commit to user
75
B. Perkembangan Investasi China ke Indonesia Sebelum dan Sesudah ACFTA
Perjanjian kerjasama ekonomi antara ASEAN – China ACFTA
ditandatangani pada tanggal 4 November 2004 di Phnom Penh, Kamboja oleh para Kepala Negara ASEAN dan RRC.
Kerjasama ekonomi dan perdaganagan kedua belah pihak akan mempengaruhi kedua kawasan tersebut. Demikian juga bagi Indonesia, di masa mendatang akan
semakin dipengaruhi hubungan ekonomi internasional, yang berupa kesepakatan ekonomi bilateral, regional dan multilateral serta konvensi dan perjanjian
internasional. Perkembangan ekonomi dan perdaganagan dengan China yang mempunyai pertumbuhan tinggi dan menjadi kekuatan baru akan sangat
mempengaruhi perdagangan dan investasi bagi Indonesia. Negara-negara tersebut mulai menuju sebagai negara yang mempunyai keunggulan komparasi dalam produk-
produk tertentu. Produk-produk mereka telah masuk di berbagai negara di dunia ini termasuk Indonesia. Struktur perekonomiannya mulai meninggalkan sektor pertanian
menuju industrialisasi dan mulai banyak menanamkan modalnya di berbagai negara. Perkembangan ekonomi perdagangan Indonesia dan China banyak mengalami
pasang surut. Naik turun hubungan ekonomi dagang kedua negara karena dipengaruhi beberapa permasalahan seperti faktor social ekonomi dan politik. Sejak Negara China
merubah haluan menjadi negara terbuka maka Indonesia mempunyai kepentingan ekonomi dan perdagangan pada negara China. Jalinan ekonomi dan perdagangan ini
kemudian diimplementasikan melalui bentuk kerjasama ekonomi baik bilateral
commit to user
76
maupun regional. Salah satu diantaranya adalah kerjasama regional Asean dengan China. Tentu saja perkembangan China yang sangat pesat saat ini menjadi peluang
dan tantangan khususnya bagi Indonesia dan negara-negara Asean lainnya. Terjadinya krisis finansial global sejak akhir tahun 2008 yang berlanjut pada
2009 mengakibatkan banyak negara mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi. Demikian juga pertumbuhan ekonomi China selama tahun 2008 ini tercatat menurun
hanya mencapai 8 atau menurun dibanding tahun lalu. China merupakan tujuan utama kedua ekspor Indonesia ke pasar internasional,
menggeser posisi Amerika Serikat yang sekarang berada di urutan ketiga. Total volume perdagangan bilateral Indonesia-China hingga akhir tahun 2007 menembus
angka 25,01 milyar atau melampaui target yang ditetapkan sebesar 20 milyar. Namun, pada periode itu, Indonesia mencatatkan defisit sebesar 210 juta.
Dari sisi investasi, China mempunyai kontribusi sekitar 0,3 dari total investasi asing Foreign Direct InvestmentFDI setiap tahunnya pada Indonesia.
Perkembangan realisasi investasi China ke Indonesia sebelum dan sesudah ditandatanganinya Asean China Free Trade Agreement ACFTA dapat dilihat pada
Tabel 4.1 sebagai berikut :
commit to user
77
Tabel 4.1 Perkembangan Realisasi Investasi China ke Indonesia 2002-2007
juta US
Negara Sebelum ACFTA
Sesudah ACFTA 2002
2003 2004
Rata- rata
2005 2006
2007 2008
Rata- rata
Asean 299,2
464,1 916,2 559,8
2.250 926,7
330,5 1855,7
2,265,2 China
6 83,2
8,1 32,43 37,3
31,5 28,9
139,6 59,33
Jepang 432,3
738,2 1.041,3 737,3
1.144,3 908,2
210,4 1365,4
890,23 Amerika
60,3 148,4
78,3 95,67 88,6
65,8 123,5
151,3 112,6
Total dunia
3091,2 5450,6
4601,3 4381
8914,6 5976,9
3.706 14871,4
10026,1 Inv.China
ke Ind 0,002
0,015 0,002
0,01 0,004
0,005 0,001
0,009 0,005
Sumber : BKPM, 2008 di luar investasi sektor minyak dan gas bumi, data terakhir sampai dengan 31 Mei 2007
Secara umum investasi negara-negara Asean, Jepang, Amerika Serikat lebih tinggi dibandingkan dengan investasi China ke Indonesia. Sebelum perjanjian
ACFTA, investasi negara-negara Asean ke Indonesia dengan rata-rata 559,83 juta US dan sesudah perjanjian ACFTA dengan nilai rata-rata 1.169,07 juta US.
Sedangkan rata-rata investasi China ke Indonesia sebesar 32,43 juta US sebelum perjanjian ACFTA dan menurun menjadi sebesar 24,53 juta US.
Hal tersebut dapat dikatakan juga bahwa presentase investasi China ke Indonesia dibandingkan dengan total investasi dunia ke Indonesia masih sangat kecil,
sesudah perjanjian ACFTA hanya rata-rata sebesar 0,004 sedangkan sebelumnya rata- ratanya sebesar 0,01.
commit to user
78
Dari tabel 4.1 terlihat peningkatan investasi China ke Indonesia setelah dibukanya perdagangan bebas ACFTA, justru mengalami penurunan dari rata-rata
32,43 juta US menjadi 24,52 juta US. Apabila dilihat dari sisi perdagangan, dari Gambar 4.1 dapat dibandingkan
total perdagangan Indonesia-China dengan total perdagangan Indonesia-Dunia. Total perdagangan Indonesia-China selama tahun 2002-2007 selalu mengalami peningkatan
walaupun nilainya tidak lebih dari US 20.000. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa proporsi China dalam perdagangan internasional bagi Indonesia masih relatif
kecil.
Gambar 4.1 Total Perdagangan Indonesia-China dan Indonesia-Dunia tahun 2002-
2007
Sumber : BKPM, 2008, diolah
Berkaitan dengan perdagangan China Indonesia dapat ditunjukkan bahwa nilai ekspor Indonesia ke China banyak didominasi oleh ekspor migas. Sementara
commit to user
79
jika dibandingkan peningkatan pertumbuhan beberapa komoditi nonmigas lainnya seperti hasil pertanian dan perkebunan, hasil perikanan, kayu olahan, tekstil, dan
beberapa komoditas lainnya ternyata masih kecil. Hampir setengah dari total ekspor Indonesia ke China adalah sektor migas. Hal ini juga menunjukan kontribusi ekspor
dari sektor nonmigas relatif belum berhasil.
Tabel 4.2 Ekspor Migas dan Nonmigas ke China tahun 2002-2007 juta US
PORSI
2002 2003
2004 2005
2006 2007
Ekpor 10,74
13,16 13,6
20,01 20,43
21,55 - Migas
5,87 7,22
7,46 14,05
13,56 14,35
- Non Migas
4,87 5,94
6,14 5,96
6,87 7,20
Impor 13,51
17,52 15,98
18,71 19,05
20,35 - Migas
5,04 8,15
6,33 7,40
5,98 3,40
- Non Migas
8,47 9,37
9,65 11,31
13,07 16,95
Neraca Perdag.
2,77 4,36
2,38 -1,3
-1,38 -1,2
- Migas -0,83
0,93 -1,13
6,65 0,49
10,95 - Non
Migas 3,6
3,43 3,51
5,35 6,2
9,75 Total Perd.
24,25 30,68
29,58 38,72
39,48 41,9
- Migas 10,91
15,37 13,79
21,48 19,54
17,75 - Non
Migas 13,34
15,31 15,79
17,24 19,94
24,15 Sumber: BKPM, 2008
Sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 4.2, ekspor sektor migas selalu meningkat, demikian juga ekspor sektor nonmigas.
commit to user
80
Gambar 4.2 Ekspor Migas dan Nonmigas ke China Juta US tahun 2002-2007
Sumber : BKPM, 2008, diolah
Namun, pada tahun 2010 data terbaru menunjukan ekspor nonmigas Indonesia ke China meningkat tajam dari US 8,9 milyar pada 2009 menjadi US 14,1 milyar
pada 2010. Hal itu menunjukan bahwa setahun pelaksanaan ACFTA Indonesia membukukan pertumbuhan ekspor nonmigas ke China sebesar 58,4. Sementara itu,
impor nonmigas Indonesia dari China juga meningkat pesat, dari US 13,5 milyar tahun 2009 menjadi US 19,7 milyar pada 2010 dengan laju pertumbuhan sebesar
45,9.
commit to user
81
Masalah dalam hal ini terdapat pada defisit perdagangan Indonesia dengan China, mengingat neraca perdagangan Indonesia dengan China hingga tahun 2007
selalu surplus. Namun, pada kenyataannya defisit perdagangan nonmigas Indonesia dengan China naik setelah pemberlakuan ACFTA, yakni dari US 4,6 milyar tahun
2009 menjadi US 5,6 milyar Faisal Basri dalam Kompas, Senin, 11 April 2011.
C. Optimalisasi Investasi China ke Indonesia