37 terdapat di dalamnya. Tujuan pemakaian tema sendiri adalah menciptakan
bangunan dengan karakter yang sesuai dengan fungsi bangunan itu sendiri.
2.5.4. Studi Banding Arsitektur yang Mempunyai Tema Sejenis
Berikut studi banding proyek dengan tema yang sejenis dengan :
2.5.4.1. Museum Of Fruit, Yamanshi, Jepang
22
Salah satu perancangan yang menggunakan metafora sebagai konsep rancangannya adalah Itsuko Hasegawa. Tema ini tampak pada salah satu karyannya
yaitu Museum Of Fruit di Jepang tepatnya di kota Yamashi. Bangunan ini didirikan pada tahun 1996, berfungsi sebagai museum dan green house dengan material baja
dan kaca. Berlokasi sekitar 30 km dari Gunung Fuji, Museum of Fruit berada pada salah satu daerah gempa bumi yang paling aktif di dunia. Pusat pengetahuan ini
memiliki 3 struktur shell yang terrbuat dari baja dengan tinggi sampai 20 m dan bentang 50 m yang dihubungkan oleh bangunan bawah tanah.
Sebagian dari dome ini dilapisi kaca dan terbentuk dari baja yang berbentuk pipa. Dimensi tipikal adalah 40 m dengan bentang 20 m. Kompleks
bangunan ini terdiri dari tiga massa utama, yaitu : Fruit Plaza, Green house, dan workshop
. Ketiga massa ini diatas menyebar seolah-olah berupa bibit yang disebar di sebuah lahan. Kehadiran metafora terlihat pada bangunan yang menjadi obyek
kasus, yaitu Museum of Fruit. Pada bangunan ini, sang perancang menghadirkan sifat-sifat buah dan bibit dalam bentuk bangunan. Sehingga dapat dikatakan bahwa
bangunan Museum of Fruit ini merupakan perumpamaan Arsitektur.
22
Hasegawa, Itsuko, 1992, Museum Of Fruit, https:books.google.co.idbooks?id=CF6eD95flZkCpg=PA184lpg=PA184dq=site+plan+Mu
seum+Of+Fruitsource=blots=b7vVidUssWsig=bXxPdfYKqH5BcewdkOfS8QBED4Ehl=e nsa=Xredir_esc=yv=onepageq=site20plan20Museum20Of20Fruitf=false, diakses
pada tanggal 9 Maret 2016 pkl 07.00
Universitas Sumatera Utara
38 Gambar 2.4. Site Plan Museum Of Fruit
Sumber : www.google.com
Gambar 2.5. Museum Of Fruit Gambar 2.6. Maket Museum Of Fruit
Sumber : www.google.com Sumber : www.google.com
Sebagai sebasaran bibit dan buah. Buah hanya bentuk buah atau bibit yang dimunculkan pada bentuk arsitektural bangunan ini, tapi juga sifat-sifatnya. Hal
inilah yang membuat bangunan ini dikatakan memiliki tema metafora dan bukannya analogi atau mimesis. Terlebih lagi bentuk dan sifat buah atau bibit yang
diambil tersebut sesuai dengan fungsi bangunanya yaitu sebagai Museum buah- buahan. Jadi dalam pencapaian ide bentuknya, Isuko Hazegawa mentransfer sifat-
sifat buah dan bibit ke dalam bangunan. Bangunan ini menggunakan tema metafora dengan kategori combine metaphore. Bangunan Museum of Fruit menggunakan
konsep penyebaran bibit dalam menerapkan idenya sekaligus juga menerapkan bentuk fisik dari tumbuhan dan buah-buahan. Pada museum of Fruit, perancang
menstransfer sifat-sifat dan bentuk dari bibit dan buah- buahan serta tumbuh-
Universitas Sumatera Utara
39 tumbuhan yang lain. Itsuko Hazegawa berusaha menampilkan metafora dan
kekuatan serta perbedaan buah-buahan, sebuah lansekap purba yang tersembunyi dalam jiwa manusia.
Dia menggunakan bentuk bibit-bibit yang berbeda yang disebar ke tanah dalam penampilan keseluruhan kompleks bangunannya, termasuk dalam
menemukan bentuk denah dari tiga massa utama. Sisi inilah yang merupakan kategori tangible metaphor. Sedangkan kategori intangible metaphor tampak pada
gambaran sebuah bibit yang kemudian tumbuh menjadi pohon yang besar yang ditampilkannya ke dalam salah satu massa yaitu fruit plaza. Kemudian dia
menampilkan kenangan akan matahari tropis di mana bibit berkecambah pada green house
. Dia juga menggambarkan dunia gen buah-buahan ke dalam rancangan
exhibition hall . Kekuatan bibit digambarkan dalam workshop, cerita buah-buahan
tampak pada museum, sementara kekayaan hubungan budaya dan sejarah antara manusia dan buah bisa disimbolkan dengan cara menyebarkan lahan bibit dan
menjadi makmur dalam lingkungan tertentu serta pencampurannya bisa dilihat sebagai metafora hidup berdampingan dengan damai pada daerah yang bermacam
macam di dunia, simbiosis manusia dan binatang, dan pemeliharaan alam. Tampilan keseluruhan bangunan merupakan “new age village“.
2.5.4.2. Sidney Opera House
23
Sydney Opera House berdiri diatas tanah seluas 2.2 Ha dan Luas Banguan 1.8 Ha dengan bentan bangunan 185 m X 120 dan ketinggian atap mencapai 67
meter di atas permukaan laut. Atap terbuat dari 2194 bagian beton precast yang masing-masing seberat 15.5 ton.
23
Satya, Salman,
2011, “Opera
House Sydney
Struktur Lengkung”,
http:salmansatya.blogspot.co.id201104opera-house-sydney-struktur-lengkung.html, diakses pada tanggal 9 Maret 2016 pkl 07.00
Universitas Sumatera Utara
40 Gambar 2.7. Sydney Opera House
Gambar 2.8. Bentuk Sydney Opera House
Sumber : www.google.com Sumber : www.google.com
Selain dapat dikategorikan berdasarkan kiasan obyeknya, sebuah karya arsitektur bisa memiliki multi-interpretasi bahasa metafora bagi yang melihatnya.
Sydney Opera House dirancang oleh jorn utzon, seorang arsitek kelahiran Denmark. Setiap orang yang melihat karya arsitektur ini, akan menghasilkan
berbagai macam interpretasi sesuai dengan pikiran masing-masing. Ada yang berpendapat bahwa konsep metafora Sydney Opera House berasal dari cangkang
siput atau kerang. Ada pula yang berpendapat bagaikan bunga yang sedang mekar. Sydney Opera House ini terletak di atas pelataran menjorok di tepian air,
berdampingan dengan pelabuhan di kawasan benellong point diatas teluk Sydney yang dulunya difungsikan sebagai gudang penyimpanan kereta trem oleh Jorn
Utzon diubah menjasi suatu mahakarya yang indah dan dikenang sepanjang masa pada tahun 1957 untuk memenuhi ambisi pemerintah setempat.
Bentuknya yang melengkung berwarna putih menggunakan sistem struktur cangkang shell system selaras den seolah-olah seperti echo dari pelengkung
jembatan Sydney ini merupakan sistem struktur ruang dimana dalam hai ini dinding tanpa tiang menyatu dengan atap seperti pada rumah siput. Bentuk dan warna yang
ditampilkan oleh sistem tersebut selain memberikan kesan sesuai dengan lingkungan, yaitu siput binatang laut, didukung oleh lokasinya di tepian air yang
sangat terbuka membuat Sydney Opera House terlihat monumental.
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kabupaten Deli Serdang adalah sebuah kabupaten di provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini berada di Lubuk Pakam. Kabupaten Deli
Serdang dikenal sebagai salah satu daerah dari 33 KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten yang memiliki keanekaragaman sumber daya alamnya
yang besar sehingga merupakan daerah yang memiliki peluang investasi cukup menjanjikan. Selain memiliki sumber daya alam yang besar, Deli Serdang juga
memiliki keanekaragaman budaya, yang disemarakan oleh hampir semua suku- suku yang ada di nusantara. Adapun suku asli penghuni Deli Serdang adalah Suku
Karo, Melayu, dan Simalungun; serta beberapa suku pendatang yang dominan seperti dari suku Jawa, Batak, Minang, Banjar, dan lain-lain.
PT Angkasa Pura II Persero akan mengembangkan Bandara Internasional Kualanamu menjadi kawasan Aerotropolis. Kawasan ini nantinya akan terintegrasi
dengan pelabuhan Belawan Medan dan Kuala Tanjung di Kabupaten Batu bara, Sumatera Utara. Konsep tentang aerotropolis tersebut akhirnya disosialisasikan
kepada masyarakat dalam acara seminar “membangun daya saing sumatera utara melalui pengembangan aerotropolis Kualanamu” yang di gelar di Grand Ballroom
Hotel JW Marriot Medan. Kualanamu nantinya diharapkan dapat menjadi motor penggerak roda perekonomian di wilayah Sumatera Utara khususnya Kota Medan,
Deli Serdang dan kawasan di sekitar Bandara tersebut. Peran pemerintah sangat diperlukan dalam mengembangkan kawasan
Aerotropolis ini. Nantinya diharapkan Aerotropolis Kualanamu dapat bersinergi dengan pengembangan di kawasan MEBIDANGRO Medan, Binjai, Deli Serdang
dan Tanah Karo. Tentu saja aerotropolis tidak hanya akan memberikan dampat pada pengelola Bandara tesebut, namun juga terhadap pemerintahan dan
masyarakat di sekitarnya. Kawasan Aerotropolis akan mendorong peningkatan laju pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut. Mengingat masih sangat banyak lahan
kosong yang tersedia dan siap untuk dikembangkan. Selain itu letak Bandara
Universitas Sumatera Utara