Kelemahan Peluang Kekuatan, Kelemahan, Peluang serta Ancaman Investasi China ke

commit to user 86 Oleh karena itu, jangan sampai peluang ini hanya banyak dimanfaatkan oleh Negara- negara Asean lainnya, seperti Singapura, Malaysia atau Thailand.

D. Kekuatan, Kelemahan, Peluang serta Ancaman Investasi China ke

Indonesia Setelah Pembentukan ACFTA 1. Kekuatan Peningkatan investasi China ke Indonesia akan dapat dicapai karena Indonesia mempunyai banyak keunggulan, antara lain stabilitas ekonomi yang relatif baik, pemerintahan yang stabil, termasuk masalah sosial politik yang cukup kondusif, yang berarti risk country Indonesia semakin menurun. Kekuatan utama lainnya adalah bahwa Indonesia mempunyai sumber- sumber daya alam yang melimpah termasuk sumber energi yang melimpah seperti batu bara, minyak dan gas bumi, kemudian sumber daya manusia di Indonesia yang terbilang murah. Dengan berbagai kekuatan ini diharapkan investor China akan tertarik untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

2. Kelemahan

Infrastruktur untuk mendukung dan mendorong peningkatan investasi di Indonesia masih belum memadai. Infrastruktur yang dimaksud terkait dengan investasi lunak soft infrastructure seperti pelayanan, iklim usaha, komunikasi, kepastian hukum, undang-undang, dan lain-lain. Demikian juga infrastruktur keras hard infrastructure seperti sarana transportasi, sarana komunikasi, pelabuhan, jalan, dan lain-lain. commit to user 87 Pelayanan dan birokrasi di Indonesia yang belum optimal merupakan kelemahan lain bagi Indonesia. Beberapa keputusan pemerintah pusat dan pemerintah daerah masih belum sinkron dalam mengambil kebijakan mengenai investasi, termasuk banyaknya pungutan yang menimbulkan biaya tinggi high cost. Isu tingginya korupsi di Indonesia juga menjadi pertimbangan bagi investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

3. Peluang

Ditinjau dari neraca perdagangan antara Indonesia dan RRT selama periode 1999-2007, Indonesia mencatat surplus perdagangan dengan nilai 1,1 milyar pada akhir tahun 2007. Namun dua tahun berturut-turut terjadi defisit perdagangan masing-masing sebesar 3,6 milyar dan 2,5 milyar pada tahun 2008 dan 2009 dengan nilai defisit perdagangan pada tahun 2009 yang menurun disbanding tahun 2008. Defisit yang muncul pada kedua tahun tersebut apabila ditinjau dari komposisi impor Indonesia dari China jumlah barang modal dan bahan baku penolong dari China meningkat pesat dengan pertumbuhan rata-rata tahunan masing-masing sebesar 51,4 dan 26,0. Hal ini merupakan indikasi bahwa terjadi added value atau proses produksi terdapat kebutuhan industri domestik, yang tentunya menghasilkan hasil produk yang lebih murah dan efisien. Selain itu, ditinjau dari struktur ekspor non migas menurut Negara tujuan peranan China sebagai Negara tujuan ekspor semakin meningkat dibandingkan dengan dominasi pangsa ekspor ke Uni Eropa, Amerika Serikat dan Jepang.Hal ini menggambarkan diversifikasi pasar tujuan ekspor ketika krisis ekonomi commit to user 88 global melanda Amerika Serikat dan wilayah Uni Eropa, yang dapat menopang keadaan ekonomi Indonesia di teritori pertumbuhan positif. Dengan terbuka luasnya pasar China, dimana hampir 80 lebih tarif yang menggunakan skema ACFTA telah mencapai zero percent, hal ini membuka peluang baik dari segi penetrasi pasar produk Indonesia ke China, maupun terbuka lebarnya sumber bahan baku material yang dibutuhkan sektor industri dalam negeri sehingga dapat bersaing secara kompetitif mengingat Indonesia bukanlah Negara tujuan ekspor maupun impor utama bagi China. Dari segi investasi maupun penanaman modal hal ini membawa pengaruh yang cukup baik, mengingat kebijakan pemerintah China yang berencana merestrukturisasi perekonomian mereka dengan melakukan ekspansi dan investasi di luar negeri.Hal ini membawa Indonesia sebagai pasar potensial yang dapat menarik investor China untuk membuka perusahaan sebagai basis produksi dan menanamkan modal mereka di Indonesia.Indonesia mempunyai peluang cukup besar untuk meningkatkan investasi dari China.Hal ini didukung peningkatan volume maupun komoditas yang dapat di ekspor ke Negara China sebagai kekuatan ekonomi baru. Selama ini tercatat sebesar 7,2 ekspor nonmigas Indonesia adalah ke China. Memasok kebutuhan raw materials, barang industri, tenaga kerja untuk Negara China adalah peluang paling utama.Faktor peluang utama lainnya adalah keunggulan Indonesia karena mempunyai sumber-sumber yang melimpah. Dengan berbagai peluang ini tentu investor China akan tertarik untuk menanamkan modalnya di Indonesia. commit to user 89 Demikian juga jumlah penduduk China yang lebih dari 1,3 milyar jiwa sangat mempengaruhi permintaan komoditi ekspor unggulan Indonesia. Dampaknya harga komoditi seperti bahan pangan akan cenderung tinggi karena permintaan juga tinggi, dan bagi Indonesia dapat menyediakan sumber daya alam tersebut untuk memenuhi kebutuhan mereka karena Indonesia memiliki keunggulan sumber daya alam yang melimpah. Adapun cara yang ditempuh adalah mencari niche pasar khusus Kawasan Perdagangan Bebas antara Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara ASEAN dan China ACFTA yang secara signifikan menguntungkan ekonomi dan perdagangan intra regional serta akan menjadi tonggak bagi hubungan ekonomi ASEAN-China di masa mendatang. Pembentukan ACFTA itu akan menciptakan kawasan dengan 1,7 milyar konsumen, suatu kawasan dengan Produk Domestik Bruto PDB sekitar US 2,0 trilyun dan total perdagangan setiap tahunnya mencapai nilai US 1,23 trilyun. Penghapusan rintangan perdagangan antara ASEAN dan China akan membantu menurunkan biaya, meningkatkan volume perdagangan dan meningkatkan efisiensi ekonomi. ACFTA tersebut akan menjamin stabilitas di Asia Timur dan memberikan kesempatan baik Negara anggota ASEAN maupun China untuk mempunyai peranan lebih besar dalam perdagangan internasional yang memberikan keuntungan bersama. Semua anggota ASEAN mengharapkan manfaat dari ACFTA namun tingkat manfaat tersebut akan tergantung pada commit to user 90 kesiapan sektor swasta di setiap Negara untuk mengeksploitasi berbagai kesempatan dalam ACFTA. Berdasarkan ACFTA, Negara-negara anggota ASEAN dan China terbebas dari pajak atas 7.000 kategori komoditi mulai 1 Juli 2004 dan memberikan status bebas bea bagi semua komoditi tersebut dalam perdagangan bilateral pada 2010. Dilihat sebagai antisipasi banyaknya pengembangan di Negara China sebagai tujuan investasi paling menarik di kawasan Asia.Tujuannya adalah menjadikan China tidak sebagai saingan tetapi lebih menjadikannya sebagai mitra kerjasama dan meningkatkan kualitas produk kita yang berasal dari sumber alam natural resources. Untuk bisa melepaskan diri dari ketergantungan ekonomi dua kekuatan ekonomi dunia yang baru itu, Indonesia harus meningkatkan daya saingnya di pasar dunia dan menciptakan pasar khusus niche bagi produk Indonesia.Posisi Indonesia mengenai daya saing pada tahun 2008-2009 menurut World Economic Forum WEF adalah di urutan 55 sedangkan China berada di urutan 30.Tiga Negara anggota Asean lainnya justru lebih baik, Singapura urutan 5, Malaysia 21, dan Thailand 34. Saat ini dengan membanjirnya barang-barang produk China akan membuat persaingan beberapa Negara di kawasan Asia Tenggara sebagai Negara industri baru, sehingga mendorong memproduksi dan menonjolkan produk- produk yang mempunyai keunggulan komparasi. commit to user 91 Antisipasi jangka panjang untuk menghadapi dampak pertumbuhan ekonomi China adalah Indonesia bersama Negara-negara Asean lainnya membentuk kekuatan ekonomi regional.Ini dapat dilakukan dengan terus melanjutkan kesepakatan-kesepakatan bersama dalam dunia perdagangan untuk menstabilkan kawasan ini.Di samping itu, terus dijaga kemungkinan penggunaan mata uang tunggal single currency di kawasan asean. Pada umumnya, pertumbuhan ekonomi yang pesat suatu Negara akan mengangkat golongan menengah ke atas menjadi golongan atas. Golongan ini tentu memerlukan tempat-tempat wisata di luar negeri.Oleh karena itu, Indonesia dapat menangkap peluang membanjirnya wisatawan dari Negara-negara tersebut melalui peningkatan kualitas layanan daerah wisata tourism area maupun banyaknya tempat wisata.

4. Ancaman