13 Maserasi dilakukan dengan cara merendam simplisia pada suhu kamar
dalam wadah yang sesuai selama beberapa hari dengan menggunakan pelarut tertentu. Metode ini dilakukan bila jaringan tumbuhan lunak dan konstituen kimia
yang dikandungnya tidak tahan pemanasan. Maserasi dilakukan dengan cara memasukkan 10 bagian simplisia dengan derajat kehalusan tertentu ke dalam
bejana, kemudian dituangi dengan penyari 75 bagian, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari, terlindung dari cahaya sambil diaduk sekali-kali setiap hari lalu
diperas dan ampasnya dimaserasi kembali dengan cairan penyari. Penyarian diakhiri setelah pelarut tidak berwarna lagi, lalu dipindahkan ke dalam bejana
tertutup, dibiarkan pada tempat yang tidak bercahaya, setelah dua hari lalu endapan dipisahkan.
Perkolasi dilakukan dengan cara mengalirkan cairan penyari terus menerus dalam keadaan dingin melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi di dalam
perkolator DitJen POM, 1974. Ekstraksi secara perkolasi dilakukan dengan cara dibasahkan 10 bagian simplisia dengan derajat halus yang cocok, menggunakan
2,5 bagian sampai 5 bagian cairan penyari dimasukkan dalam bejana tertutup sekurang-kurangnya 3 jam. Massa dipindahkan sedikit demi sedikit ke dalam
perkolator, ditambahkan cairan penyari. Perkolator ditutup dibiarkan selama 24 jam, kemudian kran dibuka dengan kecepatan 1 ml per menit, sehingga simplisia
tetap terendam. Filtrat dipindahkan ke dalam bejana, ditutup dan dibiarkan selama 2 hari pada tempat terlindung dari cahaya Harbone, 1987; Dirjen POM, 1989.
b. Cara panas, terdiri dari: refluks, digesti, infus, sokletasi.
Refluks, ekstraksi dengan cara ini pada dasarnya adalah ekstraksi berkesinambungan. Bahan yang akan diekstraksi direndam dengan cairan penyari
Universitas Sumatera Utara
14 dalam labu alas bulat yang dilengkapi dengan alat pendingin tegak, lalu
dipanaskan sampai mendidih. Cairan penyari akan menguap, uap tersebut akan diembunkan dengan pendingin tegak dan akan kembali menyari zat aktif dalam
simplisia tersebut, demikian seterusnya. Ekstraksi ini biasanya dilakukan 3 kali dan setiap kali diekstraksi selama 4 jam.
Digesti merupakan modifikasi cara maserasi dengan menggunakan pemanasan lemah, yaitu pada suhu 40-50
o
C. Cara maserasi ini hanya dapat dilakukan untuk simplisia yang zat aktifnya tahan terhadap pemanasan.
Infus adalah sediaan air yang dibuat dengan menyari simplisia dengan air pada suhu 90
°
C selama 15 menit, sedangkan dekok diperoleh selama 30 menit. Sokletasi, ekstraksi dengan cara ini pada dasarnya ekstraksi secara
berkesinambungan. Cairan penyari dipanaskan sampai mendidih. Uap penyari akan naik melalui pipa samping, kemudian diembunkan lagi oleh pendingin tegak.
Cairan penyari turun untuk menyari zat aktif dalam simplisia. Selanjutnya bila cairan penyari mencapai sifon, maka seluruh cairan akan turun ke labu alas bulat
dan terjadi proses sirkulasi. Demikian seterusnya sampai zat aktif yang terdapat dalam simplisia tersari seluruhnya yang ditandai jernihnya cairan yang lewat pada
tabung sifon Ditjen POM, 1995.
2.3 Anatomi dan Fisiologi Pankreas 2.3.1 Pankreas
Kelenjar pankreas terletak melintang di belakang lambung dari duodenum sampai ke limpa. Organ ini terbagi atas dua bagian yaitu bagian eksokrin yang
memproduksi enzim pencernaan dan bagian endokrin yang memproduksi beberapa hormon sedangkan komponen eksokrin, mensekresikan getah pankreas
Universitas Sumatera Utara
15 ke dalam duodenum lewat saluran pankreas. Posisi kelenjar pankreas mencit atau
tikus dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Posisi kelenjar pankreas dan organ dalaminternal lainnya yang
terdapat pada mencittikus setelah saluran pencernaan diambil. Ilustrasi dikutip dari Ward dan Parsoneault, 2012
Pankreas manusia mengandung sampai 2 juta pulau-pulau yang bertebaran secara luas, pulau-pulau itu berdiameter 20 sampai 300 mikron dan jaringan pulau
total menyusun hanya 1 sampai 2 persen massa pankreas Handoko dan Suharto, 1995 dapat dilihat di Gambar 2.2, sedangkan pada mencit memiliki volume
sekitar 0,13 cm
3
dan jumlah pulau-pulau langerhans pankreas sekitar 3200 Bock et al, 2003. Jumlah volume dan volume distribusi pulau-pulau langerhans
pankreas dapat dijadikan parameter untuk menentukan derajat kesehatan pankreas dan perbandingan antara normal dengan diabetes Berclaz, et al., 2012.
1. Kelenjar saliva
2. Tulang rusuk
3. Diafragma
4. Liver
5. Lienkel. Anak limfa
6. Pankreas
7. Perut bagian depan
8. Lambung
9. Ginjal
10. Kolon menaik
11. Sistem urogenital jantan
Universitas Sumatera Utara
16 Bagian endokrin pankreas mempunyai berat sekitar 1 dari berat
pankreas. Bagian endokrin ini mempunyai 4 macam sel yaitu sel α menseksresi
glukagon, sel mensekresi hormone insulin, sel δ mensekresi gastrin dan
polipeptida pankreas sel PP. Hormon glukagon dan insulin bekerja memetabolisme karbohidrat yang bekerja antagonistis meningkatkan konsentrasi
glukosa darah, merupakan efek yang berlawanan dengan efek insulin. Sedangkan hormon gastrin bekerja menstimulasi asam lambung, sementara fungsi
polipeptida pankreas masih belum jelas Handoko dan Suharto, 1995.
Gambar 2.2 Anatomi kelenjar pankreas Sherwood, 2001
Pankreas terdiri dari atas dua jenis jaringan utama, yakni a Asini, yang mensekresikan getah pencernaan kedalam duodenum, dan b pulau Langerhans,
tidak mempunyai alat untuk mengeluarkan getahnya ke luar namun sebaliknya mensekresikan insulin dan glukagon langsung ke dalam darah. Pankreas manusia
mempunyai 1 sampai 2 juta pulau Langerhans, setiap pulau Langerhans hanya berdiameter 0,3 milimeter dan tersusun mengelilingi pembuluh kapiler kecil
Pulau langerhas
Universitas Sumatera Utara
17 sebagai tempat penampungan hormon yang disekresikan oleh sel-sel tersebut.
Pulau Langerhans mengandung 3 jenis sel utama, yakni sel α, , dan δ, yang dapat
dibedakan dari ciri morfologi dan pewarnaannya. Sel mencakup kira-kira 60 dari semua sel, terletak terutama di tengah dari setiap pulau dan mensekresikan
insulin. Sel α mencakup kira-kira 25 dari seluruh sel, mensekresikan glukagon.
Sel δ, yang merupakan 10 dari seluruh sel, mensekresikan somatostatin, selain
itu paling sedikit terdapat 1 jenis sel lain, yang disebut sel PP, terdapat dalam jumlah sedikit didalam pulau Langerhans dan mensekresikan hormon yang
fungsinya masih diragukan yakni polipeptida pankreas.
2.3.2 Insulin
Pengelolaan makanan di dalam saluran pencernaan berlangsung mulai dari pemecahan menjadi komponen bahan makanan yang lebih sederhana di antaranya
karbohidrat menjadi glukosa, protein menjadi asam amino dan lemak menjadi asam lemak. Ketiga zat makanan itu akan diserap oleh usus kemudian masuk ke
dalam pembuluh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh untuk dipergunakan dalam beraktivitas, namun terlebih dahulu harus masuk ke dalam sel sehingga dapat
berlangsung metabolisme dan menghasilkan energi. Dalam proses metabolism itu insulin memegang peran penting yaitu bertugas memasukkan glukosa ke dalam
sel untuk selanjutnya digunakan sebagai bahan bakar. Insulin ini adalah suatu zat atau hormon yang dikeluarkan oleh sel
pankreas. Insulin yang disekresikan oleh sel
dapat diibaratkan sebagai anak kunci yang akan membuka pintu masuk glukosa ke dalam sel, kemudian di dalam sel glukosa itu dimetabolisme menjadi
energi. Bila insulin tidak aktif, glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga glukosa tetap berada di dalam pembuluh darah, artinya kadarnya dalam darah
Universitas Sumatera Utara
18 meningkat. Dalam keadaan seperti itu tubuh akan lemah karena tidak ada sumber
energi di dalam sel. Dalam keadaan seperti tadi, meskipun jumlah insulin meningkat namun jumlah reseptor tidak mencukupi maka glukosa yang masuk sel
akan sedikit, sehingga terjadi kekurangn glukosa di dalam sel sedangkan di dalam pembuluh darah meningkat Waspadji, 2002.
Insulin merupakan protein kecil, pada manusia mempunyai berat molekul sebesar 5.808. Insulin terdiri atas dua rantai asam amino, satu sama lain
dihubungkan oleh ikatan disulfida Gambar 2.2. Bila dua rantai asam amino dipisahkan, maka aktivitas fungsional insulin akan hilang. Insulin disintesis oleh
sel-sel dengan cara yang mirip dengan protein, diawali dengan translasi RNA
insulin oleh ribosom yang melekat pada retikulum endoplasma untuk membentuk preprohormon insulin. Preprohormon awal ini memiliki berat kira-kira 11.500,
dan selanjutnya akan berikatan dengan retikulum endoplasma untuk membentuk proinsulin, lalu melekat erat pada badan golgi untuk membentuk insulin sebelum
terbungkus dalam granula sekretori. Akan tetapi, kira-kira 16 dari hasil akhirnya tetap dalam bentuk proinsulin.
Ketika insulin disekresikan ke dalam darah, hampir seluruhnya beredar dalam bentuk tidak terikat dengan waktu paruh plasma rerata hanya 6 menit,
sehingga dalam waktu 10 sampai 15 menit sudah dibersihkan dari sirkulasi darah. Kecuali sebagian insulin yang berikatan dengan reseptor pada sel target, sisa
insulin dipecah oleh enzim insulinase terutama dalam hati, sebagian kecil dipecah di dalam ginjal dan otot, dan sedikit di dalam jaringan lain.
Sekresi insulin dirangsang oleh glukosa darah. Kadar normal glukosa darah waktu puasa adalah 80 sampai 90 mgdl. Jadi ketika puasa, sekresi insulin
Universitas Sumatera Utara
19 rendah yakni 25 ngmenitkg berat badan, karena kadar glukosa darah hanya
mempunyai aktivitas fisiologis yang kecil. Bila konsentrasi glukosa dalam darah tiba-tiba meningkat 2 sampai 3 kali dari kadar normal dan jika kadar ini
dipertahankan maka, sekresi insulin akan meningkat dengan nyata dan berlangsung dalam 2 tahap.
Dalam waktu 3 sampai 5 menit setelah terjadi peningkatan kadar glukosa darah, insulin meningkat sampai hampir 10 kali lipat. Keadaan ini disebabkan
oleh pengeluaran insulin yang sudah terbentuk lebih dulu oleh sel-sel pulau
Langerhans. Akan tetapi, laju sekresi awal yang tinggi ini tidak dapat dipertahankan, karena dalam waktu 5 sampai 10 menit kemudian laju sekresi
insulin akan berkurang sampai kira-kira setengah dari normal. Kira-kira 15 menit kemudian, sekresi insulin meningkat untuk kedua
kalinya, biasanya laju sekresi bahkan lebih besar dari laju pada tahap awal. Sekresi ini disebabkan oleh adanya tambahan pelepasan insulin yang sudah lebih
dulu terbentuk, dan oleh adanya aktivasi beberapa sistem enzim yang mensintesis dan melepaskan insulin baru dari sel.
Ketika konsentrasi glukosa darah meningkat di atas 100 mgdl darah, laju sekresi insulin meningkat dengan cepat, dengan kadar puncak 10 sampai 25 kali
dari kadar basal yaitu antara 400 sampai 600 mgdl. Respon sekresi insulin terhadap naiknya konsentrasi glukosa darah menyebabkan timbulnya mekanisme
umpan balik yang sangat berguna untuk mengatur besarnya konsentrasi glukosa darah Guyton dan Hall, 2006.
Universitas Sumatera Utara
20
Gambar 2.2 Ilustrasi insulin pada mencit dalam bentuk proinsulin A
Wakabayashi, 2012, Struktur Insulin Manusia B Hvorost, 2010
2.4 Diabetes Melitus 2.4.1 Uraian Diabetes Melitus
Diabetes melitus DM disebut juga diabetes merupakan suatu penyakit metabolisme yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula yang disebabkan
jumlah sekresi insulin menurun, aktivitas insulin melemah atau keduanya. Diabetes kronis dalam jangka panjang akan mengakibatkan kerusakan bahkan
kegagalan fungsi berbagai organ, diantaranya mata, ginjal, sel saraf, jantung dan pembuluh darah ADA, 2012. Insufisiensi insulin dapat disebabkan oleh
gangguan atau defenisi produksi insulin oleh sel-sel Langerhan kelenjar
A
B
Universitas Sumatera Utara
21 pankreas atau disebabkan kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin
Depkes RI, 2005.
2.4.2 Gejala Diabetes Melitus
Tanda dan gejala yang sering dikeluhkan oleh pasien antara lain rasa haus, sering kencing, rasa lapar, badan terasa lemas, berat badan turun, rasa gatal pada
kulit, kesemutan, mata kabur, kulit kering. Komplikasi yang mungkin timbul diantaranya adalah gangguan pembuluh darah besar makroangiopati dan
gangguan pembuluh darah kecil mikroangiopati. Mikroangiopati menyebabkan kerusakan ginjal, mata dan saraf. Adapun makroangiopati mengakibatkan
kerusakan jantung, otak dan kaki.
2.4.3 Penyebab Diabetes Melitus
Penyebab DM adalah kurangnya produksi dan ketersediaan insulin dalam tubuh atau terjadinya gangguan kerja insulin yang sebenarnya jumlahnya
mencukupi Tipe II. Kekurangan insulin bisa disebabkan kerusakan sebagaian kecil atau sebagian besar sel-sel ß pulau langerhans kelenjar pankreas. Ada
beberapa faktor yang menyebabkan DM.
a. Faktor keturunan
Para ahli menyatakan bahwa faktor bibit adalah salah satu penyebab utama DM. Pada perbandingan keluarga DM dengan keluarga sehat, ternyata angka
kejangkitan keluarga diabetes mencapai 8,33 dan 5,33 bila dibandingkan dengan keluarga sehat yang memperlihatkan angka hanya 1,96 dan 0,61.
b. Virus dan Bakteri
Virus yang diduga menyebabkan DM adalah rubella, mumps dan human coxsackie virus B4. Kerusakan genetis adalah yang mendasari penurunan fungsi
Universitas Sumatera Utara
22 sel ß pankreas merupakan predisposisi terjadinya kegagalan sel ß setelah infeksi
virus. Demikian juga gen-gen khusus yang diduga meningkatkan kerentanan terhadap virus diabetogenik atau mungkin dikaitkan dengan gen-gen yang
merangsang sistem imun tertentu selama predisposisi terhadap respon autoimun sel-sel pulau-pulau langerhan autoegresi Serwot, 2008.
c. Bahan Toksik atau Beracun