3 Muara sebesar 29,83°C dan terendah pada stasiun 1 Mangrove. Tingginya suhu pada stasiun 3 disebabkan karena stasiun ini merupakan lokasi yang padat aktifitas,
dan sebagai jalur lalu lintas transportasi yang menghasilkan panas pada perairan, dan stasiun ini merupakan stasiun yang terbuka sehingga panas matahari langsung ke
badan air. Suhu pada ketiga stasiun penelitian tersebut masih dapat mendukung bagi kehidupan ikan pada perairan tersebut.
Suhu suatu perairan sangat mempengaruhi keberadaan ikan. Suhu air yang tidak cocok, misalnya terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menyebabkan ikan tidak
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Suhu air yang cocok untuk pertumbuhan ikan di daerah tropis adalah berkisar antara 15
C– 30 C dan perbedaan suhu antara
siang dan malam kurang dari 5 C Cahyono, 2010. Menurut Sidabutar dan Edward
1995 kisaran suhu yang baik bagi ikan adalah antara 25 C – 35
C. Kisaran suhu ini umumnya berada di daerah tropis. Hasil pengukuran suhu pada ketiga stasiun pada
dasarnya masih normal dan belum membahayakan kehidupan biota laut sesuai dengan baku mutu air laut yang diterbitkan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup.
b. Penetrasi Cahaya
Penetrasi cahaya dari ketiga stasiun penelitian berkisar 0,5 – 1,2 m. Penetrasi cahaya tertinggi terdapat pada stasiun 3 Muara dan terendah pada stasiun
1 Mangrove. Rendahnya nilai penetrasi pada stasiun 1 tersebut disebabkan karena daerah ini merupakan daerah yang berlumpur. Banyaknya partikel terlarut dalam
perairan akan menyebabkan kekeruhan yang tinggi Abdunnur, 2002.
Universitas Sumatera Utara
Kecerahan suatu perairan dapat digunakan untuk mengetahui sampai dimana masih ada kemungkinan terjadi proses asimilasi dalam air, lapisan - lapisan manakah
yang tidak keruh, yang agak keruh dan paling keruh. Air yang tidak terlampau keruh dan tidak pula terlampau jernih baik untuk kehidupan ikan. Kekeruhan yang baik
adalah kekeruhan yang disebabkan oleh jasad renik atau plankton. Nilai kecerahan yang baik kurang dari 45 cm batas pandang ikan akan berkurang Kordi, 2004.
Cahaya dibutuhkan oleh ikan untuk memangsa, menghindar diri dari predator atau untuk beruaya. Pada umumnya ikan berada pada daerah - daerah yang penetrasi
cahayanya masih baik, sedangkan pada daerah yang gelap di mana penetrasi cahaya sudah tidak ada, hanya dihuni ikan buas atau predator yang lebih menyukai tempat
gelap. Jubaedah, 2006. Air yang terlalu keruh dapat menyebabkan ikan mengalami gangguan pernapasan karena insangnya terganggu oleh kotoran. Selain itu dapat
menurunkan atau melenyapkan selera makan karena daya penglihatan ikan terganggu Cahyono, 2010.
c. Intensitas Cahaya
Intensitas cahaya dari ketiga stasiun penelitian berkisar 248 - 384 Lux. Intensitas cahaya tertinggi terdapat pada stasiun 2 sebesar 348 dan terendah pada
stasiun 1. Rendahnya intensitas cahaya pada stasiun 1 adalah karena pada stasiun ini merupakan daerah mangrove sehingga terdapat banyak vegetasi. Menurut Barus
2004, vegetasi yang ada di sepanjang aliran sungai dapat mempengaruhi intensitas cahaya, karena tumbuh - tumbuhan tersebut mempunyai kemampuan untuk
Universitas Sumatera Utara
mengabsorbsi cahaya matahari. Bagi organisme air, intensitas cahaya berfungsi sebagai alat orientasi yang akan mendukung kehidupan organisme tersebut dalam
habitatnya. Cahaya merupakan unsur yang paling penting dalam kehidupan ikan. Cahaya
dibutuhkan ikan untuk mengejar mangsa, menghindarkan diri dari predator, membantu dalam penglihatan, proses metabolisme dan pematangan gonad. Secara
tidak langsung peranan cahaya matahari bagi kehidupan ikan adalah melalui rantai makanan Rifai et at., 1983.
d. Total Dissolved Solid TDS