5
4. Credit Union Sawiran Aries Wicaksono, 2010.
Keberadaan lintah darat rentenir tak dipungkiri cukup meresahkan masyarakat yaitu menjadi korban rentenir. Pada umumnya, masyarakat di desa
Sawiran mencari nafkah sebagai petani dan pedagang kecil. Keadaan yang seperti ini membuat masyarakat seakan sulit menghindar dari rentenir. Hal ini terjadi
karena minimnya lembaga keuangan besar seperti bank yang peduli pada nasib orang kecil. Terdorong pada kondisi inilah Willy Malim Batuah, seorang pastor di
desa Sawiran, mendirikan sebuah lembaga mirip koperasi yang disebut credit union.
Melalui lembaga keuangan ini, warga desa Sawiran bisa menabung, mendapat pinjaman lunak, dan terbebas dari lintah darat. Pada 1989, Willy
mendirikan credit union dengan modal Rp 85 juta. Tujuannya hanya satu, mengangkat taraf hidup masyarakat. Keberadaan CU membuat warga desa
membiasakan diri menabung. Mereka juga bisa mendapat pinjaman dengan bunga ringan. Sekarang ini CU Sawiran telah memiliki 11 cabang di enam kabupaten di
Jawa Timur dan Bali. Lembaga keuangan ini mampu meraih aset total Rp 50 miliar dengan 4.200 anggota.
Dengan keberadaan CU diberbagai wilayah, ada peningkatan kehidupan masyarakat. Kondisi yang seperti ini membuat penulis tertarik untuk mengkaji CU
Pardomuan yang ada di kecamatan Pakkat. CU tersebut sangat membantu masyarakat untuk mendapatkan modal sehingga anggota dari CU ini menyebar
hingga ke kecamatan lain di HUMBAHAS dan bahkan menyebar ke kabupaten Tapanuli Tengah. CU Pardomuan ini merupakan salah satu sumber keuangan bagi
6 masyarakat Pakkat pada saat sekarang ini. Hal ini ditandai dengan banyaknya
masyarakat yang meminjam ke CU Pardomuan daripada meminjam ke Bank BRI yang terdapat di Pakkat. Besarnya bunga pinjaman merupakan salah satu faktor
masyarakat meninjam ke CU. Dalam membangun anggotanya credit union senantiasa berpedoman pada
masyarakat yaitu apa yang dimiliki masyarakat, itulah yang dibangun atau dikembangkan secara bersama. Dengan kata lain, credit union memberdayakan
masyarakat itu sendiri. Memberdayakan masyarakat adalah memampukan dan memandirikan masyarakat. Dalam memandirikan masyarakat CU Pardomuan
Pakkat mendorong anggotanya untuk memanfaatkan lahan yang dimiliki untuk ditanam dengan tanaman komoditi dalam berbagai variasi seperti jagung, padi,
sayur-sayuran dan lain-lain sehingga dapat menghasilkan uang. Peran credit union dalam pemberdayaan masyarakat adalah sebagai fasilitator yaitu melayani
masyarakat dalam bentuk konsultasi tentang bagaimana peluang usaha yang akan dibangun dan bagaimana mengelolanya agar dapat berkembang.
Pemberdayaan masyarakat melalui credit union dapat diibaratkan dengan credit union itu tidak memberikan pancing, akan tetapi mengajarkan bagaimana
membuat pancing, menunjukkan tempat pemencingan dan bagaimana caranya mengetahui tempat pemancingan. Artinya; credit union tidak membuat program
apa yang harus dilakukan masyarakat, tetapi mengarahkan dan menemani masyarakat untuk mencapai hidup sejahtera.
Pemaparan di atas merupakan alasan mengapa penulis memilih CU Pardomuan di desa Tukka. Penulis melihat dalam perkembangannya CU ini tidak
7 hanya beroperasi di Kecamatan Pakkat saja, melainkan telah berkembang ke
kecamatan lain di Kabupaten Humbahas dan bahkan sampai ke Kabupaten Tapanuli Tengah.
1.2. Ruang Lingkup Masalah dan Lokasi Penelitian