12
2.2 Penyarian
Penyarian dikenal juga dengan ekstraksi extraction berasal dari perkataan extrahere yang berarti to draw out atau menarik sari, yaitu suatu cara untuk
menarik satu atau lebih zat dari bahan asal. Umumnya zat berkhasiat tersebut dapat ditarik, namun khasiatnya tidak berubah. Hasil penyarian disebut sebagai
sari atau ekstrak; dikelompokkan tiga macam yaitu ekstrak kering siccum, kental spissum dan cair liquidum, yang dibuat dengan menyari simplisia nabati atau
hewani menurut cara yang sesuai dan terhindar dari pengaruh cahaya matahari langsung. Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk. Cairan penyari
yang digunakan adalah air, eter serta campuran etanol dan air Syamsuni, 2006. Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari
simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa yang tersisa
diperlakukan sehingga memenuhi baku yang telah ditetapkan. Ekstrak cair adalah sediaan cair simplisia nabati yang mengandung etanol
sebagai pelarut, pengawet atau keduanya. Jika tidak dinyatakan lain pada masing- masing monografi, tiap mililiter ekstrak mengandung bahan aktif dari 1 g
simplisia yang memenuhi syarat. Ekstrak cair yang cenderung membentuk endapan dapat didiamkan dan disaring atau bagian yang beningnya
dienaptuangkan. Beningan yang diperoleh memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia Ditjen POM, 1995. Beberapa metode penyarianekstraksi, adalah
sebagai berikut:
a. Cara dingin, terdiri dari: maserasi dan perkolasi.
Universitas Sumatera Utara
13 Maserasi dilakukan dengan cara merendam simplisia pada suhu kamar
dalam wadah yang sesuai selama beberapa hari dengan menggunakan pelarut tertentu. Metode ini dilakukan bila jaringan tumbuhan lunak dan konstituen kimia
yang dikandungnya tidak tahan pemanasan. Maserasi dilakukan dengan cara memasukkan 10 bagian simplisia dengan derajat kehalusan tertentu ke dalam
bejana, kemudian dituangi dengan penyari 75 bagian, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari, terlindung dari cahaya sambil diaduk sekali-kali setiap hari lalu
diperas dan ampasnya dimaserasi kembali dengan cairan penyari. Penyarian diakhiri setelah pelarut tidak berwarna lagi, lalu dipindahkan ke dalam bejana
tertutup, dibiarkan pada tempat yang tidak bercahaya, setelah dua hari lalu endapan dipisahkan.
Perkolasi dilakukan dengan cara mengalirkan cairan penyari terus menerus dalam keadaan dingin melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi di dalam
perkolator DitJen POM, 1974. Ekstraksi secara perkolasi dilakukan dengan cara dibasahkan 10 bagian simplisia dengan derajat halus yang cocok, menggunakan
2,5 bagian sampai 5 bagian cairan penyari dimasukkan dalam bejana tertutup sekurang-kurangnya 3 jam. Massa dipindahkan sedikit demi sedikit ke dalam
perkolator, ditambahkan cairan penyari. Perkolator ditutup dibiarkan selama 24 jam, kemudian kran dibuka dengan kecepatan 1 ml per menit, sehingga simplisia
tetap terendam. Filtrat dipindahkan ke dalam bejana, ditutup dan dibiarkan selama 2 hari pada tempat terlindung dari cahaya Harbone, 1987; Dirjen POM, 1989.
b. Cara panas, terdiri dari: refluks, digesti, infus, sokletasi.