BOD Biological Oxygen Demand COD Chemical Oxygen Demand Salinitas

e. Oksigen Terlarut DO = Dissolved Oxygen

Oksigen merupakan salah satu faktor penting dalam setiap perairan. Oksigen diperlukan organisme untuk melakukan respirasi aerob. Sumber utama oksigen terlarut berasal dari atmosfer dan proses fotosintesis. Oksigen dari udara diserap dengan difusi langsung di permukaan air oleh angin dan arus. Jumlah oksigen yang terkandung dalam air tergantung pada daerah permukaan yang terkena suhu dan konsentrasi garam Michael,1994. Ikan merupakan mahkluk air yang membutuhkan oksigen tertinggi, kemudian invertebrata yang terkecil adalah bakteri. Biota di perairan tropis memerlukan oksigen terlarut minimal 5 ppm, sedangkan biota beriklim sedang memerlukan oksigen terlarut mendekati jenuh. Konsentrasi oksigen yang terlalu rendah akan menyebabkan ikan - ikan dan binatang lainnya yang membutuhkan oksigen akan mati. Barus 2004, menyatakan bahwa kelarutan maksimum oksigen pada perairan tercapai pada temperatur O o C yaitu sebesar 14,16 mgl oksigen konsentrasi ini akan menurun sejalan dengan meningkatnya temperatur air.

f. BOD Biological Oxygen Demand

BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme di dalam lingkungan air untuk mendegradasi bahan buangan yang ada dalam air lingkungan. Pada umumnya air lingkungan atau air dalam mengandung mikroorganisme yang dapat memakan, memecah, menguraikan bahan buangan organik. Penguraian bahan organik melalui proses oksidasi oleh mikroorganisme di dalam air lingkungan adalah Universitas Sumatera Utara proses alamiah yang mudah terjadi apabila air lingkungan mengandung oksigen yang cukup Michael, 1994. Brower et al., 1990 menyatakan nilai konsentrasi BOD 5 menunjukkan kualitas suatu perairan masih tergolong baik apabila konsumsi O 2 selama 5 hari berkisar sampai 5 mgl.

g. COD Chemical Oxygen Demand

Chemical Oxygen Demand COD Yaitu kebutuhan oksigen kimia untuk reaksi oksidasi terhadap bahan buangan di dalam air, atau jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada di dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia Wardhana, 1995. Dengan mengukur nilai COD maka akan diperoleh nilai menyatakan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk proses oksidasi terhadap total senyawa organik, baik yang mudah diuraiakan secara biologis maupun yang sukar atau tidak bisa diuraikan secara biologis Barus, 2004.

h. Salinitas

Salinitas sering kali disebut kadar garam atau kegaraman yang maksudnya adalah jumlah berat semua garam dalam gram yang terlarut dalam satu liter air, biasanya dinyatakan dengan satuan o oo per mil, gram per liter. Nontji, 1987. Selanjutnya dijelaskan bahwa salinitas menunjukkan jumlah ion – ion terlarut. Perubahan salinitas pada suatu badan air sangat berpengaruh pada proses difusi dan osmotik organisme air ikan , sehingga berdasarkan kadar garam ini organisme air dapat dikelompokkan atas hewan yang dapat hidup dan Universitas Sumatera Utara berkembangbiak pada daerah dengan kadar garam tinggi, yaitu 35 o oo thermohalin, pada daerah dengan kadar garam sedang, yaitu mesohalin. Perubahan salinitas dalam estuaria sangat dipengaruhi oleh musim, topografi, pasang surut, evaporasi dan jumlah air tawar yang masuk. Berdasrkan gradien salinitas yang dibentuk maka dikenal adanya estuaria negatif Daulai dan Endang, 2000. Pasang surut merupakan salah satu faktor dominan yang berperan dalam mengubah pola salinitas. Tempat yang perbedaan pasang surutnya lebih besar, pasang naik mendorong air laut jauh ke hulu sehingga menggeser isohalin ke hulu. Begitu juga sebaliknya saat pasang turun salinitas berubah sesuai dengan keadaan pasang surut Nybakken, 1992. Perubahan lingkungan yang sangat bervariasi mengakibatkan dampak bagi ikan terutama struktur dan bentuk yang secara perlahan - lahan melakukan modifikasi dalam perekembangannya untuk mengatasi perubahan lingkungan Nybakken, 1992. Selanjutnya dinyatakan bahwa memiliki pola adaptasi lingkungan dan juga memiliki predator dalam jumlah relatif rendah dibandingkan dengan jenis hewan aquatik lainnya.

i. Arus