Pengelolaan lingkungan dan ruangan rumah sakit dalam upaya

Komponen tersebut akan berinteraksi dengan menusia melalui media atau wahana : Udara, air, tanah, makanan, vektor penyakit seperti nyamuk atau manusia itu sendiri.

2.2.1. Pengelolaan lingkungan dan ruangan rumah sakit dalam upaya

pencegahan infeksi nosokomial. Untuk mengurangi terjadinya infeksi nosokomial perlu dilakukan langkah- langkah menghilangkan kuman penyebab infeksi dari sumber infeksi, mencegah kuman tersebut mencapai penderita dan cara menjauhkan penderitamanusia yang rentan dengan cara isolasi sumber kuman patogen. Faktor lingkungan rumah sakit yang perlu diperhatikan dalam rangka menurunkan angka infeksi nosokomial adalah: a Lingkungan berdasarkan tempatnya meliputi antara lain : disain ruang penderita yang memenuhi standar dan persyaratan, penyediaan air bersih, fasilitas cuci tangan, desinfeksi dan sterilisasi. Pembuangan limbah cair dan padat, sanitasi dapur, sanitasi binatulaundry, pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu, arus lalu lintas orang. b Lingkungan berdasarkan media kualitas air dan udara serta bunga dan tanaman Depkes RI, 2002. Lingkungan rumah sakit berdasarkan tempatnya ada beberapa tata ruang, ruang rawatan, ruang tindakan medis, rawat jalan, rawat inap, rumah tangga dan ruang administrasi sebaliknya saling terpisah. Peletakan masing-masing ruangan harus disesuaikan dengan lalu lintas penderita, pengunjung, dan para petugas rumah Universitas Sumatera Utara sakit. Pengaturan ruangan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: Cara penularan penyakit mode of transmision, arus lalu lintas pasien patient traffic ruang depan isolasi, ruang dengan bangunan lain. Tersedianya tempat sampah yang sesuai dengan jenis sampahnya. Prioritas penempatan ruangan adalah pada ruang operasi dan ruang isolasi penyakit menular. Bila ventilasi yang baik sukar diperoleh dengan peralatan modern maka ruang operasi diletakkan sejauh mungkin pada tempat yang kemungkinan udara tercemar, sedangkan ruang isolasi diletakkan sedemikian agar tidak mencemari udara sekitarnya. Bebas dari gangguan serangga, binatang pengganggu dan binatang pengerat. Pemeliharaan ruang dan bangunan yang memenuhi syarat sebagai berikut Depkes, 2006. a Kegiatan pembersihan ruangan kegiatan pembersihan ruangan minimal dilakukan 2 kali sehari pagi dan sore. b Pembersihan lantai di ruang perawatan dilakukan setelah pembenahanmerapikan tempat tidur pasien verbeden setelah jam makan, setelah kunjungan keluarga dan sewaktu-waktu bila dibutuhkan. c Cara-cara pembersihan ruang yang dapat menebarkan debu harus dihindari. d Harus menggunakan cara pembersihan dengan perlengkapan pembersih pel yang memenuhi syarat dan bahan antiseptik yang tepat. e Pada masing-masing ruang supaya disediakan perlengkapan pel tersendiri. Universitas Sumatera Utara f Pembersihan dinding dilakukan secara periodik minimal 2 dua kali setahun dan di cat ulang apabila sudah kotor atau cat sudah pudar. g Setiap percikan ludah, darah, eksudat luka pada dindinglantai harus segera dibersihkan dengan menggunakan antiseptik. Hubungan antara ruang dan bangunan di ruang perawatan Ruman Sakit harus memenuhi kriteria, ruang bedah untuk penderita penyakit menular harus dipisahkan dengan ruang bedah pusat dan ruang bedah penyakit menular terletak pada lokasi yang berdekatan dengan bagian rawat tinggal penderita penyakit menular Depkes, 2002. Disain ruangan ICU yang direkomendasi oleh Departemen Kesehatan RI tahun 2004 untuk mengendalikan infeksi adalah sebagai berikut : 1 Luas setiap kamar 20 m³ sedangkan untuk ruangan isolasi luas satu kamar ± 22m³. 2 Untuk setiap tempat tidur harus tersedia 1-2 ruang isolasi 3 Jarak tempat tidur satu dengan yang lain ± 10-12 kaki 4 Untuk setiap tempat tidur, tersedia fasilitas desinfektan tangan 5 Lantai dan dinding harus dapat dicucidibersihkan 6 Furniture meja yang digunakan harus minimal 7 Peralatan monitoring harus tidak bersentuhan dengan lantai, mudah dipindahkan dan dibersihkan Universitas Sumatera Utara 8 Peralatan penghisap lendir dan sphygmomanometer harus menempel pada dinding dan mudah dilepaskan. Selain disain ruangan kita juga harus memperhatikan masalah kebersihan dan ruangan tersebut. Pembersihan rutin dilakukan setiap hari. Pembersihan ini ditujukan untuk menghilangkan kotoran secara kasat mata. Harus ada kebijakan dari masing- masing rumah sakit mengenai frekuensi pembersihan lingkungan adalah dengan menggunakan air panas. Untuk sterilisasi gunakan air panas dengan suhu 80ºC selama 45-60 detik. Untuk peralatan memasak gunakan suhu 80ºC selama 60 detik. Sedangkan untuk linen gunakan suhu 70ºC selama 25 menit atau suhu 95ºC selama 10 menit Depkes, 2004. Menurut Depkes 2004, Konstruksi bangunan ruang ICU harus memenuhi ruangan perawatan pasien yang berbeda antara lain : a. Ruang perawatan pasien tanpa infeksi a.1. Harus selalu dalam keadaan bersih dan mudah dibersihkan, tersedia tempat sampah sesuai dengan jenis sampahnya serta tersedia fasilitas sanitasi sesuai dengan kebutuhan. a.2. Bebas dari gangguan serangga, binatang pengerat dan binatang pengganggu lainnya. a.3. Lantai harus selalu bersih, tingkat kebersihan lantai 0-5 CFUcm². a.4. Mutu udara memenuhi persyaratan sebagai berikut: Tidak berbau terutama H 2 S dan Amoniak. Dan Kadar debu particulate matter berdiameter kurang Universitas Sumatera Utara dari 10 micron dengan rata-rata pengukuran 8 jam atau 24 jam tidak melebihi 150 ugm³ dan tidak mengandung debu asbes. a.5. Tingkat kebisingan disetiap ruang perawatan, isolasi maksimum 40 dBA. a.6. Tersedia tempat cuci tangan disetiap ruangan dilengkapi dengan air yang mengalir, desinfektan dan lap keringtissu. b. Ruang perawatan pasien dengan infeksi b.1. Letak toilet dan kamar mandi tidak berhubungan langsung dengan dapur, kamar operasi ruang perawatan pasien dan ruang khusus lainnya. b.2. Ruang perawatan untuk pasien penyakit tetanus dengan persyaratan sebagai berikut: Dinding dilapisi sound proof, Dinding berwarna gelap, Pintu harus terawat baik sehingga tidak bunyi kalau dibuka, dan Hindari masuknya cahaya sekecil mungkin lubang exhauster dilengkapi dengan pencangkal cahaya. b.3. Ruang perawatan untuk penyakit saluran pencernaan dengan persyaratan sebagai berikut: dinding dilapisi porselenbahan yang mudah dicuci, kemiringan lantai ½ kearah saluran pembuangan limbah dan letak exhausterventilasi pada dinding dengan ketinggian 40cm dari lantai. b.4. Ruang perawatan untuk pasienpenderita penyakit pernafasan dan diphteria dengan persyaratan sebagai berikut: Dinding dilapisi perselenbahan yang mudah dibersihkan, ventilasi harus dipasang terletak pada plafond dan Pintu harus selalu dalam keadaan tertutup. Universitas Sumatera Utara

2.2.2. Faktor lingkungan yang dapat memengaruhi terjadinya infeksi nosokomial