Pengembangan media pembelajaran berbasis ICT mengacu pada kurikulum SD 2013 subtema kebersamaan dalam keberagaman untuk siswa kelas IV SD Negeri Kalasan 1.

(1)

1

MENGACU PADA KURIKULUM SD 2013

SUBTEMA KEBERSAMAAN DALAM KEBERAGAMAN UNTUK SISWA KELAS IV SD NEGERI KALASAN 1

Septiani Yeni Mere Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh-contoh media pembelajaran berbasis ICT yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran di kelas. Tujuan utama dari penelitian ini yaitu untuk menghasilkan sebuah produk media pembelajaran berbasis ICT berupa Powerpoint Interaktif yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 dan mendeskripsikan kualitas produk media pembelajaran berbasis ICT mengacu Kurikulum SD 2013.

Jenis penelitian ini yaitu penelitian pengembangan. Prosedur penelitian pengembangan ini menggunakan prosedur penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Borg and Gall. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas lima langkah yaitu: 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi ahli, 5) revisi desain yang kemudian akan menjadi produk akhir atau produk final berupa media pembelajaran berbasis ICT mengacu pada Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas IV SD Negeri Kalasan 1. Instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu daftar pertanyaan wawancara dan kuesioner. Daftar pertanyaan digunakan untuk melakukan analisis kebutuhan kepada guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1. Kuesioner digunakan untuk melakukan validasi media pembelajaran berbasis ICT oleh dua orang ahli media pembelajaran berbasis ICT dan dua orang guru kelas IV sekolah dasar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Media pembelajaran berbasis ICT mengacu pada Kurikulum SD 2013 Subtema Kebersamaan dalam Keberagaman untuk siswa kelas IV SD Negeri Kalasan 1 layak digunakan dalam pembelajaran. Hal ini dibuktikan melalui (1) hasil validasi pakar ”A” media pembelajaran berbasis ICT termasuk dalam kriteria “sangat baik” dengan perolehan skor 3,9. (2) hasil validasi pakar “B” media pembelajaran berbasis ICT termasuk dalam kriteria “sangat baik” dengan perolehan skor 3,7. (3) hasil validasi oleh guru SDN Maguwoharjo 1 termasuk kriteria “baik” dengan peroleh skor 2,9. (4) hasil validasi guru SDN Kalasan 1 “termasuk dalam kriteria “Baik” dengan peroleh skor 3,1. Media pembelajaran berbasis ICT yang dikembangkan oleh peneliti memiliki skor rata-rata 3,4 dengan kategori “Baik”. Dengan demikian, media pembelajaran berbasis ICT yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai media dalam proses pembelajaran.

Kata kunci: Media pembelajaran berbasis ICT, Powerpoint Interaktif, Kurikulum SD


(2)

2

REFERS TO 2013 ELEMENTARY CURRICULUM SUBTHEME KEBERSAMAAN DALAM KEBERAGAMAN FOR FOURTH GRADE OF KALASAN 1 ELEMENTARY SCHOOL

Septiani Yeni Mere Universitas Sanata Dharma

2016

This research because there are many teachers who needed learning media based ICT which can be used in the learning process in the classroom. The main aims of the research is to produce learning media based on ICT in the form of interactive Powerpoint referring to 2013 elementary curriculum and to descriptions the quality of learning media based on ICT refering to 2013 elementary curriculum.

The type of this research is research and development. The procedure of the research used research and development procedure which proposed by Borg and Gall. The development procedure used in this research consists of five steps 1) potention and problem, 2) data gathering, 3) product design, 4) expert validation, 5) design revision which will then become final product of learning media based on ICT, referring to 2013 elementary curriculum for fourth grade student of elementary school. The subject of this study is fourth grade of Kalasan 1 elementary school. The instrument used in this study is a list of interview questions and questionnaire. List of questions is used for a need analysis to fourth-grade teacher of Kalasan 1 elementary school. The questionnaire is used for learning media based on ICT validation bye two expert of learning media based ICT and two teachers of fourth grade.

The results of the research shows that learning media based on ICT referring to 2013 elementary curriculum subtheme Kebersamaan dalam Keberagaman for fourth grade of Kalasan 1 elementary school is appropriate to apply in learning. It is shown bye (1) validations result from expert “A” showed that learning media based on ICT is “very good” with score 3,9. (2) validations results from expert “B” showed that learning media based on ICT is “very good” with score 3,7. (3) validations result from SDN Maguwoharjo 1 teacher showed that learning media based on ICT is “good” with score 2,9. (4) validations result from SDN Kalasan 1 teacher showed that learning media based on ICT is “good” with score 3,1. The learning media based on ICT which was developed by researcher got mean score 3,4 and its was categorized as “good”. Therefore, learning media based on ICT which was developed has been appropriate to be used in the learning process.

Key word: Learning media based on ICT, Interaction Powerpoint, 2013 elementary


(3)

SUBTEMA KEBERSAMAAN DALAM KEBERAGAMAN

UNTUK SISWA KELAS IV SD NEGERI KALASAN 1

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Septiani Yeni Mere NIM. 121134252

RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI (PPGT)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

i

SUBTEMA KEBERSAMAAN DALAM KEBERAGAMAN

UNTUK SISWA KELAS IV SD NEGERI KALASAN 1

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Septiani Yeni Mere NIM. 121134252

RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI (PPGT)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(5)

(6)

iii


(7)

iv

Kupersembahkan karya ini untuk:

1.

Tuhan Yang Maha Esa.

2.

Bapak Yulius L. Mere dan mama Maria Ngadhu yang telah memberi

dukungan dan kasih sayang.

3.

Kakak dan adik-adikku tercinta Yumiati F. Ina Mere, Kristian Alfrianus

Mere, dan Gabriela Selviana Mere yang telah memberi semangat dan

dukungan.

4.

Keluarga besarku yang telah memberi dukungan dalam menyelesaikan

skripsi.

5.

Dinas Pendidikan Kabupaten Ende yang telah memberi kepercayaan untuk

melanjutkan studi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

6.

Niko Yunadi Baitanu yang telah memberi semangat dan setia

mendampingi dikala stres melanda.

7.

Sahabat-sahabat terheboh Enu Harus, Osem, Idda, kk Vero, Nona Agus,

kk Mar, Vera, Oma Susi, Wonder woman Yuyun, Tinet untuk semua

dukungan dan semangatnya selama kuliah.

8.

Teman-teman PPGT-PGSD angkatan 2012 yang selalu ada dan setia

berjuang bersama.


(8)

v

Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi

kekuatan kepadaku

(Filipi 4:13)

Some beautiful paths can’t be discovered without getting lost

(Erol Ozan)

Instead of complaining that the rosebush is full of thorns, be

happy that the thorn bush has roses


(9)

(10)

(11)

viii

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT MENGACU PADA KURIKULUM SD 2013

SUBTEMA KEBERSAMAAN DALAM KEBERAGAMAN UNTUK SISWA KELAS IV SD NEGERI KALASAN 1

Septiani Yeni Mere Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh-contoh media pembelajaran berbasis ICT yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran di kelas. Tujuan utama dari penelitian ini yaitu untuk menghasilkan sebuah produk media pembelajaran berbasis ICT berupa Powerpoint Interaktif yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 dan mendeskripsikan kualitas produk media pembelajaran berbasis ICT mengacu Kurikulum SD 2013.

Jenis penelitian ini yaitu penelitian pengembangan. Prosedur penelitian pengembangan ini menggunakan prosedur penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Borg and Gall. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas lima langkah yaitu: 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi ahli, 5) revisi desain yang kemudian akan menjadi produk akhir atau produk final berupa media pembelajaran berbasis ICT mengacu pada Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas IV SD Negeri Kalasan 1. Instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu daftar pertanyaan wawancara dan kuesioner. Daftar pertanyaan digunakan untuk melakukan analisis kebutuhan kepada guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1. Kuesioner digunakan untuk melakukan validasi media pembelajaran berbasis ICT oleh dua orang ahli media pembelajaran berbasis ICT dan dua orang guru kelas IV sekolah dasar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Media pembelajaran berbasis ICT mengacu pada Kurikulum SD 2013 Subtema Kebersamaan dalam Keberagaman untuk siswa kelas IV SD Negeri Kalasan 1 layak digunakan dalam pembelajaran. Hal ini dibuktikan melalui (1) hasil validasi pakar ”A” media pembelajaran berbasis ICT termasuk dalam kriteria “sangat baik” dengan perolehan skor 3,9. (2) hasil validasi pakar “B” media pembelajaran berbasis ICT termasuk dalam kriteria “sangat baik” dengan perolehan skor 3,7. (3) hasil validasi oleh guru SDN Maguwoharjo 1 termasuk kriteria “baik” dengan peroleh skor 2,9. (4) hasil validasi guru SDN Kalasan 1 “termasuk dalam kriteria “Baik” dengan peroleh skor 3,1. Media pembelajaran berbasis ICT yang dikembangkan oleh peneliti memiliki skor rata-rata 3,4 dengan kategori “Baik”. Dengan demikian, media pembelajaran berbasis ICT yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai media dalam proses pembelajaran.

Kata kunci: Media pembelajaran berbasis ICT, Powerpoint Interaktif, Kurikulum SD


(12)

ix

DEVELOPMENT OF LEARNING MEDIA BASED ON ICT REFERS TO 2013 ELEMENTARY CURRICULUM SUBTHEME KEBERSAMAAN DALAM KEBERAGAMAN FOR FOURTH GRADE OF KALASAN 1 ELEMENTARY SCHOOL

Septiani Yeni Mere Universitas Sanata Dharma

2016

This research because there are many teachers who needed learning media based ICT which can be used in the learning process in the classroom. The main aims of the research is to produce learning media based on ICT in the form of interactive Powerpoint referring to 2013 elementary curriculum and to descriptions the quality of learning media based on ICT refering to 2013 elementary curriculum.

The type of this research is research and development. The procedure of the research used research and development procedure which proposed by Borg and Gall. The development procedure used in this research consists of five steps 1) potention and problem, 2) data gathering, 3) product design, 4) expert validation, 5) design revision which will then become final product of learning media based on ICT, referring to 2013 elementary curriculum for fourth grade student of elementary school. The subject of this study is fourth grade of Kalasan 1 elementary school. The instrument used in this study is a list of interview questions and questionnaire. List of questions is used for a need analysis to fourth-grade teacher of Kalasan 1 elementary school. The questionnaire is used for learning media based on ICT validation bye two expert of learning media based ICT and two teachers of fourth grade.

The results of the research shows that learning media based on ICT referring to 2013 elementary curriculum subtheme Kebersamaan dalam Keberagaman for fourth grade of Kalasan 1 elementary school is appropriate to apply in learning. It is shown bye (1) validations result from expert “A” showed that learning media based on ICT is “very good” with score 3,9. (2) validations results from expert “B” showed that learning media based on ICT is “very good” with score 3,7. (3) validations result from SDN Maguwoharjo 1 teacher showed that learning media based on ICT is “good” with score 2,9. (4) validations result from SDN Kalasan 1 teacher showed that learning media based on ICT is “good” with score 3,1. The learning media based on ICT which was developed by researcher got mean score 3,4 and its was categorized as “good”. Therefore, learning media based on ICT which was developed has been appropriate to be used in the learning process.

Key word: Learning media based on ICT, Interaction Powerpoint, 2013 elementary


(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha atas segala limpahan berkat serta rahmat-Nya, peneliti mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengembangan Media Pembelajaran berbasis ICT Mengacu pada Kurikulum SD 2013 Subtema Kebersamaan dalam Keberagaman untuk Siswa Kelas IV SD Negeri Kalasan I dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti banyak mendapat bantuan, dukungan, motivasi, dan bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD. 3. Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku Koordinator Pelaksana Program PPGT

Universitas Sanata Dharma.

4. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan memberi dukungan, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd., selaku validator ahli media pembelajaran berbasis ICT.

6. Agnes Herlina Dwi H, S.Si, MT, M.Sc. selaku validator ahli media pembelajaran berbasis ICT.

7. Sarjono, S.Pd., SD., selaku Kepala SD Negeri Kalasan 1 yang telah memberi ijin dan bantuan kepada peneliti selama melakukan penelitian di SD Negeri Kalasan 1.

8. Sri Rejeki, S.Pd., selaku guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1 yang telah bersedia menjadi validator media pembelajaran berbasis ICT.


(14)

(15)

xii

HALAMAN JUDUL .. ...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING . ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ...ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR BAGAN ...xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Batasan Istilah ... 9

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ... 10

BAB II LANDASAN TEORI ... 13

A. Kajian Pustaka ... 13

1. Media Pembelajaran Berbasis Information and Communication Technology (ICT) ... 13

a. Pengertian Media Information and Communication Technology (ICT) ... 13


(16)

xiii

a. Pengertian Microsoft Powerpoint ... 29

b. Mengoperasikan Microsoft Powerpoint ... 31

c. Indikator Kualitas Microsoft Powerpoint ... 36

d. Kelebihan dan Kelemahan Microsoft Powerpoint ... 39

3. Model Pengembangan Media Pembelajaran berbasis ICT ... 43

4. Kurikulum 2013 ... 47

a. Konsep Kurikulum 2013 ... 47

b. Rasional dan Elemen Perubahan dalam Kurikulum 2013 ... 51

c. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013 ... 56

d. Pendekatan Saintifik ... 62

e. Pendekatan Tematik Integratif ... 73

B. Penelitian yang Relevan ... 89

C. Kerangka Berpikir ... 93

D. Pertanyaan Penelitian ... 96

BAB III METODE PENELITIAN ... 97

A. Jenis Penelitian ... 97

B. Prosedur Pengembangan ... 100

C. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 105

D. Validasi Ahli Media Pembelajaran berbasis ICT ... 106

E. Teknik Pengumpulan Data ... 106

F. Instrumen Penelitian ... 113

G. Teknik Analisis Data ... 114

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 120

A. Analisis Kebutuhan ... 120

1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 120

2. Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 127

B. Deskripsi Produk Awal ... 128

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) ... 129

2. Media Pembelajaran berbasis ICT ... 130

C. Data Hasil Validasi Pakar Media Pembelajaran berbasis ICT dan Revisi Produk ... 132


(17)

xiv

1. Kajian Produk Akhir ... 139

2. Pembahasan ... 141

BAB V PENUTUP ... 155

A. Kesimpulan ... 155

B. Keterbatasan Pengembangan ... 156

C. Saran ... 157

DAFTAR REFERENSI ... 158

LAMPIRAN ... 161


(18)

xv

Tabel 3.1. Kisi-kisi Instrumen Wawancara Analisis Kebutuhan ... 102

Tabel 3.2. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 105

Tabel 3.3. Daftar Pertanyaan Analisis Kebutuhan ... 107

Tabel 3.4. Instrumen Validasi Media Pembelajaran berbasis ICT ... 109

Tabel 3.5. Konversi Nilai Skala Lima ... 115

Tabel 3.6. Konversi Nilai Skala Empat ... 117

Tabel 3.7. Kriteria Skor Skala Empat ... 119

Tabel 4.1. Rekapitulasi Data Validasi Ahli Media Pembelajaran Berbasis ICT ... 134

Tabel 4.2. Rekapitulasi Data Validasi Guru SD ... 136

Tabel 4.3. Komentar Guru SD dan Revisi ... 137

Tabel 4.4. Rekapitulasi Pakar Media Pembelajaran berbasis ICT dan Guru Sekolah Dasar ... 142


(19)

xvi

Bagan 2.1. Langkah-langkah Model Desain ASSURE ... 44 Bagan 2.2. Kerangka Berpikir ... 95 Bagan 3.1. Langkah-langkah Penelitian R & D ... 98 Bagan 3.2. Prosedur Pengembangan Media Pembelajaran


(20)

xvii

Gambar 4.1. Contoh Slide Identitas Media ... 144

Gambar 4.2. Contoh Slide Pemetaan Kompetensi Dasar ... 144

Gambar 4.3. Contoh Slide Pemetaan Indikator ... 144

Gambar 4.4. Contoh Slide Tujuan Pembelajaran ... 145

Gambar 4.5. Contoh Slide Petunjuk Penggunaan Media ... 145

Gambar 4.6. Contoh Slide Materi Pembelajaran ... 146

Gambar 4.7. Contoh Slide Petunjuk Kegiatan Siswa ... 146

Gambar 4.8. Contoh Slide Gambar ... 146

Gambar 4.9. Contoh Slide Video ... 147

Gambar 4.10. Contoh Slide Tugas atau LKS ... 147

Gambar 4.11. Contoh Slide Soal Evaluasi ... 147

Gambar 4.12. Contoh Slide Kunci Jawaban Benar... 148

Gambar 4.13. Contoh Slide Kunci Jawaban Salah ... 148

Gambar 4.14. Contoh Slide Refleksi ... 148

Gambar 4.15. Contoh Slide Tugas Rumah ... 149

Gambar 4.16. Contoh Slide Terima Kasih ... 149

Gambar 4.17. Contoh Slide Profil Penyusun ... 150


(21)

xviii

Lampiran 1. Surat Keterangan Melakukan Penelitian ... 162

Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian ... 163

Lampiran 3. Surat Ijin Validasi SDN Kalasan 1 ... 164

Lampiran 4. Surat Ijin Validasi SDN Maguwoharjo 1 ... 165

Lampiran 5. Rangkuman Wawancara Analisis Kebutuhan ... 166

Lampiran 6. Data Mentah Hasil Validasi Ahli Media ICT ... 172

Lampiran 7. Data Mentah Hasil Validasi Guru SD ... 182

Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pemelajaran Tematik Harian (RPPTH) ... 192


(22)

1

BAB I PANDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum merupakan salah satu komponen penting dalam program pembelajaran, di samping komponen-komponen lainnya. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sejak zaman kemerdekaan, Indonesia telah beberapa kali merubah atau menyempurnakan kurikulum. Hingga saat ini, terhitung sudah 11 kali mengalami perubahan atau penyempurnaan kurikulum. Mulai tahun pelajaran 2013/2014, Pemerintah Indonesia telah memberlakukan kurikulum baru yang disebut dengan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 hadir untuk menggantikan atau menyempurnakan kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dipandang terlalu memberatkan peserta didik.

Pemberlakuan kurikulum 2013 ditujukan untuk menjawab tantangan zaman terhadap pendidikan yakni untuk menghasilkan lulusan yang kompetitif, inovatif, kreatif, kolaboratif serta berkarakter. Dalam kurikulum 2013 disadari benar bahwa pendidikan bukan hanya dilakukan untuk mengembangkan pengetahuan berdasarkan subjek inti pembelajaran, melainkan juga harus diorientasikan agar peserta didik memiliki kemampuan kreatif, kritis,


(23)

2 komunikatif, sekaligus berkarakter (Abidin, 2014:12). Kurikulum 2013 lebih menekankan pada pengembangan kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik secara holistik atau seimbang. Untuk mengembangkan kompetensi tersebut, Kurikulum 2013 menerapkan konsep pembelajaran tematik integratif dengan pendekatan saintifik. Konsep pembelajaran seperti itu diharapkan mampu memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam menyamakan persepsi antara apa yang dipelajarinya dengan apa yang dilihatnya dalam kehidupan nyata.

Pendekatan saintifik dalam Kurikulum 2013 mengasah keterampilan siswa dalam mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejering atau keterkaitan antar mata pelajaran. Melalui kegiatan ini, diharapkan siswa mampu membentuk konsep atau pemahamannya sendiri berdasarkan konteks nyata yang bermakna bagi dirinya sendiri. Dalam praktik pembelajaran yang demikian akan membiasakan siswa untuk beraktivitas melakukan penelitian, pengamatan, eksperimen, observasi, maupun melakukan aktivitas pengumpulan informasi dari berbagai sumber melalui kegiatan wawancara atau kegiatan sejenis lainnya. Konsep pembelajaran seperti inilah yang diharapkan dalam Kurikulum 2013, sehingga pembelajaran yang dikembangkan merupakan pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk mencari tahu bukan pembelajaran yang memberi tahu peserta didik (Abidin, 2014:17).

Berdasarkan hasil survei kebutuhan guru terkait dengan implementasi Kurikulum 2013 pada tanggal 09 Juli 2015 pukul 10:00 di ruang kelas IV SDN Kalasan 1 dengan guru S, beliau mengatakan bahwa


(24)

3 implementasi Kurikulum 2013 bagus sekali karena mampu membuat peserta didik memiliki pengetahuan yang kaya sehingga dapat diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari. Terkait dengan pendekatan tematik integratif dalam proses pembelajaran, beliau mengatakan bahwa penerapannya sangat bagus di kelas sekolah dasar karena sesuai dengan tahap perkembangan siswa sekolah dasar yang masih holistik dan tidak dapat belajar secara terpisah-pisah.

Beliau mengatakan bahwa pendekatan saintifik mengharuskan anak untuk mencari tahu sendiri ilmu yang ingin diperoleh. Hal ini menyebabkan ilmu yang diperoleh setiap anak bisa jadi tidak seragam karena masing-masing anak memiliki kemampuan berpikir yang berbeda-beda. Sehingga, tidak semua anak dapat memperoleh ilmu yang sama. Untuk mengatasi hal tersebut, dibutuhkan media pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam memahami pelajaran.

Dalam Kurikulum 2013, hal penting yang juga perlu ada untuk mendukung berjalannya proses pembelajaran secara maksimal yaitu media pembelajaran. Media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari guru ke peserta didik (ataupun sebaliknya) sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat, serta perhatian peserta didik agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif (Karwati & Donni, 2014:224).

Media pembelajaran yang berkembang saat ini sangat beragam. Mulai dari yang bersifat audio, audio-visual, konvensional, dan lain sebagainya. Seiring dengan perkembangan zaman, media pembelajaran dengan


(25)

4 berbasis Information and Communication Technology (ICT) mulai diminati oleh para guru. Salah satu media jenis ICT yang biasa digunakan yaitu media Powerpoint. Powerpoint merupakan salah satu program Microsoft Office yang digunakan sebagai perangkat lunak untuk mempresentasikan materi kepada siswa di dalam proses pembelajaran.

Powerpoint merupakan salah satu media untuk menyampaikan presentasi. Powerpoint membantu kita untuk bekerja secara bersama dengan orang lain, atau posting presentasi online dan mengaksesnya dari mana saja, menggunakan Web atau Smartphone (Sianipar, 2010: 1). Kehadiran Powerpoint membantu proses penyampaian materi menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Powerpoint dapat menghasilkan suatu media pembelajaran yang interaktif. Powerpoint yang interaktif atau Powerpoint interaktif membantu siswa untuk belajar aktif, sehingga siswa memiliki pengalaman belajar daripada hanya sekedar mendengar penjelasan guru.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru S pada tanggal 09 Juli 2015 pukul 10:00 di ruang kelas IV SDN Kalasan 1, beliau mengatakan bahwa media sangat berperan penting untuk menyampaikan informasi. Beliau juga mengatakan bahwa tanpa media hanya akan terjadi proses pembelajaran yang sifatnya menyalurkan materi, sama halnya kembali pada KTSP. Ada beragam media yang sering digunakan oleh beliau, seperti media gambar, benda-benda konkrit dan lain sebagainya. Selain media konvensional, beliau juga pernah menggunakan media berbasis ICT dalam proses pembelajaran. Media berbasis


(26)

5 ICT yang pernah digunakan oleh beliau seperti Powerpoint, Lektora, dan Movie Maker.

Beliau mengatakan bahwa media berbasis ICT sangat bagus untuk digunakan karena memiliki kekuatan yang lebih untuk memancing antusias siswa dalam proses pembelajaran dan menciptakan proses pembelajaran yang lebih menyenangkan. Selain itu, sekolah juga memiliki sarana yang mendukung untuk menerapkan media pembelajaran berbasis ICT. Namun, dari beberapa keunggulan tersebut, guru mengalami beberapa kesulitan dalam mengembangkan media pembelajaran berbasis ICT.

Beliau juga mengatakan bahwa media ICT berupa Powerpoint yang sering digunakan masih sangat sederhana. Powerpoint yang dibuat hanya bersifat satu arah, sehingga siswa berlaku sebagai pendengar saja. Selain itu, media Powerpoint yang dikembangkan hanya berisi gambar atau tulisan-tulisan seadanya, sehingga terkesan kurang menarik. Padahal ada banyak aplikasi Powerpoint yang dapat dimanfaatkan untuk membuat media pembelajaran interaktif.

Beliau mengatakan bahwa kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam membuat media pembelajaran berbasis ICT yaitu pada dasarnya, guru memiliki pengetahuan yang minim tentang ICT, sehingga sulit untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis ICT. Beliau juga mengatakan bahwa kurangnya ketersediaan waktu yang dimiliki oleh guru untuk membuat media, sehingga lebih banyak menggunakan media ICT yang diakses melalui internet. Beliau juga mengalami kesulitan dalam membuat media pembelajaran berbasis ICT


(27)

6 yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013, sehingga media yang dibuat belum sepenuhnya sesuai dengan konteks pendekatan saintifik dan tematik integratif.

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan tersebut, diketahui bahwa guru sangat membutuhkan media pembelajaran berbasis ICT (Powerpoint interaktif) yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013, sehingga dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Melihat adanya masalah tersebut dan pentingnya diadakan contoh-contoh media pembelajaran berbasis ICT, maka peneliti mencoba memberikan solusi untuk mengatasi masalah tersebut dengan mengembangkan Media Pembelajaran Berbasis ICT Mengacu Kurikulum SD 2013 pada Subtema Kebersamaan dalam Keberagaman untuk Siswa Kelas IV sekolah dasar. Subtema Kebersamaan dalam Keberagamana merupakan salah satu tema yang berada di bawah naungan tema Indahnya Kebersamaan. Materi-materi dalam subtema Kebersamaan dalam Keberagaman sangat menarik untuk diajarkan menggunakan media pembelajaran berbasis ICT, dalam hal ini Powerpoint interaktif.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan gambaran latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam pengembangan ini adalah:

1. Bagaimana langkah-langkah pengembangan produk berupa media pembelajaran ICT Subtema Kebersamaan dalam Keberagaman


(28)

7 mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV SD Negeri Kalasan 1?

2. Bagaimana kualitas produk media pembelajaran ICT Subtema Kebersamaan dalam Keberagaman mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV SD Negeri Kalasan 1?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini yaitu:

1. Untuk mendeskripsikan langkah-langkah pengembangan produk media pembelajaran ICT Subtema Kebersamaan dalam Keberagaman mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV SD Negeri Kalasan 1.

2. Untuk mendeskripsikan kualitas produk media pembelajaran ICT Subtema Kebersamaan dalam Keberagaman mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV SD Negeri Kalasan 1.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini sekiranya dapat bermanfaat bagi semua orang. Adapun manfaat atau pentingnya penelitian ini yaitu:

1. Bagi Mahasiswa

a. Memiliki pengetahuan tentang jenis penelitian Research and Development (R&D).


(29)

8 b. Memiliki pengalaman melakukan penelitian Research and Development (R&D) dalam mengembangkan media pembelajaran ICT Subtema Kebersamaan dalam Keberagaman mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

c. Memiliki produk media pembelajaran ICT untuk digunakan di masa yang akan datang.

2. Bagi guru

a. Memiliki salah satu jenis media pembelajaran ICT yang dapat digunakan atau dikembangkan dalam proses pembelajaran. b. Mengetahui peran atau pentingnya media pembelajaran untuk

digunakan dalam proses pembelajaran.

c. Memiliki inspirasi terkait dengan penelitian Research and Development (R&D) dan memiliki memperoleh contoh media pembelajaran ICT khususnya media pembelajaran ICT yang mengacu Kurikulum SD 2013 pada Subtema Kebersamaan dalam Keberagaman untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. 3. Bagi siswa

a. Memiliki pengalaman belajar menggunakan media pembelajaran ICT.

b. Mengalami variasi kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna sehingga dapat memperoleh prestasi belajar yang


(30)

9 memuaskan, khususnya dengan penggunaan media pembelajaran ICT.

4. Bagi sekolah

a. Memiliki contoh media pembelajaran ICT mengacu Kurikulum SD 2013 pada Subtema Kebersamaan dalam Keberagaman untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

b. Memiliki bahan bacaan tambahan terkait dengan penelitian Research and Development (R&D) khususnya dalam upaya untuk mengembangkan media pembelajaran ICT mengacu pada Kurikulum SD 2013 Subtema Kebersamaan dalam Keberagaman untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

5. Bagi Prodi PGSD

Memiliki bahan bacaan tambahan perpustakaan terkait dengan penelitian Research and Development khususnya dalam upaya untuk mengembangkan media pembelajaran ICT mengacu pada Kurikulum SD 2013 Subtema Kebersamaan dalam Keberagaman untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

E. Batasan Istilah

Untuk mencegah terjadinya kesalahan penafsiran, berikut peneliti paparkan beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini.

1. Kurikulum SD 2013 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan


(31)

10 sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah dasar dengan menerapkan pembelajaran tematik integratif, pendekatan saintifik, dan penguatan pendidikan karakter serta menggunakan penilaian otentik.

2. Media pembelajaran berbasis ICT yaitu media pembelajaran yang menggunakan aplikasi komputer yang dirancang untuk membantu penyampaian suatu informasi melalui presentasi digital. Dalam penelitian ini, media ICT yang dikembangkan yaitu Powerpoint Interaktif. PowerPoint merupakan salah satu program Microsoft yang digunakan sebagai perangkat lunak untuk mempresentasikan materi kepada siswa dalam proses pembelajaran.

3. Subtema Kebersamaan dalam Keberagaman merupakan salah satu subtema yang berada di bawah naungan tema Indanhya Kebersamaan. Subtema Kebersamaan dalam Keberagaman banyak membahas tentang keberagaman yang ada di lingkungan sekitar serta sikap menghargai keberagaman tersebut.

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan

1. Media berbasis ICT model Powerpoint Interaktif yang dipadukan dengan video memuat komponen:

a. Slide pembukaan yang berisi: 1) Slide identitas media


(32)

11 2) Slide identitas pembelajaran terkait

a) Tema/subtema b) Kelas/semester c) Pembelajaran

3) Slide pemetaan kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran.

4) Slide petunjuk penggunaan media Powerpoint Interaktif. b. Slide isi

1) Slide materi pembelajaran.

2) Slide petunjuk kegiatan yang akan dilakukan oleh guru dan siswa.

3) Slide gambar terkait pembelajaran. 4) Slide video terkait pembelajaran.

5) Slide tugas yang harus dikerjakan siswa. 6) Slide soal-soal evaluasi.

7) Slide kunci jawaban soal evaluasi. 8) Slide pertanyaan refleksi.

9) Slide rencana tindak lanjut/tugas rumah. c. Slide penutup yang berisi:

1) Ucapan terima kasih. 2) Profil penyusun.

2. Media Powerpoint Interaktif didesain dengan tampilan yang menarik dan mendukung seluruh konten di dalamnya.


(33)

12 3. Media Powerpoint Interaktif menggunakan simbol tombol untuk

mengoperasikan media.

4. Media Powerpoint Interaktif menggunakan bahasa komunikatif dan menggunakan gaya bahasa anak-anak.

5. Media Powerpoint Interaktif disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan peserta didik yaitu sikap, kognitif, dan keterampilan. Hal tersebut dapat diamati lewat perumusan indikator pada perangkat pembelajaran yang dibuat.

6. Media Powerpoint Interaktif dibuat dengan pendekatan tematik integratif yang mengintergrasikan beberapa mata pelajaran ke dalam satu tema. Hal ini dapat ditandai dengan tidak adanya pemisahan media untuk setiap mata pelajaran.

7. Media Powerpoint Interaktif dibuat dengan pendekatan saintifik yaitu mengupayakan agar siswa mencari tahu sendiri ilmu pengetahuan. Siswa diharapkan dapat memecahkan sendiri masalah yang dihadapi terkait dengan materi pelajaran.

8. Media Powerpoint Interaktif yang dibuat memancing antusias siswa dalam proses pembelajaran dengan menampilkan video-video yang mendukung proses pembelajaran.

9. Media Powerpoint Interaktif yang dibuat sesuai dengan prinsip-prinsip pengembangan media yang dikembangkan oleh para ahli yaitu kesederhanaan, jenis huruf, konten media, cara penyajian, dan bahasa penggunaan.


(34)

13

BAB II

LANDASAN TEORI

A.Kajian Pustaka

1. Media Pembelajaran berbasis Information and Communication Technology (ICT)

a. Pengertian Media Information and Communication Technology (ICT)

Secara harafiah, media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang artinya perantara atau pengantar. Media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran penerima pesan tersebut (Prastowo, 2015: 293). Dalam proses pembelajaran, media memiliki kedudukan yang sangat penting. Dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Miarso, media pembelajaran diartikan sebagai sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa (Prastowo, 2015: 293).

Association for Educational Communications and Technology (dalam Sukiman, 2012:28) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Adapun National Education Association (dalam Sukiman, 2012:28) mengartikan media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta


(35)

14 instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut. Sanjaya (dalam Prastowo, 2015: 294) juga berpendapat bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu seperti alat, lingkungan, dan segala bentuk kegiatan yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan, mengubah sikap, atau menanamkan keterampilan pada setiap orang yang memanfaatkannya.

Media pembelajaran adalah sarana atau alat bantu pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran (Sanaky, 2013: 4). Miarso (dalam Sanaky, 2013: 4) mengatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar dalam diri pembelajar. Hamidjojo (dalam Arsyad, 2010:4) memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat, sehingga ide, gagasan, atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.

Munadi (2013: 7) mengatakan bahwa media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana, sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, model pembelajaran aktif pun mulai dikembangkan dengan mengintegrasikan teknologi ICT ke dalam pembelajaran aktif


(36)

15 tersebut (Jasmadi, 2010: 201). Sejalan dengan hal tersebut, media-media untuk mengeksplorasi kecerdasan semakin mudah diwujudkan. Media pembelajaran yang dikembangkan bukan lagi media konvensional, melainkan sudah mulai beralih ke media ICT atau media yang menggunakan sistem informasi dan komunikasi, serta menggunakan komputer sebagai sarana/alatnya.

Information and Communication Technology (ICT) atau Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah berbagai aspek yang melibatkan teknologi, rekayasa, dan teknik pengelolaan yang digunakan dalam pengendalian dan pemrosesan informasi serta penggunaannya, hubungan komputer dengan manusia dan hal yang berkaitan dengan sosial, ekonomi, dan kebudayaan (Munir, 2009:31). Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya terkait dengan pengertian teknologi informasi dan komunikasi atau information and communication technology seperti yang dikutip oleh Munir (2009: 31) sebagai berikut:

1) Menurut Kadir (2003), teknologi informasi dan komunikasi adalah studi atau penggunaan peralatan elektronika, terutama komputer, untuk menyimpan, menganalisis, dan mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata-kata, bilangan, dan gambar.

2) Menurut Alter (2003), teknologi informasi dan komunikasi mencakup perangkat keras dan perangkat lunak untuk melaksanakan satu atau sejumlah tugas pemrosesan data, seperti


(37)

16 menangkap, mentransmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi, atau menampilkan data.

3) Menurut Martin (2003), teknologi informasi dan komunikasi tidak hanya terbatas pada teknologi (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk menyimpan dan memproses, melainkan juga mencakup teknologi informasi untuk mengikuti informasi.

4) Menurut Lukas (2003), teknologi informasi dan komunikasi sebagai segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirim informasi dalam bentuk elektronik, setiap perangkat keras adalah komputer, sedangkan perangkat lunaknya yaitu lembar kerja.

Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan, seperti pemanfaatan komputer dan jaringan komputer memberikan kesempatan kepada setiap pembelajar untuk mengakses materi pelajaran yang disajikan dalam bentuk interaktif melalui jaringan komputer. Kegiatan belajar mengajar berbasis TIK atau ICT adalah proses belajar mengajar dengan memanfaatkan TIK sebagai sarana untuk berinteraksi dengan para siswa. Dalam proses pembelajaran seperti ini, guru menggunakan peranti seperti laptop, LCD Projector, internet, serta program aplikasi yang mendukung untuk interaksi pembelajaran.

Berdasarkan pemaparan tentang pengertian media pembelajaran dan pengertian teknologi informasi dan komunikasi di atas, dapat


(38)

17 disimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis ICT atau media pembelajaran berbasis TIK merupakan segala alat teknologi (perangkat lunak dan perangkat keras) yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran, guna menyampaikan informasi/materi kepada peserta didik serta berfungsi untuk memudahkan peserta didik dalam memahami materi yang diajarkan. Teknologi informasi dan komunikasi atau information and communication technology merupakan suatu proses yang rasional dan efisien.

b. Fungsi Media Pembelajaran Berbasis ICT

Fungsi media dalam proses pembelajaran tidak hanya sekedar sebagai alat bantu guru, melainkan sebagai pembawa informasi atau pesan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Media pembelajaran juga berfungsi untuk merangsang pembelajaran (Sanaky, 2013: 7). Media pembelajaran secara umum berfungsi juga sebagai pengantara bagi pembawa pesan dan penerima pesan. Munadi (2013: 37) menyebutkan lima fungsi media pembelajaran secara umum yaitu:

1) Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar

Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar yaitu sebagai penyalur, penyampai, penghubung, dan lain-lain yang bersifat mengaktifkan siswa.

2) Fungsi semantik

Fungsi semantik yakni kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata yang maknanya dapat dipahami anak didik.


(39)

18 3) Fungsi manipulatif

Fungsi manipulatif yakni media berfungsi untuk mengatasi batas-batas ruang dan waktu serta mengatasi keterbatas-batasan indrawi. 4) Fungsi psikologis

Fungsi psikologis media memuat fungsi atensi (menumbuhkan perhatian), fungsi afektif (menggugah perasaan), fungi kognitif (menumbuhkan kemampuan berpikir), fungsi imajinatif (meningkatkan dan mengembangkan imajinasi siswa), dan fungsi motivasi.

5) Fungsi sosio-kultural

Fungsi sosio-kultural yakni mengatasi hambatan sosio-kultural antar peserta komunikasi pembelajaran.

Selain itu, Susilana & Cepi (2009: 9) menyebutkan lima fungsi media pembelajaran yaitu:

1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalitas.

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.

3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.

4) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori, dan kinestetiknya.

5) Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama.


(40)

19 Levie dan Lentz (dalam Kustandi & Bambang, 2013:19) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran yaitu fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris.

1) Fungsi atensi, mengandung arti bahwa media pembelajaran dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks pelajaran.

2) Fungsi afektif, dapat dilihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar teks yang bergambar.

3) Fungsi kognitif, terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. 4) Fungsi Kompensatoris, mengandung arti bahwa media

pembelajaran membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat menerima, serta memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berpengaruh terhadap perkembangan media pembelajaran. Hal ini ditandai dengan berkembangnya media pembelajaran berbasis komputer/media


(41)

20 pembelajaran berbasis ICT/media pembelajaran berbasis TIK. Media pembelajaran dengan menggunakan komputer/TIK/ICT memiliki kelebihan karena menarik, atraktif, dan interaktif. Secara umum, teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memiliki manfaat dalam dunia pendidikan. Munir (2009:38) menguraikan manfaat teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan yaitu sebagai berikut:

1) Cepat. Dikatakan cepat karena komputer dapat melakukan suatu pekerjaan dengan lebih cepat dan tepat, dibandingkan dengan manusia.

2) Konsisten. Komputer dapat melakukan suatu pekerjaan secara berulang-ulang dan selalu konsisten.

3) Tepat. Komputer berupaya memberikan kesan perbedaan yang sangat kecil di setiap pekerjaan.

4) Kepercayaan. Komputer dapat memberikan keputusan yang dapat dipercaya oleh penggunanya, walaupun dilakukan secara berulang-ulang kali.

5) Meningkatkan produktivitas. 6) Meningkatkan kreativitas.

Pemanfaatan komputer sebagai media pembelajaran sangat tepat untuk belajar secara interaktif. Penggunaan komputer sebagai alat bantu dalam memproses dan pembuatan keputusan manajerial bukan lagi sebagai keharusan mendesak, melainkan juga menjadi kebutuhan mutlak bagi semua orang (Munir, 2009:48). Komputer dapat dijadikan sebagai


(42)

21 sumber belajar yang menyediakan berbagai macam bentuk media bagi siswa, agar siswa mampu membuat desain dan merekayasa suatu konsep pengetahuan (Munadi, 2013: 149). Banyaknya sumber belajar dalam komputer yang telah merangsang beberapa indera, diharapkan juga mampu mengaktifkan fungsi-fungsi psikologis (afektif, kognitif, konatif-dinamik, dan sensori-motori) siswa.

c. Jenis-jenis Media Pembelajaran Berbasis ICT

Perkembangan media pembelajaran selalu mengikuti perkembangan teknologi. Teknologi yang seringkali digunakan dalam proses pembelajaran dan berfungsi sebagai media yaitu teknologi komputer. Penggunaan komputer secara langsung dengan siswa untuk menyampaikan isi pelajaran, memberikan latihan dan mengetes kemajuan belajar siswa disebut dengan istilah CAI atau Computer Assisted Instruction (Daryanto, 2010: 148).

Computer Assisted Instruction (CAI) memberi kemudahan bagi guru dan siswa dalam melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar. Arsyad (2014: 150) menyebutkan bentuk media pembelajaran yang dapat dikembangkan dengan menggunakan komputer (CAI) sebagai bantuannya yaitu media bentuk tutorial, media bentuk drill and practice, media bentuk simulasi, dan media bentuk permaianan.

1) Bentuk Tutorial

CAI bentuk turotial merupakan program pembelajaran individual yang dikemas dalam bentuk branching. Metode pembelajaran


(43)

22 yang termuat dalam CAI bentuk tutorial harus mengikuti pengajaran secara branching yaitu mata pelajaran disajikan dalam unit-unit kecil, kemudian disusul dengan pertanyaan (Darmawan, 2011: 139).

2) Bentuk Drill and Practice

Bentuk drills dalam CAI pada dasarnya merupakan salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret melalui penciptaan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana sebenarnya (Darmawan, 2011: 105). Tahapan materi program CAI drills adalah sebagai berikut:

a) Masalah-masalah disajikan dalam bentuk latihan soal. Soal-soal yang diberi memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda, sesuai dengan keadaan siswa.

b) Siswa mengerjakan soal latihan melalui komputer. c) Program akan merekam pekerjaan siswa, mengevaluasi,

dan kemudian memberi umpan balik.

d) Jika jawaban yang diberika siswa benar, maka program akan menampilkan materi selanjutnya. Namun, jika jawaban yang diberikan salah, maka program akan menyediakan fasilitas untuk mengulangi latihan soal.


(44)

23 3) Bentuk Simulasi

Bentuk simulasi dalam CAI pada dasarnya merupakan salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret melalui penciptaan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana sebenarnya dan berlangsung dalam suasana tanpa resiko (Darmawan, 2011: 123). Secara sederhana, pola pengoperasiannya yaitu sebagai berikut:

a) Komputer menyajikan materi simulasi.

b) Siswa menyimak proses simulasi materi pelajaran. c) Melanjutkan atau mengulangi tahapan simulasi

sebelumnya.

Program CAI simulasi menggunakan perangkat lunak komputer untuk menyajikan materi pelajaran.

4) Bentuk Permainan

CAI bentuk games atau permainan merupakan program pembelajaran yang lebih menekankan pada penyajian bentuk-bentuk permainan dengan muatan bahan pelajaran di dalamnya (Darmawan, 2011: 191). Penekanan CAI bentuk games atau permainan ini terletak pada upaya untuk memaksimalkan aktivitas belajar mengajar secara berkesinambungan dalam bentuk interaksi antara peserta didik dan materi pelajaran. Keanekaragaman jenis media pembelajaran juga dapat dilihat dari berbagai aspek. Menurut Sanjaya (2008: 211) media pembelajaran dapat


(45)

24 diklasifikasikan berdasarkan sifatnya, kemampuan jangkauannya, dan teknik pemakaiannya.

1) Berdasarkan sifatnya, media dapat dibagi ke dalam: a) Media auditif

Media auditif yaitu media yang hanya dapat didengar atau media yang memiliki unsur suara saja. Contohnya radio dan rekaman suara.

b) Media visual

Media visual yaitu media yang hanya dapat dilihat dan tidak memiliki unsur suara. Contohnya poster, foto, lukisan, gambar, dan lain sebagainya.

c) Media audiovisual

Media audiovidual yaitu media yang dapat dilihat dan juga didengar atau media yang memiliki dua unsur yaitu suara dan gambar. Contohnya video, film, dan lain sebagainya.

2) Berdasarkan kemampuan jangkauannya, media dapat dibagi ke dalam:

a) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio dan televisi. Media ini lebih mempermudah siswa mempelajari hal-hal yang aktual secara bersamaan tanpa harus menggunakan ruangan khusus.


(46)

25 b) Media yang memiliki daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu. Contohnya seperti film, video, dan lain sebagainya.

3) Berdasarkan teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke dalam: a) Media yang diproyeksikan seperti film, slide,

transparansi.

b) Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan, radio, dan lain sebagainya.

Arsyad (2014: 31) mengatakan bahwa berdasarkan perkembangan teknologi, maka media pembelajaran dibedakan menjadi empat kelompok yaitu:

1) Media hasil teknologi cetak

Teknologi cetak merupakan cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Media hasil teknologi cetak meliputi teks, grafik, foto atau fotografik, dan reproduksi Ciri-ciri media hasil teknologi cetak yaitu:

a) Teks dibaca secara linear, sedangkan visual diamati berdasarkan ruang.

b) Baik teks maupun visual menampilkan komunikasi satu arah dan reseptif.


(47)

26 d) Pengembangan sangat tergantung pada prinsip

kebahasaan dan persepsi visual.

e) Baik teks maupun visual berorientasi pada siswa.

f) Informasi dapat diatur kembali atau ditata ulang oleh pemakai.

2) Media hasil teknologi audio-visual

Media hasil teknologi audio-visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung pada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa. Teknologi audio-visual meliputi mesin proyektor film, tape recorder, dan proyek visual yang lebar. Ciri utama media hasil teknologi audio-visula yaitu:

a) Bersifat linear.

b) Menyajikan visual yang dinamis.

c) Digunakan dengan cara ditetapkan sebelumnya oleh perancang.

d) Representasi fisik dari gagasan real atau abstrak.

e) Dikembangkan menurut prinsip perkembangan psikologi behaviorisme dan kognitif.

f) Umumnya berorientasi pada guru dengan tingkat keterlibatan interaktif peserta didik yang rendah.


(48)

27 3) Media hasil teknologi yang berdasarkan komputer

Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan dan menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikroprosesor. Berbagai jenis aplikasi teknologi berbasis komputer dalam pembelajaran umumnya dikenal sebagai computer assisted instruction (pembelajaran dengan bantuan komputer). Aplikasi ini bertujuan untuk menyajikan materi pelajaran secara bertahap, latihan untuk membantu siswa menguasai materi yang telah dipelajari sebelumnya, latihan mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang baru dipelajari, sumber yang dapat membantu siswa menambah informasi dan pengetahuannya sesuai dengan keinginan masing-masing. Ciri-ciri media hasil teknologi berbasis komputer yaitu sebagai berikut:

a) Dapat digunakan secara acak, non sekuensial, atau secara linear.

b) Dapat digunakan sesuai dengan keinginan siswa atau berdasarkan keinginan perancang sebagaimana direncanakan.

c) Gagasan yang disajikan dalam bentuk abstrak, bentuk kata, simbol, dan grafik.

d) Prinsip ilmu kognitif untuk mengembangkan media tersebut.


(49)

28 e) Pembelajaran dapat berorientasi pada siswa dan

melibatkan interaktivitas siswa yang tinggi. 4) Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer

Teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer. Ciri media teknologi berbasis cetak dan komputer yaitu:

a) Dapat digunakan secara acara atau linear.

b) Dapat digunakan sesuai dengan keinginan siswa, bukan saja dengan cara yang direncanakan dan diinginkan oleh perancangnya.

c) Gagasan sering disajikan secara realistik dalam konteks pengalaman siswa, menurut apa yang relevan dengan siswa dan di bawah pengendalian siswa.

d) Prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme diterapkan dalam pengembangan dan penggunaan pelajaran.

e) Pembelajaran ditata dan berpusat pada lingkup kognitif, sehingga pengetahuan dikuasi jika pelajaran digunakan. f) Bahan belajar dapat melibatkan interaktivitas siswa. g) Bahan pelajarannya memadukan kata dan visual dari

berbagai sumber.

Berdasarkan paparan tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu media visual,


(50)

29 media audio, dan media audiovisual. Ketiga jenis media tersebut diklasifikasikan lagi ke dalam media visual bergerak dan diam, media audiovisual bergerak dan diam, serta media audio bergerak dan diam. Sedangkan berdasarkan perkembangan teknologi media pembelajaran dapat dibedakan menjadi media hasil teknologi cetak, media hasil teknologi audio-visual, media hasil teknologi yang berdasarkan komputer, dan media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer. Jenis-jenis media tersebut, jika dikembangkan dengan menggunakan program CAI, maka dapat dijadikan sebagai media pembelajaran berbasis komputer/teknologi/ICT. Dalam penelitian ini, jenis media yang digunakan yaitu media pembelajaran berbasis ICT yang menggunakan program komputer untuk pengoperasiannya.

2. Microsoft Powerpoint sebagai Media Pembelajaran a. Pengertian Microsoft Powerpoint

Microsoft Powerpoint adalah program aplikasi presentasi yang maerupakan salah satu program aplikasi di bawah Microsoft Office program komputer dan tampilan ke layar dengan menggunakan bantuan LCD projektor (Sanaky, 2013: 147). Susilana & Riyana (2009: 100) mengatakan bahwa Microsoft Powerpoint merupakan program aplikasi presentasi yang populer dan paling banyak digunakan saat ini untuk berbagai kepentingan presentasi, baik pembelajaran, presentasi produk, meeting, seminar, lokakarya, dan sebagainya. Powerpoint ini juga


(51)

30 merupakan salah satu program software yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatannya, mudah dalam penggunaannya, dan relatif murah karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk menyimpan data.

Microsoft Powerpoint digunakan untuk memberi lebih banyak cara membuat dan berbagi presentasi secara dinamis dengan audiens. Powerpoint dapat merupakan bagian dari keseluruhan presentasi, maupun menjadi satu-satunya sarana penyampaian informasi. Program Microsoft Powerpoint cukup populer digunakan baik dalam proses pembelajaran di lembaga-lembaga pendidikan formal, maupun pada lembaga-lembaga tidak formal seperti pelatihan dan penyuluhan (Sanjaya, 2012: 183). Pengoperasian dan bentuk tampilan Microsoft Powerpoint lebih menarik serta dapat diintergrasikan dengan program Microsoft lainnya seperti Word, Excel, Acces dan sebagainya, termasuk diintegrasikan dengan video, gambar, dan foto.

Fasilitas Powerpoint pada prinsipnya dapat digunakan untuk program model pembelajaran interaktif (Darmawan, 2011: 162). Kemampuan audio dan video yang diintegrasikan dalam Powerpoint akan sangat menarik dan membantu guru dalam memberitahu sebuah cerita atau peristiwa yang pernah terjadi melalui gambar, foto, video, atau yang lainnya yang dapat ditampilakan dalam Powerpoint. Susilana & Riyana (2009: 100) mengemukakan tiga tipe penggunaan Powerpoint sebagai berikut.


(52)

31 1) Personal presentation. Pada umumnya, Powerpoint dalam tipe ini digunakan untuk presentasi dalam kelas seperti kuliah, training, seminar, workshop. Penyajian Powerpoint ini sebagai alat bantu bagi guru untuk penyampaian materi pembelajaran agar siswa merasa tertarik pada pembelajaran.

2) Stand alone. Dalam tipe ini, Powerpoint dapat dirancang khusus untuk pembelajaran individu yang bersifat interaktif, meskipun kadarnya tidak terlalu tinggi.

3) Web based. Dalam tipe ini, Powerpoint dapat diformat menjadi file web, sehingga program yang muncul berupa browser yang dapat menampilkan akses internet.

Berdasarkan pemaparan menurut para ahli tersebut di atas mengenai Microsoft Powerpoint, peneliti menyimpulkan bahwa Microsoft Powerpoint merupakan salah satu software yang dapat membantu seseorang dalam melakukan presentasi. Aplikasi Microsoft Powerpoint juga dapat menghasilkan suatu bentuk atau model pembelajaran interaktif yang dapat menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran.

b. Mengoperasikan Microsoft Powerpoint

Program aplikasi Powerpoint merupakan program untuk membuat presentasi yang ada dapat dipergunakan untuk membuat program pembelajaran, sehingga program pembelajaran yang dihasilkan pun akan cukup menarik dengan komposisi warna dan animasi yang


(53)

32 digunakan (Sanaky, 2013: 148). Mengoperasikan Microsoft Powerpoint bukan merupakan suatu hal yang mudah. Kasus seperti ini dapat kita temui pada guru-guru yang belum memiliki pemahaman tentang IT dengan baik.

Menjalankan program Microsoft Powerpoint mencakup beberapa langkah. Arsyad (2014: 164) menjelaskan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk menggunakan beberapa fitur Microsoft Powerpoint yaitu dimulai dengan membuka aplikasi Microsoft Powerpoint dengan cara klik Start All programs Microsoft Office Microsoft Office Powerpoint. Kemudian, dilanjutkan dengan membuat lembar kerja atau prsentasi pada Microsoft Powerpoint.

Daryanto (2010: 73) menjelaskan langkah-langkah membuat media presentasi dengan Microsoft Powerpoint yaitu sebagai berikut.

1) Membuka program

Langkah yang dapat dilakukan untuk membuka program Microsoft Powerpoint yaitu klik tombol start > klik all program > arahkan kursor ke Microsoft Powerpoint > klik file Powerpoint.

2) Mulai menulis

Setelah jendela Powerpoint muncul atau terbuka, tuliskan teks pada setiap frame sesuai naskah yang telah dibuat dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

a) Klik to add title lalu ketik judul utama naskah yang anda buat, kemudian pilih jenis dan ukuran hurufnya.


(54)

33 b) Klik to add subtitle untuk menuliskan subjudul, kemudian

pilih jenis dan ukuran huruf.

c) Untuk memilih jenis hururf klik kotak font dan pilih jenis huruf yang anda sukai. Untuk memilih ukuran huruf klik kotak font size kemudian pilih besarnya huruf yang disesuaikan dengan tingkat keterbacaannya.

3) Memberi warna teks

Untuk pemilihan warna, lakukan langkah berikut ini:

a) Blok atau klik dengan mouse pada judul yang anda tulis. b) Pilih warna huruf yang terdapat di bawah layar atau di

panel sebelah kanan atas. 4) Membuat animasi teks

Fasilitas animasi yang ada pada program Powerpoint membantu anda untuk menambah efek gerakan pada teks atau gambar. Langkah membuatnya yaitu sebagai berikut:

a) Klik teks judul dengan menggunakan mouse sebelah kanan, kemudian pilih custom animation pilih dan klik pada add efffect maka akan muncul beberapa pilihan bentuk animasi.

b) Pilih salah satu jenis animasi kemudian untuk mencobanya klik pada tombol play.


(55)

34 Langkah untuk memberi background pada slide presentasi yaitu sebagai berikut:

a) Pilih format yang ada di panel atas, kemudian pilih dan klik pada background sehingga akan muncul kotak dialog. b) Setelah muncul kotak dialog automatic pilih dan klik pada

fill effects maka akan muncul kotak dialog fiil effects, sehingga anda dapat memilih background untuk fiil effects gradient, texture, pattern, dan picture.

c) Apabila ingin menggunakan background berupa gambar atau foto yang telah disiapkan, maka pilih dan klik picture, kemudia klik select picture dan pilih gambar dari folder misalnya klik my documen, kemudian pilih insert, lalu OK.

d) Terakhir klik apply agar layar slide presentasi memiliki background seperti yang anda sukai.

6) Memasukkan gambar dengan teknik insert Cara yang dapat anda lakukan yaitu:

a) Arahkah mouse pada tombol toolbar, kemudian pilih insert dan arahkan mouse pada picture.

b) Klik from file

7) Memasukkan video dengan teknik insert Cara yang dapat anda lakukan yaitu:


(56)

35 a) Arahkah mouse pada tombol toolbar, kemudian pilih

insert dan arahkan mouse pada movie and sound. b) Klik from file

8) Membuat hyperlink pada media presentasi

Cara yang dapat anda lakukan agar presentasi yang dibuat lebih menarik dan interaktif, maka dapat memanfaatkan hyperlink maupun action button dengan langkah sebagai berikut.

a) Buatlah desain tampilan dalam bentuk tombol, lalu ketik untuk masing-masing topik atau subtopik yang akan diuraikan.

b) Klik tombol atau button yang akan dihubungkan ke link, kemudian klik insert pada panel toolbar di atas, klik hyperlink kemudian pilih slide yang akan dituju, lalu klik OK.

c) Untuk mengaktifkan hyperlink tekan shift+5 pada keyboard, kemudian arahkan mouse pada tombol button atau kalimat yang bergaris bawah. Ketika muncul gambar tangan sedang “menunjuk” maka klik pada tombol button atau kalimat yang anda buat sudah terhubung dengan penjelasan yang ada di slide yang di link-kan atau dihubungkan.

Langkah-langkah tersebut di atas merupakan langkah umum menggunakan atau mengoperasikan Microsoft Powerpoint untuk


(57)

36 presentasi. Beberapa ahli juga mengemukakan pendapat yang sama terkait dengan hal tersebut, sehingga peneliti hanya menggunakan pendapat dua ahli untuk menjelaskan langkah-langkah mengoperasikan Microsoft Powerpoint untuk presentasi.

c. Indikator Kualitas Microsoft Powerpoint

Membuat media presentasi menggunakan komputer biasanya dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa hal. Oleh karena itu, sebuah media presentasi (dalam hal ini Microsoft Powerpoint) dikatakan baik jika telah memenuhi prinsip atau kualitas media pembelajaran berbasis ICT. Daryanto (2010: 72) menyebutkan beberapa tips yang perlu diperhatikan pada saat membuat media presentasi dengan menggunakan Powerpoint yaitu sebagai berikut:

1) Pilihan jenis huruf yang tingkat keterbacaannya tinngi, misalnya

Arial, Verdana, atau Tahoma. Gunakan ukuran huruf 17 – 20 untuk isi teks, 28 untuk sub judul, dan 30 untuk judul.

2) Untuk memperjelas dan memperindah tampilan, gunakan variasi warna, gambar, foto, animasi, atau video.

3) Area frame yang ditulis jangan melebihi ukuran 16×20 cm. 4) Usahakan dalam satu slide tidak memuat lebih dari 18 baris teks. 5) Dalam satu slide hanya berisi satu topik atau subtopik

pembahasan.


(58)

37 7) Perhatikan komposisi warna, keseimbangan (tata letak),

keharmonisan, dan kekontrasan pada setiap tampilan. 8) Memperhatikan prinsip kesederhanaan.

9) Jangan terlalu membuat tampilan slide yang terlalu rumit, ramai, dan pernuh warna-warni. Hal ini dapat menyebabkan terganggunya pesan utama yang disajikan.

Sanjaya (2012: 234) menyebutkan kriteria untuk menilai sebuah media interaktif di antaranya yaitu:

1) Kesederhanaan. Kesederhanaan artinya bahwa program multimedia interaktif harus dirancang agar dapat digunakan siapa saja. Orang yang memanfaatkan media tidak perlu belajar tentang komputer terlebih dahulu dan mudah dalam mengoperasikan media.

2) Kelengkapan bahan pelajaran. Kelengkapan bahan pelajaran artinya multimedia yang dikembangkan memiliki kandungan yang cukup tentang materi pelajaran, sehingga dapat memenuhi kebutuhan siswa tentang pengetahuan yang ingin diperolehnya. Sebaiknya isi kandungan multimedia tidak hanya data atau fakta, akan tetapi juga berisi konsep, prinsip, dan generalisasi bahkan teori.

3) Komunikatif. Multimedia yang dikembangkan harus bersifat komunikatif artinya baik bahasa maupun format penampilan harus dapat berbicara, harus mengajak pengguna melakukan


(59)

38 sesuatu. Dengan demikian, format penyajian multimedia jangan bersifat deskriptif yang menempatkan pengguna sebagai objek belajar akan tetapi juga sebagai subjek belajar.

4) Belajar mandiri. Multimedia yang baik dirancang untuk dapat digunakan secara mandiri tanpa bantuan orang lain, termasuk guru. Untuk itu, format penyajian harus disusun lengkap dari mulai petunjuk penggunaan, isi pelajaran, sampai pada alat evaluasi berserta kunci jawaban, sehingga pengguna dapat menentukan sendiri keberhasilan penggunaannya.

5) Belajar setahap demi setahap. Pembelajaran melalui multimedia adalah proses belajar setahap demi setahap. Oleh karena itu, materi harus disusun secara unit-unit terkecil dan mulai dari hal yang sederhana menuju hal yang kompleks, dan dari yang konkret ke hal yang abstrak.

6) Unity multimedia adalah penggabungan beberapa jenis media. Oleh sebab itu, pemakaian berbagai jenis media seperti media audio, video, foto, film dan sebagainya harus ditata secara serasi dan seimbang dengan tidak mengabaikan unsur artistik dan estetikanya.

7) Kontinuitas. Multimedia harus dapat mendorong secara terus menerus untuk belajar, sehingga dapat menumbuhkan minat belajar lebih lanjut. Multimedia juga harus dapat meninggalkan


(60)

39 bekas, sehingga ketika seseorang selesai menjalankan sebuah program, ia akan merasa telah belajar sesuatu.

Berdasarkan pemaparan para ahli tersebut di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam merancang atau mendesain sebuah media interaktif atau media presentasi berbasis ICT, perancang perlu memperhatikan beberapa hal seperti kesederhanaan, jenis huruf, konten atau isi media, cara penyajiannya, bahasa penggunaan. Kriteria penilaian atau hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat sebuah media interaktif menurut para ahli tersebut di atas, kemudian digunakan oleh peneliti sebagai acuan dalam menyusun instrumen validasi atau instrumen penilaian kelayakan media pembelajaran berbasis ICT.

d. Kelebihan dan kelemahan Microsoft Powerpoint

a) Kelebihan Microsoft Powerpoint

Microsoft Powerpoint memiliki keuntungan tersendiri jika dibandingkan dengan media pembelajaran interaktif lainnya. Keuntungan terbesar dari program ini adalah tidak diperlukannya pembelian piranti lunak karena sudah berada di dalam Microsoft Office program komputer (Sanaky, 2013: 147). Keuntungan lain dari program ini adalah sederhananya tampilan ikon dan ikon-ikon pembuatan presentasi kurang lebih sama dengan ikon-ikon-ikon-ikon pada Microsoft Word, sehingga pemakai tidak perlu mempelajari bahasa pemrograman, tetapi dengan ikon yang telah dikenal dapat dengan mudah mengoperasikan program tersebut.


(61)

40 Seorang pengajar dapat mendesain berbagai program pembelajaran sesuai materi, metode, dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, dengan memanfaatkan Microsoft Powerpoint. Sanaky (2013: 148) menyebutkan keuntungan desain dengan menggunakan Microsoft Powerpoint yaitu:

(1) Memasukkan teks, gambar, suara, dan video.

(2) Membuat tampilan yang menarik dengan memberi warna, tekstur, dan memasang gambar dari file sendiri.

(3) Membuat hyperlink yang dapat membuat desain menjadi lebih interaktif.

(4) Membuat slide transtiton.

Darmawan (2011: 162) menyebutkan keuntungan Microsoft Powerpoint yaitu:

(1) Memiliki fitur-fitur yang lengkap seperti pada Microsoft Word.

(2) Dapat digunakan untuk program model pembelajaran interaktif di kelas.

(3) Pengembangan proses pembelajaran terdiri dari beberapa komponen dalam bentuk file dan juga dapat dibantu dengan menggunakan hyperlink.

(4) Fasilitas Powerpoint dapat digunakan untuk kepentingan pemrograman multimedia pembelajaran atau CAI. Daryanto (2010: 164) kelebihan dari Microsoft Powerpoint yaitu”


(62)

41 1) Penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf, dan animasi, baik animasi teks maupun animasi gambar atau foto.

2) Lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan ajar yang tersaji.

3) Pesan informasi secara visual lebih mudah dipahami peserta didik.

4) Guru tidak perlu banyak menerangkan bahan ajar yang sedang disajikan.

5) Dapat diperbanyak sesuai kebutuhan dan dapat dipakai berulang-ulang.

6) Dapat disimpan dalam bentuk data optik atau magnetik, sehingga praktis untuk dibawa kemana-mana.

b) Kelemahan Microsoft Powerpoint

Microsoft Powerpoint selain memiliki kelebihan, juga memiliki kelemahan. Daryanto (2010: 83) mengatakan bahwa media Powerpoint tidak serba cocok untuk semua jenis dan tujuan pembelajaran. Oleh sebaba itu, guru sebaiknya memahami benar bagaimana karakteristik media presentasi atau media Powerpoint. Mengingat bahwa Microsoft Powerpoint merupakan salah satu media berbasis komputer, maka kita juga dapat melihat beberapa kelemahan media berbasis komputer.


(63)

42 Arsyad (2014: 56) menyebutkan beberapa kelemahan media berbasis komputer yaitu sebagai berikut.

(1) Meskipun harga perangkat keras komputer cenderung menurun, pengembangan perangkat lunaknya masih relatif mahal.

(2) Untuk menggunaan komputer diperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus tentang komputer.

(3) Keragaman model komputer sering menyebabkan program (software) yang tersedia untuk satu model tidak cocok dengan model yang lainnya.

(4) Program yang tersedia saat ini belum memperhitungkan kreativitas siswa, sehingga hal tersebut tentu tidak dapat mengembangkan kreativitas siswa.

(5) Komputer hanya efektif apabila digunakan satu orang atau beberapa orang dalam kelompok kecil.

Berdasarkan pemaparan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa media yang menggunakan Microsoft Powerpoint tidak selamanya memiliki keuntungan bagi guru maupun siswa. Oleh karena itu, guru sebaiknya memahami benar tentang Microsoft Powerpoint sebelum memutuskan untuk menggunakannya dalam proses pembelajaran.


(64)

43

3. Model Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT

Aktivitas pembelajaran perlu dirancang sebelumnya agar dapat memberikan output atau hasil yang diinginkan. Smaldino, dkk (2011: 111) mengatakan bahwa seluruh pengajaran yang efektif membutuhkan perencanaan yang tepat, begitu pun ketika mengajar dengan teknologi dan media pengajaran. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model desain pembelajaran ASSURE dalam mengembangkan media pembelajaran berbasis ICT. Model ASSURE dikembangkan oleh Sharon Smaldino, Robert Henich, James Russel dan Michael Molenda. Smaldino, dkk (2011: 111) mengatakan bahwa model ASSURE dirancang untuk membantu para guru merencanakan mata pelajaran yang secara efektif memadukan penggunaan teknologi dan media di ruang kelas.

Model pembelajaran ASSURE lebih berorientasi pada pemanfaatan media dan teknologi dalam menciptakan proses dan aktivitas pembelajaran yang diinginkan (Pribadi, 2011: 29). Pemanfaatan model desain pembelajaran ASSURE perlu dilakukan tahap demi tahap dan menyeluruh agar dapat memberikan hasil yang optimal yaitu tercapainya pembelajaran yang sukses. Dalam model ini, pemanfaatan media dan teknologi menjadi suatu keharusan karena digunakan untuk membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pribadi (2011: 31) mengatakan bahwa pemanfaatan media yang sejalan dengan metode dan strategi pembelajaran akan mampu melibatkan siswa secara intensif dalam aktivitas pembelajaran.


(65)

44 Model desain pembelajaran ASSURE memiliki enam langkah penting di dalamnya. Langkah penting dalam ASSURE yang dikemukakan oleh Smaldino, dkk (2011: 110), yaitu (1) menganalisis karakteristik pembelajar (analyze learner characteristics), (2) menyatakan standar dan tujuan (state performance objectives), (3) memilih strategi, teknologi, media, dan materi (select methods, media an materials), (4) menggunakan teknologi, media, dan material (utilize materials), (5) mengharuskan partisipasi pembelajar (require learner participation), (6) mengevaluasi dan merevisi (evaluate and revise). Berikut ini disajikan bagan langkah-langkah model desain pembelajaran ASSURE (dalam Pribadi, 2011: 30).

Bagan 2.1. Langkah-langkah model desain ASSURE

Analyze learner characteristic State objective

Select method, media, and learning materials Utilize materials

Require leraner participation Evaluate and revise


(66)

45 1) Menganalisis karakteristik pembelajara (Analyze learner

characteristic)

Langkah awal yang perlu dilakukan dalam menerapkan model ini adalah mengidentifikasi karakteristik siswa yang akan melakukan aktivitas pembelajaran. Keller (dalam Pribadi, 2011: 31) mengatakan bahwa pemahaman yang baik tentang karakteristik siswa akan sangat membantu guru atau instruktur dalam upaya memfasilitasi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2) Menyatakan standar dan tujuan (State objective)

Langkah selanjutnya yaitu menetapkan tujuan pembelajaran yang bersifat spesifik. Tujuan pembelajaran merupakan rumusan yang mendeskripsikan tentang kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang akan dan harus dimiliki siswa setelah menempuh proses pembelajaran.

3) Memilih strategi, teknologi, media, dan materi (Select method, media, and learning materials)

Langkah selanjutnya yaitu memilih metode, media, dan bahan ajar yang akan digunakan. Ketiga komponen ini berperan penting untuk digunakan dalam membantu siswa mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran yang telah digariskan. Penggunaan ketiga komponen ini secara tepat pada akhirnya akan membantu siswa dalam mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran.


(67)

46 4) Menggunakan teknologi, media, dan material (Utilize materials)

Langkah selanjutnya yaitu menggunakan teknologi, media, dan materi dalam proses pembelajaran. Namun, sebelum menggunakannya, perancang terlebih dahulu perlu melakukan uji coba untuk memastikan bahwa ketiga komponen tersebut dapat berfungsi efektif dan efisien untuk digunakan dalam situasi yang sebenarnya.

5) Mengharuskan partisipasi pembelajar (Require leraner participation)

Tujuan dari langkah ini yaitu agar proses pembelajaran berlangsung efektif dan efisien. Oleh karena itu, diperlukan adanya keterlibatan mental siswa secara aktif dengan materi atau substansi yang sedang dipelajari. Pemberian latihan merupakan salah satu contoh bagaimana melibatkan aktivitas mental siswa dengan memberi materi yang sedang dipelajari.

6) Evaluasi dan revisi (Evaluate and revise)

Tahap evaluasi dan revisi dalam model desain pembelajaran ASSURE dilakukan untuk menilai efektivitas dan efisiensi program pembelajaran dan juga menilai pencapaian hasil belajar siswa. Proses evaluasi terhadap semua komponen pembelajaran perlu dilakukan agar dapat memperoleh gambaran yang lengkap tentang kualitas sebuah program pembelajaran. Revisi perlu dilakukan apabila hasil


(1)

366 No. Kriteria 4

Baik sekali 3 Baik 2 Cukup 1 Perlu bimbingan jawaban yang dibutuhkan jawaban yang dibutuhkan jawaban yang dibutuhkan jawaban yang dibutuhkan

2. Ketepatan kunci jawaban Kunci jawaban menjawab semua soal yang diberikan Kunci jawaban menjawab sebagian besar soal yang diberikan Kunci jawaban menjawab sebagian kecil soal yang diberikan Kunci jawaban tidak sesuai dengan soal yang diberikan 3. Ketepatan menunjukkan keterkaitan Jawaban untuk soal menurun dan mendatar saling terkait dan tidak ada kotak putih yang kosong Jawaban soal menurun dan mendatar saling terkait Jawaban soal menurun dan mendatar sedikit terkait dan beberapa kotak putih terlihat kosong Tidak menunjukkan keterkaitan antar jawaban 4 Ketepatan pemilihan nomor untuk soal mendatar dan menurun Satu nomor memuat 1 soal mendatar dan 1 soal menurun

Satu nomor memuat 1 soal mendatar Nomor soal tidak merujuk pada soal yang sebenarnya Tidak mampu menempatkan nomor soal 5 Ketepatan menunjukkan kreativitas Menunjukkan bentuk yang sangat unik dan menarik Menunjukkan bentuk yang menarik Menunjukkan bentuk yang cukup menarik Tidak menunjukkan kemenarikan


(2)

367 LAMPIRAN 5

KUNCI JAWABAN DAN RUBRIK PENYEKORAN

A.Kunci jawaban soal uraian 1. Jawab:

 Pembulatan ke ratusan terdekat

 Miniatur rumah adat Minang Rp. 32.525,00

Dibulatkan ke ratusan terdekat menjadi Rp. 32.400,00

Alasannya karena nilai puluhan dari angka 32.525 yaitu 20. 20 nilainya kurang dari 50, sehingga dibulatkan ke bawah menjadi Rp. 32.400,00

 Kipas Rp. 17.375

Dibulatkan ke ratusan terdekat menjadi Rp. 17.400,00

Alasannya karena nilai puluhan dari angka 17.375 yaitu 70. 70 nilainya lebih dari 50, sehingga dibulatkan ke atas menjadi 17.400,00.

 Pembulatan ke ribuan terdekat

 Miniatur rumah adat Minang Rp. 32.525,00

Dibulatkan ke ribuan terdekat menjadi Rp. 33.000,00

Alasannya karena nilai ratusan dari angka 32.525 yaitu 500. Bilangan ribuan dengan ratusan 500 dibulatkan ke ribuan terdekat menjadi Rp. 33.000,00.

 Kipas Rp. 17.375

Dibulatkan ke ribuan terdekat menjadi Rp. 17.000,00

Alasannya karena nilai ratusan dari angka 17.375 yaitu 300. 300 nilainya kurang dari 500, sehingga dibulatkan ke bawah menjadi 17.000,00.

2. Jawab:

Jumlah uang yang dibayar Siti untuk semua cinderamata yang ia beli yaitu Miniatur rumah adat Minang Rp. 33.000,00

Kipas Rp. 17.000,00


(3)

368 3. Jawab:

Untuk soal nomor 3 kunci jawabannya tidak tersedia karena menuntut jawaban bebas dari siswa. Skor maksimal untuk soal ini yaitu 4.

4. Jawab:

 Untuk pembulatan ke puluhan terdekat, bulatkan ke bawah menjadi 0 jika angka satuannya 1, 2, 3, dan 4. Bulatkan ke atas menjadi 10 jika angka satuannya 5, 6, 7, 8, dan 9.

 Untuk pembulatan ke ratusan terdekat, bulatkan ke bawah menjadi 0 jika angka puluhannya 10, 20, 30, dan 40. Bulatkan ke atas menjadi 100 jika angka puluhannya 50, 60, 70, 80, dan 90.

 Untuk pembulatan ke ribuan terdekat, bulatkan ke bawah menjadi 0 jika angka ratusannya 100, 200, 300, dan 400. Bulatkan ke atas menjadi 1000 jika angka puluhannya 500, 600, 700, 800, dan 900.

5. Jawab:

Untuk soal nomor 5 kunci jawabannya tidak tersedia karena menuntut jawaban bebas dari siswa. Skor maksimal untuk soal ini yaitu 5.

Rubrik Penyekoran untuk Tes Uraian

Skor Nomor soal

1 2 3 4 5

0 Tidak menjawab Tidak menjawab Tidak menjawab

Tidak menjawab Tidak menjawab

1

Menjawab salah Menjawab benar, namun tidak disertai cara penyelesaiannya Menjawab salah Hanya menyebutkan satu aturan dalam pembulatan Menjawab salah 2 Menjawab benar, namun tidak disertai cara penyelesaiannya Menjawab benar dan menyertai sebagian besar cara penyelesaian Hanya memuat 3 soal cerita

Menyebutkan 2 aturan dalam pembulatan

Menemukan 1 informasi dalam teks dan tidak membuat cerita

3

Menjawab benar, hanya menyertai 2 cara penyelesaian

Menjawab benar sesuai kunci jawaban

Hanya memuat 4 soal cerita

Menjawab benar sesuai kunci jawaban

Menemukan 2 informasi dalam teks namun tidak membuat cerita


(4)

369

Skor Nomor soal

1 2 3 4 5

4

Menjawab benar dan menyertai sebagaian besar langkah

penyelesaian

-

Memuat 5 atau lebih soal

cerita -

Menemukan 2 informasi dalam teks lalu membuat cerita

5

Menjawab benar sesuai kunci

jawaban - - -

Menemukan 3 atau lebih informasi dalam teks, kemudian membuat cerita Skor maksimal = 20

Nilai akhir = Perolehan skor × 100 Skor maksimal Keterangan:

Menjawab benar = Menjawab sesuai dengan kunci jawaban atau mendekati kunci jawaban Menjawab salah = Menjawab pertanyaan tetapi tidak sesuai dengan kunci jawaban.

B.Panduan skoring untuk penilaian produk

Rekapitulasi Penilaian

No. Nama siswa Perolehan skor Nilai akhir Keterangan 1.

2. 3.

Dst

NA = Perolehan skor × 100 Skor maksimal Keterangan:


(5)

370 Perolehan skor :Jumlah skor yang diperoleh siswa dari kriteria yang ada


(6)

371

BIODATA PENULIS

Septiani Yeni Mere lahir di Wolowaru, Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur, pada tanggal 19 September 1994. Memulai pendidikan kanak-kanaknya di TK Santa Helen Wolowaru. Sekolah Dasar diperoleh di SDK Wolowaru 2, Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 2 Wolowaru, Sekolah Menengah Atas diperoleh di SMA Negeri 1 Ende.

Pada Tahun 2012, melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebagai Mahasiswa PPGT (Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi) pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir dengan judul ”Pengembangan Media Pembelajaran berbasis ICT Mengacu Kurikulum SD 2013 Subtema Kebersamaan dalam Keberagaman untuk Siswa Kelas IV SD Negeri Kalasan 1”.


Dokumen yang terkait

Pengembangan media pembelajaran berbasis ICT mengacu pada kurikulum SD 2013 subtema keberagaman budaya bangsaku untuk siswa kelas IV SD Negeri Kalasan I.

6 34 394

Pengembangan LKS berbasis kecerdasan ganda pada subtema kebersamaan dalam keberagaman mengacu kurikulum sd 2013 untuk siswa kelas empat (IV) Sekolah Dasar.

0 0 256

Pengembangan media pembelararan berbasis ICT mengacu pada kurikulum SD 2013 subtema macam-macam sumber energi untuk siswa kelas 4 SD Negeri Kalasan 1.

2 43 294

Pengembangan media pembelajaran berbasis ICT mengacu kurikulum SD 2013 subtema bersyukur atas keberagaman untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Kalasan I.

1 6 284

Pengembangan medi pembelajaran berbasis ICT mengacu kurikulum 2013 pada subtema pemanfaatan energi untuk siswa kelas IV SDN Kalasan 1.

0 11 318

Pengembangan media pembelajaran berbasis ICT mengacu kurikulum SD 2013 subtema keberagaman makhluk hidup di lingkunganku untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Kalasan 1.

0 2 325

Pengembangan media pembelajaran berbasis ICT mengacu kurikulum 2013 pada subtema hewan dan tumbuhan di lingkungan rumahku� untuk siswa kelas IV SD Negeri Kalasan 1.

0 0 329

Pengembangan media pembelajaran berbasis ICT mengacu kurikulum Sd 2013 subtema gaya dan gerak untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Kalasan 1.

2 13 328

Pengembangan media pembelajaran berbasis ICT mengacu pada kurikulum SD 2013 subtema ayo cintai lingkunganku untuk siswa kelas IV SD Negeri Kalasan 1.

0 3 354

Pengembangan perangkat pembelajaran subtema kebersamaan dalam keberagaman mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas empat (IV) Sekolah Dasar.

0 5 160