Terapi non-farmakologi Terapi farmakologi

D. Penatalaksanaan Terapi Hipertensi

Tujuan penatalaksanaan terapi hipertensi adalah untuk meminimalkan morbiditas dan mortalitas penyandang hipertensi. Morbiditas dan mortalitas ini berhubungan dengan kerusakan organ target yang meliputi penyakit ginjal, kardiovaskular, gagal jantung sampai terjadinya stroke. Mengurangi risiko tetap menjadi tujuan utama dari terapi hipertensi dan pemilihan terapi obat yang spesifik secara signifikan berdampak pada penurunan risiko kerusakan organ vital yaitu ginjal, kardiovaskular Dipiro et al, 2009.

1. Terapi non-farmakologi

Terapi non-Farmakologi menurut Dipiro, 2009 sebagai berikut: a. Menurunkan berat badan bagi penderita yang overweight dan obese: menjaga berat badan agar tetap normal BMI 18,5-24,9 kgm 2 . b. Konsumsi buah-buahan, sayuran, dan produk susu rendah lemak kandungan lemak total dan lemak jenuh rendah. c. Mengurangi konsumsi garam, idealnya sodium 1,5ghari atau sodium klorida 3,8ghari. d. Mempertahankan asupan kalium yang adekuat 90mmolhari. e. Aktivitas fisik seperti aerobik secara teratur selama minimal 30 menit setiap hari.

2. Terapi farmakologi

Terapi farmakologi hipertensi dapat ditangani dengan obat-obat antihipertensi seperti diuretik utamanya thiazid, Angiotensin Converting Enzyme inhibitor ACEi, Angiotensin II Receptor Blocker ARB, dan Calcium Chanel Blocker CCB Dipiro, 2009. a. Diuretik yang sub golongan utama pada diuretik ini adalah tiazid diantaranya chlorthalidone, hydrochlorothiazide, indapamide, metolazone. Mekanisme kerja tiazid menurunkan tekanan darah dengan cara menghambat co-trans-porter Na + Cl - pada awal tubulus disdal ginjal sehingga reabsorpsi Na + Cl - serta meningkatkan volume urin dan ekskresi natrium Nugroho, 2012. b. Angiotensin Converting Enzym Inhibitor ACEi diantaranya benazepril, captopril, enalapril, lisonofil, ramipril. Mekanisme kerja golongan ACEi menghambat pembentukan angiotensin II dari perkusor angiotensi I yang inaktif secara kompetitif sehingga aldosteron tidak disekresikan. Aldosteron merupakan senyawa yang dapat meningkatkan peningkatan volume darah yang menyebabkan resistensi vaskuler Nugroho, 2012. c. Angiotensin Receptor Blockers ARBs diantaranya candesartan, eprosartan, losartan, valsartan. Mekanisme kerja golongan ARBs dengan cara mengeblok secara langsung reseptor angiotensin II sehingga angiotensin II tidak dapat berikatan agonis dan tidak menstimulasi efek vasokontriksi, tidak terjadi retensi sodium dan air Dipiro, 2009. d. Calcium Channel Blocker CCB, terdiri dari dua sub golongan yaitu dihidropiridin amlodipine, felodipine, nifedipine, nicardipine, nisoldipine, iseadipine dan non-dihidropiridin diltiazem, verampamil. Mekanisme kerja golongan CCB dengan cara menghambat influks ion kalsium pada kanal ion kalsium voltage-gated calcium channels pada pembuluh darah dan otot jantung sehingga, mengakibatkan penurunan ion kalsium dalam intraselular dan menyebabkan penurunan kontraksi otot polos yang menimbulkan vasodilatasi Nugroho, 2012.

E. Pengendalian Tekanan Darah

Dokumen yang terkait

Prevalensi, kesadaran dan terapi responden hipertensi di Dukuh Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 1 86

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Jragung, Jogotirto, Berbah, Kabupaten Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 1 84

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 2 85

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi di Desa Wedomartani, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor gaya hidup sehat.

0 0 83

Prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi di Desa Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta (kajian usia, jenis kelamin, bmi, dan risiko kardiovaskular).

0 0 83

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor sosio-ekonomi di Dukuh Blambangan, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta.

0 0 79

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor sosio-ekonomi di Padukuhan Kadirojo II, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta.

0 0 75

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor sosio-ekonomi di Padukuhan Kadirojo II, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta.

0 0 75

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 0 84

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta kajian faktor sosio ekonomi

0 0 82