Tinjauan Tentang Abjad 8 Alphabet 8s

commit to user 1. Media visual, terdiri dari gambar atau foto, sketsa, diagram, chart, grafik, peta dan globe. 2. Media auditif dengar, terdiri dari radio magnetic, tape recorder, dan laboratorium bahasa. 3. Projector slide media, antara lain terdiri dari slide, film, OHP. Sedangkan klasifikasi media pendidikan menurut Amir Hamzah Sulaiman 1985: 27 adalah sebagai berikut : 1. Media audio, yaitu alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi seperti casset, tape recorder, dan radio. 2. Media visual, yaitu alat-alat yang dapat memperlihatkan bentuk dan rupa, yakni kita kenal sebagai alat peraga, media visual ini terbagi atas : a Media visual dua dimensi yang meliputi : 1 Media visual dua dimensi pada bidang yang tidak transparan, seperti gambar-gambar, lembaran balik, wayang beber, grafik, poster, foto, dan lain-lain. 2 Media visual dua dimensi pada bidang yang transparan, seperti slide, film, strip, dan lembaran transparansi. b Media visual tiga dimensi 3. Media audio visual, yaitu alat-alat yang dapat menghasilkan rupa dan suara dalam satu unit misalnya TV dan film suara. Berdasarkan kedua pendapat diatas maka diketahui bahwa posisi abjad 8 alphabet 8s dalam klasifikasi pendidikan terdapat dalam kelompok media visual dua dimensi pada bidang yang tidak transparan.

5. Tinjauan Tentang Abjad 8 Alphabet 8s

a. Latar Belakang Abjad 8 Alphabet 8s Abjad 8 mengadaptasi dari bentuk 8 Tidur sebagai tempat meletakkan huruf kecil dari a ke t huruf-huruf ini berkembang dari sistem Arab; huruf u sampai z dari abjad Romawi. Aktivitas ini mengintegrasikan gerakan yang menyangkut pembentukan huruf-huruf, memampukan penulisnya untuk commit to user menyebrangi garis tengah visual tanpa mengalami kebingungan. Setiap huruf secara jelas ditempatkan pada salah satu sisi, kiri atau kanan dari garis tengah. Banyak huruf mulai atau berakhir dengan menulis garis ke bawah. Bagi kebanyakan murid, penulisan huruf kecil membaik maka tulisan tangan pun umumnya juga lebih mudah Paul E. Dennison et al, 2005: 13. Gambar 2. Bentuk alphabet 8s yang digambarkan menurut belahan otak manusia. Paul E. Dennison et al, 2004 : 40. b. Fungsi Abjad 8 alphabet 8s Menurut Paul E. Dennison et al 2005: 14 abjad 8 alphabet 8s memiliki fungsi sebagai berikut : 1. Mengaktifkan otak untuk : a Menyebrangi garis tengah kinestetik-perabaan untuk menulis dengan dua sisi otak pada bidang tengah b Meningktakan kesadaran perifer c Koordinasi mata-tangan d Mengenali dan membedakan simbol atau huruf 2. Kemampuan akademik a Kemampuan gerakan motorik-halus b Kemampuan menulis indah c Menulis miring d Mengeja e Menulis kreatif commit to user 3. Hubungan perilaku dan sikap tubuh a Pada saat menulis mata, tengkuk, bahu, dan pergelangan tangan lebih relaks b Meningkatkan konsenterasi saat menulis c Lebih terampil dalam kegiatan yang melibatkan koordinasi mata- tangan 8 Tidur mengajari orang untuk menggunakan kedua matanya dalam kedua bidang visual, dan karenanya penting sekali untuk meningkatkan ketrampilan membaca Paul E. Dennison, 2008: 253. Selain itu, 8 Tidur mengajarkan perhatian visual dan memperbaiki keterampilan motilitas kapasitas untuk membuat gerakan yang berhubungan dengan penglihatan yang dibutuhkan untuk membaca Paul E. Dennison, 2008: 253. Gambar 3. Bentuk 8 Tidur yang diperagakan. Paul E. Dennison et al, 2005: 10 Abjad 8 melibatkan menulis huruf-huruf alfabet di dalam lingkaran yang dibuat oleh 8 Tidur—hanya huruf kecil yang digunakan dan sebuah 8 tidur digambar setelah setiap huruf. Tujuannya adalah secara kinestetik merasakan bahwa huruf-huruf alfabet mula-mula bulat dan berakhir di garis tengah, atau dimulai dengan garis lurus ke bawah pada garis tengah dan bergerak ke kanan. 8 Tidur merupakan keseluruhan yang di dalamnya terdapat semua huruf yang menjadi bagiannya Paul E. Dennison, 2008: 254. commit to user Gambar 4. Bentuk abjad 8 alphabet 8s yang terkandung huruf yang menjadi bagiannya. Paul E. Dennison et al, 2005: 14.

B. KERANGKA BERPIKIR

Kerangka berpikir dalam sebuah penelitian sangat penting artinya, karena akan dapat memberikan gambaran hubungan antara variabel yang diteliti. Adapun kerangka berpikir yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut : 1. Anak tuna grahita ringan adalah anak yang memiliki kecerdasan yang rendah sehingga sangat perlu untuk diberikan pelayanan khusus. 2. Fungsi kognitif sangat erat kaitannya dengan kemampuan membaca dan menulis pada anak untuk mendukung proses belajar. Tetapi anak tuna grahita ringan memiliki kecerdasan yang rendah sehingga berdampak pada fungsi kognitifnya. 3. Dengan kemampuan dasar yang dimiliki anak tuna grahita apabila diberi kesempatan dan penanganan yang tepat, maka akan dapat mencapai hasil belajar seperti yang maksimal sesuai kemampuannya.