dokter yang ditujukan oleh direktur rumah sakit Departemen Kesehatan RI, 1997.
2.2. Motivasi 2.2.1.Pengertian motivasi
Motivasi adalah suatu kekuatan potensial yang ada di dalam diri seorang manusia, yang dapat dikembangkan sendiri atau dikembangkan oleh sejumlah
kekuatan luar yang pada intinya berkisar sekitar imbalan moneter dan imbalan non moneter yang dapat mempengaruhi hasil kinerja secara positif atau secara negatif, hal
mana tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan Winardi, 2007.
Penghargaan keuangan moneter antara lain gaji, insentif berdasar kan kinerja pekerjaan, berbagai program perlindungan sosial dan kesehatan dan lain
sebagai nya. Penghargaan dari perusahaan yang berwujud bukan keuangan non moneter antara lain ruang kantor yang nyaman, adanya ruang kerja sendiri,
keluwesan dalam jam kerja dan lain sebagai nya Trisnantoro,2005. Menurut Gomes 2003, dalam hubungan dengan masalah motivasi ada
beberapa istilah yang mempunyai pengertian sama atau hampir bersamaan yaitu : Drives, Motive, Needs.
1. Drives, terutama digunakan untuk dorongan yang berhubungan dengan dorongan
dasar atau kebutuhan dasar seperti, makan, minum, perlindungan, sex dan lain- lain.
Universitas Sumatera Utara
2. Needs, dipergunakan dalam pengertian bila pada individu ada sesuatu
kekurangan. 3.
Motive, digunakan untuk dorongan selain drives dan needs. Dalam Uraian berikut pengertian yang sama, motive atau drives merupakan suatu kesatuan tenaga
Complex State dalam diri individu yang mendorong individu tersebut untuk melakukan kegiatan mencapai suatu tujuan goal atau incentive. Goal dan
incentive juga ditujukan pada perbuatan yang bermotif. Goal lebih luas dari pada incentive, sebab incentive lebih terbatas kepada tujuan yang merupakan objek.
Norma-norma sosial, spiritual dan lain nya lebih merupakan goal. Maslow dalam Winardi 2007, mengemukakan sejumlah proposisi penting
tentang perilaku manusia sebagai berikut : 1.
Manusia merupakan makhluk yang serba berkeinginan man is a wanting being. Ia senantiasa menginginkan sesuatu dan ia senantiasa mengingginkan lebih
banyak lagi. Tetapi, apa yang diinginkan tergantung pada apa yang sudah dimiliki olehnya. Segera setelah salah satu di antara kebutuhan manusia dipenuhi
muncullah kebutuhan lain. 2.
Sebuah kebutuhan yang dipenuhi, bukanlah sebuah motivator perilaku. Hanya kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhilah memotivasi perilaku.
3. Kebutuhan manusia diatur dalam suatu seri tingkatan-tingkatan hierarki menurut
pentingnya masing-masing kebutuhan. Segera setelah kebutuhan-kebutuhan pada tingkatan lebih rendah kurang lebih terpenuhi, maka muncullah kebutuhan pada
tingkat yang lebih tinggi dan menuntut pemuasan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Gray dalam Winardi 2007, bahwa kinerja pekerja merupakan hasil dari banyak faktor, yang sebagian tidak diketahui oleh pihak manajer dan ada
beberapa dari faktor-faktor tersebut yang tidak dipahami secara sadar oleh pekerja. Namun ada persetujuan pandangan, terhadap dua variabel yang paling penting dalam
menerangkan kinerja pekerja, yaitu motivasi pekerja dan kemampuan pekerja. Teori ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Kinerja = motivasi x kemampuan Pada rumus sederhana di atas memberikan pemahaman bahwa, skor sangat rendah
pada motivasi atau kemampuan, akan menyebabkan timbul nya kinerja rendah secara menyeluruh.
2.2.2. Klasifikasi Motivasi
Teori motivasi atau hierarki kebutuhan menurut Maslow yang dikutip Robbins 2007, mengemukakan bahwa didalam diri semua manusia bersemayam
lima jenjang kebutuhan, yaitu: psikologis, keamanan, sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri.
Motivasi seorang pekerja untuk bekerja biasanya merupakan hal yang rumit, karena motivasi itu melibatkan faktor individual dan faktor organisasional. Faktor
yang sifatnya individual adalah kebutuhan needs, tujuan goals, sikap attitudes, dan kemampuan abilities, sedangkan yang tergolong pada faktor yang berasal dari
organisasi meliputi pembayaran atau gaji pay, keamanan pekerjaan job security,
Universitas Sumatera Utara
sesama pekerja co-workers, pengawasan supervision, pujian praise, dan pekerjaan itu sendiri job it self Gomes, 2003.
Motivasi dari para pekerja akan saling berbeda sesuai dengan tingkat pendidikan dan kondisi ekonominya. Orang yang semakin terdidik dan semakin
independen secara ekonomis, maka sumber motivasi nya pun akan berbeda, tidak
lagi semata-mata ditentukan oleh sarana motivasi tradisional, seperti formal authority dan financial incentives, melainkan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor kebutuhan
akan growth dan achievement Gomes, 2003. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya dibagi atas motif bawaan dan
motif yang dipelajari. Motif bawaan, yang ada sejak lahir, tanpa dipelajari. Motivasi bawaan atau disebut juga dengan motivasi primer terjadi dengan sendirinya tanpa
melalui proses belajar. Motif yang dipelajari, yaitu motivasi yang terjadi karena adanya komunikasi dan isyarat sosial serta secara sengaja dipelajari oleh manusia,
motivasi ini disebut motivasi sekunder yang muncul melalui proses pembelajaran sesuai dengan tingkat pengetahuan dan pengalaman seseorang Sardiman, 2007.
Menurut Herberg dalam Gibson 1997, motivasi terdiri atas: motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berfungsi
tanpa rangsangan dari luar, karena timbul dalam diri individu tersebut, sudah ada dorongan untuk melakukan tindakan, yang meliputi: prestasi yang diraih, pengakuan
orang lain, tanggung jawab, peluang untuk maju, kepuasan kerja itu sendiri. Motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang berfungsinya karena disebabkan oleh adanya faktor
pendorong dari luar dari individu yang meliputi: kompensasi, keamanan dan
Universitas Sumatera Utara
keselamatan kerja, kondisi kerja, prosedur kerja, mutu supervisi teknis serta hubungan interpersonal.
Menurut Robbins 2007, keseluruhan kesatuan tenaga Complex State yang mendorong individu melakukan kegiatan, pada umumnya dapat dikelompokkan ke
dalam: 1.
Motif dasar basic motif atau dorongan biologis biological drives. Merupakan motif yang berasal dari kebutuhan. Kebutuhan biologis, dan tidak
dipelajari, artinya telah dimiliki sejak lahir atau institif naluriah. Beberapa motif dasar yang dimiliki manusia diantaranya :
a. Motif dasar untuk makan, minum, bernafas
b. Motif dasar untuk perlindungan diri atau rasa aman
c. Motif dasar untuk beristirahat dan bergerak
d. Motif dasar untuk mengembangkan keturunan
2. Motif Sosial Social Motives Manusia adalah makhluk sosial, dalam kehidupannya ia selalu berada bersama
orang lain. Selain dari itu juga manusia adalah makhluk berakal. Karena kedua aspek ini maka manusia mempunyai kemungkinan untuk dapat belajar dari orang
lain. Dengan jalan belajar, kehidupan manusia mempunyai kemungkinan lebih jauh sesuai dengan faktor-faktor yang dimungkinan oleh lingkungan. Demikian
halnya dengan masalah motif, karena manusia dapat belajar dengan orang lain maka motif manusia tidak hanya menetap pada tingkat motif dasar tetapi
berkembang menjadi motif sosial.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3. Usaha-Usaha Membangkitkan Motif
Menurut Gibson 1997, agar sesuatu usaha memberikan hasil yang efektif maka diperlukan adanya motif yang kuat. Beberapa usaha untuk membangkitkan dan
memperkuat motivasi : 1.
Kompetisi atau persaingan, kompetisi sebenarnya memperbandingkan prestasi dan berusaha mengatasi sesuatu. Self Competition adalah kompetisi dengan
prestasi sendiri, berusaha memperbaiki prestasi yang telah dicapai sebelumnya dengan prestasi orang lan.
2. Pace Maker, goal atau tujuan dari sesuatu perbuatan bermotif sering kali sangat
jauh. Untuk mencapai tujuan yang jauh itu seringkali individu merasa malas atau kurang motivasi. Maka untuk membangkitkan motivasi, tujuan yang jauh tersebut
perlu didekatkan dengan memperincinya menjadi tujuan sementara yang dekat. Tujuan-tujuan sementara ini merupakan ”Pace Maker”.
3. Tujuan yang Jelas, motif mendorong individu untuk mencapai tujuan. Makin jelas
suatu tujuan makin besar motifnya. 4.
Minat yang Besar, motif akan timbul bila individu mempunyai minat yang besar. Makin besar minat makin kuat motif untuk mencapai tujuan.
5. Kesempatan untuk Sukses, sukses dapat menimbulkan rasa puas, rasa senang dan
kepercayaan kepada diri sendiri. Kegagalan dapat memberikan efek sebaliknya. Agar motif seseorang besar maka ia harus diberi kesempatan untuk sukses atau
mengetahui sukses yang diperolehnya.
Universitas Sumatera Utara
2.2.4. Motivasi Merupakan Pola Prilaku
Menurut Herzberg dalam Siagian 2004, bahwa dalam lingkungan kerja organisasi terdapat dua faktor yang memegang peranan penting dalam hal motivasi
yakni : motivasi kebutuhan yang menimbulkan kepuasan, dan faktor pemeliharaan kebutuhan yang menimbulkan ketidak puasan.
Pada dasarnya seseorang itu dalam pekerjaannya menyangkut suatu pembaharuan yang dirasakan harus dipenuhinya, yang mencakup faktor motivasi
kebutuhan ialah : jenis pekerjaan, prestasi yang akan dicapai, pengakuan prestasi, tanggung jawab dan kesempatan untuk berkembang. Bila seseorang itu tidak
mencapai atau memperoleh berbagai faktor ini tidak puas ia cenderung mengeluh tentang faktor pemeliharaan kebutuhan yang meliputi kondisi kerja, kebijaksanaan
pemimpin, tidak cukup pengawasan, pengajaran dan lain-lain Siagian, 2004. Bila faktor pemeliharaan dapat diubah pengelola, selama faktor motivasi
kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, seseorang itu tidak akan puas. Oleh sebab itu seseorang yang memperoleh prestasi, perkembangan pribadi yang cukup baik,
pengakuan dan perasaan kepuasan dalam prestasi, tidak akan mengeluh tentang lingkungan kerja, bahkan mempunyai toleransi terhadap kondisi kerja yang kurang
Siagian, 2004.
Universitas Sumatera Utara
2.2.5. Prinsip-Prinsip dalam Motivasi Kerja Pegawai
Menurut Mangkunegara 2001, terdapat beberapa prinsip dalam memotivasi kerja pegawai yaitu :
1. Prinsip Partisipatif, dalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu diberikan
kesempatan ikut berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan dicapai oleh pimpinan.
2. Prinsip Komunikasi, pimpinan mengkomunikasikan segala sesuatu yang
berhubungan dengan usaha pencapaian tugas, dengan informasi yang jelas, pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.
3. Prinsip mengakui andil bawahan, pimpinan mengakui bahwa bawahan pegawai
mempunyai andil didalam usaha pencapaian tujuan. Dengan pengakuan tersebut, pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.
4. Prinsip pendelegasian wewenang, pemimpin akan memberikan otoritas atau
wewenang kepada pegawai bawahan untuk sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan terhadap pekerjaan yang dilakukannya, akan membuat pegawai yang
bersangkutan menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh pimpinan.
5. Prinsip memberi perhatian, pimpinan memberikan perhatian terhadap apa yang
diniginkan pegawai bawahannya, dan bawahannya akan termotivasi bekerja sesuai dengan harapan pimpinan.
Universitas Sumatera Utara
2.3. Kinerja