Credit Union Sebagai Usaha Pemutus Rantai Kemiskinan

56 Pardomuan Pakkat. CU tersebut terletak di pusat Kecamatan Pakkat, yaitu: Jl. Ahmad Yani No. 9 Pakkat Credit Union atau koperasi kredit Pardomuan sangat berkembang pesat di masyarakat. Sekarang ini, CU Pardomuan tidak hanya beroperasi di Kecamatan Pakkat saja, melainkan telah merambah ke kecamatan lain di Kabupaten Humbang Hasundutan HUMBAHAS bahkan telah tersebar ke Kabupaten Tapanuli Tengah. Perkembangan CU yang sangat pesat juga diikuti oleh peningkatan taraf hidup anggota yang semakin baik. Pada umumnya, masyarakat cenderung memutuskan untuk meminjam ke CU Pardomuan, apabila masyarakat membutuhkan uang dengan jumlah yang besar. Hal ini disebabkan kemudahan yang ditawarkan oleh CU Pardomuan seperti bunga pinjaman yang relatif kecil serta lama pinjaman dapat ditentukan oleh peminjam. Jika pinjaman dilakukan pada teman atau kerabat, lama pinjaman biasanya dilakukan pada waktu yang singkat. Jika pinjaman dilakukan ke Bank bunga pinjaman lebih tinggi bila dibandingkan dengan bunga pinjaman ke CU Pardomuan.

3.1. Credit Union Sebagai Usaha Pemutus Rantai Kemiskinan

Kemiskinan adalah keadaan di mana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, serta sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah nasional yang tidak dapat diselesaikan 57 oleh pemerintah sendiri tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama segenap pelaku ekonomi dan masyarakat secara keseluruhan. Keadaan kemiskinan umumnya diukur dengan tingkat pendapatan, dan pada dasarnya dapat dibedakan menjadi kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Seseorang dikatakan miskin secara absolut apabila tingkat pendapatannya lebih rendah daripada garis kemiskinan absolut atau dengan kata lain jumlah pendapatannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum yang dicerminkan oleh garis kemiskinan absolut tersebut. Sedangkan kemiskinan relatif adalah adanya perbandingan pendapatan diantara masyarakat, di mana ada sebagian masyarakat yang memiliki tingkat pendapatan lebih tinggi dari garis kemiskinan dan bahkan lebih tinggi lagi atau disebut dengan orang kaya. Masyarakat yang tingkat pendapatannya lebih rendah dari masyarakat lain maka ia merasa dia miskin. Jika dilihat dari pola waktunya, kemiskinan di suatu daerah dapat digolongkan menjadi 4 empat golongan antara lain: 1. Persistent Poverty adalah kemiskinan yang turun-temurun. Kemiskinan ini terjadi di daerah-daerah yang kritis sumber daya alamnya, atau daerah terisolasi. 2. Cyclical Poverty adalah kemiskinan yang mengikuti pola siklus ekonomi secara keseluruhan. 3. Seasonal Poverty adalah kemiskinan musiman seperti yang sering terjadi pada kasus nelayan dan pertanian tanaman pangan. 58 4. Accidental Poverty adalah kemiskinan karena terjadinya bencana alam atau dampak dari suatu kebijakan yang menyebabkan menurunnya tingkat kesejahteraan suatu masyarakat. Ginandjar Kartasasmita, 1966:234-236. Kemiskinan terjadi karena keterbelakangan, ketidaksempurnaan pasar dan kurangnya modal menyebabkan rendahnya produktifitas. Karena produktifitas rendah maka pendapatan juga rendah sehingga berimplikasi pada rendahnya tabungan dan investasi. Rendahnya investasi berakibat pada keterbelakangan yang membentuk lingkaran kemiskinan yang tidak ada putusnya. Akhirnya Si miskin tetap miskin bahkan semakin terjerat dalam “kubangan kemiskinan” karena mereka mendapatkan “bantuan” berupa pinjaman dari lintah darat, tengkulak atau perantara yang menagih cicilan dengan bunga yang tinggi. Kondisi kemiskinan di atas membuat Friedrich Wilhem Raiffeisien membentuk credit union untuk membantu masyarakat keluar dari kemiskinan pertengahan abad 19 di Jerman Barat. Lahirnya credit union ini tersebar ke Indonesia melalui misionaris Katolik dan Protestan. Edi Petebang, 2010 Credit union merupakan cara yang jitu untuk memutus rantai kemiskinan. Credit union membuka akses kepada orang-orang miskin tanpa persyaratan yang terlalu rumit dan tanpa harus mereka merasa malu untuk berhubungan. Apakah anggotanya datang dengan tidak memakai baju, kaki berlumpur, bercelana pendek, memakai sandal jepit atau bahkan bertelanjang kaki tetap dilayani dengan baik tanpa membeda-bedakan. Tidak seperti di bank, orang harus menggunakan pakaian yang rapi, bersepatu saat melakukan permohonan pinjaman. 59 Pada prinsipnya suatu CU tidak memberikan modal yang tinggi kepada anggotanya, tetapi relatif membuka distribusi modal secara luas kepada masyarakat miskin. Sebab, credit union adalah milik semua anggota. CU tidak memberikan modal yang tinggi hanya kepada satu orang saja seperti yang dilakukan oleh bank-bank formal melainkan kepada semua anggota.

3.2. Sosialisasi CU Pardomuan