Kerangka Berfikir TINJAUAN PUSTAKA

commit to user

B. Kerangka Berfikir

Kebudayaan adalah segala sesuatu yang diciptakan manusia, baik yang berupa ide-ide, gagasan-gagasan, peraturan-peraturan, norma-norma, nilai-nilai maupun tindakan atau aktivitas termasuk pula semua benda-benda hasil karya manusia. Benda-benda sebagai salah satu wujud kebudayaan seperti tersebut di atas, jika telah berumur sekurang-kurangnya lima puluh tahun atau memiliki dan atau mewakili gaya khas masa sekurang-kurangnya lima puluh tahun, maka benda tersebut termasuk benda cagar budaya. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992 seluruh benda cagar budaya harus dipelihara dan dilestarikan karena memiliki nilai yang sangat besar bagi budaya bangsa. Petilasan Kraton Pajang merupkan sisa peninggalan dari Kraton Pajang. Petilasan Kraton Pajang ini berada di wilayah Desa Sono Jitwan, Makamhaji, Kartasura ini merupakan salah satu benda cagar budaya yang tidak ternilai harganya bagi pemahaman sejarah, pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan nasional. Keberadaan benda cagar budaya seperti Petilasan Kraton Pajang tersebut harus dipelihara dengan semaksimal mungkin demi menjaga kelestarian agar dapat diwariskan kepada generasi yang akan datang. Saat ini Petilasan Kraton Pajang dimungkinkan untuk menjadi salah satu aset wisata di Pajang dengan tanpa merusak nilai keasliannya sebagai benda sejarah. Adanya kesibukan dan rutinitas merupakan salah satu faktor terjadinya stres. Salah satu yang lazim dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan melakukan pariwisata. Dalam pariwisata keadaan obyek wisata juga mempengaruhi minat wisata untuk mengunjunginya, selain itu adanya waktu luang atau waktu senggang juga mempunyai peranan yang penting. Adanya pengembangan Petilasan Kraton Pajang ini menjadi aset wisata nantinya akan berpengaruh terhadap persepsi masyarakat terhadap kemungkinan Petilasan Kraton Pajang menjadi aset wisata di Desa Sono Jitwan. Oleh karena itu masyarakat di sekitar lokasi harus dibina serta dipersiapkan untuk dapat menerima dan ikut terlibat dalam pengembangan Petilasan Kraton Pajang ini menjadi aset commit to user wisata. Adapun kerangka berfikir tersebut dapat digambarkan melalui skema berikut : UUD No.5 Th 1992 Benda Cagar Budaya Petilasan Kraton Pajang Pariwisata Upaya Pelestarian Kraton Pajang Persepsi Masyarakat commit to user

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

1. Tempat Penelitian Tempat atau lokasi pelaksanaan yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan penelitian juga merupakan salah satu jenis sumber data yang biasa dimanfaatkan oleh peneliti H.B Sutopo, 2006: 52. Tempat penelitian sangat menentukan diperolehnya informasi untuk menyampaikan kebenaran dari suatu penelitian. Tempat penelitian yang akan peneliti gunakan adalah Dukuh Sonojitwan, Desa Makamhaji, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo. Dari pemahaman lokasi dan lingkungannya peneliti bisa mengkaji dan menarik kesimpulan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Lingkungan Petilasan Kraton Pajang dipilih karena mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi obyek pariwisata, karena di lingkungan ini terdapat peninggalan bersejarah. Jadi, pengembangan pariwisata di lingkungan Petilasan Kraton Pajang sangat sesuai untuk melestarikan peninggalan yang bersejarah tersebut. Dengan demikian, dapat dikemukakan pula alasan pemilihan tempat sebagai berikut: a. Petilasan Kraton Pajang merupakan peninggalan bersejarah yang mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi obyek pariwisata, karena Petilasan Kraton Pajang merupakan bekas berdirinya Kraton Pajang yang didirikan oleh Sultan Hadiwijaya Selama delapan belas tahun 1568-1586. Petilasan Kraton Pajang ini sebagai gambaran ke masa depan sebagai pengembangan pariwisata yang dapat menambah pendapatan negara non migas yang sedang digalakkan oleh pemerintah. b. Petilasan Kraton Pajang merupakan satu-satunya bukti peninggalan Kraton Pajang yang pernah berdiri, hal ini dengan ditemukannya ompak di sekitar area Petilasan Kraton Pajang sebelum pembangunan.