waktu menerima penghasilan tersebut. Kesimpulannya: memberikan keringanan kepada orang yang mempunyai kekayaan lain dan memberi
beban berat kepada orang yang tidak mempunyai kekayaan selain penghasilan tersebut Ibid.
2.3. Kerangka konseptual
Adapun kerangka pemikiran penulis yang menjadi pijakan dalam penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Pemahaman PNS terhadap Zakat Profesi
Dari skema diatas dapat dijelaskan bahwa zakat secara umum harus dibayar oleh muzakki. Disamping dibayarkan, muzakki juga harus memahami
secara betul tentang zakat itu sendiri. Demikian halnya dengan zakat profesi yang sedang penulis teliti, para muzakki PNS khususnya diwajibkan untuk
membayarkannya sesuai dengan nisab dan haul yang berlaku. Selain membayar, muzakki juga dituntut untuk mengerti secara keseluruhan tentang zakat profesi itu
sendiri. Dalam penelitian ini, penulis juga ingin mengetahui langkah-langkah yang dapat dilakukan pemerintah Kota Medan untuk dapat mengimplementasikan
Zakat Zakat Profesi
Langkah pengimplementasian
Pemahaman PNS
Hambatan dan Kendala
Universitas Sumatera Utara
zakat profesi untuk para PNS khususnya dan masyarakat Kota Medan umumnya. Selain hal tersebut, penulis juga ingin mengetahui hambatan dan kendala yang
dihadapi dalam implementasi zakat profesi.
2.4. Penelitian Terdahulu
Nur Iman Ramadhona, S.H 2006 dalam penelitiannya yang berjudul “Analisa Yuridis Tentang Zakat Bagi Pegawai Negeri Sipil PNS Dilihat Dari
Perspektif Hukum Islam”. Hasil penelitiannya tersebut menyatakan bahwa Konsepsi zakat terhadap gaji yang diterima Pegawai Negeri Sipil PNS
merumuskan konsepsi fiqih zakat baru, dengan memahami semangat, jiwa serta maksud dari prinsip-prinsip yang melekat pada syari’at diwajibkannya. Apabila
para ulama menggunakan metode qiyas analogi dalam berijtihad sebagai upaya memperluas jangkauan zakat bukan berarti bid’ah karena mengada-ada yang tidak
pernah di-syariat-kan baik oleh al-Qur’an maupun al-Hadits. Akan tetapi, merupakan suatu tuntutan kebutuhan zaman modern, mengingat sifat dan
karakteristik hukum Islam itu yaitu sempurna, elastis, dan dinamis, sistematis serta bersifat ta’aqquli tidak bisa dirasionalisasika dan ta’abbudi bersifat
rasional. Henny Suciati, S.H 2008 dalam penelitiannya yang berjudul “Zakat
Profesi Dalam Perspektif Hukum Islam Dan Undang-Undang No 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat serta Pemanfaatannya Di Kota Semarang”. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat yang masih kurang tentang zakat khususnya zakat profesi dan kurangnya kualitas dari
Universitas Sumatera Utara
Sumber Daya Manusia SDM pengelola zakat, sehingga berpengaruh pada tingkat kepercayaan masyarakat kepada badan-badan atau lembaga zakat.
Khoirun Nisa 2011 dalam penelitiannya yang berjudul “Studi Perkembangan Zakat Profesi Pegawai Negeri Sipil PNS Di Kota Malang” .
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah zakat profesi yang dibayarkan oleh PNS Kota Malang ke BAZ dari tahun 2007 hingga tahun
2011 hal tersebut dikarenakan rendahnya kesadaran PNS Kota Malang untuk membayar zakat profesi serta hal tersebut didukung akan dicabutnya anjuran PNS
Kota Malang untuk membayar zakat profesi.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitis. Penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti suatu kelompok
manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah
untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang
diselidiki Moh. Nazir, 2005:54-57.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota Medan yaitu Pemerintah Kota Medan. Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu 3 bulan dimulai dari tanggal 21 Juni
2012 sampai dengan 21 September 2012.
3.3. Batasan dan Definisi Operasional 3.3.1. Batasan operasional
Untuk menghindari timbulnya salah pengertian dan salah penafsiran terhadap istilah-istilah judul, penulis memberikan penegasan istilah sehingga
ruang lingkupnya tidak terlalu luas dan lebih mendalam, yaitu sebagai berikut.
1.
Pemahaman adalah suatu kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu dengan caranya
sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya Sadiman, Arif. Sukadi, 1946:109.
Universitas Sumatera Utara