Pengembangan media pembelajaran berbasis ICT mengacu kurikulum Sd 2013 subtema gaya dan gerak untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Kalasan 1.

(1)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT MENGACU KURIKULUM SD 2013 SUBTEMA GAYA DAN GERAK

UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Esterlina Finance Osem Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini dilakukan karena guru masih membutuhkan contoh media pembelajaran berbasis ICT mengacu kurikulum 2013. Oleh karena itu, pengembangan media pembelajaran berbasis ICT masih sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa media pembelajaran berbasis ICT berupa powerpoint interaktif yang mengacu pada Kurikulum SD 2013.

Jenis penilitian yang dikembangkan adalah penelitian pengembangan. Penelitian ini didasarkan pada pengembangan yang dikemukakan oleh Borg dan Gall. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain. Berdasarkan kelima langkah tersebut, pengembangan desain produk final adalah berupa media pembelajaran berbasis ICT (powerpoint interaktif) yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara dan kuesioner.

Hasil validasi diperoleh berdasarkan penilaian empat aspek pengembangan media pembelajaran berbasis ICT. Keempat aspek tersebut terdiri dari 1) aspek konten atau isi, 2) aspek tampilan, 3) aspek penggunaan dan penyajian, 4) aspek bahasa. Berdasarkan keempat aspek tersebut maka hasil rata-rata yang didapatkan dari dua validator ahli media ialah 3,7 sedangkan rata-rata dari dua validator guru kelas ialah 3,4. Skor rata-rata yang didapatkan dari keempat validator yaitu 3,6 atau termasuk dalam kategori “sangat baik”. Hal ini menunjukkan media pembelajaran berbasis ICT berupa powerpoint interaktif yang dikembangkan sudah layak digunakan untuk uji coba sebagai media pembelajaran berbasis ICT berupa powerpoint mengacu Kurikulum 2013.

Kata kunci : Kurikulum SD 2013, media pembelajaran berbasis ICT, powerpoint interaktif, gaya dan gerak.


(2)

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF ICT-BASED LEARNING MEDIA BASED ON 2013 ELEMENTARY CURRICULUM ON SUBTHEME GAYA DAN GERAK

FOR FOURTH CLASS OF ELEMENTARY SCHOOL

Esterlina Finance Osem Sanata Dharma University

2016

This research was conducted for teachers who still need the examples of ICT-based learning media refers to 2013 curriculum. Therefore, the development of ICT-based learning media is still needed to meet the demand. The main objective of this research is to produce a product in form of ICT-based learning media especially interactive powerpoint based on the 2013 elementary school curriculum.

The type of this research is research development. The research is based on the development proposed by Borg and Gall. The development procedures used in the study includes 5 steps: (1) the potentials and problems, (2) file collection, (3) the design of the product, (4) validation expert, and (5) revised of the design. Based on the five-step development, the final product design in form of ICT-based learning media (interactive powerpoint) which refers 2013 curriculum for fourth grade elementary school students. Data collection techniques used were interview and questionnaire.

The validation results obtained based on the assessment for four aspects of the development of ICT-based learning media. The four aspects consist of: 1) aspect of the content, 2) aspect of the display, 3) aspect of the use and presentation, and 4) aspect of language. Based on the four aspects, the result obtained from the two media experts validator are 3.7 while the other validator (the teachers of fourth class) are 3.4. The average score obtained from the fourth validator is 3.6 (included in the "very good" category). These show that ICT-based learning media in the form of interactive powerpoint developed already fit for use in the class as ICT-based learning media in the form of powerpoint ICT-based on 2013 curriculum.

Keywords: 2013 elementary school curriculum, ICT-based learning media, interactive powerpoint, gaya dan gerak.


(3)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT MENGACU KURIKULUM SD 2013 SUBTEMA GAYA DAN GERAK UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI KALASAN 1

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh:

ESTERLINA FINANCE OSEM NIM. 121134281

RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA


(4)

SKRIPSI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT MENGACU KURIKULUM SD 2013 SUBTEMA GAYA DAN GERAK UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI KALASAN 1

Oleh:

Esterlina Finance Osem NIM: 121134281

Telah disetujui oleh:

Pembimbing


(5)

(6)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus

Mama Tersayang Herdina Penasifu Bapak Hiskia Osem (Almarhum)

Kakak: Kk Willem, Kk Otto, Kk Sumi, Kk Oktov, Ponaan tersayang: Elis, Ica, Ian, Owe, Suri, Econ, Vano Sahabat sepanjang masa: Kak Vero, Ma Vera, Kesa, ka Marce,

Ade Jeni, KK Yanti, Oa Ani, Idda, Cibi Yuyun, dan Susi. Teman-teman PPGT USD Angkatan 2.


(7)

Motto

Tuhan membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing (Amsal 16: 4a)

If you never try you will never know (anonim)

Secara teoritis saya meyakini hidup harus dinikmati, tapi kenyataannya justru sebalinknya– Kareba tak semuanya mudah

dinikmati (Charles Lam)


(8)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 09 Juni 2016


(9)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Esterlina Finance Osem

Nomor Mahasiswa : 121134281

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Pengembangan media pembelajaran berbasis ICT mengacu kurikulum SD 2013 subtema gaya dan gerak untuk siswa kelas IV sekolah dasar.

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 09 Juni 2016

Yang menyatakan


(10)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT MENGACU KURIKULUM SD 2013 SUBTEMA GAYA DAN GERAK

UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Esterlina Finance Osem Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini dilakukan karena guru masih membutuhkan contoh media pembelajaran berbasis ICT mengacu kurikulum 2013. Oleh karena itu, pengembangan media pembelajaran berbasis ICT masih sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa media pembelajaran berbasis ICT berupa powerpoint interaktif yang mengacu pada Kurikulum SD 2013.

Jenis penilitian yang dikembangkan adalah penelitian pengembangan. Penelitian ini didasarkan pada pengembangan yang dikemukakan oleh Borg dan Gall. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain. Berdasarkan kelima langkah tersebut, pengembangan desain produk final adalah berupa media pembelajaran berbasis ICT (powerpoint interaktif) yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara dan kuesioner.

Hasil validasi diperoleh berdasarkan penilaian empat aspek pengembangan media pembelajaran berbasis ICT. Keempat aspek tersebut terdiri dari 1) aspek konten atau isi, 2) aspek tampilan, 3) aspek penggunaan dan penyajian, 4) aspek bahasa. Berdasarkan keempat aspek tersebut maka hasil rata-rata yang didapatkan dari dua validator ahli media ialah 3,7 sedangkan rata-rata dari dua validator guru kelas ialah 3,4. Skor rata-rata yang didapatkan dari keempat validator yaitu 3,6 atau termasuk dalam kategori “sangat baik”. Hal ini menunjukkan media pembelajaran berbasis ICT berupa powerpoint interaktif yang dikembangkan sudah layak digunakan untuk uji coba sebagai media pembelajaran berbasis ICT berupa powerpoint mengacu Kurikulum 2013.


(11)

ABSTRACK

THE DEVELOPMENT OF ICT-BASED LEARNING MEDIA BASED ON 2013

ELEMENTARY CURRICULUM ON SUBTHEME GAYA DAN GERAK FOR FOURTH CLASS OF ELEMENTARY SCHOOL

Esterlina Finance Osem Sanata Dharma University

2016

This research was conducted for teachers who still need the examples of ICT-based learning media refers to 2013 curriculum. Therefore, the development of ICT-based learning media is still needed to meet the demand. The main objective of this research is to produce a product in form of ICT-based learning media especially interactive powerpoint based on the 2013 elementary school curriculum.

The type of this research is research development. The research is based on the development proposed by Borg and Gall. The development procedures used in the study includes 5 steps: (1) the potentials and problems, (2) file collection, (3) the design of the product, (4) validation expert, and (5) revised of the design. Based on the five-step development, the final product design in form of ICT-based learning media (interactive powerpoint) which refers 2013 curriculum for fourth grade elementary school students. Data collection techniques used were interview and questionnaire.

The validation results obtained based on the assessment for four aspects of the development of ICT-based learning media. The four aspects consist of: 1) aspect of the content, 2) aspect of the display, 3) aspect of the use and presentation, and 4) aspect of language. Based on the four aspects, the result obtained from the two media experts validator are 3.7 while the other validator (the teachers of fourth class) are 3.4. The average score obtained from the fourth validator is 3.6 (included in the "very good" category). These show that ICT-based learning media in the form of interactive powerpoint developed already fit for use in the class as ICT-based learning media in the form of powerpoint based on 2013 curriculum.

Keywords: 2013 elementary school curriculum, ICT-based learning media, interactive powerpoint, gaya dan gerak.


(12)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul ”Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT Mengacu Kurikulum SD 2013 Subtema Keberagaman Makhluk Hidup Di Lingkunganku Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Dalam enyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Oleh pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD. 3. Maria Melani Ika Susanti, S. Pd., M. Pd. selaku dosen pembimbing yang

telah membimbing dengan penuh kesetiaan, kesabaran, ketulusan, kasih sayang, dan kebijaksanaan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Drs. Puji Purnomo, M. Si. selaku koordinator PPGT Universitas Sanata Dharma yang selalu mendampingi dan selalu memberi inspirasi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

5. Agnes Herlina Dwi H.S.Si, MT, M.Sc selaku validator media pembelajaran berbasis ICT yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian


(13)

7. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik. 8. Sarjono, S.Pd. selaku Kepala SD Negeri Kalasan 1 Sleman Yogyakarta

yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah

9. Sri Rejeki, A. Ma. selaku guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1 yang telah memberikan bantuan selama peneliti melakukan penelitian di sekolah dan membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian. 10. Dra. Rahayu Setyaningsih, M. Pd. selaku Kepala SD N Maguwoharjo 1

yang telah memberikan ijin dan membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

11. Antonius Ifnu Selaku guru kelas IV SDKE Mangunan yang telah memberikan bantuan untuk peneliti melakukan validasi produk.

12. Mama terhebat Herdina Penasifu yang dengan tulus memberikan semangat, dukungan, dan doa kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Kakak terhebat, Willem, Otto, Sumi, Oktov, Wely, Mama Binya, Mama ian, Ka Alex, Ompa yang selalu memberikan dukungan baik motivasi maupun materi.

14. Keponakan tersayang Elisabet, Elisa, Brian, Suri, Rulan, Alberzon, Stevano, yang selalu menghadirkan semangat bagi peneliti disaat menyelesaikan skripsi.

15. Adhy Nap yang dengan setia menemani hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

16. Maliakat-malaikat tak bersayap: Kk Bie (vero), Ma Vhera, Jeni, Kesa, Idda, Ucik, Kk Yanti, Cibi Yuyun, Oa Ani, Kk Marce yang selalu siap sedia membantu, dan memberikan dukungan bagi peneliti dalam menyeleaikan skripsi ini.

17. Teman-teman seperjuangan mahasiswa PPGT 2012 yang selalu ada dalam suka dan duka dan selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.


(14)

18. Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk bantuan dan dukungannya selama ini.

Peneliti menyadari bhwa skripsi ini jauh kesempurnaan, maka penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhirnya penulis mengucapkan selamat membaca semoga bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 31 Mei 2016 Peneliti


(15)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR BAGAN ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan penelitia ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Batasan Istilah ... 7

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan ... 8 BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka


(16)

a. Pengertian media pembelajaran berbasis ICT ... 11

b. Fungsi media pembelajaran ... 16

c. Jenis-jenis media pembelajaran ... 19

2. Microsoft Powerpoint Sebagai Media Belajar ... 23

a. Pengertian microsoft powerpoint ... 23

b. Mengoprasikan microsoft powerpoint ... 24

c. Indikator kualitas microsoft powerpoint ... 28

d. Kelemahan dan Kelebihan microsoft powerpoint ... 29

3. Model Pengembangan Media Berbasis ICT ... 31

4. Kurikulum 2013 ... 37

a. Landasan teori kurikulum 2013 ... 37

b. Rasional elemen perubahan kurikulum 2013 ... 40

c. Prinsip pengembangan kurikulum 2013 ... 41

d. Pendekatan Saintifik ... 46

e. Pendekatan Tematik Integratif ... 53

B. Penelitian yang Relevan ... 61

C. Kerangka Berpikir ... 65

D. Pertanyaan Penelitian... 70

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 71

B. Prosedur Pengembangan ... 75

C. Jadwal Pelaksaan Penelitian ... 82

D. Teknik Pengumpulan Data ... 82

E. Validasi Ahli Media Pembelajaran Berbasis ICT ... 83

F. Instrumen Penelitian ... 83

G. Teknik Analisis Data ... 93

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Hasil Kebutuhan ... 100


(17)

B. Deskripsi Produk Awal ... 110 1. Rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) ... 111 2. Media pembelajaran powerpoint Interaktif ... 112 C. Data hasil validasi pakar media pembelajaran berbasis ICT

dan revisi produk ... 113 D. Data Hasil Validasi Guru SD Kelas IV Revisi Produk ... 116 E. Kajian Produk Akhir Dan Pembahasan ... 118 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 134 B. Keterbatasan Pengembangan ... 136 C. Saran ... 137 DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN ... 140 BIODATA ... 329


(18)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Kisi-kisi instrumen wawancara analisis kebutuhan ... 77

Tabel 3.2. Jadwal penelitian ... 81

Tabel 3.3. Panduan wawancara survei kebutuhan di SD ... 83

Tabel 3.4. Lembar kuesioner validasi ... 85

Tabel 3.5. Konversi nilai skala lima... 94

Tabel 3.6. Konversi nilai skala empat ... 96

Tabel 3.7. Kriteria skor skala empat ... 98

Tabel 4.1. Rekapitulasi nilai oleh validator ahli media ... 115

Tabel 4.2. Rekapitulsi niloai oleh validator guru kelas ... 118


(19)

DAFTAR BAGAN

Bagan2.1. Model pengembangan ASSURE... 33

Bagan 2.2. kerangka pikir ... 68

Bagan 3.1 Langkah-langkah metode Research and Development (R&D) ... 72


(20)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4. 1a Contoh slide identitas media ... 124

Gambar 4. 1b Contoh slide pemetaan kompetensi dasar ... 124

Gambar 4. 1c Contoh slide pemetaan indikator ... 124

Gambar 4.1d Contoh slide pemetaan tujuan ... 125

Gambar 4. 1e Contoh slide petunjuk penggunaan ... 125

Gambar 4 1f Contoh slide motivasi ... 125

Gambar 4. 2a contoh slide materi ... 126

Gambar 4. 2b contoh slide gambar ... 126

Gambar 4. 2c Contoh slide pertanyaan atau diskusi kelompok ... 126

Gambar 4.2d Contoh slide latihan soal ... 127

Gambar 4. 2e Contoh slide kunci jawaban... 127

Gambar 4. 2f Contoh slide kunnci jawaban ... 127

Gambar 4. 3a Contoh slide panduan refleksi ... 128

Gambar 4. 3b Contoh slide tugas rumah ... 128

Gambar 4. 3c Contoh slide ucapan terimakasih ... 129

Gambar 4. 3d contoh slide profil penulis ... 129

Gambar 4. 3e Contoh slide berisi sumber ... 129

Gambar 4.4 contoh slide pengamatan ... 130

Gambar 4.5 contoh slide kegiatan terkait aktifitas kognitif ... 131


(21)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ... 14

Lampiran 2. Surat Keterangan melakukan Penelitian ... 14

Lampiran 3. Surat Ijin validasi SDN Kalasan ... 145

Lampiran 4. Surat Ijin Validasi SDKE Mangunan ... 146

Lampiran 5. Rangkuman Wawncara Analisi Kebutuhan ... 147

Lampiran 6. Data Mentah Hasil validasi Ahli media A ... 152

Lampiran 7. Data mentah Hasil validasi Ahli media B ... 156

Lampiran 8. Data Mentah Hasil validasi Guru SD A ... 162

Lampiran 9. Data Mentah Hasil Validasi Guru SD B ... 166


(22)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

UU Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 menyebutkan defenisi kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Menurut Kurinasih, dkk (2014: 6) kurikulum adalah suatu perangkat yang dijadikan acuan dalam mengembangkan suatu proses pembelajaran yang berisi kegiatan-kegiatan siswa yang akan dapat diusahakan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran khususnya dan tujuan pendidikan secara umum. Jadi dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan perangkat pembelajaran yang menjadi pedoman untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran mencapai tujuan yang telah direncanakan.

Kurikulum yang digunakan di Indonesia saat ini adalah kurikulum 2013. Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar teori ”pendidikan berdasarkan standar” (standart-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (Majid, 2014: 33). ”Orientasi kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge)” (Majid, 2014:


(23)

dijelaskan dalam Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD/MI menyebutkan, bahwa ”Pelaksanaan kurikulum 2013 pada SD/MI dilakukan melalui pembelajaran dengan pendekatan tematik-terpadu dari kelas I sampai kelas IV”. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa proses belajar pada kurikulum 2013 merupakan proses berajar yang berdasar pada tema. Dengan konsep kurikulum yang demikian maka guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam membuat dan menggunakan media belajar.

Berdasarkan hasil wawancara mengenai pemahaman guru terkait penggunaan media pembelajaran berbasis ICT mengacu kurikulum 2013 yang dilakukan pada tanggal 09 Juli 2015 pukul 10.00 di SDN Kalasan 1, Ibu S.R menjelaskan bahwa pemahaman guru mengenai kurikulum 2013 cukup baik. Hal ini karena guru dapat menyusun dan mengajarkan secara terpadu mata pelajaran kepada siswa. Namun dalam pelaksanaan pembelajaran ada beberapa kendala yang ditemukan, yaitu penggunaan media belajar yang kurang efektif. Ibu S.R menjelaskan bahwa penggunaan media belajar di SDN Kalasan 1 pada setiap aktivitas belajar baru mencapai 25%, itupun media yang digunakan adalah media konvensional. Menurut Ibu S.R para guru mengalami kesulitan waktu sehingga tidak dapat membuat media pembelajaran yang dapat digunakan pada setiap pembelajaran. Para guru telah mencoba membuat media belajar sesuai dengan kurikulum yang berlaku, namun hal ini belum berlangsung secara baik.


(24)

Ibu S.R menjelaskan beberapa media berbasis ICT yang diketahuinya seperti powerpoint, mind map dan movie maker yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Namun dan penggunaannya beliau lebih sering menggunakan media powerpoint, karena menurut Ibu S.R pengoperasian powerpoint lebih mudah dibandingkan dengan beberapa media ICT lainnya. Hal ini juga karena kurangnya pemahaman guru terkait penggunaan media pembelajaran berbasis ICT. Namun dalam penjelasan yang diberikan oleh beliau penggunaan media dalam kegiatan belajar akan sangat membantu siswa untuk memahami setiap materi dengan mudah, oleh sebab itu media pemlajaran sudah seharusnya digunakan pada setiap kegiatan pembelajaran.

Arti kata media sendiri adalah sesuatu yang membawa informasi antara sebuah sumber dan sebuah penerima (Smaldino, 2011: 7). Sedangkan media belajar adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik dan sempurna (Kustadi, 2011: 9). Berdasarkan perkembangannya media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok yaitu media hasil teknologi cetak, media hasil teknologi audio visual, media hasil teknologi berdasarkan komputer, dan media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer. Salah satu media yang digunakan guru agar siswa lebih memahami materi yang diajarkan adalah Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau Information And Communication Technology (ICT), untuk menampilkan materi pembelajaran.


(25)

Information and Communication Technology (ICT) pada dasarnya adalah teknologi berbasis komputer menampilkan informasi kepada pembelajaran melalui tayangan di layar monitor (Darmawan, 2012: 17). Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau Information and Communication Technology (ICT) dalam beberapa saat terakhir berkembang dengan pesat, hal sejalan dengan perkembangan teknologi telekomunikasi dan termasuk jaringan komputer. Berbagai aplikasi dan teknologi terus berkembang sebagai upaya membantu aktivitas manusia, organisasi-organisasi tertentu, dan sebagai media belajar dan mengajar dalam dunia pendidikan. Dalam menyikapi hal ini guru diharapkan mampu menguasai Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau Information and Communication Technologi (ICT) hal ini agar dapat membantu guru menyiapkan media belajar. Tujuannya adalah memberikan kemudahan bagi guru untuk menyampaikan materi-materi pelajaran. Namun berdasarkan hasil wawancara bersama Ibu S. R pada tanggal 09 Juli 2015 pukul 10.15, diketahui bahwa penggunaan media berbasis Information and Communication Technologi (ICT) masih sangat minim. Oleh sebab itu guru hanya mampu membuat media Information and Communication Technology (ICT) sederhana seperti powerpoint.

Berdasarkan hasil survey kebutuhan di SDN Kalasan 1, diketahui bahwa guru-guru sangat membutuhkan media belajar pada saat mengajar. Oleh karena itu, peneliti mencoba memberikan solusi dengan mengembangkan media pembelajaran berbasis TIK atau ICT, pada subtema gerak dan gaya mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV SD.


(26)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uaaian latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana prosedur pengembangan produk media pembelajaran berbasis Information and Communication Technology (ICT) mengacu kurikulum 2013 pada Subtema Gaya dan Gerak untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?

2. Bagaimana kualitas produk pengembangan media pembelajaran berbasis Information and Communication Technolog (ICT) mengacu kurikulum 2013 yang dihasilkan pada Subtema Gaya dan Gerak untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui prosedur pengembangan produk media pembelajaran berbasis Information and Communication Technology (ICT) mengacu 2013 pada Subtema Gaya dan Gerak untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

2. Untuk mengetahui kualitas produk pengembangan media pembelajaran berbasis Information and Communication Technologiy (ICT) mengacu kurikulum 2013 pada Subtema Gaya dan Gerak untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.


(27)

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Mahasiswa

a. Agar peneliti dapat memperoleh pengalaman penelitian Research and Development (R&D) khususnya penggunaan pendekatan saintifik mengacu kurikulum 2013.

b. Agar peneliti memiliki pengalaman dalam mengembangkan media pembelajaran berbasis Information and Communication Technology (ICT).

c. Agar peneliti dapat mengetahui prosedur pengembangan media berbasis ICT pada subtema gaya dan gerak untuk SD kelas IV. 2. Bagi Sekolah

a. Sebagai dokumen, yang dapat digunakan sebagai syarat peningkatan kualitas sekolah.

b. Sebagai referensi dalam kegiatan-kegiatan pengembangan media belajar di Sekolah.

3. Bagi guru

a. Sebagai referensi dalam membuat media belajar berbasis ICT b. Sebagai salah satu sumber informasi bagi guru untuk menyusun

penelitian pengembangan 4. Bagi siswa

a. Sebagai daya tarik bagi siswa untuk belajar.

b. Sebagai media untuk membantu proses pengembangan pengetahuan pada siswa.


(28)

5. Bagi Prodi PGSD

Sebagai bahan referensi dalam kegiatan pengembangan media pembelajaran berbasis ICT.

E. Batasan Istilah

Adapun beberapa batasan istilah pada penelitian pengembangan ini, sebagai berikut :

1. Kurikulum SD 2013 adalah sebuah perangkat pembelajaran yang dikembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft skills dan hard skills yang berupa sikap, keterampilan, dan pengetahuan siswa, sehingga siswa dapat mencapai tujuan pendidikan di sekolah dasar dengan menerapkan pembelajaran tematik integratif, pendekatan saintifik, dan penguatan karakter serta penilaian yang otentik.

2. Pendekatan tematik integratif adalah pendekatan mengintegrasikan beberapa mata pelajaran melalui sebuah tema.

3. Pendekatan saintifik adalah pendekatan ilmiah yang dilakukan melalui beberapa langkah pembelajaran yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan.

4. Media pembelajaran adalah alat yang dapat digunakan untuk membantu proses belajar mengajar yang berfungsi untuk memperjelas pesan yang disampaikan, agar tercapainya tujuan pembelajaran yang telah direncanakan dengan baik.


(29)

5. Media pembelajaran berbasis ICT adalah alat pembantu proses belajar mengajar yang merupakan penggabungan beberapa media menjadi satu kesatuan untuk mencapai satu tujuan pembelajaran yang baik. 6. Media powerpoint merupakan program aplikasi presentasi yang

menarik dan dapat digunakan untuk mempresentasikan pelajaran, produk, seminar, dan lain sebagainya.

F. Spesifik Produk yang dikembangkan

Media pembelajaran berbasis ICT ini lebih fokus pada powerpoint interaktif dan dipadukan dengan movie maker.

1. Powerpoint interaktif

Pada powerpoint interaktif slide yang disajikan bervariasi baik antara materi, soal, dan jawaban, selain itu ada slide tertentu yang diinsertkan ke dalam movie maker untuk menyajikan materi yang ada dalam movie maker. Jadi materi yang disajikan setiap pembelajaran dibuat dalam bentuk slide yang terdiri atas:

a. Slide pembuka berisi: 1) Identitas media

2) Tema dan sub tema yang dibahas

3) Kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran 4) Petunjuk penggunaan

5) Motivasi kepada siswa b. Slide isi berisi:

1) Slide materi 2) Slide teks bacaan


(30)

3) Slide gambar

4) Slide pertanyaan diskusi kelompok 5) Slide latihan soal

6) Slide kunci jawaban c. Slide penutup berisi:

1) Slide panduan refleksi

2) Slide tugas rumah yang diberikan pada siswa 3) Slide ucapan terimakasih

4) Slide profil penulis

5) Slide berisi sumber belajar

2. Media Pembelajaran ICT yang dikembangkan sesuai tuntutan dalam Kurikulum 2013 mencakup (mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan).

3. Media pembelajaran ICT dikembangkan sesuai dengan pendekatan saintifik.

4. Media pembelajaran ICT dikembangkan dengan menggunakan microsoft powerpoint interaktif dan menarik, berupa video, materi pembelajaran, dan soal latihan.

5. Media pembelajaran ICT dikembangkan sebagai media pembelajaran untuk guru dan siswa kelas IV SD pada tema berhemat energi dan pada subtema gaya dan gerak.

6. Media pengembangan ICT dikembangkan dengan menggunakan bahasa yang komunikatif dan menggunakan bahasa anak.


(31)

7. Media pengembangan ICT dikembangkan sesuai dengan pendekatan tematik integratif.


(32)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Media pembelajaran Berbasis Information Dan Communication Technology (ICT)

a. Pengertian media pembelajaran berbasis ICT

Media diartikan secara bervariasi oleh para ahli dari berbagai sumber. Arsyad (2010: 3) menjelaskan kata media berasal dari Bahasa latin, yakni medius yang secara harafiah berarti „tengah‟, „perantara‟, atau „pengantar‟. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan media sebagai alat; alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk; yang terletak di antara dua pihak (orang, golongan, dan sebagainya); perantara; penghubung. Secara umum Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2010: 3) secara singkat menyimpulkan bahwa media secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Sedangkan Raharado (dalam Kustadi, dkk, 2011: 7) menjelaskan bahwa media adalah wadah dari pesan yang oleh sumbernya ingin


(33)

yang dapat diterima berupa pesan instruksional, sedangkan tujuan yang dicapai adalah tercapainya proses belajar. Selain kedua pendapat di atas Hanick, dkk (dalam Sanjaya, 2012: 57) mendefinisikan media adalah sesuatu yang membawa informasi antara sumber (Source) dan penerima (receiver) informasi. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah perantara dari sumber informasi ke penerima informasi.

Seringkali media pembelajaran digunakan secara bergantian dengan kata lain alat bantu atau media komunikasi. Dikatakan sebagai media komunikasi karena dalam pendidikan terdapat komunikator, komunikan, dan pesan (Arsyad, 2010: 2). Oleh sebab itu secara konseptual arti komunikasi mengandung pengertian memberitahukan (menyebarkan), pengetahuan, pikiran-pikiran dan nilai-nilai dimaksud demikian untuk menggugah partisipasi untuk mencapai tujuan komunikasi yang sama. Dalam hal ini proses komunikasi melahirkan istilah tertentu seperti pendidikan. Pendidikan merupakan bagian khusus dari komunikasi, sementara komunikasi dalam proses pendidikan dapat terjadi karena ada rencana dan ada tujuan yang ingin dicapai. Maka, dengan demikian, pendidikan itu merupakan himpunan kultural yang sangat baik yang dapat digunakan sebagai perencanaan kehidupan manusia. Sedangkan peristiwa atau proses interaksi pendidikan adalah suatu proses teknik. Didalam teknis inilah secara spesifik disebut proses


(34)

pembelajaran. Karena demikian maka media pembelajaran merupakan bagian khusus dari proses pendidikan.

Penggunaan media dalam lingkungan pendidikan dikenal dengan alat bantu proses pembelajaran atau media pembelajaran. Arsyad (2012: 5) menjelaskan bahwa media pembelajaran ialah segala sesuatu yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran. Berbeda dengan Sukiman (2010: 29) yang menjelaskan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta kemauan peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif. Sedangkan Munandi (2010: 7) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimannya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Sanjaya (2012: 61) juga menyimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu seperti alat, lingkungan dan segala bentuk kegiatan yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan, mengubah sikap atau menanamkan keterampilan pada setiap orang yang


(35)

disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat yang dapat digunakan untuk membantu proses belajar mengajar yang berfungsi untuk memperjelas pesan yang disampaikan, agar tercapainya tujuan pembelajaran yang telah direncanakan dengan baik.

Perkembangan media pembelajaran semakin meningkat dari waktu ke waktu. Beberapa tahun terakhir dunia pendidikan semakin dikenalkan dengan berbagai media pembelajaran yang mutakhir, salah satu dari alat bantu tersebut adalah komputer. Sanjaya (2012: 194) mengatakan pemanfaatan komputer dalam kegiatan pembelajaran adalah untuk pelaksanaan presentasi, yang menempatkan komputer sebagai alat bantu untuk kegiatan penyampaian informasi atau bahan pembelajaran. Munir (2009: 48) menambahkan bahwa komputer merupakan media yang dapat membantu pembelajaran belajar secara individual.

Media pembelajaran berbasis ICT merupakan alat pembelajaran yang merupakan perpaduan antara teks, grafik, animasi, suara, dan video. Arsyad (2010:170) menjelaskan meskipun definisi pembelajaran multimedia belum diungkapkan dengan jelas tetapi secara sederhana dapat diartikan sebagai lebih dari satu media. Sanjaya (2012: 219) juga mengungkapkan bahwa pembelajaran berbasis multimedia adalah pembelajaran yang didesain dengan menggunakan berbagai media secara bersamaan seperti teks, gambar (foto), film (video), dan lain


(36)

sebagainya yang kesemuanya saling bersinergi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan sebelumnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis ICT adalah alat pembantu proses belajar mengajar yang merupakan penggabungan beberapa media menjadi satu kesatuan untuk mencapai satu tujuan pembelajaran yang baik. Penggabungan ini bukan hanya terkait bahan atau alat yang digunakan tetapi juga terkait informasi-informasi yang disajikan pun bervariasi. Media pembelajaran berbasis informasi dan komunikasi ini diakui sangat membantu membangkitkan minat siswa dalam mengikuti setiap aktivitas belajar. Darmawan (2012: 55) menjelaskan bahwa pembelajaran interaktif mampu mengaktifkan siswa untuk belajar dengan motivasi yang tinggi karena ketertarikannnya pada sistem multimedia yang mampu menyuguhkan tampilan teks, gambar, video, suara, dan animasi. b. Fungsi media pembelajaran

Dalam suatu proses belajar mengajar terdapat beberapa unsur pendukung yang sangat penting, hal tersebut sama dengan media pembelajaran. Dalam penggunaan media terdapat satu komponen penting didalamnya yaitu fungsi penggunaan media. Berikut ini ada terdapat beberapa paparan tentang fungsi media pembelajaran. Arsyad (2010: 15) mengungkapkan bahwa secara umum salah satu fungsi media pembelajaran adalah sebagai alat


(37)

lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Fungsi media pembelajaran juga diungkapkan oleh Munandi (2010: 37) yang menyebutkan 5 fungsi media pembelajaran, yakni :

1) Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar, yakni sebagai penyalur, penyampai, penghubung dalam aktivitas pembelajaran. Sumber belajaran merupakan fungsi utama dari media pembelajaran.

2) Fungsi semantik, merupakan kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata (simbol verbal) yang makna dan maksud benar-benar dipahami anak didik (tidak verbalistik).

3) Fungsi manipulatif, yaitu dapat mengatasi batas-batas ruang dan waktu dan mengatasi keterbatasan indrawi. Hal ini karena kemampuan media menghadirkan objek atau peristiwa yang sulit dihadirkan dalam bentuk aslinya; menjadikan objek atau peristiwa yang menyita waktu panjang menjadi singkat; mampu menghadirkan objek atau peristiwa kembali. Selain itu mampu membantu siswa dalam memahami objek atau hal lain yang terlalu kecil dengan memanfaatkan berbagai gambar, atau perantara lainnya. Media juga membantu siswa dalam memahami objek tertentu tentang gerak ataupun manfaatnya.


(38)

a) Fungsi atensi, yaitu media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian terhadap materi ajar.

b) Fungsi Afektif, yakni menggugah perasaan, emosi, dan tingkat penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu.

c) Fungsi kognitif, yaitu melalui media pembelajaran anak mampu mengingat kembali dan mempresentasikan apa yang diingat.

d) Fungsi imajinatif, yaitu media pembelajaran mampu meningkatkan daya imajinasi dan fantasi anak. e) Fungsi Motivasi, yaitu media membantu

membangkitkan minat untuk belajar.

f) Fungsi sosio-kultural, sebagai pemersatu perbedaan keadaan sosial dan kebudayaan.

Selain fungsi media pembelajaran yang telah dipaparkan di atas Sanjaya (2010: 73) juga mengungkapkan beberapa fungsi media pembelajaran sebagai berikut, yaitu: (1) Fungsi komunikatif. Media pembelajaran digunakan untuk memudahkan komunikasi antara penyampai pesan dan penerima pesan; (2) Fungsi motivasi. Media pembelajaran dapat berfungsi meningkatkan keinginan dan gairah siswa untuk mengikuti pembelajaran; (3) Fungsi Kebermaknaan. Melalui penggunaan media pembelajaran dapat lebih bermakna, yakni pembelajaran


(39)

data dan fakta sebagai pengembangan aspek kognitif tahap rendah, akan tetapi dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk menganalisis dan mencipta sebagai aspek kognitif tingkat tinggi; (4) Fungsi penyamaan persepsi. Melalui media pembelajaran diharapkan dapat menyamakan persepsi setiap siswa, sehingga setiap siswa memiliki pandangan yang sama terhadap informasi yang disuguhkan; (5) Fungsi individualitas. Melalui media pembelajaran diharapkan dapat berfungsi untuk dapat melayani kebutuhan setiap individu yang memiliki minat dan gaya belajar yang berbeda. Adapun penjelasan dari fungsi media pembelajaran yang diungkapkan oleh Kustadi, dkk (2010: 23) adalah media berfungsi sebagai sarana untuk mncapai tujuan pembelajaran. Karenanya, informasi yang terlibat dalam media harus dapat melibatkan siswa, baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata, sehingga pembelajaran dapat terjadi.

c. Jenis-jenis media pembelajaran

Jenis media yang dimanfaatkan dalam proses pembelajaran cukup beragama Munandi (2010: 54) berpendapat bahwa media yang digunakan dalam proses belajar terdapat empat kelompok besar, yakni : (1) Media Audio adalah media yang hanya melibatkan indera pendengaran dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara. Yang termasuk dalam media


(40)

jenis audio adalah program radio dan program media rekam. (2) Media Visual adalah media yang hanya melibatkan indera penglihatan. Yang termasuk dalam media visual adalah media cetak verbal, media cetak-grafis, dan media visual non-cetak. (3) Media audio visual adalah media yang melibatkan indera pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses. Pesan yang dapat disalurkan melalui media dapat berupa pesan verbal maupun non verbal yang terlihat layaknya media visual juga pesan verbal dan non verbal yang terdengar layaknya media audio di atas. (4) Multimedia, yaitu media yang melibatkan berbagai indera dalam sebuah proses pembelajaran. Yang termasuk dalam media ini adalah segala sesuatu yang memberikan pengalaman secara langsung bisa melalui komputer dan internet, bisa juga melalui pengalaman berbuat dan pengalaman terlibat.

Selain jenis media yang dijelaskan oleh Munandi hal hampir sama juga disampaikan oleh Kustadi, dkk (2011: 66-78) yaitu :

1) Media audio, yaitu pesan yang disampaikan ke dalam lambang-lambang auditif, baik verbal maupun non verbal. Contohnya antara lain: radio, alat perekam pita magnetik, piringan hitam, dan laboratorium bahasa.


(41)

rangsangan-rangsangan visual. Contohnya antara lain: Film bingkai, slide, film rangkai, proyektor, transparansi, proyektor tembus pandang, dan microfis.

3) Film dan video, merupakan kumpulan gambar-gambar dalam frame. Film dan video dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkatkan dan memperpanjang waktu, juga mempengaruhi sikap.

4) Komputer, adalah mesin yang dibuat khusus untuk memanipulasi informasi yang diberi kode, serta merupakan mesin elektronik yang otomatis melakukan pekerjaan dan perhitungan sederhana dan rumit. Pemanfaatan komputer untuk pendidikan yang dikenal dinamakan pembelajaran dengan bantuan komputer (CAI: Computer Assit Instruction). Penggunaan media komputer ini dikemas dalam beberapa format, antara lain drils and practice, tutorial, simulasi, perrmainan, dan discovery. 5) Multimedia, merupakan kombinasi dari berbagai media

yang menggunakan audio,video, grafis dan lain-lain. Berdasarkan dua pendapat yang telah dijelaskan di atas terdapat kesamaan yang signifikan dimana kedua pendapat menjelaskan bahwa media pembelajaran terbagi menjadi empat bagian besar. Namun berbeda dengan kedua pendapat di atas hal lain tentang jenis-jenis media pembelajaran diungkapkan


(42)

Sanjaya (2009: 211) bahwa media dapat diklasifikasi menjadi beberapa kualifikasi hal ini tergantung dari sudat pandang yang melihat.

1) Dilihat dari sifatnya terbagi dalam: (a) media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suaranya; (b) media visual, yaitu media yang dapat dilihat saja, berupa gambar sehingga dapat dilihat saja, dan (3) media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung gambar yang dapat dilihat, dan lain sebagainya.

2) Dilihat dari kemampuan jangkaunnya terbagi dalam: (a) media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio dan televisi; (b) Media yang memiliki daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu seperti film, slide, video, dan lain sebagainya.

3) Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya terbagi dalam: (a) media yang diproyeksi seperti film, slide, film, strip, transparasi, dan lain sebagainya. Untuk media proyeksi jika tidak ada alat proyeksi maka media ini tidak dapat digunakan; (b) media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar, foto, lukisan, radio, dan lain sebagainya.


(43)

terdiri dari tiga bagian besar yaitu media pembelajaran berbasis audio atau suara, media visual atau gambar, dan media audiovisual berupa gambar dan suara. Tetapi dari ketiga bagian tersebut jenis-jenis media dapat dibagi lagi berdasarkan tingkatannya yaitu, berdasrkn sifat, kemampuan jangkauan, dan cara pemakaiannya.

2. Microsoft Powerpoint sebagai media belajar a. Pengertian Microsoft Powerpoint

Sanaky (2013: 147) menjelaskan bahwa microsoft powerpoint adalah program aplikasi yang merupakan salah satu program di bawah microsoft office program komputer dan tampilan ke layar dengan menggunakan bantuan LCD projector. Pendapat lain tentang microsoft powerpoint juga disampaikan Arsyad (2014: 65), microsoft powerpoint adalah suatu software yang akan membantu dalam menyusun sebuah presentasi yang efektif, profesional, dan juga mudah. Maka dengan adanya dua pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa program microsoft powerpoint adalah program yang secara khusus diciptakan dan dapat menampilkan beberapa aplikasi kerja sekaligus dalam sebuah lembar kerja atau yang sering dikenal dengan slide. Aplikasi tersebut seperti objek teks, grafik, video, suara, dan objek lainnya, semuanya itu dapat dimasukkan dalam lembar kerja pada microsoft powerpoint yang disebut dengan slide.


(44)

b. Mengoperasikan Microsoft Powerpoint

Arsyad (2014: 164) menyebutkan beberapa langkah yang harus dilakukan dalam mengoperasikan microsoft powerpoint sebagai berikut:

Diawali dengan klik start Allprogram Microsoft office Microsoft office powerpoint. Selanjutnya Daryanto (2013: 72) secara singkat menguraikan langkah-langkah membuat media presentasi powerpoint sebagai berikut.

1) Mulai menulis teks

a) Klik to add title ketik judul > Pilih jenis dan ukuran huruf (font) nya.

b) Klik to add subtitle ketik subjudul > pilih jenis dan ukuran huruf.

c) Selanjutnya untuk pilihan huruf dan ukuran huruf: klik kotak font dan pilih jenis huruf (font), sedangkan untuk memilih ukuran huruf pilih kotak font size.

2) Memberi warna teks

Setelah judul presentasi diketik, selanjutnya ialah pemilihan untuk memperindah teks.

Untuk pemilihan warna, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:


(45)

b) Pilih warna yang terdapat pada simbol font color yang terdapat pada tombol panel.

3) Membuat Animasi Teks

Penggunaan animasi dalam media powerpoint untuk menambahkan efek gerakan pada teks atau gambar. Berikut merupakan langkah-langkah dalam membuat membuat animasi sebagai berikut:

a) Klik teks judul dengan mouse sebelah kanan > pilih custom animation pilih dan klik pada add effect. b) Pilih salah satu jenis animasi > klik entrance lalu

pilih salah satu dari beberapa pilihan > klik tombol player.

4) Memberi baekground pada tampilan slide

Agar tampilan slide lebih menarik, maka dapat menggunakan baekground yang diinginkan pada setiap slide. Untuk membuat baekground, maka langkah-langkah yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:

a) Pilih format > klik backround > setelah muncul kotak dialog Automatic > fill effect > pilih backround sesuai keinginan baik dalam bentuk fill effect gradient, texture, pattern, dan picture.

b) Untuk backround foto maka pilih > klik picture > klik fill effect > klik kotak select picture lalu cari tempat file atau gambar tersimpan, setelah


(46)

menentukan gambar klik gambar > klik insert > klik OK.

c) Langkah terakhir klik apply sehingga layak slide presentasi akan memiliki backround sesuai gambar pilihan.

5) Memasukkan gambar dengan teknik insert

Langkah ini merupakan kegiatan memasukkan gambar didalam slide dengan menggunakan fasilitas insert. Langkah-langkah yang dapat digunakan adalah sebagai berikut.

a) Arahkan mouse pada toolbar > pilih insert > lalu mouse diarahkan lagi pada kotak picture.

b) Klik from file > dokumen penyimpanan file, lalu klik file > klik insert

6) Memasukkan video dengan teknik insert

Untuk memasukkan video pada slide maka langkah langkah yang digunakan adalah sebagai berikut.

a) Pilih panel toolbar > klik insert > klik movie and sound dan klik my dokumen > cari file video yang telah disimpan, lalu klik video yang dipilih > klik OK > klik automatically

7) Membuat Hyperlink pada media presentasi


(47)

powerpoint. Untuk memanfaatkan hyperlink maupun action battom dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut.

a) Buat tampilan dalam bentuk tombol (button) selanjutnya > klik pada kalimat yang akan dihubungkan (di link) dengan mouse > klik insert > klik hyperlink > klik slide yang dituju > klik OK b) Setelah klik OK, maka kalimat yang

mempergunakan hyperlink akan terlihat ada garis di bawahnya.

c) Untuk mengaktifkan hyperlink: tekan shift + F5 pada keyboard > klik pada teks > klik button > maka kalimat yang dibuat sudah terhubungkan secara otomatis.

c. Indikator kualitas microsoft Powerpoint

Media pembelajaran berbasis ICT berupa powerpoint interaktif yang dibuat oleh peneliti berdasarkan indikator pembuatan media. Menurut Daryanto (2013: 72) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat membuat/ memproduksi media presentasi, yaitu sebagai berikut :

1) Pilih jenis huruf (font) yang tingkat keterbacaannya tinggi, misalnya Arial, Verdana, atau Tahoma. Gunakan ukuran huruf (font size) 17-20 untuk isi teks, sedang untuk sub judul 28 dan untuk judul 30.


(48)

2) Untuk memperjelas dan memperindah tampilan, gunakan variasi warna, gambar, foto, animasi atau video.

3) Area tampilan frame yang ditulis jangan melebihi ukuran 16X20 cm.

4) Usahakan dalam satu slide/ frame tidak memuat lebih dari 18 baris teks.

5) Dalam satu frame usahakan hanya berisi satu topik atau sub topik pembahasan.

6) Beri judul frame

7) Perhatikan komposisi warna, keseimbangan (tata letak), keharmonisan, dan kekontrasanan pada setiap tampilan. 8) Variasi memang perlu, tetapi harus juga diperhatikan

prinsip kesederhanaan.

9) Artinya jangan membuat tampilan slide yang terlalu rumit, ramai dan perlu warna warni, karena hal ini justru akan mengganggu pesan utama yang disajikan.

d. Kelemahan dan Kelebihan Microsoft Powerpoint

Penggunaan media pembelajaran sangat dibutuhkan dalam aktivitas belajar dan mengajar. Pendapat dikatakan demikian karena penggunaan media dianggap sangat membantu dalam terwujudnya hasil belajar yang memuaskan dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Namun dalam sama hal dengan penggunaan media lainnya, media powerpoint interaktif juga


(49)

Sanaky (2013: 156) mengungkapkan beberapa hal mengenai kelemahan dan kelebihan sebagai berikut;

1) Kelemahan

a) Pengadaannya yang mahal dan tidak semua sekolah dapat memiliki.

b) Memerlukan perangkat keras (hardware) yaitu komputer dan LCD untuk memproyeksi pesan. c) Memerlukan persiapan yang matang, bila

menggunakan teknik-teknik penyajian (animasi) yang kompleks.

d) Diperlukan keterampilan khusus dan kerja yang sistematis untuk menggunakannya.

e) Menuntut keterampilan khusus untuk menuangkan pesan atau ide-ide yang baik pada desain program komputer microsoft powerpoint, sehingga mudah dicerna oleh penerima pesan.

f) Bagi pemberi pesan yang tidak memiliki keterampilan menggunakan, dapat memerlukan operator atau pembantu khusus.

2) Kelebihan

a) Praktis, dapat digunakan untuk semua ukuran kelas. b) Memberikan kemungkinan tatapan muka dan


(50)

c) Memberi kemungkinan pada pada penerima pesan untuk mencatat.

d) Memiliki variasi teknik penyajian yang menarik dan tidak membosankan.

e) Memungkinkan penyajian dengan berbagai kombinasi warna, animasi, bersuara, dan dapat hyperlink dengan file yang lain.

f) Dapat dipergunakan berulang-ulang

g) Dapat dihentikan pada setiap sekuens belajar, karena kontrol sepenuhnya pada komunikator.

h) Lebih sehat jika dibandingkan dengan papan tulis. 3. Model Pengembangan Media Berbasis ICT

Model pengembangan media pembelajaran berbasis ICT dikembangkan berdasarkan model pembelajaran ASSURE. Pribadi (2011: 24) menjelaskan bahwa model ASSURE merupakan desain sistematis pembelajaran yang bersifat praktis dan mudah diimplementasikan untuk mendesain aktivitas pembelajaran, baik yang bersifat individual maupun klasikal. Pribadi (2011: 29) menjelaskan bahwa model pembelajaran ASSURE lebih berorientasi pada pemanfaatan media dan teknologi dalam menciptakan proses dan aktivitas pembelajaran yang diinginkan. Selain itu juga desain pembelajaran model ASSURE dapat diimplementasikan dalam beragam “setting” pendidikan baik formal ataupun informal. Model


(51)

menetapkan pengalaman belajar yang dapat membantu siswa dalam mencapai kompetensi yang diinginkan. ASSURE dikembangkan agar dapat membantu guru dalam kegiatan pembelajaran khususnya dalam pemanfaatan media dan teknologi. Model desain dengan kata lain dapat digunakan untuk memfasilitasi proses belajar siswa agar dapat mencapai kompentensi yang telah ditetapkan.

Model desain pembelajaran ASSURE didukung oleh enam komponen penting yang saling berkaitan antara satu sama lain, yaitu: menganalisis karakteristik siswa (analyze learner characteristics); menetapkan tujuan pembelajaran (state performance objectives); memilih metode, media dan bahan pelajaran (select methods, media and materials, untilize materials); mengaktifkan keterlibatan siswa (requires learner participation); evaluasi dan revisi (evaluation and revision). Berikut ini merupakan bagan langkah-langkah model desain pembelajaran ASSURE.


(52)

Bagan 2.1. Model pengembangan ASSURE

Pribadi (2011: 31) menjelaskan untuk lebih memahami model desain pembelajaran ASSURE, berikut ini merupakan deskripsi dari setiap komponen yang terdapat dalam model tersebut.

a. Analyze learner characteristics (Menganalisis karakter siswa) Komponen ini merupakan hal utama yang harus diperhatikan terlebih dahulu. Hal ini karena dalam proses pembelajaran akan berlangsung baik jika setiap karakter dari peserta didik telah diketahui dengan baik. Oleh sebab itu model desain pembelajaran ASSURE mengutamakan pengidentifikasian karakteristik siswa yang akan melakukan aktivitas pembelajaran. Pengindentifikasi ini dilakukan agar dapat membatu guru dalam upaya memfasilitasi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Adapun aspek penting yang dapat dilakukan untuk mengetahui karakteristik siswa, yaitu: (1) karakteristik umum; (2) kompetensi spesifik yang telah dimiliki

State objectives

Select methods, media and learning materials

Utilize material

Require learner participation


(53)

siswa sebelumnya; (3) gaya belajar atau learning style siswa; (4) motivasi.

b. State performance objectives (Menetapkan tujuan pembelajaran)

Langkah selanjutnya dari model desain sistem pembelajaran ASSURE adalah menetapkan tujuan pembelajaran yang bersifat spesifik. Tujuan pembelAjaran dapat diperoleh dari silabus, kurikulum, informasi dari buku teks, atau dirumuskan sendiri oleh perancang atau instruktur setelah melalui proses penilaian kebutuhan belajar atau learning need assessment. Tujuan pembelajaran merupakan rumusan atau pernyantaan yang mendeskripsikan tentang kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang akan dimiliki oleh siswa setelah menempuh proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran juga mendeskripsikan kondisi evaluasi yang diperlukan oleh siswa untuk menunjukkan hasil belajar yang telah dicapai. Tujuan juga berisi uraian tentang tingkat penguasaan siswa atau degree terhadap pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang akan dipelajari.

c. select methods, media, materials (Menggunakan metode, media, dan bahan ajar)

Langkah selanjutnya setelah memilih tujuan pembelajaran adalah memilih metode, media, dan bahan ajar yang akan


(54)

digunakan. Ketiga komponen ini berperan sangat penting untuk digunakan dalam membantu mencapai kompetensi dan tujuan pembelajaran yang telah digariskan. Pemilihan metode, media, dan bahan ajar yang tepat dapat membantu guru dalam mengoptimal hasil bebelajar siswa. Penggunaan ketiga subsistematis ini secara tepat pada akhirnya akan membantu siswa dalam mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran. Dalam metode, media, dan bahan ajar yang akan digunakan ada beberapa alternatif pilihan yang dapat dilakukan yaitu: (1) Membeli media dan bahan ajar yang ada; (2) memodifikasi bahan ajar yang telah tersedia; (3) memproduksi bahan ajar baru.

d. Utilize materials (Menggunakan metode, media, dan bahan ajar) Langkah selanjutnya menggunakan ketiganya dalam kegiatan pembelajaran. Namun sebelum menggunakan metode, media, dan bahan ajar, intruktur atau perancang terlebih dahulu perlu melakukan uji coba terhadap ketiga komponen tersebut dapat berfungsi efektif dan efesien untuk digunakan dalam situasi atau setting yang sebenarnya. Langkah selanjutnya menyiapkan kelas dan sarana pendukung yang diperlukan untuk dapat menggunakan metode, media, dan bahan ajar yang telah dipilih. Setelah semuanya telah siap, lalu ketiga komponen tersebut dapat digunakan.


(55)

e. Requeires learner participation (Membutuhkan keterlibatan siswa)

Langkah ini merupakan keterlibatan mental siswa secara aktif terhadap materi atau substansi yang sedang dipelajari. Hal ini dapat ditinjau dengan memberikan latihan, yang merupakan contoh bagaimana melibatkan aktivitas mental siswa dengan materi yang sedang dipelajari. Siswa yang terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran pada umumnya akan dengan mudah mempelajari materi pembelajaran. Setelah aktif melakukan proses pembelajaran, pemberian umpan balik yang berupa pengetahuan tentang hasil belajar akan memotivasi siswa untuk mencapai prestasi belajar yang lebih tinggi.

f. Evaluate and Revise (Mengevaluasi dan merevisi)

Langkah terakhir setelah mendesain aktivitas belajar adalah melakukan evaluasi dan revisi. Tahap evaluassi dan revisi dalam model desain pembelajaran ASSURE ini dilakukan untuk menilai efektivitas dan efisiensi program pembelajaran dan juga menilai pencapaian hasil belajar siswa. Agar dapat memperoleh gambaran yang lengkap tentang kualitas sebuah program pembelajaran, perlu dilakukan proses evaluasi terhadap semua komponen pembelajaran. Dalam langkah ini evaluasi dilakukan untuk meninjau hasil yang didapatkan setelah menyelesaikan beberapa tahap belajar. Setelah dilakukan evaluasi yang selanjutnya dilakukan revisi. Kegiatan revisi


(56)

dilakukan jika hasil evaluasi terhadap program pembelajaran menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Langkah revisi dilakukan terhadap komponen-komponen pembelajaran yang perlu diperbaiki untuk mencapai pembelajaran sukses. Adapun media pembelajaran berbasis ICT yang dikembangkan dalam penelitian ini yaitu media pembelajaran berbasis ICT dalam bentuk powerpoint interaktif.

4. Kurikulum 2013

a. Landasan Teori Kurikulum 2013

Pendidikan merupakan salah satu dari berbagai aspek penting yang dikelola dan dikembangkan oleh sistem pemerintahan, sehingga dapat diketahui bahwa pendidikan sangat dbutuhkan oleh suatu negara. Negara Indonesia terus bekerja keras untuk memajukan setiap aspek-aspek penting di lingkungan masyarakat Indonesia demi mewujudkan kehidupan bangsa yang makmur, adil dan sejahtera. Salah satu dari berbagai aspek kehidupan yang terus diperbaiki adalah sistem pendidikan indonesia. Hal ini seperti yang telah diketahui bahwa berbagai usaha telah dilakukan agar sistem pendidikan dapat terus bergerak maju seiring perkembangan ilmu terknologi, dan kemajuan zaman. Kurikulum merupakan salah satu penentu berjalannya sistem pendidikan yang modern, oleh sebab itu berbagai hal telah dilakukan untuk menciptakan sebuah


(57)

bahwa kurikulum merupakan sebuah wadah yang akan menentukan arah pendidikan. Berhasil dan tidaknya sebuah pendidikan sangat bergantung dari kurikulum yang digunakan. Kurikulum adalah ujung tombak bagi terlaksananya pendidikan. Maka dalam rangka memajukan dan menyukseskan pendidikan, kurikulum sangat diperlukan. Seperti yang telah diketahui bahwa Kemendikbud berusaha sekuat tenaga untuk menyusun, mengembangkan, dan menetapkan sebuah kurikulum yang dicetuskan pada tahun 2013/2014. Sampai saat ini kurikulum ini dikenal dengan sebutan kurikulum 2013. Mulyasa (2014: 66) menjelaskan kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang pernah diujicobakan pada tahun 2004. Kurikulum KBK dijadikan acuan karena pelaksanaan pendidikan untuk mengembangkan berbagai ranah pendidikan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan, khususnya pada jalur pendidikan sekolah.

Fadillah (2014: 16) mengatakan bahwa kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft skills dan hard skills yang berupa sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Dalam konteks ini juga dijelaskan bahwa kurikulum 2013 berusaha untuk lebih menanam nilai-nilai baik yang tercermin pada sikap dapat berbanding lurus dengan keterampilan yang


(58)

diperoleh peserta didik. Atau dengan kata lain antara soft skills dan hard skills dapat berkembang secara seimbang, berdampingan, dan mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Hal yang serupa juga diungkapkan Majid dan Rochman (2014: 9) bahwa kurikulum 2013 diorientasikan agar terjadi peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill), pengetahuan (knowledge). Jadi dapat disimpulkan bahwa Kurikulum 2013 merupakan penyederhanaan dari kurikulum sebelumnya yang dimana pada Kurikulum 2013 diharapkan siswa mampu belajar secara mandiri. Dimana dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung mampu memabantu siswa untuk bersikap kreatif, inovatif, dan produkif sehingga dan intinya mereka dapat menghadapi berbagai persoalan dan tantangan.

b. Rasional elemen perubahan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang dimaksudkan untuk melanjutkan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Dengan kata lain hard skills dan soft skills berjalan secara seimbang dan berjalan secara integratif.

Adapun perubahan-perubahan yang ada dalam Kurikulum 2013 dari kurikulum sebelumnya antara lain adalah


(59)

Penyempurnaan standar kompetensi lulusan memperhatikan pengembangan nilai, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu dengan fokus pada pencapaian kompetensi. Pada jenjang pendikan, rumusan empat kompetensi inti (penghayataan dan pengalaman agama, sikap, keterampilan, dan pengetahuan) menjadi landasan pengembangan kompetensi dasar.

2) Perubahan Standar Isi

Perubahan standar isi dari kurikulum sebelumnya yang mengembangkan kompetensi dari mata pelajaran menjadi fokus pada kompetensi yang dikembangkan menjadi mata pelajaran melalui pendekatan tematik-integratif (standar proses).

3) Perubahan Standar proses

Perubahan pada Standar Proses berarti perubahan strategi pembelajaran. Pada standar ini guru diwajibkan merancang dan mengelola proses pembelajaran aktif yang menyenangkan. Peserta didik difasilitasi untuk mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan menciptakan.

4) Peubahan Standar Evaluasi

Penilaian yang mengukur penilaian otentik yang mengukur kompetensi sikap, keterampilan, serta pengetahuan berdasarkan hasil dan proses.


(60)

c. Prinsip pengembangan Kurikulum 2013

Fadillah (2014: 26) menjelaskan bahwa sebagaimana yang telah disebutkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 815 tahun 2013 tentang implementasi Kurikulum 2013, sebagai berikut.

1) Peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia

Iman, takwa dan akhlak mulia menjadi dasar pembentukkan kepribadian peserta didik secara utuh. 2) Kebutuhan kompetensi masa depan

Kemampuan peserta didik yang diperlukan, yaitu antara lain kemampuan berkomunikasi, berpikir kritis, dan kreatif dengan mepertimbangkan nilai dan moral Pancasila agar menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab, toleran dalam keberagaman, mampu hidup dalam masyarakat global, memiliki minat luas dalam kehidupan dan kesiapan untuk bekerja, kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya, dan peduli terhadap lingkungan.

3) Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserrta didik. Pendidikan merupakan poses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor)


(61)

disusun sejalan dengan itu, kurikulum memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, spiritual, dan kinestetik peserta didik.

4) Keberagaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan

Daerah memiliki keberagaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik lingkungan. Hal ini disebabkan karena dilihat berdasarkan kebutuhan dan potensi dari setiap daerah berbeda. Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat keberagaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan pengembangan daerah.

5) Tuntutan bangunan daerah dan nasional

Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional.

6) Tuntutan dunia kerja

Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu kurikulum harus memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja.


(62)

7) Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni Seiring berkembangnya zaman kemajuan IPTEKS pun semakin maju sehingga dunia pendikan juga harus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

8) Agama

Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman, takwa, serta akhlak mulia dan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran ikut mendukung peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia.

9) Dinamika perkembangan global

Kurikulum menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas.

10) Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan

Kurikulum diharapkan mampu membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan


(63)

Indonesia (NKRI). Oleh karena itu, kurikulum harus menumbuhkembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.

11) Kondisi sosial budaya masyarakat setempat

Kurikulum diperhatikan dengan memerhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keberagaman budaya. Penghayatan dan apresiasi setempat dipelajari lebih dahulu sebelum, siswa diperkenalkan dengan kebudayaan daerah lain. 12) Kesetaraan gender

Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap dan perilaku yang berkeadilan dengan memerhatikan kesetaraan gender.

13) Karakteristik satuan pendidikan

Kuurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan pendidik.

d. Pendekatan saintifik

1) Pengertian pendekatan saintifik

Fadillah (2014: 175) menjelaskan bahwa pendekatan saintifik ialah pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran tersebut dilakukan melalui proses ilmiah. Hal yang agak berbeda diungkapkan Hosnan (2014: 34) bahwa pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran


(64)

yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemuhkan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta dalam mengenal dan memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, dimana informasi belajar bisa berasal dari mana saja, kapan saja, dan tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Konsep mengenai pendekatan saintifik atau ilmiah ini semakin diperkuat dengan peraturan Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah telah mengisyaratkan tentang perlunya proses pembelajaran yang dipadu dengan kaidah-kaidah pendekatan saintifik atau ilmiah dalam (Kurniasih & Sani, 2014: 141). Maka dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik merupakan pendekatan sebuah pendekatan ilmiah yang telah terstukur, dimana dari sebuah dinamika belajar siswa dapat memperoleh pengetahuan dari berbagai cara atau teknik baik secara


(65)

Penerapan pendekatan saintifik atau ilmiah digunakan agar apa yang dipelajari dan diperoleh peserta dilakukan dengan indra dan pikiran sendiri sehingga mereka mengalami secara langsung dalam proses mendapatkan ilmu pengetahuan. Melalui pendekatan ilmiah ini juga peserta didik diharapkan mampu menghadapi dan memecahkan sendiri masalah yang dihadapi.

2) Karakteristik pendekatan saintifik

Sama halnya dengan manusia, pendekatan saintifik memiliki karakter yang perlu diketahui oleh penggunanya. Hosnan (2014: 36) mengungkapkan karakter dari motode saintifik sebagai berikut.

a) Berpusat pada siswa.

b) Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip.

c) Melibat proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelektual, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.

d) Dapat mengembangkan karakter siswa.

Selain Hosnan, pendapat lain tentang karakteristik pembelajaran tematik juga diungkapkan oleh Majid dan Rochman (2014: 111) sebagai berikut ini (a) Berpusat pada siswa; (b) Memberikan pengalaman langsung; (c)


(66)

Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas; (d) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran; (e) Bersifat fleksibel/menarik; (f) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

Adapun karakteristik dari pembelajaran tematik menurut TIM pengembang PGSD, Hesty (dalam Majid dan Rochman, 2014: 112) sebagai berikut .

(a) Holistik, suatu gejala atau peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran tematik diamati dan dikaji dari beberapa bidang studi sekaligus, tidak dari sudat pandang yang berbeda-beda.

(b) Bermakna, pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek, memungkinkan terbentuknya hubungan antar skema yang dimiliki oleh siswa, sehingga saatnya nanti dapat bermanfaat bagi siswa. (c) Autentik, pembelajaran tematik memungkinkan

siswa memahami secara langsung konsep dan prinsip yang ingin dipelajari.

(d) Aktif, pembelajaran tematik dikembangkan berdasar pada pendekaan discovery inquiri dimana siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Berbagai karakater dapat ditemukan dalam berbagai aktivitas pembelajaran, sama hal dengan pembelajaran


(67)

Seperti yang telah dipaparkan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik memiliki titik pusat perhatian yaitu pada peserta didik. Dimana setiap proses penerapannya dikaji berdasarkan objek nyata yang dapat dipahami oleh peserta didik.

3) Langkah-langkah pembelajaran saintifik

Langkah-langkah pendekatan ilmiah dalam proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik) meliputi mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan. Seperti diketahui setiap kurikulum mempunyai aplikasi pendekatan berbeda-beda, demikian pada Kurikulum 2013.

Hosnan (2014: 39) mengungkapkan bahwa pendekatan saintifik ialah pembelajaran yang dilakukan melalui proses.

(a) Mengamati (observing),

Metode observasi adalah salah satu strategi pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual dan media asli dalam rangka membelajarkan siswa yang mengutamakan kebermaknaan proses belajar. Pada metode observasi yang diutamakan adalah pengamatan langsung pada objek yang akan dipelajari sehingga


(68)

siswa mendapatkan fakta berbentuk data yang objektif yang kemudian dianalisis sesuai tingkat perkembangan siswa. Metode ini sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi.

(b) Menanya (Questioning)

Langkah kedua pendekatan ilmiah adalah questioning (menanya). Metode menanya adalah suatu metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara pengajuan-pengajuan pertanyaan yang mengarahkan siswa untuk memahami materi pelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Kegiatan menanya dapat dilakukan pada saat guru mengajukan pertanyaan dan kemudian siswa menjawab, ketika itulah siswa telah didorong untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. Hal diharapkan dapat menimbulkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis sehingga dapat menimbulkan kehidupan yang cerdas proses belajar sepanjang hayat.


(69)

Kegiatan mengumpulkan informasi merupakan tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan untuk menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Hal ini dilakukan ntuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau tepat. Proses ini dikembangkan agar siswa dapat melakukan berbagai eksperimen atau uji coba untuk mengembangkan suatu pokok masalah dengan mengembangkan berrbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

(d) Mengasosiasikan/Mengolah informasi/Menalar (Associating)

Langkah berikut adalah associating (menalar/mengolah informasi). Istilah menalar dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut oleh Kurikulum 2013 merupakan istilah dimana dalam aktivitas pembelajaran siswa mampu mengasosiasikan beragam ide dan peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi pengalaman yang bermakna. Dimana hasil dari pemikiran yang diungkap dapat menjadi sebuah ide yang bermanfaat dan inovatif.


(70)

(e) Mengomunikasikan Pembelajaran

Pada tahapan ini diharapkan peserta didik dapat mengomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun baik secara bersama-sama ataupun secara individu hasil kesimpulan yang telah dibuat bersama. Seperti yang telah disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil alisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.

e. Pendekatan Temantik Integratif 1) Pengertian tematik integratif

Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran integratif yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa secara individu atau pun kelompok aktif mencari tahu dan menemukan konsep serta prinsip ilmu pengetahuan secara holistik, bermakna, dan autentik. Disesuaikan dengan kurikulum yang dijalankan saat ini yaitu Kurikulum 2013 yang mana kurikulum ini menerapkan pendekatan tematik integratif disetiap jenjang Sekolah Dasar/MI. Seperti yang diketahui pendekatatan tematik integratif merupakan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai


(1)

MT : Mulai terlihat BT : Belum terlihat

No.

Nama siswa

Aspek yang diamati Menerima pendapat

teman Membersihkan kelas

Memperhatikan guru dan teman ketika berbicara

BT MT MB SM BT MT MB SM BT MT MB SM

1. Lili 2. Lulu 3. Lele 4. Lala 5. Dst . . .

Pedoman penskoran

Jawaban SM diberi skor 4, MB diberi skor 3, MT diberi skor 2, BT diberi skor 1.

Skor akhir dihitung menggunakan skala 1 – 4 dengan kriteria sebagai berikut :

1 : Kurang 2 : Cukup 3 : Baik

4 : Sangat baik

*Skor akhir dihitung untuk masing-masing aspek. B.IPS

1. Aspek pengetahuan

Indikator 3.5.1. Mendefenisikan pengertian interaksi dalam kehidupan.

Teknik Tes tertulis

Instrumen Soal uraian dan kunci jawaban

Soal uraian !

1. Jelaskan pengertian dari interaksi.

2. Sebutkan 3 contoh contoh interaksi dalam kehidupan di sekolah. Jawab !

1. Interaksi adalah salah satu pola komunikasi yang terjadi antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya.


(2)

a. Mengemukakan pendapat di kelas. b. Bermain dengan teman saat istirahat. c. Berkomunikasi dengan guru dan teman.

Panduan skoring

Setiap soal memiliki skor maksimal 3 a. Nomor 1

Skor 1 jika menjawab salah

Skor 2 jika menjawab benar namun kurang tepat.

Skor 3 jika menjawab benar sesuai dengan kunci jawaban. b. Nomor 2

Skor 1 jika menjawab salah

Skor 2 jika menjawab benar namun kurang tepat.

Skor 3 jika menjawab benar sesuai dengan kunci jawaban. Skor maksimal = 6

Nilai akhir = Perolehan skor × 100 Skor maksimal

2. Aspek keterampilan

Indikator 4.5.1. Membuat refleksi sikap saat berinteraksi dan bekerja sama

Teknik Produk

Instrumen Rubrik penilaian produk

Tugas !

Buatlah sebuah lembar refleksi terhadap aktivitas bekerja samamu hari ini. Rubrik Penilaian Produk

Kriteria 4

Sangat baik

3 Baik

2 Kurang baik

1 Tidak baik

Isi

Memuat semua kegiatan yang dilakukan bersama kelompok

Mencakup sebagian besar kegiatan yang dilakukan bersama kelompok

Kurang mencakup semua kegiatan yang dilakukan bersama kelompok

Tidak dapat mengisi lembar refleksi


(3)

Kriteria 4 Sangat baik 3 Baik 2 Kurang baik 1 Tidak baik Kerapian Tulisan sangat rapi dan tidak terdapat kesalahan penulisan

Tulisan rapi, namun terdapat 1 – 2 kesalahan penulisan

Tulisan rapi, namun terdapat 3 – 5 kesalahan penulisan

Tulisan kurang rapi dan terdapat lebih dari 5 kesalahan penulisan Bahasa Bahasa yang digunakan sesuai dengan EYD dan tidak terdapat kesalahan penggunaan bahasa Bahasa yang digunakan sesuai dengan EYD, namun terdapat 1 – 2 terdapat kesalahan penggunaan bahasa Bahasa yang digunakan cukup sesuai dengan EYD dan terdapat 3 – 5 terdapat kesalahan penggunaan bahasa Bahasa yang digunakan tidak sesuai dengan EYD dan terdapat lebih dari 5 kesalahan penggunaan bahasa

Petunjuk: Berilah tanda (√) pada angka 4, 3, 2, dan 1 sesuai keadaan yang ditunjukkan oleh peserta didik dengan berpedoman pada rubrik unjuk kerja di atas !

Nama Kelompok : No. Absen :

Subtema : Gaya dan Gerak Pembelajaran ke : 6

No. Kriteria Hasil penilaian

4 3 2 1

1. Isi 2. Kerapian 3. Bahasa

Pedoman penskoran NA = Perolehan skor × 100 Skor maksimal Keterangan:

NA :Nilai akhir

Perolehan skor :Jumlah skor yang diperoleh siswa dari kriteria yang ada

Skor maksimal : Hasil dari banyaknya kriteria dikalikan dengan skala tertinggi


(4)

3. Aspek sikap sosial dan spiritual

Indikator 2.3.1. Meunjukan sikap sopan saat berbicara atau menyampaikan pendapat.

1.3.1. Mensyukuuri anugerah Tuhan dengan cara berdoa sesuai kepercayaan.

Teknik Observasi

Instrumen Lembar observasi

Lembar Observasi

Petunjuk: Berilah tanda ( ) pada kolom BT, MT, MB, dan SM untuk setiap aspek sesuai sikap sosial!

Keterangan:

SM : Sudah muncul MB : Mulai berkembang MT : Mulai terlihat BT : Belum terlihat

No.

Nama Siswa

Aspek yang diamati Berbicara dengan nada

yang lembut

Pilihan katanya tepat dan tidak bersifat

menyinggung

Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran

BT MT MB SM BT MT MB SM BT MT MB SM

1. Lili 2. Lulu 3. Lele 4. Lala 5. Dst . . .

Pedoman penskoran

Jawaban SM diberi skor 4, MB diberi skor 3, MT diberi skor 2, BT diberi skor 1.

Skor akhir dihitung menggunakan skala 1 – 4 dengan kriteria sebagai berikut :

1 : Kurang 2 : Cukup 3 : Baik

4 : Sangat baik


(5)

LAMPIRAN 5 REFLEKSI

1. Apa saja hal menarik yang kamu pelajari dari gaya magnet? 2. Hal baik apa yang kamu temukan saat melakukan percobaan?

3. Apa yang akan kamu lakukan dengan hal-hal baik yang sudah kamu dapatkan?


(6)

BIODATA PENULIS

Esterlina Finance Osem lahir di Wirmaker, Yendidori, Biak Numfor, Provinsi Papua, 08 Juni 1994. Pendidikan Sekolah Dasar diperoleh di SD Impres Wirmaker, Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 4 Jayapura, Sekolah Menengah Atas diperoleh di SMA Negeri 1 Biak Kota.

Pada Tahun 20012, melanjutkan studi ke Perguruan tinggi di Universitas Sanata Dharma Yongyakarta sebagai Mahasiswa Program Profesi Guru Terintegrasi (PPGT) pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Masa pendidikan di Universits Sanata dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran berbasis ICT Mengacu Kurikulum SD 2013 Subtema Gaya dan gerak untuk siswa IV SD Negeri kalasan 1”.


Dokumen yang terkait

Pengembangan media pembelajaran berbasis ICT mengacu pada kurikulum SD 2013 subtema keberagaman budaya bangsaku untuk siswa kelas IV SD Negeri Kalasan I.

6 34 394

Pengembangan media pembelararan berbasis ICT mengacu pada kurikulum SD 2013 subtema macam-macam sumber energi untuk siswa kelas 4 SD Negeri Kalasan 1.

2 43 294

Pengembangan media pembelajaran berbasis ICT mengacu kurikulum SD 2013 subtema bersyukur atas keberagaman untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Kalasan I.

1 6 284

Pengembangan medi pembelajaran berbasis ICT mengacu kurikulum 2013 pada subtema pemanfaatan energi untuk siswa kelas IV SDN Kalasan 1.

0 11 318

Pengembangan media pembelajaran berbasis ICT mengacu pada kurikulum SD 2013 subtema kebersamaan dalam keberagaman untuk siswa kelas IV SD Negeri Kalasan 1.

0 75 392

Pengembangan media pembelajaran berbasis ICT mengacu kurikulum SD 2013 subtema keberagaman makhluk hidup di lingkunganku untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Kalasan 1.

0 2 325

Pengembangan media pembelajaran berbasis ICT mengacu kurikulum 2013 pada subtema hewan dan tumbuhan di lingkungan rumahku� untuk siswa kelas IV SD Negeri Kalasan 1.

0 0 329

Pengembangan media pembelajaran berbasis ICT mengacu pada kurikulum SD 2013 subtema ayo cintai lingkunganku untuk siswa kelas IV SD Negeri Kalasan 1.

0 3 354

Pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum sd 2013 pada subtema gaya dan gerak untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

0 0 168

Pengembangan bahan ajar mengacu kurikulum 2013 subtema gaya dan gerak untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar - USD Repository

0 4 268