Risiko Pernikahan Usia Dini

3. Faktor Lingkungan dan Pergaulan Tidak bisa dipungkiri, masih ada pula perkawinan usia muda yang terjadi karena hamil dimasa pacaran. 4. Faktor Pendidikan Remaja khususnya wanita mempunyai kesempatan yang lebih kecil untuk mendapatkan pendidikan formal dan pekerjaan yang pada akhirnya mempengaruhi kemampuan pengambilan keputusan dari pemberdayaan mereka untuk menunda perkawinan Ellya Sibagariang, dkk, 2010.

2.9.3 Risiko Pernikahan Usia Dini

1. Risiko Sosial Pernikahan Usia Dini Masa remaja merupakan masa untuk mencari identitas diri dan membutuhkan pergaulan dengan teman-teman sebaya. Pernikahan dini secara sosial akan menjadi bahan pembicaraan teman-teman remaja dan masyarakat. Pernikahan dini mengakibatkan remaja berhenti sekolah sehingga kehilangan kesempatan untuk menuntut ilmu sebagai bekal hidup di masa depan. Pernikahan dini memberi pengaruh bagi kesejahteraan keluarga dan dalam masyarakat secara keseluruhan. Wanita yang kurang berpendidikan dan tidak siap menjalankan perannya sebagai ibu akan kurang mampu untuk mendidik anaknya sehingga anak akan tumbuh dan berkembang secara kurang baik, yang dapat merugikan masa depan anak tersebut. 2. Risiko Kejiwaan Pernikahan Usia Dini Perkawinan pada umumnya merupakan peralihan dalam kehidupan seseorang dan oleh karenanya mengandung stres. Untuk itu menghadapi perkawinan diperlukan kesiapan mental dari suami maupun istri, yaitu bahwa dia mulai beralih dari masa Universitas Sumatera Utara hidup sendiri kemasa hidup bersama dan berkeluarga. Kesiapan dan kematangan mental ini biasanya belum dicapai pada umur di bawah 20 tahun. Apabila wanita pada masa perkawinan usia muda menjadi hamil dan secara mental belum mantap, maka janin yang di kandungnya akan menjadi anak yang tidak dikehendaki ini berakibat jauh terhadap perkembangan jiwa anak sejak dalam kandungan. Bila anak lahir, ibu biasanya kurang memberikan perhatian dan kasih sayang malahan anak dianggap sebagai beban. Sebagai akibat kurang matangnya kejiwaan dan emosi remaja, maka pernikahan dini akan menimbulkan perasaan gelisah kadang-kadang mudah timbul rasa curiga dan pertengkaran suami istri sering terjadi ketika masa bulan madu sudah berakhir. Masalah tersebut akan bertambah apabila pasangan tersebut terpaksa tinggal ditempat orang tua dan belum memiliki pekerjaanpenghasilan yang memadai. Tidak jarang pasangan ini mengalami ketidak harmonisan dalam kehidupan keluarga, sehingga pernikahan tidak bahagia, bahkan dapat berakhir dengan perceraian. Dalam hal ini maka remaja wanita lebih menderita dari remaja pria. 3. Risiko Kesehatan Pernikahan Usia Dini Risiko kesehatan terutama terjadi pada pasangan wanita pada saat mengalami kehamilan dan persalinan. Kehamilan mempunyai dampak negatif terhadap kesejahteraan seorang remaja. Sebenarnya ia belum siap mental untuk hamil, namun karena keadaan ia terpaksa menerima kehamilan dengan risiko. Universitas Sumatera Utara Berikut beberapa risiko kehamilan dan persalinan yang dapat dialami oleh remaja usia kurang dari 20 tahun : a. Kurang darah anemia ada masa kehamilan dengan akibat yang buruk bagi janin yang dikandungnya seperti pertumbuhan janin terhambat, kelahiran prematur. b. Kurang gizi pada masa kehamilan yang dapat mengakibatkan perkembangan biologis dan kecerdasan janin terhambat. Bayi lahir dengan berat badan rendah. c. Penyulit pada saat melahirkan seperti perdarahan dan persalinan lama. d. Preeklampsi dan eklampsi yang dapat membawa maut bagi ibu maupun bayinya. e. Ketidakseimbangan besar bayi dengan lebar panggul. Biasanya ini akan menyebabkan macetnya persalinan. Bila tidak diakhiri dengan operasi caesar maka keadaan ini akan menyebabkan kematian ibu maupun janinnya. f. Pasangan yang kurang siap untuk menerima kehamilan untuk mencoba melakukan pengguguran kandungan aborsi yang dapat berakibat kematian bagi wanita. g. Pada wanita yang menikah sebelum usia 20 tahun mempunyai risiko kira-kira dua kali lipat untuk mendapatkan kanker servik dibanding wanita yang menikah pada umur yang lebih tua Ellya Sibagariang, dkk, 2010. Universitas Sumatera Utara

2.10 Kerangka konsep

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MENIKAH PADA USIA DINI TENTANG PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA SUCOPANGEPOK KECAMATAN JELBUK KABUPATEN JEMBER

0 3 130

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MENIKAH PADA USIA DINI TENTANG PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA SUCOPANGEPOK KECAMATAN JELBUK KABUPATEN JEMBER

0 39 18

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MENIKAH PADA USIA DINI TENTANG PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA SUCOPANGEPOK KECAMATAN JELBUK KABUPATEN JEMBER

0 8 18

PERBANDINGAN EFISIENSI REPRODUKSI SAPI SIMMENTAL CROSS YANG DIINSEMINASI TAHUN 2007 DAN 2008 DI KECAMATAN GUNUNG TOAR KABUPATEN KUANTAN SINGINGI - RIAU.

0 0 6

LPSE Kabupaten Kuantan Singingi PENGUMUMAN TOAR

0 0 2

PERUBAHAN POLA PERMUKIMAN DESA KOTO KOMBU KECAMATAN HULU KUANTAN KABUPATEN KUANTAN SINGINGI RIAU

0 1 15

Gambaran Perilaku Ibu Yang Menikah Di Usia dini Dalam Pemenuhan Gizi Balita Di Desa Pulau Mungkur Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau Tahun 2012

0 0 35

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Balita - Gambaran Perilaku Ibu Yang Menikah Di Usia dini Dalam Pemenuhan Gizi Balita Di Desa Pulau Mungkur Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau Tahun 2012

0 0 21

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Gambaran Perilaku Ibu Yang Menikah Di Usia dini Dalam Pemenuhan Gizi Balita Di Desa Pulau Mungkur Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau Tahun 2012

0 0 7

GAMBARAN PERILAKU IBU YANG MENIKAH DI USIA DINI DALAM PEMENUHAN GIZI BALITA DI DESA PULAU MUNGKUR KECAMATAN GUNUNG TOAR KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

0 0 16