38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebanyak 8,5 kg daun sirih merah segar, setelah dibersihkan maka dimasukkan ke dalam lemari pengering, diperoleh simplisia kering sebanyak
823,5 g. Daun kering tersebut dihaluskan dengan menggunakan blender dan dimaserasi dengan etanol 70. Sehingga diperoleh ekstrak kental daun sirih
merah sebanyak 51,099 g dengan randemen 6,2 Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Skema proses pembuatan ekstrak etanol sirih merah EEDSM dari
daun segar. A = daun segar, B = serbuk simplisia, dan C = ekstrak kental
4.1 Uji Fitokimia
Hasil skrining EEDSM menunjukkan adanya senyawa alkaloid, flavonoid, steroid, dan taninfenol Tabel 4.1. Kandungan senyawa tersebut
memiliki kesamaan dengan yang dilakukan oleh Agus 2006, kecuali senyawa steroid. Hal tersebut karena proses penyarian yang dilakukan Agus menggunakan
air rebusan sehingga besar kemungkinan steroid tidak tersari ke dalam air, sedangkan penyari etanol 70 akan menarik senyawa steroid.
A B
C
Universitas Sumatera Utara
39 Penyari yang mengandung alkohol mampu menarik senyawa alkaloid,
flavonoid, tanin dan steroid dari daun wungu Graptophyllum pictum L. Griff Irwan, 2011, sedangkan penyari yang menggunakan akuades saja hanya mampu
menarik alkaloid dan flavonoid. Pelarut alkohol dalam proses isolasi senyawa steroida yang terdapat dalam tumbuhan sirih Piper betle Ghosh dan
Bhattacharya, 2005. Oleh sebab itu penyarian yang menggunakan pelarut alkohol atau kombinasi dengan akuades memiliki kemampuan lebih besar menarik
komponen aktif dalam bahan alam dibandingkan hanya menggunakan akuades. Kombinasi pelarut etanol dan air dapat menarik lebih banyak komponen aktif
yang ditandai dengan peningkatan aktivitas Chew, et al., 2011.
Tabel 4.1 Hasil uji skrining golongan senyawa kimia EEDSM
Pengujian Hasil
Alkaloid +
Flavonoid +
Saponin -
Triterpenoid -
Steroid +
Taninfenol +
+ = menunjukkan ada keberadaan senyawa yang diuji - = menunjukkan tidak terdeteksi senyawa uji
Skrining fitokimia menggunakan kromatografi lapis tipis KLT dengan silika gel GF
254
sebagai fase diam dan fase gerak menggunakan etil asetat:n- heksan 1:1 dan dideteksi di bawah sinar UV 254 nm, menunjukkan adanya
noda spot Rf yang sama dengan senyawa baku pembanding quersetin, yaitu
Universitas Sumatera Utara
40 sebesar 0,53 Gambar 4.2. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak sirih merah
mengandung quersetin.
Gambar 4.2 Profil kandungan senyawa dalam EEDSM dan serbuk daun sirih
merah yang dikonfirmasi dengan senyawa baku flavonoid quersetin dan rutin. E = ekstrak daun sirih merah; S = serbuk simplisia daun
sirih merah; Q = quersetin ; R = rutin.
Senyawa kimia yang terkandung dalam EEDSM diantaranya adalah alkaloid. Senyawa alkaloid di alam memiliki banyak aktivitas fisiologi,
diantaranya adalah menurunkan kadar gula darah pada penderita DM. Sebagaimana yang dilaporkan Baldeon, et al., 2012 bahwa senyawa alkaloid
yang berasal dari bunga lupin Lupinus mutabilis, dapat menurunkan kadar glukosa darah penderita DM Tipe 2.
Senyawa Flavonoid quersetin juga terkandung dalam EEDSM berdasarkan pengujian KLT. Senyawa tersebut komponen aktif yang berasal dari
alam dan merupakan marker atau senyawa penanda yang dijadikan salah satu paramaeter kualitas suatu produk alam. Salah satu khasiatnya adalah menurunkan
Jarak fase gerak pengembang
Jarak noda spot senyawa
E S Q R
Universitas Sumatera Utara
41 kadar gula darah penderita DM. Flavonoid quersetin dan rutin, memiliki
kemampuan menurunkan kadar gula darah tikus diabetes yang diinduksi streptozotosin Jahdav, et al., 2012.
Senyawa steroid yang terdapat pada EEDSM memiliki aktivitas hipoglikemi. Mahera, et al., 2011 melaporkan bahwa senyawa sterol yang
terdapat pada mangrove Avicennia marina Forssk. Vierh memiliki aktivitas anti- glikasi atau glikosilasi glukosa dan fruktosa, yang merupakan salah satu proses
terjadinya penyakit degeneratif DM Tipe 2 dan penyakit lainnya. Di samping itu senyawa tanin atau fenol yang terdapat pada EEDSM
dapat menurunkan kadar gula darah pada penderita DM, melalui jalur penangkapan radikal bebas dan antioksidan Kumari, 2012. Karena DM erat
kaitannya dengan nekrosis sel-sel organ yang disebabkan radikal bebas Kahler, et al., 1993.
4.2 Aktivitas EEDSM terhadap Kadar Gula Darah Toleransi