Konsep Zoning Ruang Dalam Konsep Sirkulasi Ruang Dalam 1 Sirkulasi Horizontal Konsep Bentukan Massa

89 a b c d Gambar 5.10. a Pohon Palem b Pohon Kiara Payung c Lampu Taman d Lampu Jalan Sumber : Data Olahan Pribadi

5.3. Konsep Perancangan Bangunan

5.3.1. Konsep Zoning Ruang Dalam

a b c d Gambar 5.11. a Zoning Lantai 1 b Zoning Lantai 2 c Zoning Lantai 3 d Zoning Lantai 4 Sumber : Data Olahan Pribadi Universitas Sumatera Utara 90 5.3.2. Konsep Sirkulasi Ruang Dalam 5.3.2.1 Sirkulasi Horizontal Sirkulasi horizontal pada bangunan menggunakan jenis sirkulasi linear. Alasan memilih linear adalah karena jalan lurus dapat menjadi unsur pengorganisir utama untuk sederet ruang ruang. Di samping itu, jalan dapat berbentuk lengkung atau berbelok arah, memotong jalan lain, bercabang cabang dan membentuk putaran loop. Gambar 5.12. Sirkulasi Horizontal Ruang Dalam Sumber : www.google.com

5.3.2.2 Sirkulasi Vertikal

Bangunan Shopping Center yang dirancang terdiri dari 4 lantai. Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa alternatif fasilitas sirkulasi vertikal yang memadai. Fasilitas fasilitas tersebut antara lain : 1. Eskalator Tangga Berjalan Kelebihan menggunakan escalator antara lain: a. Escalator mampu mengangkat banyak orang b. Lebih hemat listrik daripada lift c. Tidak melelahkan, cepat, kecepatan konstan 2. Lift Kelebihan menggunakan lift antara lain: a. Pencapaian langsung ke tiap lantai b. Waktu tempuh lebih singkat c. Kapasitas bergantung pada ukuran, jumlah, dan kecepatan lift d. Mampu mengangkat banyak orang sekaligus dan tidak melelahkan. 3. Tangga Universitas Sumatera Utara 91 Pencapaian dengan tangga terbatas, waktu tempuh relatif lama, alternative pencapaian pada saat darurat dan memerlukan tenaga.

5.3.3. Konsep Bentukan Massa

Gambar 5.13. Bentuk Massa Bangunan Dari Simpang Jl. Batang Kuis dan Jl. Medan Raya Sumber : Data Olahan Pribadi Bentuk massa bangunan utama adalah bagian yang yang menyerupai huruf T. Bentuk ini diperoleh dari penggabungan bentuk dasar geometri persegi, namun karena bentuk site yang memanjang, maka menjadi bentuk persegi panjang. Bentuk dasar tersebut digabungkan dan dimodifikasi agar sesuai dengan bentuk site. Sementara bagian hook bangunan dibuat menjulang ke depan dengan pertimbangan merespon sudut pada site dan untuk mendapatkan view ke dalam maupun ke luar site yang paling maksimal. Bagian ini diharapkan dapat menarik perhatian pengguna Jl. Batang Kuis dan Jl. Raya Medan.

5.3.4. Konsep Fasad Bangunan