2.8 Perilaku ibu
Perilaku adalah segala bentuk tanggapan dari individu terhadap lingkungannya dan merupakan suatu perwujudan dari adanya kebutuhan. Untuk
mewujudkan sikap dalam pemberian makanan bergizi menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu yang memungkinkan antara lain adalah
fasilitas. Tingkatan praktik adalah mulai dari persepsi, respon terpimpin, mekanisme dan adaptasi.
Dimana dalam perilaku pemberian makanan bergizi ini dapat terlihat dari ibu bisa memilih makanan yang bergizi bagi keluarganya terutama balita, serta ibu dapat
pula memilih bahan makanan yang bergizi tinggi berdasarkan bahan yang murah dan sederhana Notoatmodjo, 2002.
2.8.1 Pengetahuan Ibu
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang overt behavior. Pengetahuan merupakan hasil tahu
dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan ini terjadi melalui pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
raba. Notoatmodjo, 2003 Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu antara lain
sebagai berikut : 1. Umur ibu
Umur ibu sangat berpengaruh karena semakin muda umur ibu pada saat mempunyai anak maka pengalaman yang dimiliki tentang pemenuhan gizi balita
Universitas Sumatera Utara
semakin sedikit, ibu yang masih muda cenderung kurang peduli pada kebutuhan gizi balita Suhardjo, 1996.
2. Pekerjaan ibu Ibu yang bekerja sebagai pencari nafkah diluar rumah akan menyita
waktunya dalam mempersiapkan makanan bagi keluarganya, sehingga terpaksa dialihkan kepada orang lain demikian juga dalam pemberian makan kepada balita
Suhardjo, 1996. 3. Pendapatan keluarga
Masalah gizi selain dipengaruhi oleh asupan zat gizi, keadaan kesehatan individu juga berkaitan erat dengan keadaan sosial ekonomi masyarakat. Pada
umumnya kekurangan zat gizi berkaitan erat dengan masalah kemiskinan. 4. Pendidikan ibu
Pendidikan ibu memberikan pengaruh terhadap perilaku perawatan anak, khususnya tanggung jawab dalam memilih makanan. Tingkat pendidikan yang rendah
mempengaruhi penerimaan informasi termasuk gizi, sehingga pengetahuan akan terbatas Sediaoetama, 2004.
Tingkat pendidikan ibu erat kaitannya dengan keadaan gizi anak. Hal ini disebabkan karena ibu rumah tangga mempunyai peranan penting dalam menentukan
dan mengatur belanja keluarga, karena makin tinggi pendidikan ibu maka makin baik status gizi anak Hasanah, 2012.
2.8.2 Sikap ibu
Newcomb dalam Notoatmodjo 2003, sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap
Universitas Sumatera Utara
belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap merupakan suatu kedaan mental dan saraf dari
kesiapan, yang diatur melalui respon individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan dengannya dan bersifat dinamis Widayatun, 2004.
Dalam penentuan sikap, pengetahuan, berpikir, keyakinan dan emosi memegang peranan penting. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap adalah
kepribadian, intelegensia, minat dan motivasi individu tersebut faktor intrinsik. Sedang faktor ekstrinsik adalah faktor lingkungan, pendidikan, idiologi, ekonomi,
politik serta pertahanan dan keamanan Hankam. Sikap dapat dipelajari dan dibentuk sehingga sikap akan mencerminkan kepribadian dan karakter seseorang. Kebutuhan
sikap yang cenderung dinamis tentu dibarengi dengan perubahan sikap melalui beberapa tahapan yaitu perhatian, mengerti, menerima dan keyakinan proses
rasional. Sikap ibu terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian ibu terhadap ceramah-ceramah tentang gizi. Merespon dengan memberikan jawaban
ketika ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Kemudian mengajak tetangga untuk pergi menimbangkan anaknya ke posyandu adalah
menunjukkan ibu mempunyai sikap positif terhadap gizi anaknya. Sehingga diharapkan kepada ibu-ibu dapat meningkatan atau mempertahankan gizi dengan baik
yang meliputi : 1. Ibu dapat memilih makanan yang bergizi tinggi bagi balita.
2. Ibu dapat memasak dan memilih makanan yang bergizi tinggi berdasarkan bahan- bahan yang murah dan sederhana.
3. Timbulnya kebiasaan makan yang baik.
Universitas Sumatera Utara
4. Semua bayi disusui ibunya sampai berusia 2 tahun dan mendapatkan makanan tambahan sesuai dengan kebutuhannya.
5. Pemanfaatan pekarangan untuk meningkatkan gizi keluarga. 2.9 Pernikahan
Pernikahan adalah hubungan yang sah dari dua orang yang berlainan jenis kelamin. Sahnya hubungan tersebut berdasarkan atas hukum perdata yang berlaku,
agama atau peraturan-peraturan lain yang dianggap sah dalam negara bersangkutan. Sedangkan di Indonesia perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Perkawinan
bukan merupakan komponen yang langsung memengaruhi pertambahan penduduk akan tetapi mempunyai pengaruh cukup besar terhadap fertilitas yang merupakan
salah satu unsur pertumbuhan penduduk Lembaga Demografi FEUI, 2007. Perkawinanpernikahan adalah ikatan batin antara pria dan wanita sebagai
suami istri dengan tujuan membentuk keluargarumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa UU Perkawinan No1 Tahun 1974
Sudarsono, 2005.
2.9.1 Pernikahan Usia Dini