Kepemilikan terpusat sendiri merupakan aspek yang penting dalam corporate governance karena dianggap sebagai salah satu
faktor yang mampu mengatasi masalah keagenan. Adanya kepentingan dalam menjaga kelangsungan hidup perusahaan,
membuat mereka akan berusaha untuk mengarahkan para manajer pada tindakan yang sejalan dengan tujuan pemilik perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa semakin terpusat kepemilikan saham akan meningkatkan keefektifan
pengawasan terhadap manajemen terutama dalam hal peminjaman, sebab jumlah utang yang terlalu tinggi akan meningkatkan resiko
financial distress yang berpengaruh terhadap going concern perusahaan.
2.1.6. Kualitas Audit
Adanya asumsi dalam teori agensi bahwa manusia itu selalu self intererest. Maka dibutuhkan pihak ketiga yang independen yang
menjembatani kepentingan antara prinsipal dengan agen, dalam hal ini disebut auditor eksternal. Craswell et al., 1995 dalam Fanny dan Saputra
2005 menyatakan bahwa:
Klien biasanya mempersepsikan bahwa auditor yang berasal dari Kantor Akuntan Publik besar dan yang memiliki afiliasi dengan
Kantor Akuntan Publik internasionallah yang memiliki kualitas yang lebih tinggi karena auditor tersebut memiliki karakteristik yang dapat
dikaitkan dengan kualitas, seperti pelatihan, pengakuan internasional, serta adanya peer review.
Universitas Sumatera Utara
Pemilihan auditor dengan kualitas tinggi dinilai mampu meningkatkan tingkat kredibilitas laporan keuangan, karena KAP besar umumnya akan
menjaga reputasi mereka dengan selalu berusaha meningkatkan kualitas kinerja mereka dalam mengaudit suatu perusahaan. Auditor yang berasal dari
KAP besar cenderung lebih berani mengeluarkan opini audit going concern terhadap perusahaan yang memang seharusnya mendapatkan opini tersebut.
Kualitas audit sering diproksikan dengan KAP yang berafiliasi dengan The Big Four maupun dengan Non Big Four. Ukuran KAP the big four
didasarkan pada besarnya jumlah pendapatan yang diterima atas jasa audit atau jasa lainnya. Kategori KAP the big four di Indonesia terdiri dari:
a. KAP Deloitte Touche Tohmatsu Deloitte yang berafiliasi dengan Hans
Tuanakotta Mustofa Halim; Osman Ramli Satrio Rekan; Osman Bing Satrio Rekan.
b. KAP Ernst Young EY yang berafiliasi dengan Prasetio Utomo Co;
Prasetio, Sarwoko Sandjaja; Purwantono, Sarwoko Sandjaja. c.
KAP Klynveld Peat Marwick Goerdeler KPMG yang berafiliasi dengan Siddharta-Siddharta Widjaja.
d. KAP Pricewaterhouse Coopers PwC yang berafiliasi dengan Hadi
Sutanto Rekan; Haryanto Sahari Rekan; Tanudiredja Wibisana Rekan.
2.1.7. Opini Tahun Sebelumnya
Perusahaan yang menerima opini audit going concern pada tahun sebelumnya akan cenderung menerima opini yang sama untuk tahun
Universitas Sumatera Utara
berikutnya karena kegiatan usaha suatu perusahaan pada tahun tertentu berhubungan dengan keadaan di tahun sebelumnya. Dalam penelitian ini,
opini audit tahun sebelumnya dikelompokkan menjadi dua yaitu auditee dengan opini going concern
Mutchler 1984 menyatakan bahwa “perusahaan yang menerima opini audit going concern pada tahun sebelumnya lebih cenderung untuk
menerima opini yang sama pada tahun berjalan”. Selain itu, Mutchler 1985 juga menguji pengaruh ketersediaan informasi publik terhadap prediksi opini
audit going concern, yaitu tipe opini audit yang telah diterima perusahaan. Hasilnya menunjukkan bahwa model discriminant analysis
yang memasukkan tipe opini audit tahun sebelumnya mempunyai akurasi prediksi
keseluruhan yang paling tinggi sebesar 89,9 persen dibanding model yang lain. Hal ini didukung oleh penelitian Tampubolon 2011 dan Pandiangan
2013 yaitu opini going concern tahun sebelumnya berpengaruh positif secara signifikan terhadap opini audit going concern pada tahun berikutnya.
GCAO dan tanpa opini going concern
NGCAO.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Tinjauan Peneliti Terdahulu Tabel 2.2