Nisab Zakat Profesi Zakat Profesi 1. Pengertian Zakat Profesi

d. Hasil pertambangan; e. Hasil peternakan; f. Hasil pendapatan dan jasa; g. Rikaz

2.2.3. Nisab Zakat Profesi

Untuk wajib zakat diisyaratkan mencapai nisab, artinya harta yang dimiliki sudah mencapai nisab. Jadi tidak diwajibkan zakat kecuali bagi orang yang telah memiliki harta yang sudah mencapai nisab Nukthoh Arfawie Kurde, 2005:26- 27. Nisab menurut syara’ ialah “ukuran yang ditetapkan oleh penentu hukum sebagai tanda untuk wajibnya zakat, baik berupa emas, perak, dan lain-lain. Atau dalam istilah bahasa nisab adalah jumlah harta benda minimum yang dikenakan zakat Nukthoh Arfawie Kurde, 2005:27. Kalau nisab penghasilanprofesi dikembalikan kepada mal mustafad, maka para ulama fiqih sepakat bahwa zakat dari mal mustafad ialah pada waktu menerimanya apabila telah mencapai satu nisab. Ini berarti pula bahwa, PNS staff perusahaan, dan lain-lain yang gajinya perbulan sudah mencapai seharga 94 gram emas baru diwajibkan zakat Ibid. Akan tetapi apabila profesi PNS atau staff perusahaan dikembalikan kepada pendapat ulama-ulama mutaakhirin, maka akan ditemukan beberapa pendapat yang kemudian dipilih untuk menjadi peganganIbid. Pendapat-pendapat tersebut adalah: 1. Pendapat Dr. Yusuf Qardawi yang menganalogikan zakat profesi dengan zakat uang, yaitu 2,5 dari sisa pendapatan bersih yaitu pendapatan kotor dikurangi jumlah pengeluaran untuk kehidupan layak, untuk makan, Universitas Sumatera Utara pakaian, cicilan rumah dan lain-lain. Sistem yang dipergunakan ini adalah dengan mengumpulkan gaji atau penghasilan yang diterima berkali-kali itu dalam waktu tertentu Nukthoh Arfawie Kurde, 2005:29. 2. Pendapat Syaikh Muhammad al-Ghazali yang telah membahas masalah ini dalam bukunya “Islam Wa Awdha al-iqtishadiya”. Beliau menyebutkan bahwa dasar penetapan wajib zakat dalam Islam hanyalah modal, bertambah, berkurang atau tetap, setelah lewat setahun, seperti zakat uang dan zakat perdagangan yang zakatnya 110 atau 120. Berdasarkan hal tersebut, seorang dokter, pengacara, insinyur, pengusaha, PNS, karyawan dan sebangsanya, wajib mengeluarkan zakat dari pendapatannya yang besar. Dengan demikian saat menerima gaji adalah haul bagi seorang profesional dan karyawan, sedangkan nisabnya adalah 10 dari sisa pendapatan bersih Nukthoh Arfawie Kurde, 2005:29-30. 3. Pendapat mazhab Imamiah atau biasa disebut mazhab Ahlul-Bait yang menetapkan zakat profesi sebesar 20 dari setiap hasil pendapatan lainnya. Pendapat mereka ini berdasarkan atas pemahaman firman Allah tentang ghanimah: “Mereka menanyakan kepadamu tentang pembagian harta rampasan perang. Katakan: harta rampasan perang itu kepunyaan Allah dan Rasul, sebab itu bertaqwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu, dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman” terjemahan Q.S. Al-Anfal :1 Nukthoh Arfawie Kurde, 2005:31. Universitas Sumatera Utara

2.2.4. Haul zakat profesi