Teknik bleaching Bahan bleaching

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Dewasa ini estetika menjadi pertimbangan penting dalam perawatan gigi. Setiap orang berusaha untuk tampil prima pada setiap kesempatan. Beranjak atas dasar tersebut, perubahan warna pada gigi merupakan suatu masalah kosmetik yang cukup bermakna untuk mendorong pasien mencari upaya perbaikan. Salah satu aplikasi estetika di kedokteran gigi adalah usaha untuk mengembalikan warna gigi asli yang mengalami staining bernoda yang terdapat di dalam struktur gigi intrinsic stain ke warna natural yaitu melalui proses bleaching. Metode bleaching dipilih karena relatif lebih konservatif. 2

2.1 Bleaching

Bleaching adalah usaha mencerahkan atau menghilangkan noda pada permukaan gigi secara kimiawi dengan menggunakan aplikasi larutan peroksida yang kuat. Bleaching merupakan suatu perawatan teurepatik yang non-invasif, konservatif, dan tetap menjaga hygne periodontal karena tidak mengubah bentuk anatomi dan mempertahankan posisi lengkung gigi yang tujuannya untuk mengembalikan estetika penderita. Pemutihan gigi diindikasikan kepada gigi yang mengalami perubahan warna karena aging, trauma, perawatan endodontik, perubahan warna karena makanan, minuman dan obat-obatan. 2,4

2.1.1 Teknik bleaching

Teknik bleaching terdiri dari teknik eksterna dan interna. Teknik eksternal dipakai untuk pemutihan gigi vital dibawah pengawasan dokter gigi. Teknik ini terdiri dari dua teknik yaitu home-bleaching dan in-office. Teknik internal dipakai untuk perawatan gigi non vital. Teknik ini terdiri dari teknik termokalitik dan walking bleach. 4,17 Universitas Sumatera Utara Teknik home bleaching menggunakan suatu alat yang disebut tray atau nightguard dan dipakai pasien dirumah, dibawah pengawasan dokter gigi, dengan konsentrasi karbamid peroksida 10-22. Prosedur yang sederhana, ekonomis, hasil yang optimal, presentasi keberhasilan tinggi serta dapat memotivasi pasien untuk lebih memelihara kesehatan giginya dan waktu kunjungan yang singkat menjadi alasan pemilihan metode ini. Waktu pemakaian 2-4 jam setiap hari selama beberapa minggu dan perubahan akan terlihat dalam 2-5 minggu. Stabilitas warna dapat berlangsung satu hingga tiga tahun dan dapat diulang kembali. 4,5 Teknik in office bleaching bisa secara cepat mengubah warna gigi menjadi lebih putih. Teknik ini merupakan pemutihan gigi vital yang dilakukan di klinik dengan menggunakan karbamid peroksida atau hidrogen peroksida dengan konsentrasi tinggi yaitu 34 - 44. Beberapa hasil dapat terlihat dalam satu kunjungan selama 30 menit setiap perawatan. 4 Teknik termokalitik dilakukan dengan memasukkan bahan pemutih kedalam kamar pulpa dan dilakukan pemanasan dengan alat yang telah dipanaskan untuk mempercepat proses oksidasi. Walking bleach sama efektifnya dengan teknik termokalitik tetapi lebih banyak dipilih karena memerlukan paling sedikit waktu kunjungan dan lebih nyaman serta lebih aman untuk pasien. Kombinasi dari sodium perborat dan air atau karbamid peroksida telah digunakan pada teknik walking bleach. Bahan-bahan tersebut ditempatkan pada ruang pulpa, ditutup, dibiarkan selama 7 hari dan kemudian ditempatkan secara teratur sampai pemutihan yang cocok tercapai. 1,17

2.1.2. Bahan bleaching

Sebagian besar proses pemutihan gigi menggunakan bahan hidrogen peroksida maupun derivatnya dalam konsentrasi dan teknik yang berbeda. Kandungan utama bahan pemutih gigi tergantung dari produsen pembuatnya, diantaranya hydrogen peroxide, carbamide peroxide atau urea peroxide atau sistem non hydrogen peroxide yang mengandung sodium chloride, oxygen dan natrium Universitas Sumatera Utara floride. Beberapa produk mengandung bahan tambahan potasium nitrat dan fluoride untuk membantu mengurangi sensifitas gigi. 4 Perawatan home-bleaching biasanya menggunakan karbamid peroksida dengan konsentrasi 10-22 dan hidrogen peroksida 3 - 7,5, sedangkan in-office bleaching biasanya menggunakan karbamid peroksida 34-44 dan hidrogen peroksida dengan konsentrasi 35-37 4 . Bleaching juga dapat menggunakan hidrogen peroksida konsentrasi tinggi untuk in office bleaching dan konsentrasi rendah untuk home bleaching. 4 Hidrogen peroksida relatif tidak stabil dan mengalami dekomposisi secara perlahan serta melepaskan oksigen. Hidrogen peroksida dapat larut dalam air dan menyebabkan suasana asam. Hidrogen peroksida tersedia dalam berbagai konsentrasi namun yang paling banyak digunakan adalah konsentrasi 30-50. Hidrogen peroksida bersifat kaustik dan dapat membuat jaringan terbakar jika terjadi kontak. Hidrogen peroksida juga melepaskan radikal bebas yang toksik, anion perhidroksil, ataupun keduanya. Larutan hidrogen peroksida dengan konsentrasi tinggi harus ditangani dengan hati-hati karena bersifat tidak stabil secara termodinamis dan dapat meledak kecuali jika disimpan dalam lemari pendingin dan dimasukkan dalam wadah yang gelap. 4,18 Karbamid peroksida merupakan jenis bahan pemutih gigi untuk diskolorasi eksternal yang juga dikenal sebagai hidrogen peroksida urea. Bahan pemutihan gigi dengan karbamid peroksida biasanya juga mengandung gliserin atau propilen glikol, sodium stanat, asam fosfat atau asam sitrat, dan zat perasa tambahan. Dalam beberapa bahan, karbopol, polimer asam poliakrilat yang larut air, ditambahkan sebagai bahan pengental serta untuk memperpanjang waktu penyimpanan. Karbopol juga menambah kekentalan dan daya lekat serta memperlambat proses pelepasan oksigen dari karbamid sehingga memungkinkan oksigen bereaksi lebih lama dengan bahan yang menyebabkan pewarnaan. 4,17 Universitas Sumatera Utara

2.1.3. Mekanisme bleaching

Dokumen yang terkait

Perbedaan Tensile Bond Strength pada Resin Komposit Nanohybrid Menggunakan Sistem Adhesif Total-Etch dan Self-Etch pada Restorasi Klas I (Penelitian In Vitro)

6 101 76

Pengaruh Sistem dan Waktu Polishing terhadap Kebocoran Mikro pada Restorasi Klas V Resin Komposit Nanohybrid

2 84 77

Perbedaan Kebocoran Mikro Resin Komposit Flowable dan Packable dengan Meggunakan Sistem Adhesif Total-Etch Two-Step dan Self-Etch One-Step pada Restorasi Klas V (PENELITIAN IN VITRO)

5 137 95

Pengaruh Stress Decreasing Resin (SDR) sebagai Intermediate Layer Restorasi Klas V sengan Sistem Adhesif Self Etching Primer dan Total Etch Terhadap Celah Mikro (In Vitro)

2 58 98

PENDAHULUAN Pengaruh Durasi Aplikasi Bahan Adhesif Self-Etch Terhadap Kebocoran Mikro Pada Tumpatan Resin Komposit Kelas V.

0 2 5

PENGARUH DURASI APLIKASI BAHAN ADHESIF SELF-ETCH TERHADAP KEOBOCORAN MIKRO PADA TUMPATAN RESIN KOMPOSIT KELAS V Pengaruh Durasi Aplikasi Bahan Adhesif Self-Etch Terhadap Kebocoran Mikro Pada Tumpatan Resin Komposit Kelas V.

0 3 9

Perbedaan Tensile Bond Strength pada Resin Komposit Nanohybrid Menggunakan Sistem Adhesif Total-Etch dan Self-Etch pada Restorasi Klas I (Penelitian In Vitro)

1 1 13

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Sistem dan Waktu Polishing terhadap Kebocoran Mikro pada Restorasi Klas V Resin Komposit Nanohybrid

0 2 15

Pengaruh Sistem dan Waktu Polishing terhadap Kebocoran Mikro pada Restorasi Klas V Resin Komposit Nanohybrid

0 1 12

Pengaruh Waktu Aplikasi Home Bleaching Terhadap Kebocoran Mikro Pada Restorasi Resin Komposit Flowable Klas V Dengan Sistem Adhesif Self Etch

0 1 15