commit to user
D. Teknik Sampling
Hadari Nawawi 1985: 152 menjelaskan “Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sample yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sample yang
akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebarannya populasi agar diperoleh sampel yang representatif atau benar-
benar mewakili populasi”. H.B Sutopo 2006: 62 teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini bersifat purposive sampling atau sampling
bertujuan. Informan dipilih dapat menunjukkan informan lain yang dipandang lebih tahu. Maka pilihan informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan
dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data. Teknik Purposive sampling juga digunakan atas dasar teknik ini dipandang mampu menangkap kedalaman
data dalam menghadapi realitas jamak. Dalam penelitian ini jumlah informan berkembang, maka dipergunakan
teknik cuplikan bola salju atau snowball yaitu pemanfaatan informan yang mengembang sesuai dengan kebutuhan penelitian Sutrisno Hadi, 1977: 152.
Penentuan sampel dalam penelitian ini adalah orang yang terlibat langsung dan tidak langsung dalam Pengembangan Petilasan Kraton Pajang menjadi aset
wisata, baik pengelola, pengunjung, maupun masyarakat disekitarnya.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini bersifat obyektif dan akurat, adapun teknik yang digunakan sebagai berikut :
1. Wawancara Menurut Burhan Bungin 2001:62 wawancara dalam suatu penelitian
yang bertujuan mengumpulkan keterangan tentang kehidupan dalam suatu masyarakat merupakan suatu pembantu utama dari metode observasi. Wawancara
merupakan teknik pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dilakukan secara sistematis berdasarkan pada tujuan penelitian. Teknik
wawancara ini adalah teknik yang paling banyak digunakan dalam penelitian kualitatif, terutama di lapangan.
commit to user
Menurut Lexy J. Moleong 2001: 35 wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan dengan dua pihak yaitu
pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai interviewee
yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Selanjutnya, menurut Suharsimi Arikunto 1993:198 wawancara harus dilakukan dengan
efektif, artinya dalam waktu sesingkat-singkatnya dapat diperoleh data sebanyak- banyaknya. Menurut Koentjaraningrat 1983:129 metode wawancara atau metode
interview mencakup cara yang dipergunakan untuk tujuan suatu tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang
responden dengan bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut. Menurut Koentjaraningrat 1983:138 peneliti sebelum mengadakan
wawancara, diadakan persiapan dengan menghubungi informan dan menyusun sejumlah pertanyaan. Hal ini disebut dengan teknik wawancara terencana yaitu
teknik wawancara dengan terlebih dahulu mempersiapkan daftar pertanyaan dengan menggunakan bantuan alat tulis. Selanjutnya, menurut Burhan Bungin
2001:63 daftar pertanyaan bukanlah sesuatu yang bersifat ketat, dapat mengalami perubahan sesuai situasi dan kondisi di lapangan.
Wawancara dalam penelitian kualitatif dilakukan secara tidak terstruktur atau sering disebut dengan teknik wawancara mendalam, sehingga wawancara
bersifat “open-ended” dan mengarah kedalaman informasi, serta dilakukan dengan cara yang tidak secara formal terstruktur, guna menggali subyek yang
diteliti tentang banyak hal yang sangat bermanfaat untuk menjadi dasar bagi penggalian informasinya secara lebih jauh dan mendalam. Dalam hal ini posisi
subyek lebih berperan sebagai informasi daripada responden H. B Sutopo, 2006: 68.
Peneliti memutuskan untuk menggunakan teknik wawancara terencana dan teknik wawancara bebas terbuka. Teknik wawancara terencana digunakan
agar hasil wawancara tidak kehilangan arah dan tujuan , sedangkan teknik wawancara bebas terbuka digunakan agar informan dengan sukarela memberikan
keterangan-keterangan sesuai dengan masalah yang diteliti.
commit to user
1. Observasi Hadari Nawawi 1985: 100 observasi dapat diartikan sebagai pengamatan
dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian. Observasi ini dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.
Observasi langsung dilakukan terhadap obyek di tempat berlangsungnya kegiatan, sehingga observer berada bersama obyek yang diteliti.
Dengan observasi dapat memudahkan bagi peneliti untuk mendapatkan data secara mendalam, sebab
peneliti sudah melihat sendiri bagaimana keadaan obyek tersebut. 2. Analisis
Dokumen Analisis dokumen adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk
mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam materi yang terdapat dalam arsip dan dokumen. Menurut Yin dalam H. B Sutopo 2006:
80, analisis dokumen disebut sebagai content analysis, yaitu bahwa peneliti bukan sekedar mencatat isi penting yang tersurat dalam dokumen atau arsip, tetapi
juga maknanya yang tersirat. Oleh karena itu, dalam hal ini peneliti harus bersikap lebih kritis dan teliti. Teknik analisis arsip dan dokumen ini dilakukan paling awal
guna melihat dan menghimpun pengetahuan tentang sumber yang menuliskan dan membahas mengenai pengembangan Petilasan Kraton Pajang menjadi aset wisata.
Hal ini dimaksudkan agar dalam penyajian laporan akhir tidak mengalami kesulitan karena apa yang tercantum dalam dokumen atau arsip yang ada
setidaknya tidak menyimpang jauh dari peristiwa yang menjadi obyek penelitian. Dalam penelitian ini, di samping peneliti berusaha mengumpulkan data
yang diperoleh melalui observasi dan wawancara, maka juga menggunakan analisis dokumen sebagai bahan tertulis untuk melengkapi data-data yang
dianggap masih kurang. Cara yang dilakukan adalah dengan mencari teori atau membaca dokumen dan hasil-hasil penelitian terdahulu atau buku-buku yang
berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti.
commit to user
F. Validitas Data