commit to user 18
Gambar.1 Skema Kerangka Berfikir Evaluasi Program Pengembangan Kawasan Minapolitan ”Kampung Lele” dengan Model CIPP
Context Input Process Product di Desa Tegalrejo
C. Hipotesis
Ada perbedaan pendapat oleh responden mengenai efektifitas program pengembangan kawasan minapolitan “Kampung Lele” Desa Tegalrejo
berdasarkan parameter dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Boyolali.
D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Evaluasi program pengembangan kawasan minapolitan ”Kampung Lele” lewat model CIPP adalah penilaian suatu program pengembangan
kawasan minapolitan ”Kampung Lele” dilihat dari aspek context, input, process, dan product
: 1. Aspek Context, merupakan deskripsi rinci mengenai permasalahan,
kebutuhan, asset, dan peluang dari ”Kampung Lele” Desa Tegalrejo sebagai kawasan minapolitan, meliputi:
Evaluasi Program Pengembangan Kawasan Minapolitan ”Kampung Lele” dengan Model CIPP
Input Program
1. Organisasi pendukung
2. Motivasi 3. Fasilitator
4. Anggaran
Context Program
1. Permasalahan 2. Kebutuhan
3. Asset 4. Peluang
Product Program
1. Peningkatan pendapatan
petani ikan. 2. Peningkatan produksi
3. Timbul sektor pendukung 4. Peningkatan produktivitas
lahan. 5. Peningkatan investasi baik
dari petani ikan, swasta, dan pemerintah
6. Peningkatan kelembagaan 7. Tercipta sistem kemitraan
Process Program
1. Survei lokasi 2. Kegiatan
program pengembangan
kawasan minapolitan
“Kampung Lele”
3. Kegiatan fasilitasi petani
ikan dalam
program pengembangan
kawasan minapolitan
“Kampung Lele”
commit to user 19
a. Permasalahan yaitu kesenjangan yang dirasakan oleh petani ikan antara keadaan yang diinginkan dengan keadaan sebenarnya di Desa
Tegalrejo sebelum ada program pengembangan kawasan minapolitan “Kampung Lele”. Permasalahan diukur dengan pendapat responden
mengenai ada tidaknya permasalahan dalam pengembangan perikanan di Desa Tegalrejo.
b. Kebutuhan terhadap program pengembangan kawasan minapolitan “Kampung Lele” yaitu kebutuhan petani ikan yang diperlukan dalam
kegiatan budidaya ikan lele di Desa Tegalrejo sebelum ada program pengembangan kawasan minapolitan “Kampung Lele”. Kebutuhan
diukur dengan pendapat responden mengenai perlu tidaknya pemenuhan kebutuhan dalam pengembangan perikanan di Desa
Tegalrejo. c. Asset yaitu modal yang tersedia dan mendukung kegiatan budidaya
ikan lele, dilihat dari kondisi letak geografis, ketersediaan sarana dan prasarana yang ada di Desa Tegalrejo sebelum ada program
pengembangan kawasan minapolitan “Kampung Lele”. Asset diukur dengan pendapat responden mengenai ada tidaknya asset yang
mendukung dalam pengembangan perikanan di Desa Tegalrejo. d. Peluang yaitu suatu kesempatan yang berasal dari dalam maupun dari
luar Desa Tegalrejo berkaitan dengan pengembangan kawasan minapolitan “Kampung Lele” Desa Tegalrejo sebelum ada program
pengembangan kawasan minapolitan “Kampung Lele”. Peluang diukur dengan ada tidaknya peluang dalam pengembangan perikanan di Desa
Tegalrejo. 2. Aspek Input yaitu suatu rencana tindakan, rencana susunan kepegawaian,
dan pengaturan kelayakan pembelanjaan yang menjadi dasar dan kelengkapan untuk terselenggaranya proses dan mekanisme kerja bagi
tercapainya tujuan program pengembangan kawasan minapolitan “Kampung Lele” di Desa Tegalrejo, meliputi:
commit to user 20
a. Organisasi pendukung kegiatan program pengembangan kawasan minapolitan “Kampung Lele” yaitu lembaga-lembaga yang ikut serta
melaksanakan kegiatan nyata pada program ini. Organisasi pendukung diukur dengan pendapat responden mengenai ada tidaknya organisasi
ini dalam pelaksanaan program pengembangan kawasan minapolitan “Kampung Lele” Desa Tegalrejo.
b. Motivasi adalah keinginan atau dorongan dari diri petani ikan yang menyebabkan untuk mengkuti program pengembangan kawasan
minapolitan “Kampung Lele” di Desa Tegalrejo. Motivasi diukur dengan menggunakan pernyataan-pernyataan yang menggambarkan
motivasi petani ikan dengan pilihan sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Motivasi responden dikategorikan
menjadi sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Kemudian disimpulkan mendukung tidaknya motivasi petani ikan
dalam pelaksanaan program lampiran 1. c. Fasilitator yaitu seseorang yang membantu petani ikan dengan
memberi pengetahuan, petunjuk atau arahan dalam menyelesaikan masalahnya. Fasilitator diukur dari ada tidaknya fasilitator dalam
kegiatan program pengembangan kawasan minapolitan “Kampung Lele” Desa Tegalrejo.
d. Anggaran yaitu sumber-sumber pembiayaan bagi kegiatan-kegiatan yang terkait dengan program pengembangan kawasan minapolitan
“Kampung Lele” yang ada di Desa Tegalrejo. Anggaran diukur dari ada tidaknya anggaran dalam pelaksanaan program pengembangan
kawasan minapolitan “Kampung Lele” Desa Tegalrejo 3. Aspek Process, merupakan pelaksanaan beragam mekanisme kerja
program pengembangan kawasan minapolitan “Kampung Lele” Desa Tegalrejo. Pelaksanaan kegiatan meliputi:
a. Survei lokasi yaitu kegiatan pengamatan lokasi di Desa Tegalrejo guna memperoleh data yang terkait dengan program pengembangan
kawasan minapolitan ”Kampung Lele” Desa Tegalrejo, diukur dari:
commit to user 21
1 Ada tidaknya pelaksanaan kegiatan 2 Bentuk
kegiatan 3 Kendala yang dihadapi
4 Hasil kegiatan b. Kegiatan program pengembangan kawasan minapolitan ”Kampung
Lele” Desa Tegalrejo yaitu kegiatan yang dilakukan oleh organisasi pendukung dalam pengembangan perikanan di ”Kampung Lele” Desa
Tegalrejo, diukur dari: 1 Ada tidaknya pelaksanaan kegiatan
2 Bentuk kegiatan
3 Kendala yang dihadapi 4 Hasil kegiatan
c. Kegiatan fasilitasi petani ikan dalam program pengembangan kawasan minapolitan “Kampung Lele” di Desa Tegalrejo yaitu kegiatan
fasilitasi pada petani ikan yang dilakukan oleh fasilitator dalam pengembangan perikanan di ”Kampung Lele” Desa Tegalrejo.
Kegiatan fasilitasi diukur dari ada tidaknya bantuan yang diberikan kepada petani ikan dalam kegiatan program pengembangan kawasan
minapolitan “Kampung Lele” di Desa Tegalrejo. 4. Aspek product, merupakan hasil dari proses kegiatan program
pengembangan kawasan minapolitan “Kampung Lele” di Desa Tegalrejo yang menggambarkan efektifitasnya antara sebelum dan sesudah program
dilaksanakan. Efektifitas program ini dapat dikategorikan efektif apabila responden menjawab berhasil pada 5-7 parameter yang ada. Program
diakatakan tidak efektif apabila responden menjawab berhasil kurang dari 5 parameter yang ada. Aspek product diukur dengan parameter:
a. Ada tidaknya peningkatan pendapatanbulan petani ikan. Pendapatan dilihat dari nominal pendapatanbulan antara sebelum dan sesudah
pelaksanaan program pengembangan kawasan minapolitan “Kampung Lele” Desa Tegalrejo.
commit to user 22
b. Ada tidaknya peningkatan produksi perikanan baik produksi perikanan maupun kegiatan pengolahan hasil kegiatan yang termasuk
didalamnya. Peningkatan produksi dilihat dari jumlah produksi ikan lele segarpanen yang ikan lele olahanhari antara sebelum dan sesudah
pelaksanaan program pengembangan kawasan minapolitan “Kampung Lele” Desa Tegalrejo.
c. Ada tidaknya peningkatan sektor pendukung dari kegiatan budidaya perikanan. Peningkatan sektor pendukung dilihat dari ada tidaknya
pertumbuhan sektor pendukung kegiatan budidaya ikan lele antara sebelum dan sesudah pelaksanaan program pengembangan kawasan
minapolitan “Kampung Lele” Desa Tegalrejo. d. Ada tidaknya peningkatan produktivitas lahan di tepi kolam ikan lele
melalui alternatif sistem budidaya yang dilakukan dengan tanaman hortikultura dan produktivitas kolam ikan lele melalui penambahan
alternatif jenis ikan gurame dan nila. Peningkatan produktivitas lahan dilihat dari ada tidaknya pemanfaatan lahan sekitar kolam untuk
tanaman hortikultura dan penambahan jenis ikan selain ikan lele antara sebelum dan sesudah pelaksanaan program pengembangan kawasan
minapolitan “Kampung Lele” Desa Tegalrejo. e. Ada tidaknya peningkatan investasi dari petani ikan, swasta, dan
pemerintah. Peningkatan investasi dilihat dari penambahan penanaman modal baik dari petani ikan, swasta maupun pemerintah dalam
kegaitan budidaya ikan lele antara sebelum dan sesudah pelaksanaan program pengembangan kawasan minapolitan “Kampung Lele” Desa
Tegalrejo. Modal dapat berupa fisik misal: uang, kolam, peralatan dan non fisik misal: pelatihan, penyuluhan, seminar.
f. Ada tidaknya peningkatan kelembagaan pembudidaya ikan yang dapat dilihat dari adanya tidaknya peningkatan kemampuan petani ikan
dalam menyusun usaha yang berorientasi pasar dan lingkungan. Peningkatan kelembagaan dilihat dari kualitas maupun kuantitas
kelembagaan antara sebelum dan sesudah pelaksanaan program
commit to user 23
pengembangan kawasan minapolitan “Kampung Lele” Desa Tegalrejo. Kualitas kelembagaan dilihat dari kemampuan anggota kelompok
merencanakan kegiatan usahatani, kemampuan menaati perjanjian dengan pihak lain, kemampuan meningkatkan hubungan dengan
kelompok tani lain, kemampuan memanfaatkan informasi. Secara kuantitas dapat dilihat dari tumbuhnya kelompok tani lain yang
bergerak pada kegiatan perikanan. g. Tercipta tidaknya sistem kemitraan yang produktif serta mampu
memperoleh keuntungan yang memadai antara sebelum dan sesudah pelaksanaan program pengembangan kawasan minapolitan “Kampung
Lele” Desa Tegalrejo. Sistem kemitraan dapat dilihat dari adanya jalinan kerjasama dengan mitra dari luar Desa Tegalrejo.
commit to user
24
III. METODE PENELITIAN