kuman yang terdapat pada permukaan banda dan sisa kuman yang sedikit akan lebih mudah dibutuhkan oleh zat bahan desinfektan. Menurut Rutata 1996, pada saat ini
telah banyak jenis desinfektan yang beredar dan digunakan pada perawatan pasien, diantaranya adalah alkohol, klorin dan senyawanya. Hydrogen peroksida, iodorof,
fenolik dan senyawa ammonium kwartener. Desinfektan ini tidak dapat saling ditukarkan satu dengan yang lainnya dalam penggunaan, yang disebabkan
karakteristik kerjanya yang spesifik. Oleh karena itu pemakaian harus dapat memilih desinfektan yang sesuai dan menggunakan secara aman dan efisien.
2.3. Perilaku
2.3.1. Pengertian Perilaku
Notoatmodjo 2003, yang dikutip dari Skiner 1938 seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap
stimulus rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme dan kemudian organisme tersebut merespons,
maka teori Skiner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus-Organisme-Respons. Skiner membedakan adanya dua respons.
1. Respondent respons atau reflexive, yakni respon yang ditimbulkan oleh
rangsangan-rangsangan stimulus tertentu. Stimulus semacam ini disebut eliciting stimulation karena menimbulkan respons-respons yang relatif tetap.
Misalnya : makanan yang lezat menimbulkan keinginan untuk makan, cahaya
Universitas Sumatera Utara
terang menyebabkan mata tertutup. Respondent respons ini juga mencakup perilaku emosional, misalnya mendengar berita musibah menjadi sedih atau
menangis, lulus ujian meluapkan kegembiraannya dengan mengadakan pesta dsb. 2.
Operant respons atau instrumental respons, yakni respons yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Perangsang
ini disebut reinforcingstimulation atau reinforce, karena memperkuat respons. Misalnya apabila seorang petugas kesehatan melaksanakan tugasnya dengan baik
respons terhadap uraian tugasnya atau job skripsi, maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya.
Notoatmodjo 2003, dikutip dari Benyamin Bloom 1908 seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia kedalam 3 tiga domain, ranah atau
kawasan yakni : a. Kognitif cognitive, b. afektif affective, c. psikomotor psychomotor.
2.3.2. Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang organisme terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistim pelayanan
kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan. Menurut Notoatmodjo 2003 perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok.
a Perilaku pemeliharaan kesehatan health maintenance adalah perilaku atau
usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak
Universitas Sumatera Utara
sakit dan usaha untuk penyembuhan bila sakit. Oleh sebab itu perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek.
a.1. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.
a.2. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat. Perlu dijelaskan disini bahwa kesehatan itu sangat dinamis dan relatif, maka
dari itu orang yang sehatpun perlu diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan yang seoptimal mungkin.
a.3. Perilaku gizi makanan dan minuman. Makanan dan minuman dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan seseorang, tetapi sebaliknya
makanan dan minuman dapat menjadi penyebab menurunnya kesehatan seseorang, bahkan dapat mendatangkan penyakit. Hal ini sangat tergantung
pada perilaku orang terhadap makanan dan minuman tersebut. b
Perilaku pencarian dan penggunaan sistim atau fasilitas pelayanan kesehatan, atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan health seeking behavior.
Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai dari
mengobati sendiri self treatment sampai mencari pengobatan ke luar negeri. c
Perilaku kesehatan lingkungan Adalah bagaimana seseorang merespons lingkungan, baik lingkungan fisik
maupun sosial budaya dan sebagainya, sehingga lingkungan tersebut tidak
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi kesehatannya. Dengan perkataan lain bagaimana seseorang mengelola lingkungannya sehingga tidak mengganggu kesehatannya sendiri,
keluarga atau masyarakatnya. 1.
Pengetahuan Knowledge Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan knowledge apa yang diketahui dalam kamus bahasa Indonesia
disebutkan bahwa pengetahuan atau tahu adalah mengerti sesudah dilihat atau sesudah menyaksikan, mengalami atau setelah diajari Notoatmodjo, 2003.
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan
dikelompokkan menjadi: a pengetahuan tentang sakit dan penyakit, b. Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat, c. Pengetahuan tentang
kesehatan lingkungan Notoatmodjo, 2003. Pengetahuan tentang pencegahan infeksi nosokomial sangat penting untuk
petugas rumah sakit terutama mengenai septik dan aseptik. Kemampuan untuk mencegah transmisi infeksi di rumah sakit, dan upaya pencegahan itu adalah
tingkatan pertama dalam pemberian pelayanan yang bermutu. Untuk seorang petugas, kemampuan mencegah infeksi nosokomial memiliki keterkaitan yang tinggi dengan
Universitas Sumatera Utara
pekerjaan, karena mencakup setiap aspek penanganan pasien. Hal ini diupayakan adalah pendekatan secara individu maupun berkelompok, melalui pelatihan. Masih
ada petugas yang belum mengikuti semua prosedur pelayanan yang telah ditetapkan dalam melakukan pelayanan keperawatan Spritia, 2008.
2. Sikap
Sikap merupakan suatu pandangan, tetapi dalam hal itu masih berbeda dengan suatu pengetahuan yang dimiliki orang. Pengetahuan mengenai suatu objek tidak
sama dengan sikap terhadap objek itu. Pengetahuan saja belum menjadi penggerak seperti halnya pada sikap. Pengetahuan mengenai suatu objek baru menjadi sikap
apabila pengetahuan itu disertai kesiapan untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan terhadap objek tersebut. Sikap mempunyai segi motivasi, berarti segi dinamis
mengenai suatu tujuan, berusaha mencapai suatu tujuan. Sikap dapat merupakan suatu pengetahuan tetapi pengetahuan yang disertai kesediaan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu Purwanto, 1998. Menurut Newcomb yang dikutip oleh Notoatmodjo 2003 bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan
seseorang untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Menurut Notoatmodjo 2003 dikutip dari Alport 1954 bahwa sikap
mempunyai 3 komponen pokok yaitu : 1 Kepercayaan keyakinan, ide dan konsep terhadap suatu objek, 2 Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
dan 3 Kecenderungan untuk bertindak tend to behave.
Universitas Sumatera Utara
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu Notoatmodjo, 2003 :
a Menerima receiving, diartikan bahwa orang subjek mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan objek. b
Merespon responding, berarti memberi jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari suatu sikap
tingkat dua. c
Menghargai valuing, diartikan mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi dari sikap tingkat tiga.
d Bertanggung jawab responsible, berarti bertanggung jawab atas segala sesuatu
yang telah dipilihnya dengan skala risiko atau merupakan sikap yang paling tinggi.
Menurut Purwanto 1998, sikap mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : a.
Sikap bukan dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungannya dengan objeknya. Sifat ini
membedakannya dengan sifat motif-motif biogenetis seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat.
b. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan arena itu pula
sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat- syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.
Universitas Sumatera Utara
c. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu
terhadap suatu objek. d.
Objek sikap itu dapat merupakan satu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.
e. Sikap mempunyai segi motivasi dan segi-segi perasaan. Sifat inilah yang
membedakan sikap dari kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki seseorang.
Indikator untuk sikap kesehatan sejalan dengan pengetahuan kesehatan yakni : a.
Sikap terhadap sakit dan penyakit, yaitu bagaimana penilaian atau pendapat seseorang terhadap, gejala atau tanda, penyebab, cara penularan dan pencegahan
penyakit. b.
Sikap cara memelihara dan cara hidup sehat, yaitu penilaian atau pendapat seseorang terhadap cara memelihara dan cara berperilaku hidup sehat.
c. Sikap terhadap kesehatan lingkungan, yaitu pendapat atau penilaian seseorang
terhadap lingkungan dan pengaruhnya terhadap kesehatan. 3.
Tindakan Menurut Notoatmodjo 2003 tindakan adalah gerakperbuatan dari tubuh
setelah mendapat rangsangan ataupun adaptasi dari dalam tubuh maupun luar tubuh atau lingkungan. Tindakan seseorang terhadap stimulus tertentu akan banyak
ditentukan oleh bagaimana kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Secara logis sikap akan dicerminkan dalam bentuk tindakan, namun tidak dapat dikatakan bahwa sikap dan tindakan memiliki hubungan yang sistematis. Suatu
sikap belum tentu terwujud dalam suatu tindakan over behavior. Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu tindakan diperlukan faktor pendukung atau kondisi yang
memungkinkan antara lain fasilitas dan faktor pendukung dari berbagai pihak Notoatmodjo, 2003.
Tindakan ini dapat diperoleh dengan melakukan pengukuran secara tidak langsung yaitu dengan wawancara atas kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan
beberapa jam, hari atau bulan yang lalu recall. Sedangkan pengukuran yang dilakukan secara langsung yakni mengobservasi tindakan atau kegiatan responden
Notoatmodjo, 2003.
2.4. Angka kuman