4.3. Analisis Data
Pada bagian penulis akan menjelaskan hasil temuan penulis dari kuesioner yang penulis bagikan kepada para responden. Data-data yang dari kuesioner
tersebut akan penulis input ke program SPSS Statistic Product and Service Solution versi 16.0, yang kemudian akan penulis interpretasikan. Penulis juga
akan menganalisis hasil temuan tersebut untuk mendapatkan hasil yang lebih spesifik. Berikut hasil yang penulis dapatkan :
4.3.1. Pemahaman Responden Terhadap Zakat Dan Zakat Profesi
Penulis akan memulainya dari hal yang paling umum menurut penulis yakni pemahaman responden terhadap zakat secara umum. Kemudian akan
penulis lanjutkan kepada pemahaman para responden terhadap zakat profesi. Namun dikarenakan istilah “zakat profesi” adalah suatu istilah asing ditelinga para
responden, maka penulis akan melihat seberapa asing atau seberapa tahukah responden akan zakat profesi ini. Namun dalam hal ini penulis tidak
mendalaminya dikarenakan fokus dari penelitian penulis adalah tingkat pemahaman dari zakat profesi tersebut. Berikut hasil yang penulis dapatkan dan
penulis tampilkan dalam bentuk tabel.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Pemahaman Zakat Berdasarkan Jenis Kelamin
Pemahaman Zakat
Jenis Kelamin Total
Persentase Laki-laki
Perempuan
Ya, saya paham
sepenuhnya 21
18 39
39 Ya, saya
paham sebagian saja
19 23
42 42
Ya, saya paham
sedikit saja 11
5 16
16 Tidak, saya
tidak paham
1 2
3 3
Total 52
48 100
Persentase 52
48 100
Sumber : Data Primer
Dari tabel 4.6 diatas, terlihat bahwa 39 orang dari responden menyatakan bahwa mereka paham sepenuhnya akan zakat atau 39 dari semua responden
yang penulis teliti dengan rincian 18 orang perempuan dan 21 orang laki-laki atau dengan perbandingan persentase 46 : 54 dari responden yang menyatakan
mereka paham sepenuhnya tentang zakat. Selanjutnya 42 orang dari responden menyatakan bahwa mereka paham sebagian saja dari zakat secara umum atau 42
dari semua responden dengan rincian 19 orang perempuan dan 23 orang laki-laki atau dengan perbandingan persentase 45 : 55 dari responden yang menyatakan
bahwa mereka paham sebagian saja tentang zakat. Responden yang menyatakan paham sedikit saja tentang zakat sebanyak 16 orang atau 16 dari semua
responden yang penulis teliti dengan rincian 5 perempuan dan 11 laki-laki dengan perbandingan persentase 31 : 69 dari responden yang menyatakan paham
sedikit saja tentang zakat. Responden yang menyatakan tidak paham akan zakat
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 3 orang dengan rincian 1 orang laki-laki dan 2 orang perempuan atau dengan perbandingan persentase 33,3 : 66,7 dari responden yang menyatakan
tidak paham akan zakat. Pada kasus pemahaman zakat ini, terlihat bahwa 71 atau 71 orang dapat dinyatakan paham akan zakat atau memiliki pemahaman akan
zakat diatas rata-rata. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa secara keseluruhan responden paham akan zakat secara umum, sebab hanya 3 atau 3 orang yang
menyatakan tidak paham akan zakat tersebut. Penulis akan mengklasifikasikan pemahaman zakat responden tersebut
menurut pendidikan terakhir dari responden, berikut tabelnya :
Tabel 4.7 Pemahaman Zakat Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pemahaman Zakat
Pendidikan Terakhir Total
Persentase SMA
Diploma Sarjana
S2
Ya, saya paham sepenuhnya
4 31
4 39
39 Ya, saya paham
sebagian saja 5
4 31
2 42
42 Ya, saya paham
sedikit saja 8
1 6
1 16
16 Tidak, saya
tidak paham
1 2
3 3
Total
18 5
70 7
100
Persentase 18
5 70
7 100
Sumber : Data Primer
Dari data pada tabel 4.7 terlihat bahwa responden dengan tingkat pendidikan SMA yang menyatakan paham akan zakat sepenuhnya berjumlah 4
orang, paham sebagian saja 5 orang , paham sedikit saja 8 orang, dan tidak paham sebanyak 1 orang. Responden dengan pendidikan terakhir diploma yang
menyatakan paham sebagian saja tentang zakat berjumlah 4 orang dan yang paham sedikit saja sebanyak 1 orang. Responden dengan pendidikan terakhir
Universitas Sumatera Utara
sarjana yang menyatakan paham sepenuhnya berjumlah 31 orang, paham sebagian saja 31 orang, paham sedikit saja 6 orang, dan yang tidak paham berjumlah 2
orang. Responden dengan pendidikan terakhir S2 yang menyatakan paham sepenuhnya akan zakat berjumlah 4 orang, yang menyatakan paham sebagian saja
2 orang, dan yang menyatakan paham sedikit saja berjumlah 1orang. Dari data- data yang penulis himpun, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula pemahamannya akan zakat. Terlihat dari persentase dari 7 responden yang berpendidikan S2 4 orang
menyatakan paham akan zakat sepenuhnya yang berarti 57 dari responden yang berpendidikan S2 memiliki pemahaman yang tinggi akan zakat secara
keseluruhan. Responden yang berpendidikan sarjana menyatakan paham sepenuhnya akan zakat berjumlah 31 orang atau 44 dari semua responden yang
berpendidikan sarjana. Kemudian responden dengan pendidikan SMA yakni 4 orang dari semua responden yang berpendidikan SMA atau 22. Dalam kategori
ini responden yang berpendidikan diploma tidak ada yang menyatakan paham akan zakat sepenuhnya.
Penulis akan melanjutkan pembahasan yakni mengenai pemahaman responden akan zakat profesi, namun penulis ingin memperlihatkan data tentang
tahu dan tidaknya responden akan zakat profesi berdasarkan tingkat pendidikan responden. Penulis akan menampilkan data tersebut pada tabel 4.8. Berikut
tabelnya penulis tampilkan :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 Mengetahui Adanya Zakat Profesi Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir
Mengetahui Zakat Profesi
Total Persentase
Ya Tidak
SMA 9
9 18
18 Diploma
1 4
5 5
Sarjana 50
20 70
70 S2
6 1
7 7
Total
66 34
100
Persentase 66
34 100
Sumber : Data Primer
Dari data pada tabel 4,8 diatas, terlihat bahwa 66 dari responden atau 66 orang dari responden mengetahui tentang zakat profesi dengan rincian 9 orang
SMA, 1 orang diploma, 50 orang sarjana, dan 6 orang S2. Sedangkan responden yang tidak mengetahui zakat profesi berjumlah 34 orang atau 34 dari semua
responden yang penulis teliti dengan rincian 9 orang SMA, 4 orang diploma, 20 orang sarjana, dan 1 orang S2. Selanjutnya penulis akan menampilkan data
tingkat pemahaman responden akan zakat profesi. Tujuan penulis menampilkan kedua tabel tersebut untuk membandingkan tahu dan tidak tentang zakat profesi
dan tingkat pemahaman akan zakat profesi. Berikut tabelnya :
Tabel 4.9 Pemahaman Zakat Profesi Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir
Pemahaman Zakat Profesi Total
Persentase Ya
Tidak
SMA 4
14 18
18 Diploma
1 4
5 5
Sarjana 49
21 70
70 S2
6 1
7 7
Total 60
40 100
Persentase 60
40 100
Sumber : data primer
Universitas Sumatera Utara
Bila dilihat dari kedua tabel tabel 4.8 dan 4.9, tidak ada perubahan yang signifikan dalam artian bahwa responden mengetahui dan memahami secara
sekaligus akan zakat profesi. Namun terlihat pada responden dengan tingkat pendidikan SMA dari 9 orang yang menyatakan tahu akan zakat profesi tabel
4.8, hanya 4 orang saja yang paham kan zakat profesi atau 44 dari responden pada kategori tersebut, sedangkan selebihnya yaitu 5 orang atau 56 dari
responden dengan tingkat pendidikan SMA hanya sekedar mengetahui zakat profesi tanpa memahaminya. Begitu juga halnya dengan responden yang
pendidikan terakhirnya sarjana terlihat tidak terjadi perubahan yang berarti hanya ada 1 responden yang hanya mengetahui tanpa memahami zakat profesi tersebut.
Tentunya timbul pertanyaan, berapakah tingkat pemahaman zakat profesinya? Penulis juga menghimpun data mengenai tingkat atau skala yang
penulis buat sendiri untuk dapat mengukur tingkat pemahaman akan zakat profesi responden tersebut. Namun hanya beberapa responden yang menjawab skala
tersebut lebih tepatnya hanya 38 responden yang menjawabnya atau 63,3 dari semua responden yang menyatakan paham akan zakat profesi. Berikut skala yang
penulis buat :
Pada skala tersebut, penulis membuat ukuran pemahamannya dengan nilai dari 1 hingga 10, keterangan dari nilai tersebut adalah :
1. 1-3 adalah paham sedikit saja dari zakat profesi
2. 4-6 adalah paham sebagian saja dari zakat profesi
Universitas Sumatera Utara
3. 7-8 adalah cukup paham terhadap zakat profesi, dan
4. 9-10 adalah sangat paham terhadap zakat profesi
Penjelasan dari skala angka yang penulis buat tentunya belum lengkap tanpa disertai tabel yang mendukung dari skala angka tersebut. Penulis telah
membuat tabel yang dapat mendukung penjelasan dari skala tersebut. Berikut tabelnya
Tabel 4.10 Tingkat Pemahaman Responden terhadap Zakat Profesi
Tingkat Pemahaman nilai Frekuensi
Persentase
1 1
2,6 2
1 2,6
3 2
5,3 4
2 5,3
5 2
5,3 6
5 13,2
7 11
28,9 8
12 31,6
9 1
2,6 10
1 2,6
Total 38
100
Sumber : Data Primer
Penulis belum akan menjelaskan tentang tabel tersebut, karena penulis ingin menampilkan tabel statistik yang berkaitan dengan tingkat pemahaman
responden akan zakat profesi. Dengan adanya tabel statistik tersebut tentunya akan membantu penjelasan tabel tingkat pemahaman tersebut. Berikut tabelnya :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.11 Tabel Hasil Statistik
Tingkat Pemahaman Responden Kategori
Nilai
Mean 6,55
Median 7
Standar Deviasi 1,955
Range 9
Maksimum 10
Minimum 1
Sumber : Data Primer
Dari tabel hasil statistik tersebut tentunya sangat membantu untuk menjelaskan tabel tingkat pemahaman itu sendiri. Hasil statistik menyatakan
bahwa nilai rata-rata dari semua responden yang menjawab skala tingkat pemahaman yang penulis buat adalah 6,55 dalam artian responden yang memiliki
nilaiskala dibawah nilai rata-rata dapat dikatakan memiliki pemahaman dibawah rata-rata dari semua responden yang menjawab skala tingkat pemahaman tersebut.
Terlihat bahwa 25 orang responden yang berada diatas nilai rata-rata atau 65,7 saja, selebihnya atau 13 orang responden atau 34,3 berada dibawah nilai rata-
rata. Selanjutnya range atau perbedaan antara nilai maksimum dan minimum sangatlah jauh yaitu sebesar 9 dengan nilai tertinggi 10 dan terendah 1 yang
artinya tingkat pemahaman dari responden memiliki strata atau jurang atau pembeda yang sangat-sangat signifikan. Hal tersebut bisa jadi disebabkan oleh
tingkat pendidikan yang berbeda-beda dari responden yang penulis teliti. Standar deviasi dari data yang penulis himpun memiliki nilai 1,955, nilai tersebut
tergolong kecil. Nilai tersebut memiliki arti bahwa sebagian besar data tersebar di wilayah nilai rata-rata, hal tersebut terlihat dari semua data yang penulis dapatkan
terdapat 28 nilai yang berada di sekitar nilai rata-rata atau 73,3.
Universitas Sumatera Utara
Dari berbagai uraian diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa lebih 60 dari responden paham dan tahu tentang zakat profesi. Namun hanya sedikit
yang menjawab skala pengetahuannya akan zakat profesi tersebut, dengan nilai rata-rata tingkat pemahaman responden sebesar 6,55. Hal ini tentunya dapat
membantu pihak-pihak terkait bila perda zakat profesi diimplementasikan di Kota Medan sebab tingkat pemahaman responden PNS Kota Medan terhadap zakat
profesi relatif tinggi yaitu 6,55. Penulis menyatakan nilai 6,55 relatif tinggi disebabkan karena nilai
tersebut berada diantara kategori cukup paham dan paham sebagian saja terhadap zakat profesi. Artinya nilai tersebut berada diatas kategori paham sebagian saja
dari zakat profesi namun belum mencapai kategori cukup paham terhadap zakat profesi.
Selanjutnya penulis akan mentabulasi silang antara tingkat pemahaman zakat, tingkat pemahaman zakat profesi, dan tingkat pendidikan responden dengan
tujuan untuk mendapatkan hasil yang spesifik. Berikut penulis sajikan tabelnya pada tabel 4.12 :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12 Pemahaman Responden Terhadap Zakat Dan Zakat Profesi Berdasarkan
Pendidikan Terakhir Pemahaman
Zakat Pendidikan
Terakhir Pemahaman Zakat
Profesi Total Persentase
Ya Tidak
Ya, saya paham sepenuhnya
SMA 1
3 4
4 Sarjana
26 5
31 31
S2 4
4 4
Total 31
8 39
39 Ya, saya paham
sebagian saja SMA
3 2
5 5
Diploma 4
4 4
Sarjana 19
12 31
31 S2
2 2
2 Total
24 18
42 42
Ya, saya paham sedikit saja
SMA 8
8 8
Diploma 1
1 1
Sarjana 3
3 6
6 S2
1 1
1 Total
4 12
16 16
Tidak, saya tidak paham
SMA 1
1 1
Sarjana 1
1 2
2 Total
1 2
3 3
Total 60
40 100
Persentase
60 40
100
Sumber : Data Primer
Terlihat di tabel bahwa banyak terjadi penyimpangan atau ketidakcocokan yang dibuat oleh responden. Beberapa faktanya antara lain :
• Terdapat 39 responden yang menjawab paham sepenuhnya akan zakat namun ada 8 responden yang tidak paham terhadap zakat profesi. Tentu
hal tersebut bertolak belakang dengan pernyataan responden diawal yang menyatakan paham akan zakat sepenuhnya.
Universitas Sumatera Utara
• Terdapat 3 responden yang tidak paham akan zakat namun ada 1 responden yang paham zakat profesi. Tentunya hal ini menimbulkan
pertanyaan apa yang membuat responden tersebut merubah keputusannya, mengapa awalnya ia menyatakan tidak paham zakat namun selanjutnya
menyatakan paham akan zakat profesi. Seorang hamba tentunya mempunyai kewajiban membayar zakat sesuai
dengan rukun Islam. Begitu juga dengan membayar zakat profesi, setiap hamba sepatutnya membayarkan hal tersebut sesuai dengan perintah rukun Islam.
Penulis tidak hanya meneliti tingkat pemahaman zakat profesi dari responden, tetapi juga akan meneliti apakah responden membayar zakat profesi selama
responden menjadi PNS serta apa yang menjadi alasan responden untuk membayar zakat profesi tersebut. Berikut penulis menampilkan tabelnya :
Tabel 4.13 Pernah Membayar Zakat Profesi Berdasarkan Lama Menjadi PNS
Lama jadi PNS Membayar Zakat Profesi
Total Persentase
Ya Tidak
1 tahun sd 5 tahun 10
20 30
30 5 tahun sd 10 tahun
8 7
15 15
10 tahun sd 15 tahun 12
5 17
17 15 tahun
24 14
38 38
Total 54
46 100
Persentase 54
46 100
Sumber : Data Primer
Dari tabel diatas terlihat bahwa 54 responden atau 54 orang responden telah membayar zakat profesi dengan rincian 10 orang yang telah menjadi PNS
selama lebih dari 1 tahun sampai 5 tahun, 8 orang yang telah menjadi PNS selama lebih 5 tahun sampai 10 tahun, 12 orang yang telah menjadi PNS selama
Universitas Sumatera Utara
lebih dari 10 tahun sampai 15 tahun, dan 24 orang yang telah menjadi PNS selama lebih dari 15 tahun. Sedangkan 46 orang tidak membayar zakat profesi dengan
rincian 20 orang yang telah menjadi PNS selama lebih ari 1 tahun sampai 5 tahun, 7 orang yang telah menjadi PNS selama lebih dari 5 tahun sampai 10 tahun,
5orang yang telah menjadi PNS selama 10 tahun sampai 15 tahun, dan 14 orang yang telah menjadi PNS selama lebih dari 15 tahun.
Dapat disimpulkan bahwa semakin lama responden menjadi PNS maka akan semakin sedikit yang tidak bayar zakat profesi dari perkategori lama
menjadi PNS. Selanjutnya penulis ingin mengetahui apakah para responden yang paham akan zakat dan zakat profesi membayar zakat profesi atau mereka
hanya memahami tanpa mengeluarkan atau melaksanakan kewajibannya sebagai hamba ALLAH. Berikut penulis tampilkan datanya pada tabel 4.14
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.14 Pernah Membayar Zakat Profesi Berdasarkan Pemahaman Zakat Dan
Zakat Profesi Pernah Bayar
Zakat Profesi Paham Zakat
Pemahaman Zakat Profesi
Total Persentase
Ya Tidak
Ya
Ya, saya paham sepenuhnya
27 1
28 28
Ya, saya paham sebagian saja
19 3
22 22
Ya, saya paham sedikit saja
1 2
3 3
Tidak, saya tidak paham
1 1
1 Total
48 6
54 54
Tidak
Ya, saya paham sepenuhnya
4 7
11 11
Ya, saya paham sebagian saja
5 15
20 20
Ya, saya paham sedikit saja
3 10
13 13
Tidak, saya tidak paham
2 2
2 Total
12 34
46 46
Total
60 40
100
Persentase 60
40 100
Sumber : Data Primer
Terlihat pada tabel 4.14 ada sebanyak 54 orang responden yang pernah membayar zakat profesi dengan rincian 27 responden yang paham zakat
sepenuhnya dan paham zakat profesi secara bersamaan dan 1 responden yang paham zakat sepenuhnya tetapi tidak paham zakat profesi, kemudian responden
yang menyatakan paham zakat sebagian dan paham zakat profesi sebanyak 19 orang dan 3 responden yang menyatakan paham zakat sebagian saja, tetapi tidak
paham zakat profesi. Selanjutnya 1 responden yang menyatakan paham zakat
Universitas Sumatera Utara
sedikit saja dan paham zakat profesi serta 2 responden yang menyatakan paham zakat sedikit saja, tetapi tidak paham zakat profesi, serta 1 responden yang tidak
paham zakat namun paham terhadap zakat profesi. Responden yang tidak pernah membayar zakat profesi sebanyak 46 orang
dengan rincian mereka yang menyatakan paham zakat sepenuhnya dan zakat profesi secara bersamaan sebanyak 4 orang dan 7 responden yang menyatakan
paham zakat sepenuhnya namun tidak paham zakat profesi, selanjutnya 5 responden yang menyatakan paham zakat sebagian saja dan paham zakat profesi
serta 15 responden yang menyatakan paham zakat sebagian saja namun tidak paham zakat profesi. Sebanyak 3 responden yang menyatakan paham sedikit saja
zakat dan paham zakat profesi dan 10 responden yang menyatakan paham sedikit saja zakat namun tidak paham zakat profesi, serta ada 2 responden yang
menyatakan tidak paham zakat dan zakat profesi secara bersamaan. Dari data-data yang telah penulis jelaskan tentunya ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, seperti : apresiasi yang dapat diberikan kepada para responden yang telah membayar zakat profesi meski tidak adanya perda yang mengatur
tentang zakat profesi secara khusus serta para responden yang tidak memahami zakat profesi namun responden tersebut tetap membayarkannya atau menunaikan
kewajibannya sebagai hamba Allah. Selanjutnya para responden yang paham zakat serta zakat profesi baik secara keseluruhan ataupun sedikit saja namun tidak
pernah membayar zakat profesi tentunya hal tersebut sangatlah janggal sebab responden tersebut mengerti akan semuanya namun tidak mebayarkannya dalam
artian responden tersebut tidak menunaikan kewajibannya kepada ALLAH yaitu
Universitas Sumatera Utara
membayar zakat. Serta atas dasar apa responden tersebut untuk tidak membayar zakat profesi, tidak mengerti atau tidak mengetahuinya? Bukankah menuntut ilmu
merupakan fardhu ain untuk setiap muslim, begitu juga untuk mengetahui tentang zakat profesi yang notabenenya salah satu dari rukun Islam. Dari semua yang
penulis kemukakan, dapat diambil kesimpulan bahwa paham atau tahunya seseorang terhadap sesuatu dalam hal ini zakat atau zakat profesi tidak
menjamin orang tersebut untuk menunaikan kewajibannya membayar zakat profesi.
Selanjutnya penulis ingin mengetahui alasan dari PNS tersebut membayar zakat profesi, berikut penulis tampilkan tabelnya :
Tabel 4.15 Alasan Membayar Zakat Profesi
Alasan Membayar Zakat Profesi Frekuensi
Persentase
Kewajiban agama 38
71,7 Peraturan pemerintah
2 3,8
Kesadaran diri sendiri 12
22,6 Lain-lain
1 1,9
Total 53
100
Sumber : Data Primer
Terlihat dari tabel 4.13 bahwa dari 54 responden yang membayar zakat profesi, 1 responden yang tidak mengungkapkan alasan mengapa ia membayar
zakat profesi, selebihnya atau 53 orang responden mengungkapkan alasan mereka membayar zakat profesi seperti terlihat pada tabel 4.14, dengan rincian 38 orang
responden dengan alasan kewajiban agama atau 71,7 dari responden yang mengungkapkan alasan mereka membayar zakat profesi, 2 orang responden
dengan alasan peraturan pemerintah atau 3,8 selanjutnya 12 responden dengan alasan kesadaran diri sendiri atau 22,6 dan yang terakhir 1 orang responden
Universitas Sumatera Utara
dengan alasan lain-lain yaitu memilih 2 alasan sekaligus yaitu kewajiban agama dan kesadaran diri sendiri.
Dalam kasus ini, terlihat bahwa ada sebanyak 54 orang responden tabel 4.13 yang pernah membayar zakat profesi, 53 orang responden tabel 4.14
menyebutkan alasannya membayar zakat profesi. Bila berkaca dari kasus ini, secara tidak langsung zakat profesi sudah diterapkan di Kota Medan dalam artian
hanya pada individu yang sadar saja. Kejanggalan juga terjadi dalam hal ini, ada 2 responden yang menjawab bahwa mereka mengeluarkan zakat profesi karena
peraturan dari pemerintah, tetapi penulis belum menemukan perda yang mengatur keharusan PNS untuk membayar zakat profesi yang dibuat oleh pemerintah Kota
Medan. Terlepas dari hal itu, apa yang penulis temukan dalam penelitian ini membuktikan bahwa zakat profesi sebenarnya juga sudah dibayar bagi mereka
yang sadar akan kewajiban mereka sebagai hamba ALLAH. Berbicara mengenai pemahaman responden dalam hal zakat profesi, tentu
banyak yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemahaman responden akan zakat profesi seperti : sosialisasi baik media massa maupun media cetak.
Mungkinkah sebuah perda yang dibuat oleh pemerintah suatu daerah akan meningkatkan pemahaman untuk rakyatnya atau lebih spesifiknya mungkinkah
perda yang dibuat oleh pemerintah Kota Medan dapat meningkatkan pemahaman PNS terhadap zakat profesi? penulis juga telah melakukan penelitian akan hal ini
dan penulis akan menampilkan tabelnya pada tabel 4.15, yakni sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.16 Pemahaman Responden Terhadap Zakat Profesi Dengan Adanya Perda
Jawaban Frekuensi
Persentase
Ya 60
61,2 Ragu-ragu
32 32,7
Tidak 6
6,1 Total
98 100
Sumber : Data Primer
Dari tabel 4.16 terlihat bahwa dari 100 responden hanya 98 orang yang menjawab, dari 98 orang tersebut 60 orang menyatakan dengan adanya perda akan
meningkatkan pemahaman PNS terhadap zakat profesi atau 61,2 menyatakan setuju akan hal tersebut. Sebanyak 32 orang responden masih ragu-ragu kan hal
tersebut, maksudnya mereka masih ragu-ragu walaupun dengan adanya perda akan meningkatkan pemahaman responden secara tidak langsung atau 32,7
menyatakan masih ragu-ragu, selanjutnya 6 orang dari responden atau 6,1 menyatakan walaupun ada perda yang berkaitan dengan zakat profesi atau
keharusan untuk membayar zakat profesi tidak akan berpengaruh terhadap pemahaman PNS akan zakat profesi.
Penulis sendiri menyimpulkan bahwa adanya perda akan membantu meningkatkan pemahaman PNS terhadap zakat profesi sebab PNS dituntut untuk
menghitung berapa zakat yang harus dikeluarkannya untuk zakat profesi tersebut. Demikian dengan hasil penelitian yang penulis lakukan sebagian dari mereka atau
61,2 merasa setuju akan hal tersebut.
Universitas Sumatera Utara
4.3.2. Langkah-Langkah Yang Perlu Dilakukan Dalam Mengimplementasikan Zakat Profesi