commit to user 46
usahatani laki-laki lebih dominan daripada perempuan, sedangkan perempuan hanya sekedar membantu dalam kegiatan tersebut.
Pendidikan responden beragam mulai dari SD hingga perguruan tinggidiploma Sebanyak 10 orang responden 36 tamat SD, 2 orang
responden 7 tamat SMP, 10 orang responden 36 tamat SMA, 6 orang responden 21 tamat diploma atau S1. Tingkat pendidikan responden yang
sebagian hanya tamat SD namun responden aktif dalam mengikuti kegiatan yang diadakan oleh kelompok tani. Tingkat pendidikan responden
mempengaruhi kemampuan responden untuk menerima inovasi baru karena semakin tinggi tingkat pendidikan maka wawasan yang dimiliki cenderung
lebih luas.
B. Evaluasi Program Pengembangan Kawasan Minapolitan “Kampung Lele” Desa Tegalrejo
Program pengembangan kawasan minapolitan “Kampung Lele” Desa Tegalrejo merupakan program yang dilakukan pemerintah dalam upaya
meningkatkan penyediaan pangan khususnya ikan lele. Pelaksanaan evaluasi program tersebut dilihat dari beberapa aspek, antara lain:
1. Aspek Kontek context
Pelaksanaan program pengembangan kawasan minapolitan “Kampung Lele” Desa Tegalrejo dilihat dari aspek context meliputi:
a. Permasalahan
Masalah yaitu suatu keadaan dimana terjadi kesenjangan antara kenyataan yang ada dengan keadaan yang diinginkan.
Permasalahan diukur dengan pendapat responden mengenai ada tidaknya permasalahan dalam pengembangan perikanan di Desa
Tegalrejo. Permasalahan yang dihadapi oleh petani ikan sebelum adanya program pengembangan kawasan minapolitan “Kampung Lele”
Desa Tegalrejo dapat dilihat pada tabel 8.
commit to user 47
Tabel 8. Permasalahan Dari Kawasan Minapolitan “Kampung Lele” Desa Tegalrejo
No Permasalahan
Jumlah Responden orang dan Prosentase
Ada Masalah Tidak ada Masalah
1 Prasarana
a. Kondisi jalan 8 29
2071 b. Pengelolaan air
- 28100
c. Sarana pembuangan limbah berupa ikan-ikan yang mati
932 1968
d. Kondisi saluran pengairan 829
2071 2
Budidaya a. Kemampuan dan
keterampilan petani ikan dalam proses pembenihan
1761 1139
b. Ketersediaan benih ikan lele 1864
1036 c. Ketersediaan pakan ikan lele
- 28100
d. Ketersediaan tenaga kerja -
28100 3
Pengolahan dan Pemasaran a. Hasil produksi budidaya ikan
dan pengolahannya 1139
1761 b. Sarana promosi produk
perikanan 725
2175 4
Sarana pendukung a. Modal untuk kegiatan
perikanan 1243
1657 b. Penyuluhan perikanan
- 28100
c. Kelembagaan petani ikan 1346
1554 Jumlah
102 212
Rata-rata 829
2071
Sumber: Analisis Data Primer 1 Prasarana
Berdasar tabel 8, prasarana kondisi jalan, air, sarana pembuangan limbah ikan dan kondisi saluran pengairan sebelum
adanya program pengembangan kawasan minapolitan “Kampung Lele” Desa Tegalrejo dinyatakan tidak ada masalah. Hal ini
dikarenakan kondisi jalan dan saluran pengairan masih relatif bagus, sedangkan pengelolaan air di “Kampung Lele” dilakukan
oleh petani ikan dengan cara bergantian dalam mengalirkan air ke kolam ikan lele. Petani ikan menangani limbah dengan cara di
kubur, sedangkan limbah air kolam di buang ke sungai.
commit to user 48
2 Budidaya Kondisi budidaya seperti ketersediaan pakan ikan lele dan
ketersediaan tenaga kerja dinyatakan tidak ada masalah oleh seluruh responden. Pakan ikan lele dapat terpenuhi baik jumlah dan
waktunya. Pakan ikan ini didatangkan langsung oleh petani ikan dari perusahaan pakan ikan sehingga harganya lebih murah. Pakan
ikan yang digunakan diantaranya adalah Alpha Tulungagung, 781 Karawang, Matahari Sidoarjo, Gobrer Jakarta, Shinta Jakarta
dan Karlgirl Jakarta. Petani ikan memerlukan tenaga kerja luar pada saat pemanenan dan perbaikan kolam yang rusak, sedangkan
pemeliharaan ikan lele dilakukan oleh petani ikan bersama anggota keluarga. Namun kondisi kemampuan dan ketrampilan petani ikan
dalam dalam proses pembenihan ikan lele karena belum memiliki pengetahuan dan keterampilan tersebut, sedangkan benih ikan lele
benih masih didatangkan dari Kabupaten Tulungagung Provinsi Jawa Timur.
3 Pengolahan dan Pemasaran Kondisi pengolahan dan pemasaran seperti produk ikan
lele segar dan olahan serta sarana promosi dinyatakan tidak ada masalah oleh petani ikan. Produk ikan lele selalu dapat terjual ke
pasar diantaranya ke Yogyakarta, Semarang dan Solo, sedangkan pengolahannya masih berskala rumah tangga yang dilakukan oleh
ibu-ibu petani ikan dan dijual ke daerah sekitar “Kampung Lele”. 4 Sarana Pendukung
Kondisi sarana pendukung seperti modal, penyuluhan perikanan dan kelembagaan petani ikan dinyatakan tidak ada
masalah oleh petani ikan. Modal petani ikan untuk kegiatan perikanan berasal modal baik pribadi atau pinjaman, sedangkan
penyuluhan perikanan berjalan lancar dilakukan setiap satu bulan sekali. Penyuluh memberikan pengarahan maupun informasi baru
di bidang perikanan. Kelembagaan yang ada di “Kampung Lele”
commit to user 49
adalah Karya Mina Utama yang menjadi wadah bagi petani ikan untuk bekerjasama.
b. Kebutuhan Akan Adanya Program Pengembangan Kawasan Minapolitan “Kampung Lele” Desa Tegalrejo
Kebutuhan petani ikan dapat dilihat pada tabel 9. Tabel 9. Kebutuhan Dari Kawasan Minapolitan “Kampung Lele” Desa
Tegalrejo
KEBUTUHAN Jumlah Responden orang dan
Prosentase Perlu
Tidak Perlu
1. Budidaya
a. Pengaturan sistem budidaya dengan konsep budidaya yang disesuaikan dengan karakteristik kawasan minapolian
b. Pengaturan mengenai perubahan fungsi lahan yang akan digunakan sebagai kawasan budidaya perikanan.
c. Sistem budidaya ikan yang baru sehingga produksi ikan dapat ditingkatkan misal:mina padi
d. Pengembangan jenis ikan baru selain ikan lele. 2.
Teknologi a. Penyuluhan perikanan oleh petugas lapangan mengenai
parameter kesesuaian kandungan air b. Penyediaan alat untuk mengukur unsur-unsur yang terdapat
dalam kandungan sumberdaya air c. Pelatihan pembenihan sehingga dapat memenuhi
permintaan benih kawasan minapolitan e. Pelatihan terhadap petani ikan dalam proses pembesaran,
olahan industri ikan dan pemasaran f. Pengenalan penggunaan teknologi baru dalam budidaya
perikanan 3.
Sarana Pendukung a. Bantuan permodalan yang mendukung kegiatan perikanan
b. Jaminan akan kestabilan akan harga ikan. c. Peningkatan kelas dan mutu jalan seperti perbaikan jalan
d. Pembuatan sarana pembuangan limbah ikan e. Pembuatan sarana promosi
f. Peningkatan kondisi jaringan pengairan g. Pembuatan jaringan air sebagai aliran untuk daerah
budidaya yang tidak terdapat sumberdaya air h. Pembuatan sumber air melalui sumur artesis
4. Kelembagaan
a. Pembentukan kelembagaan yang baru pada masing-masing kawasan, misalnya ditingkat kecamatan
b. Pembentukan sistem kelembagaan pusat misal kabupaten yang membawai kelembagaan ditingkat kecamatan
c. Peningkatan interaksi dan komunikasi antar kelembagaan sebagai sarana untuk tukar menukar informasi yang
berkaitan dengan pengembangan kawasan minapolitan 28100
1243
829 518
28100 621
28100 28100
28100 28100
28100 1761
829 28100
28100 28100
28100 -
- 28100
- 1657
2071 2382
- 2279
- -
- -
- 1139
2071 -
- -
-
28100 28100
Jumlah 392
168 Rata-rata
2071 829
Sumber: Analisa Data Primer 1 Budidaya
Berdasarkan tabel 9, kebutuhan budidaya yang dinyatakan perlu petani ikan adalah pengaturan sistem budidaya yang
commit to user 50
disesuaikan dengan karakteristik kawasan minapolitan. Pengaturan budidaya dilakukan agar kondisi fisik lingkungan dapat
mendukung kegiatan pembudidayaan ikan. Namun pengaturan perubahan fungsi lahan, system budidaya ikan yang baru, dan
pengembangan jenis ikan yang baru tidak diperlukan oleh petani ikan. Hal ini dikarenakan petani ikan memiliki hak sepenuhnya atas
lahan mereka, sedangkan sistem budidaya yang ada di “Kampung Lele” adalah monokultur khusus pembesaran ikan lele dan tidak
ada jenis ikan lain. 2 Teknologi
Kebutuhan teknologi seperti penyuluhan dan pelatihan dinyatakan perlu oleh petani ikan. Penyuluhan mengenai parameter
kesesuaian air untuk budidaya diperlukan karena air yang stabil akan menunjang pertumbuhan ikan lele. Pelatihan pembenihan,
proses pembesaran, olahan industri, pemasaran dan penggunaan teknologi budidaya baru dalam budidaya perikanan sehingga dapat
menambah pengalaman petani ikan dalam proses budidaya ikan lele dari pembenihan, pemmbesaran, pengolahan hingga
pemasaran. Namun penyediaan alat untuk mengukur unsur yang terdapat dalam kandungan sumberdaya air dinyatakan tidak perlu
karena petani ikan lebih menggunakan ilmu pengalaman. 3 Sarana Pendukung
Kebutuhan akan sarana pendukung seperti permodalan, kestabilan harga ikan, kondis jalan, promosi, kondisi jaringan
pengairan, dan sumber air baru dinyatakan perlu oleh petani ikan. Modal merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong kegiatan
budidaya maupun produksi olahan ikan lele berjalan dengan lancar. Kestabilan harga ikan lele diperlukan agar petani ikan mendapatkan
keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Saran promosi diperlukan untuk meningkatkan pengenalan produk petani ikan ke
konsumen. Kondisi jalan, jaringan pengairan dan sumber air baru
commit to user 51
diperlukan untuk memperlancar kegiatan budidaya ikan lele. Namun pembuatan sarana pembuangan limbah ikan tidak
diperlukan oleh petani ikan karena limbah ikan yang mati langsung di kubur, sedangkan untuk limbah air dibuang ke sungai.
4 Kelembagaan Kelembagaan di tingkat kecamatan dan kabupaten
dinyatakan tidak perlu oleh petani ikan karena kawasan minapolitan “Kampung Lele” Kabupaten Boyolali yang berjalan
baru ada di “Kampung Lele” Desa Tegalrejo. Namun peningkatan interaksi dan komunikasi antar lembaga dinyatakan perlu oleh
petani ikan untuk meningkatkan pertukaran informasi antara sesama petani ikan, swasta dan pemerintah. Pertukaran informasi
ini diharapkan dapaat meningkatkan kerjasama antara ketiganya.
c. Asset Yang Mendukung Program Pengembangan Kawasan
Minapolitan “Kampung Lele” Desa Tegalrejo Asset
yaitu modal yang tersedia mendukung pengembangan perikanan di Desa Tegalrejo.
1 Budidaya Berdasarkan tabel 10, asset untuk kegiatan budidaya seperti
letak geografis, ketersediaan kolam, ketersediaan pakan, ketersediaan tenaga kerja dan permodalan dinyatakan mendukung
oleh petani ikan. Daerah “Kampung Lele” Desa Tegalrejo memiliki ketinggian 150 mdpl dan dekat dengan Sungai Gandul. Keadaan
ini sesuai dengan kriteria pengembangan budidaya ikan lele menurut Ngraho 2007 diantaranya tersedia lahan kolam ikan, ada
sumber air dan ketinggian tempat kurang dari 700 mdpl meter diatas permukaan laut. Pakan ikan lele dinyatakan tersedia dan
mendukung oleh petani ikan karena terpenuhi baik segi jumlah dan waktunya. Petani ikan membeli langsung dari perusahaan pakan
ikan sehingga harganya lebih murah. Modal petani ikan berasal dari
commit to user 52
pribadi dan pinjaman, sedangkan tenaga kerja yang diperlukan dalam kegiatan budidaya perikanan berasal dari petani ikan dan
anggota keluarga. Tenaga kerja luar diperlukan hanya pada saat panen dan perbaikan kolam. Namun benih ikan lele dinyatakan
tidak mendukung karena tidak selalu tepat dalam waktu maupun jumlahnya. Untuk itu, perlu adanya terobosan dengan menciptakan
pembenihan ikan lele sendiri. Tabel 10. Asset Dari Kawasan Minapolitan “Kampung Lele” Desa
Tegalrejo
Asset Jumlah Responden orang dan
Prosentase Mendukung
Tidak Mendukung
1. Budidaya a. Letak geografis
b. Ketersediaan Kolam c. Ketersediaan Benih ikan lele
d. Ketersediaan Pakan ikan lele e. Ketersediaan modal uang
f. Ketersediaan Tenaga kerja
2. Prasarana Pendukung a. Industri pengolahan ikan
b. Balai penelitian ikan c. Balai pertemuan
d. Jalan e. Saluran irigasi
f. Pasar ikan
3. Lembaga pendukung a. Koperasi
b. Kelembagaan Penyuluhan c. Kelembagaan keuangan
d. Kelembagaan sarana produksi e. Kelembagaan kelompok tani
28100 28100
1346 28100
1864 28100
1761 1139
28100 932
932 -
28100 28100
1864 -
1554 -
- 1554
- 1036
- 1139
1761 -
1968 1968
28100 -
- 1036
28100 1346
Jumlah 306
170 Rata-rata
1864 1036
Sumber: Analisis Data Primer 2 Sarana Pendukung
Sarana pendukung seperti industri pengolahan ikan lele, balai pertemuan dinyatakan tersedia dan mendukung oleh petani
ikan karena sudah terdapat balai tersebut dan kelompok pengelola yaitu Karmina Karya Mina Utama. Namun sarana pendukung lain
commit to user 53
seperti balai penelitian, jalan, saluran irigasi dan pasar ikan dinyatakan tidak mendukung oleh petani ikan. Hal ini dikarenakan
karena “Kampung Lele” belum ada tempat khusus seperti laboratorium, sedangkan jalan dan saluran irigasi kondisinya rusak
dan berbatu. Pasar ikan dinyatakan tidak mendukung belum ada tempat khusus yang dijadikan pasar ikan lele.
3 Lembaga Pendukung Lembaga pendukung seperti koperasi, lembaga penyuluhan,
lembaga keuangan, dan lembaga kelompok tani dinyatakan tersedia dan mendukung oleh petani ikan. Hal ini dikarenakan kelembagaan
seperti koperasi dan bank membantu petani ikan dalam bidang permodalan kredit maupun pemasaran produk olahan ikan lele.
Kelembagaan penyuluhan dinyatakan mendukung karena petani ikan dapat memperoleh informasi dan menjalin kerjasama dengan
penyuluh lapang, sedangkan kelembagaan kelompok tani mendukung karena kelompok ini sudah berpengalaman dalam
budidaya ikan lele sejak tahun 1998. Namun kelembagaan sarana produksi dinyatakan tidak mendukung karena petani ikan membeli
peralatan produksi di luar “Kampung Lele” seperti Solo. Selain itu, kebutuhan yang lain seperti pakan ikan didatangkan oleh petani
ikan langsung dari perusahaan pakan ikan Jakarta dan Sidoarjo.
d. Peluang Terkait Program Pengembangan Kawasan Minapolitan “Kampung Lele” Desa Tegalrejo
Peluang pengembangan dapat dilihat pada tabel 11. 1 Budidaya
Berdasarkan tabel 11, peluang budidaya di “Kampung Lele” seperti pengembangan jenis ikan selain ikan lele dinyatakan tidak
ada oleh petani ikan karena “Kampung Lele” Desa Tegalrejo dikhususkan sebagai daerah pembesaran ikan lele. Namun peluang
pengembangan pembenihan ikan lele dan pemanfaatan lahan di sekitar kolam dinyatakan ada oleh petani ikan karena kebutuhan
commit to user 54
benih ikan masih didatangkan dari luar daerah yaitu Kabupaten Tulungagung Provinsi Jawa Timur. Selain itu, “Kampung Lele”
tanahnya subur dan dapat dimanfaatkan untuk tanaman hortikultura seperti cabe rawit dan sayur terong.
Tabel 11. Peluang Pengembangan Dari Kawasan Minapolitan “Kampung Lele” Desa Tegalrejo
Peluang Jumlah Responden orang
dan Prosentase Ada
Tidak ada
1. Budidaya a. Pengembangan jenis ikan selain ikan lele
b. Tempat pembenihan ikan lele c. Pemanfaatan lahan di sekitar kolam untuk
tanaman hortikultura 2. Industri dan pemasaran
a. Pengolahan ikan lele asap b. Industri pakan ikan
c. Area pemasaran diluar Kabupaten Boyolali d. Pameran produk ikan
3. Jasa a. Tempat pemancingan dan rumah makan
b. Tempat penelitian ikan c. Tempat wisata dan studi banding
1139 1554
2071 1968
932 28100
28100 1036
2175 28100
1761 1346
829 932
1968 -
- 1864
725 -
Jumlah 189
91 Rata-rata
1968 932
Sumber: Analisis Data Primer 2 Industri
Peluang industri dan pemasaran seperti pengolahan pengasapan ikan lele, area pemasaran diluar Kabupaten Boyolali
dan pameran produk ikan lele dinyatakan ada oleh petani ikan karena hasil panen yang melimpah selain dijual segar, ikan lele
juga dapat dijadikan ikan lele asap dan dapat dipasarkan keluar daerah maupun dijadikan sebagai produk pameran pada acara
tertentu. Namun peluang industri pakan ikan dinyatakan tidak ada oleh petani ikan karena belum ada kemampuan dari petani ikan.
3 Peluang Peluang jasa di “Kampung lele” seperti tempat
pemancingan dan rumah makan dinyatakan tidak ada oleh petani
commit to user 55
ikan karena jenis ikan yang digunakan untuk kegiatan pemancingan bukan ikan lele. Namun peluang pemanfaatan “Kampung Lele”
Desa Tegalrejo sebagai tempat penelitian ikan dan tempat wisata dinyatakan ada oleh petani ikan karena tersedia kolam dan ikannya
sebagai media penelitian. Selain itu, suasana pedesaan dengan kolam-kolam ikan yang dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi
wisatawan. Wisatawan dapat berekreasi sekaligus mengenal dan belajar budidaya ikan lele.
56 Tabel 12. Hasil Evaluasi Aspek Context Program Pengembangan Kawasan Minapolitan “Kampung Lele Di Desa Tegalrejo Kecamatan Sawit Kabupaten Boyolali
Aspek Konteks PedomanTeori
Hasil Pengamatan Kesimpulan
Rekomdendasi
a. Permasalahan Menilai permasalahan yang ada
untuk membantu
menentukan prioritas tujuan
Permasalahan budidaya yaitu:
1kemampuan dan keterampilan
petani ikan dalam proses pembenihan, 2 permasalahan ketersediaan benih ikan lele
Adanya permasalahan
budidaya dalam pengembangan perikanan di
Desa Tegalrejo. Peningkatan
ketrampilan melalui
penyuluhan dan
pelatihan serta
peningkatan kerjasama dengan pemasok benih
b. Kebutuhan Menentukan
kebutuhan untuk
mencapai tujan
Kebutuhan budidaya : 1 pengaturan sistem budidaya
Kebutuhan teknologi : 1 penyuluhan mengenai parameter
kesesuaian kandungan air, 2 pelatihan pembenihan, 3 pelatihan dalam proses pembesaran, olahan industri ikan dan pemasaran, 4
pengenalan teknologi baru dalam budidaya perikanan Kebutuhan sarana pendukung
: 1 bantuan permodalan, 2 jaminan kestabilan akan harga ikan, 3 peningkatan kelas dan
mutu jalan seperti perbaikan jalan, 4 pembuatan sarana promosi, 5 peningkatan kondisi jaringan pengarian, 6 pembuatan jaringan
air sebagai aliran untuk daerah budidaya yang tidak terdapat sumberdaya air, 7 pembuatan sumber air melalui sumur artesis
Kebutuhan kelembagaan:
1peningkatan interaksi kelembagaan Perlunya
pemenuhan kebutuhan
dalam pengembangan perikanan di Desa Tegalrejo.
Peningkatan sarana prasaran, pengenalan teknologi dalam pengembangan kawasan
minapolitan “Kampung Lele”
c. Asset Terdapat asset yang mendukung
adanya kegiatan pembudidayaan ikan lele
Asset budidaya yang dimiliki : 1 letak geografis, 2
ketersediaan kolam , 3 ketersediaan pakan ikan lele, 4 ketersediaan modal uang, 5 kketersediaan tenaga kerja
Asset prasarana pendukung: 1 industri pengolahan ikan, 2
balai pertemuan Asset lembaga pendukung
: 1 koperasi, 2 kelembagaan penyuluhan, 3 kelembagaan keuangan, 4 kelembagaan
kelompok tani Adanya asset yang mendukung untuk
dalam pengembangan perikanan di Desa Tegalrejo.
Peningkatan prasarana pendukung dan lembaga
sarana produksi
untuk mendukung
pengembangan kawasan
minapolitan
d. Peluang Terdapat peluang yang dapat
dikembangkan dengan setelah adanya pogram
Peluang budidaya : 1 tempat pembenihan ikan lele, 2
pemanfaatan lahan di sekitar kolam Peluang industri dan pemasaran
: 1 pengolahan ikan lele asap, 2 area pemasaran diluar Kabupaten Boyolali, 3 pameran produk
ikan
Peluang jasa: 1 tempat penelitian ikan, 2 tempat wisata dan
studi banding Adanya
peluang dalam
pengembangan perikanan di Desa Tegalrejo.
Perlu adanya pengembangan produksi pakan ikan sendiri dan pemanfaatan
tepian lahan untuk tanaman sayuran
commit to user 57
2. Aspek Input