commit to user
A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian
Dalam memperoleh data sebagai pemecahan masalah yang diajukan, peneliti akan melaksanakan penelitiannya di SLB – C Setya Darma Surakarta
yang beralamat di Jl. Mr. Sartono No. 32 Cengklik Surakarta dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. Di SLB – C Setya Darma Surakarta terdapat data yang diperlukan peneliti, sehingga memungkinkan untuk digunakan sebagai lokasi penelitian.
b. Lokasi SLB – C Setya Darma Surakarta cukup strategis dilihat dari segi transportasi dengan banyaknya sarana transportasi yang melewati daerah
tersebut.
2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada awal semester II Tahun Ajaran 20092010, yaitu bulan Januari sampai dengan bulan Februari 2010. penentuan
waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena penelitian tindakan memerlukakn beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar
mengajar yang efektif.
3. Siklus Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan ini dilaksanakan melalui tiga siklus untuk setiap kompetensi dasar untuk melihat peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa
dalam mengikuti mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui pembelajaran abjad 8 alphabet 8s. Dalam penelitian ini terdapat dua kompetensi dasar, jadi
keseluruhan ada enam siklus dan pre tes-post tes.
B. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang penulis jadikan subjek penelitian adalah anak tuna grahita dengan kesulitan menulis digraphia dan kesulitan membaca
dyslexia di kelas 6 SLB – C Setya Darma Surakarta yang berjumlah 6 siswa dengan komposisi 4 siswa.laki-laki dan 2 siswa perempuan.
commit to user
C. Data dan Sumber Data
Data yang diperoleh sebagai sumber data didapatkan dari : 1. Siswa
Data yang berasal dari siswa dimaksudkan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar bidang studi Bahasa Indonesia dalam kemampuan
belajar menulis dan membaca serta aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar.
2. Guru Data yang berasal dari guru penulis sebagai peneliti bertujuan untuk
mengukur tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran abjad 8 alphabet 8s, hasil pembelajaran serta aktivitas siswa dalam proses
belajar mengajar. 3. Teman Sejawat atau Kolabolator
Teman sejawat dan kolabolator dimaksudkan sebagai sumber data untuk melihat implementasi penelitian tindakan kelas secara
komprehensif, baik dari sisi siswa maupun guru penulis sebagai peneliti. Teman sejawat dalam penelitian ini adalah guru kelas yang
mengetahui keadaan siswa dan kelas yang diajar sejauh ini. Sedangkan yang menjadi kolabolator dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah.
Selain yang disebutkan diatas, sumber data yang digunakan, baik sebagai data utama maupun pendukung dalam penelitian ini adalah :
1. Dokumen catatan hasil belajar dan portofolio 2. Laporan pengamatan
3. Tes 4. Video atau foto
commit to user
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Tes
Teknik pengumpulan data cenderung lebih bersifat mencari tujuan yang diharapkan purposive karena dipandang lebih mampu menangkap kelengkapan
dan kedalaman data didalam menghadapi realitas yang tidak tunggal. Pelaksanaan penelitian tindakan ini dibantu dengan tes untuk mengumpulkan data yang
diperlukan dalam penelitian ini. Tes dilakukan sebelum melakukan intervensi dalam mengatasi kesulitan menulis dysgraphia dan kesulitan membaca
dyslexia yang dialami oleh anak tuna grahita ringan, kemudian diberi perlakuan dengan menggunakan abjad 8 alphabet 8s sebanyak 3 kali dan tes setelah anak
mendapatkan intervensi dengan menggunakan abjad 8 alphabet 8s. Tes tersebut adalah tes tertulis dengan pengamatan dari peneliti.
Suharsimi Arikunto 1996: 138 mengemukakan bahwa ”Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur
ketrampilan yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Sedangkan menurut Sumadi Suryabrata 1993: 26 berpendapat bahwa ”Tes adalah pertanyaan-
pertanyan yang harus dijawab dan atau perintah-perintah yang harus dijalankan yang berdasarkan atas bagaimana testi menjawab pertanyaan-pertanyaan dan atau
tidak melakukan perintah-perintah itu”. Dari kedua pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tes adalah
serangkaian pertanyaan atau perintah yang harus dijawab serta mendasar untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan ataua bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok, dengan cara membandingkan dengan standar atau dengan testi lain.
Berdasarkan atas cara menyelesaikannya, test dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:
1. Tes Tertulis Tes tertulis adalah tes yang soal-soalnya maupun jawabannya disampaikan
secara tertulis.
commit to user
2. Tes Lisan Tes lisan adalah tes dimana soal-soalnya maupun jawabannya disampaikan
secara lisan. 3. Tes Perbuatan
Tes perbuatan adalah tes yang pertanyaan-pertanyaannya atau perintah- perintahnya disampaikan melalui tugas-tugas dan penilaiannya biasanya
dilakukan dengan baik terhadap proses pelaksanaan tugas-tugas maupun terhadap hasil yang telah dicapai testi.
Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan tes tertulis dan tes lisan berupa butir soalinstrument soal yang dibuat oleh penulis untuk mendapatkan
sebuah data. Metode tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar kemampuan menulis dan membaca anak tuna grahita ringan.
2. Pengamatan atau Obserasi
Dalam kegiatan pengumpulan data, pengamatan atau observasi digunakan untuk melihat seberapa jauh dampak atau akibat dari tindakan telah mencapai
sasaran. Ada beberapa teknik dalam observasi yang dapat digunakan. Kunandar 2009: 146 menjelaskan teknik-teknik observasi sebagai berikut :
1. Obseravsi terbuka adalah apabila sang pengamat atau observer melakukan pengamatannya dengan mengambil pensil, kemudian
mencatatkan segala sesuatu yang terjadi di kelas. 2. Observasi terfokus adalah apabila penelitian ingin memfokuskan
permasalahan kepada upaya-upaya guru dalam membangkitkan semangat belajar siswa dengan memberikan respons kepada
pertanyaan guru, sebaiknya dilakukan penelitian tindakan kelas yang memfokuskan kepada meningkatkan kualitas bertanya.
3. Observasi terstruktur merupakan pengamatan yang dilakukan oleh seorang peneliti terhadap subjek atau objek penelitian dimana yang
diamati itu sesuatu yang bersifat terstruktur. 4. Observasi sistematik merupakan pengamatan yang dilakuakan oleh
seorang peneliti terhadap subjek atau objek penelitia dimana yang diamati itu sesuatu yang bersifat kuantitatif dengan menggunakan
skala-skala. Paul Suparno 2007: 45 menyebutkan bahwa “dalam observasi langsung,
peneliti langsung mengamati subek atau hal yang mau diteliti, terjun langsung dengan melihat, merasakan, mendengarkan, berpikir tentang subjek atau hal yang
diteliti”.
commit to user
Penelitian ini menggunakan pengamatan secara langsung dan terbuka untuk memperoleh data tentang aktivitas siswa dalam pembelajaran dan
implementasi pembelajaran abjad 8 alphabet 8s. Dalam pengamatan ini, penulis yang akan menjadikan hasil pengamatan sebagai pelengkappenjelas dari data
yang dikumpulkandicatat dari data yang dikumpulkan melalui metode tes dan lembar pengamatan dalam penelitian.
E. Validitas Data 1. Validitas
Kondisi instrument yang baik sangat berpengaruh terhadap data penelitian yang akan didapatkan peneliti melalui tes. Tes yang baik harus memenuhi syarat
validitas kesahihan. Validitas sering diartikan dengan kesahihan. Suatu alat ukur atau
instrument disebut memiliki validitas bilamana alat ukur tersebut isinya layak mengukur objek yang seharusnya diukur dan sesuai criteria terrtentu. Artinya ada
kesesuaian antara alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran. Menurut Suharsimi Arikunto 1996: 158 “Sebuah instrument dapat
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang dinginkan serta dapat mengungkap data dari varibel yang diteliti secara tepat”
Menurut Suharsimi Arikunto 2002: 144, ada empat macam validitas sesuai dengan cara pengujiannya, yaitu :
a Validitas kurikulum b Validitas konstruksi
c Validitas empiris d Validitas prediksi
Saifudin Azwar 2003: 5, berpendapat bahwa “tes dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut dapat menjalankan fungsi ukurnya atau
memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya”. Penelitian ini menggunakan validitas kurikulum karena dapat mengungkap
seberapa valid tes itu berhubungan dengan pelajaran menulis dan membaca yang
commit to user
diberikan oleh peneliti dengan berpedoman pada kurikulum yang tercantum dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar.
McNiff 2002: 105-107 dalam Paul Suparno 2007: 63 mengungkapkan bahwa “validitas akan menentukan apakah hasil penelitian dapat diterima sebagai
pengetahuan atau tidak, paling sedikit ada tiga model validitasi, yaitu 1 validitasi pribadi self validation, 2 lewat teman, dan 3 secara ilmiah’. Validitasi pribadi
dilakukan sendiri oleh penulis, kemudian validitasi lewat teman dilakukan melalui teman sejawat dan kolabolator, teman sejawat dalam hal ini adalah guru kelas
yang mengetahui keadaan siswa dan kelas sejauh ini, dan yang bertindak sebagai kolabolator adalah kepala sekolah.
Borg dan Gal 2003 dalam Rochiati 2005 dalam Kunandar 2009: 104- 106 menjelaskan bahwa ada lima tahap kriteria validitas, yaitu sebagai berikut:
1. Validitas hasil, yang peduli dengan sejauh mana tindakan dilakukan untuk memecahakn masalah dan mendorong dilakukannya penelitian tindakan
kelas atau dengan kata lain, seberapa jauh keberhasilan dapat dicapai. 2. Validitas proses, yaitu memeriksa kelayakan proses yang dikembangkan
dalam berbagai fase penelitian tindakan. 3. Validitas demokratis, yaitu merujuk kepada sejauh mana PTK berlangsung
secara kkolaboratif dengan para mitra peneliti, dengan perspektif yang beragam dan perhatian terhadap bahan yang dikaji.
4. Validitas katalistik dari kata katalisator, yakni sejauh mana penelitian berupaya mendorong partisipan mereorientasikan, memfokuskan dan
memberi semangat untuk membuka diri terhadap transformasi visi mereka dalam menghadapi kenyataan kondisi praktik mengajar mereka sehari-
hari.
5. Validitas dialog, yaitu merujuk kepada dialog yang dilakukan dengan sebaya mitra peneliti dalam menyusun dan merview hasil penelitian
beserta penafsirannya. Validitas yang digunakan penulis untuk memvaliditasikan data yang
dikumpulkan adalah menggunakan validitas proses dan validitas dialog. Dalam validitas proses, proses yang berlangsung memperhatikan sumber data yang
beragam, perspektif yang majemuk dan triangulasi data. Validitas dialog dilakukan bersama teman sejawat yaitu guru kelas dan kepala sekolah sebagai
kolabolator.
commit to user
2. Triangulasi
Dalam penelitian tindakan, triangulasi sama pentingnya dalam penelitian kualitatif, hal ini bertujuan agar kesimpulan penelitiannya dapat sungguh valid,
akurat dan dipercaya. Paul Suparno 2007: 71 menyebutkan bahwa “Pada riset tindakan—karena sampelnya sedikit, bahkan kadang hanya satu orang—
kesimpulan menjadi lebih valid bila datanya diambil dari berbagai sudut pandang. Disinilah triangulasi ambil peran besar dalam menambah validitas penelitian
tindakan”. Kunandar 2009: 124 menjelaskan bahwa “Dalam rangka memperoleh
data yang akurat dan obyektif, dalam PTK, guru peneliti juga perlu melakukan triangulasi sumber data, yaitu menggunakan berbagai sumber untuk meningkatkan
mutu data dengan cara cek silang”. Triangulasi yang dapat digunakan ada beberapa macam. Kunandar 2009:
124 menyebutkan beberapa macam triangulasi: 1. Theorical triangulation atau triangulasi teori, yakni menggunakan teori
dalam upaya menelaah sesuatu. 2. Data triangulation atau triangulasi data, yakni mengambil data dari
berbagai suasana, waktu, tempat dan jenis. 3. Source triangulation atau triangulasi sumber, yakni mengambil data dari
berbagai sumber. 4. Method triangulation atau triangulasi metode, yakni menggunakan
berbagai metode pengumpulan data. 5. Instrumental triangulation atau triangulasi instrument, yakni dengan
menggunakan berbagai jenis alat atau instrument. 6. Analytic triangulation atau triangulasi analitik, yakni menggunakan
berbagai metode atau cara analisis. Dalam penelitian ini, menggunakan triangulasi data dan triangulasi sumber
karena dua macam triangulasi tersebut sangat mendukung untuk memvalidkan data yang dikumpulkan penulis dalam penelitian tindakan.
F. Teknik Analisis Data
Untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis penelitian yang diajukan maka setelah data terkumpul, diadakan pengolahan data sehingga dapat
menghasilkan suatu kesimpulan. Teknik analisis data merupakan cara yang
commit to user
digunakan dalam mengolah data dan menganalisis data yang diperoleh dalam penelitian guna membuktikan hipotesis yang telah diajukan.
Konsisten dengan desain penelitian yang dipilih, maka pre test dan post test dalam penelitian ini diberikan pada kelompok yang sama. Pre test digunakan
untuk mengukur kemampuan menulis dan membaca siswa sebelum diberi perlakuan. Sedangkan post test digunakan untuk mengukur kemampuan menulis
dan membaca setelah diberikan perlakuan. Analisa data adalah proses mengorganisasikan dan mengumpulkan data
kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditentukan tema dan merumuskan hipotesis. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisa data kualitatif dan kuantitatif. Analisa data kualitatif yaitu analisa data yang berupa informasi berbentuk
kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa yang berkaitan dengan tingkat pemahaman terhadap pembelajaran, sikap siswa, aktivitas siswa dalam
proses belajar mengajar, perhatianantusias, kepercayaan diri dan motivasi dalam pembelajaran. Paul Suparno 2007: 72 menyebutkan bahwa “Analisis induktif ini
secara sederhana hendak menemukan pola pattern dari data-data yang telah kita kumpulkan. Tentu pola-pola itu yang sesuai dengan topic dan tujuan dari
penelitian kita”. Analisis data yang digunakan peneliti adalah analisa deskriptif kuantitatif
dengan cara membandingkan nilai rata-rata dan persentase keberhasilan belajar yang diperoleh dari nilai sebelum dengan sesudah tindakan.
G. Indikator Kinerja