecerdasan spasialnya. Kecerdasan spasial juga terasah lagi dari ketrampilan dalam
menyajikan makanan. Dari pembahasan contoh dari salah satu tema tersebut maka model
pembelajaran tematik dapat dikatakan sebagai sarana penerapan kecerdasan multiple intelligences yang tepat. Dengan menggabungkan beberapa
matapelajaran yang relevan makan akan semakin banyak kecerdasan multiple intelligences yang dapa di capai oleh peserta didik.
19
C. Multiple Intelligences