commit to user 15
pertanyaan tersebut terjawab, prosedur dapat dimonitor, dikontrol dan diperbaiki.
d. Product evaluation, to serve recycling decision. Evaluasi produk untuk menolong keputusan selanjutnya. Apa yang dilakukan setelah program
berjalan. Model konsep CIPP mewakili evaluasi dari suatu kesatuan konteks,
masukan, proses, dan produk. Evaluasi context menilai kebutuhan, permasalahan, asset, peluang. Evaluasi input masukan menilai alternatif
pendekatan, rencana tindakan, rencana susunan kepegawaian, dan mengatur kelayakan pembelanjaan. Evaluasi input masukan menilai
alokasi sumber daya, menugaskan staff, penjadwalan pekerjaan,. Evaluasi process
proses menilai implementasi rencana dan menginterpretasikan hasil. Evaluasi Product hasil mengidentifikasi dan menilai hasil yang
diharapkan dan tidak diharapkan, jangka pendek dan jangka panjang, Stufflebeam, 2003.
B. Kerangka Berpikir
Pembangunan perikanan merupakan usaha meningkatkan penyediaan bahan pangan dan gizi. Salah satu bahan pangan yang memiliki kandungan
gizi terutama protein hewani adalah produk perikanan. Cara yang bisa menjawab tuntutan akan pemenuhan kebutuhan protein hewani adalah dengan
mengembangkan usaha budidaya ikan di kolam seperti ikan bandeng, gurame dan lele.
Ikan lele sebagai bagian dari pemenuhan kebutuhan protein hewani juga tidak terlepas dari tuntutan peningkatan produksi dan kontinuitas produk
ikan lele. Namun peningkatan produksi tidak lepas dari berbagai kendala baik fisik maupun non fisik. Kendala fisik diantaranya masalah ketersediaan air,
serangan hama dan penyakit, kurangnya modal dan kendala fisik lainnya. Selain itu, adanya kendala non fisik seperti tingkat pengetahuan dan
ketrampilan petani ikan dalam budidaya, pengendalian hama dan penyakit
commit to user 16
ikan lele. Adanya kendala fisik dan non fisik perlu untuk dicari pemecahannya.
Program pengembangan kawasan minapolitan ”Kampung Lele” Desa Tegalrejo merupakan suatu kegiatan terencana yang diharapkan dapat
membantu memecahkan permasalahan yang ada dalam proses budidaya ikan lele. Selain itu, adanya program ini juga diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan petani ikan dalam kerja sama, baik dengan sesama petani ikan maupun dengan pihak lain seperti pemerintah dan swasta.
Pelaksanaan program pengembangan kawasan minapolitan ”Kampung Lele” tahun 2009-2014 perlu diikuti adanya suatu evaluasi, sehingga dapat
diketahui antara rencana dengan realisasi yang ada. Peneliti mengambil evaluasi program di tahun 2009. Evaluasi ini termasuk on-going evaluation,
yaitu evaluasi yang dilaksanakan pada saat program atau kegiatan itu masihsedang dilaksanakan.
Model evaluasi yang digunakan adalah model evaluasi CIPP. Aspek context
yang dievaluasi adalah: 1 kebutuhan akan adanya program pengembangan kawasan minapolitan “Kampung Lele” Desa Tegalrejo, 2
permasalahan yang dihadapi petani, 3 asset yang mendukung program pengembangan kawasan minapolitan “Kampung Lele” Desa Tegalrejo, dan
4 peluang terkait program pengembangan kawasan minapolitan “Kampung Lele” Desa Tegalrejo.
Evaluasi input masukan menilai alternatif pendekatan, rencana tindakan, rencana susunan kepegawaian, dan mengatur kelayakan
pembelanjaan dan potensi keefektifan anggaran untuk memenuhi kebutuhan yang telah ditargetkan dalam mencapai tujuan. Aspek input program
minapolitan yang di evaluasi yaitu 1 organisasi pendukung, 2 motivasi petani ikan mengikuti program pengembangan kawasan minapolitan
”Kampung Lele” Desa Tegalrejo, 3 fasilitator, 4 anggaran. Process
merupakan pelaksanaan beragam mekanisme kerja program pengembangan kawasan minapolitan ”Kampung Lele” Desa Tegalrejo bagi
pencapaian tujuan. Aspek process program minapolitan yang dievaluasi
commit to user 17
adalah 1 survei lokasi, 2 kegiatan program pengembangan kawasan minapolitan ”Kampung Lele” Desa Tegalrejo, 3 kegiatan fasilitasi petani
ikan dalam program pengembangan kawasan minapolitan ”Kampung Lele” Desa Tegalrejo
Product merupakan hasil dari proses kegiatan program pengembangan
kawasan minapolitan ”Kampung Lele” Desa Tegalrejo yang menggambarkan tingkat efektifitasnya. Indikator dari keberhasilan program pengembangan
kawasan minapolitan ”Kampung Lele” Desa Tegalrejo menggunakan parameter dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Boyolali
yaitu: 1 peningkatan pendapatan petani ikan, 2 peningkatan produksi perikanan dan kegiatan lainnya misal peningkatan produksi hasil olahan ikan,
3 peningkatan sektor pendukung dari kegiatan budidaya perikanan seperti pembenihan ikan, 4 peningkatan produktivitas lahan melalui alternatif
sistem budidaya yang dilakukan dengan tanaman hortikultura, penambahan alternatif jenis ikan gurame dan nila, 5 peningkatan investasi baik dari
petani ikan, swasta, dan pemerintah, 6 peningkatan kelembagaan pembudidaya ikan yang dapat dilihat dari adanya peningkatan kemampuan
petani ikan dalam menyusun usaha yang berorientasi pasar dan ramah lingkungan, 7 terciptanya sistem kemitraan yang produktif serta mampu
memperoleh keuntungan yang memadai Berdasarkan uraian di atas maka dapat dibuat suatu kerangka berpikir
dari penelitian ini yaitu pada gambar 1:
commit to user 18
Gambar.1 Skema Kerangka Berfikir Evaluasi Program Pengembangan Kawasan Minapolitan ”Kampung Lele” dengan Model CIPP
Context Input Process Product di Desa Tegalrejo
C. Hipotesis