Tabel 4.6 Opini Audit Going Concern
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid NGCAO 43
71.7 71.7
71.7 GCAO
17 28.3
28.3 100.0
Total 60
100.0 100.0
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Berdasarkan tabel 4.6 dapat dideskripsikan bahwa variabel dependen, yaitu
opini audit going concern GCAO, merupakan skala nominal yang menggunakan variabel dummy. Dimana perusahaan yang menerima opini audit going concern
diberi kode “1” sedangkan perusahaan yang menerima opini audit non going concern diberi kode “0”. Data yang diolah bersifat valid karena semua data
diproses. Perusahaan yang menerima opini audit going concern sebanyak 17 perusahaan atau 28,3 dari otalkeseluruhan data sedangkan perusahaan yang
menerima opini audit non going concern sebanyak 43 perusahaan atau 71,7 dari total keseluruhan data.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2 Statistik Inferensial 4.2.2.1 Menilai Keseluruhan Model Overall Model Fit
Uji ini digunakan untuk menilai model yang telah dihipotesakan telah fit atau tidak dengan data. Adapun hipotesis yang digunakan yaitu
sebagai berikut: H0: Model yang dihipotesiskan fit dengan data
Ha: Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara - 2Log
likelihood awal block number = 0 dengan nilai -2Log likelihood akhir block number = 1.
Tabel 4.7 Perbandingan Nilai -
2Log Likelihood Awal dengan -2Log Likelihood Akhir
- 2Log likelihood awal block number = 0
71,529 -
2Log likelihood akhir block number = 1 7,695
Method : Enter Sumber : Hasil Pengolahan SPSS
Tabel 4.7 menunjukkan perbandingan antara nilai -2 Log likelihood awal dan -2 Log likelihood akhir, dimana terjadi penurunan
nilai -2 Log likelihood awal block number = 0 yaitu 71,529 menjadi 7,695 pada nilai -2 Log likelihood akhir block number = 1. Tabel
selengkapnya yang menjelaskan tentang penurunan nilai -2 Log likelihood dapat dilihat dalam lampiran ix. Selisih antara nilai -2 Log
likelihood awal dan akhir sebesar 63,834 71,529 – 7,695 menunjukkan
Universitas Sumatera Utara
adanya penurunan nilai -2 Log likelihood. Adanya penurunan tersebut menunjukkan bahwa H0 diterima yaitu model yang dihipotesakan fit
dengan data. Artinya setiap penambahan variabel independen yaitu komite audit, kepemilikan manajerial, kepemilikan terpusat, kualitas
audit, dan opini tahun sebelumnya ke dalam penelitian akan memperbaiki model penelitian ini.
4.2.2.2 Menilai Kelayakan Model Regresi
Pengujian kelayakan model regresi logistik dilakukan dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test yang
diukur dengan nilai Chi-Square. Probabilitas signifikansi yang diperoleh kemudian dibandingkan deng
an tingkat signifikansi α 5. Hipotesis yang digunakan untuk menilai kelayakan model regresi yaitu
sebagai berikut: H0 : Tidak ada perbedaan antara model dengan data
Ha : Ada perbedaan antara model dengan data
Tabel 4.8 Tabel
Hosmer and Lemeshow Test Step
Chi-square df
Sig. 1
1.495 7
.982
Sumber Hasil Pengolahan SPSS Tabel 4.8 menunjukkan hasil pengujian Hosmer and Lameshow.
Hasil pengujian statistik ini menunjukkan nilai Chi-square sebesar 1,495 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,982 yang nilainya lebih
besar dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa H0 diterima sehingga
Universitas Sumatera Utara
model regresi layak untuk digunakan karena sesuai dengan data observasinya.
Tabel 4.9 Contingency Table for Hosmer dan Lameshow Test
GCAO = .00 GCAO = 1.00
Total Observed Expected Observed Expected
Step 1 1 7
7.000 .000
7 2
5 5.000
.000 5
3 8
8.000 .000
8 4
8 7.921
.079 8
5 6
5.781 .219
6 6
5 5.620
1 .380
6 7
4 3.677
1 1.323
5 8
.000 7
7.000 7
9 .000
8 8.000
8
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai yang diamati dan nilai yang
diprediksi tidak memiliki perbedaan yang ekstrim, sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi logistik yang digunakan mampu
memprediksi nilai observasinya.
4.2.2.3 Koefisien Determinasi
Tujuan dari digunkanannya koefisien determinasi yaitu untuk mengetahui seberapa besar variabilitas variabel-variabel independen
mampu memperjelas variabilitas variabel dependen. Koefisien
Universitas Sumatera Utara
determinasi pada regresi logistik dapat dilihat pada nilai Nagelkerke R Square.
Tabel 4.10 Model Summary
Step -2 Log
likelihood Cox Snell R
Square Nagelkerke R
Square 1
7.695
a
.655 .940
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai Cox Snell R Square
sebesar 0,655 dan nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,940. Hal ini menunjukkan variabilitas variabel independen untuk memperjelas
variabel dependen adalah sebesar 94, sementara sisanya yaitu sebesar 6 dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model penelitian ini.
4.2.2.4 Pengujian Hipotesis
Tujuan dari pengujian hipotesis yaitu untuk menguji pengaruh variabel-variabel independen yang terdiri dari komite audit,
kepemilikan manajerial, kepemilikan terpusat, kualitas audit, dan opini tahun sebelumnya terhadap penerimaan opini audit going concern.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan hasil uji regresi yang ditunjukkan dalam table variables in the equation, yaitu dengan
membandingkan nilai pada kolom signifikan dengan nilai signifikansi
Universitas Sumatera Utara
yang digunakan α = 0,05. Apabila tingkat signifikansi 0,05, maka hipotesis diterima
. Ha ditolak jika α 0,05.
Tabel 4.11 Variables in Equation
B S.E.
Wald Df
Sig. ExpB
Step 1
a
KOMITE -7.063 23696.236
.000 1
1.000 .001
MAN_OWN .008
.094 .007
1 .935
1.008 BLOCK
-.061 .187
.108 1
.743 .941
ADTR -16.307
6697.921 .000
1 .998
.000 PRIOP
40.678 11467.689 .000
1 .997
4.635E17 Constant
20.826 71088.709 .000
1 1.000
1.108E9
a. Variables entered on step 1: KOMITE, MAN_OWN, BLOCK, ADTR, PRIOP.
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Dari pengujian persamaan regresi logistik tersebut, diperoleh sebuah
persamaan model regresi logistik sebagai berikut :
GCAO = 20,826 -7,063 KOMITE + 0,008 MAN_OWN –0,061 BLOCK -
16,307 ADTR + 40,678 PRIOP +
ε
Berdasarkan table 4.11 tersebut dapat diperoleh hasil uji regresi logistic yang diperlukan untuk menguji hipotesis. Maka hasil pengujian hipotesis yaitu
sebagai berikut :
H1 : Komite audit berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going-concern pada perusahaan manufaktur.
Berdasarkan tabel 4.11, komite audit mempunyai koefisien negatif sebesar 7,063 dengan tingkat signifikansi 1,000 0,05. Artinya H1 tidak dapat didukung
Universitas Sumatera Utara
atau dapat disimpulkan bahwa komite audit berpengaruh negatif namun tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.
H2 : Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit
going-concern pada perusahaan manufaktur.
Berdasarkan tabel 4.11, kepemilikan manajerial mempunyai koefisien positif sebesar 0,008 dengan tingkat signifikansi 0,935 0,05. Artinya H2 tidak
dapat didukung atau dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manjerial berpengaruh positif namun tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan opini
audit going concern.
H3 : Kepemilikan terpusat berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit
going-concern pada perusahaan manufaktur.
Berdasarkan tabel 4.11, kepemilikan terpusat mempunyai koefisien negatif sebesar 0,061 dengan tingkat signifikansi 0,743 0,05. Artinya H3 tidak dapat
didukung dan dapat disimpulkan bahwa kepemilikan terpusat berpengaruh negatif namun tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan opini audit going
concern.
H4 : Kualitas audit berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going-concern pada perusahaan manufaktur
Berdasarkan tabel 4.11, kualitas audit mempunyai koefisien negatif sebesar 16,307 dengan tingkat signifikansi 0,998 0,05. Artinya H4 tidak dapat
didukung atau dapat disimpulkan bahwa kualitas audit berpengaruh negatif namun tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan opini audit going
concern.
Universitas Sumatera Utara
H5 : Opini tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit
going-concern pada perusahaan manufaktur.
Berdasarkan tabel 4.11, opini tahun sebelumnya mempunyai koefisien positif sebesar 40,678 dengan tingkat signifikansi 0,997 0,05. Artinya H5
ditolak atau dapat disimpulkan bahwa opini tahun sebelumnya berpengaruh positif namun tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan opini audit going
concern.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pengaruh dari Komite Audit terhadap Penerimaan Opini Audit
Going Concern
Variabel komite audit diukur dengan menghitung jumlah anggota komite audit. Dimana minimal jumlah anggota komite audit terdiri dari 3 orang
sesuai dengan peraturan BAPEPAM No IX.I.5. Variabel tersebut menunjukkan nilai koefisien negatif sebesar 7,063 dengan signifikansi
sebesar 1,000 yaitu lebih besar dari 0,05 5. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel ini memiliki arah hubungan yang berlawanan dan tidak
berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Arah hubungan yang berlawanan menunjukkan bahwa jika jumlah komite audit
dalam perusahaan semakin banyak, maka kemungkinan peneriman opini audit going concern pada perusahaan akan semakin kecil. Sedangkan nilai
signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa variabel komite audit belum dapat memberikan bukti yang konsisten tentang pengaruhnya
terhadap penerimaan opini audit going concern. Hal ini dikarenakan terdapat
Universitas Sumatera Utara
faktor-faktor mekanisme corporate governance lainnya yang mempengaruhi pertimbangan dari opini yang dikeluarkan oleh auditor.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Rahayu 2007, Setiawan 2011 dan Linoputri 2010 bahwa komite audit tidak
berpengaruh secra signifikan terhadap peneriman opini audit going concern. Adanya pengaruh yang tidak signifikan dari jumlah komite audit dapat
menjadi suatu sinyal bagi komite audit agar dapat membantu Dewan Komisaris agar pengendalian internal perusahaan dapat menjadi lebih efektif.
Sebab meskipun hampir semua perusahaan yang menjadi dampel memiliki komite audit, ternyata hal tersebut tidak mempengaruhi pertimbangan auditor
dalam memberikan opininya. Sehingga tiap-tiap perusahaan perlu memiliki pemahaman yang lebih baik lagi dalam penerapan prinsip-prinsip Good
Corporate Governance agar kinerja perusahaan menjdai lebih baik lagi.
2. Pengaruh dari Kepemilikan Manajerial terhadap Penerimaan Opini Audit
Going Concern
Variabel kepemilikan manajerial diukur dengan menghitung persentase kepemilikan manajerial dewan direksi dan dewan komisaris. Variabel
tersebut menunjukkan nilai koefisien positif sebesar 0,008 dengan signifikansi sebesar 0,935 yaitu lebih besar dari 0,05 5. Hal tersebut
menunjukkan bahwa variabel ini memiliki arah hubungan yang positif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.
Arah hubungan yang positif atau searah menunjukkan bahwa jika proporsi kepemilikan manajerial semakin meningkat, maka kemungkinan peneriman
Universitas Sumatera Utara
opini audit going concern pada perusahaan akan semakin besar. Hal ini menunjukkan bahwa semakin meningkatnya kepemilikan manjerial justru
dapat menurunkan kinerja perusahaan karena pihak manajemen menjadi lebih leluasa untuk mengambil keputusan sehingga kondisi tersebut menjadi
ancaman pagi para pemegang saham eksternal. Sedangkan nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa variabel kepemilikan
manajerial belum dapat memberikan bukti yang konsisten tentang
pengaruhnya terhadap penerimaan opini audit going concern.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Hartas 2011 dan Januarti 2009 dimana kepemilikan manajerial tidak berpengaruh
terhadap pernerimaan opini audit going concern. Namun tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Linoputri 2010 dan Adjani 2013
bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap penerimaan audit going concern. Hal ini disebabkan oleh banyaknya faktor yang
mempengaruhi pertimbangan auditor dalam memberikan opini baik internal maupun eksternal.
3. Pengaruh dari Kepemilikan Terpusat terhadap Penerimaan Opini Audit
Going Concern
Variabel kepemilikan terpusat diukur dengan menghitung persentase kepemilikan terbesar dari jumlah saham yang beredar dalam suatu
perusahaan. Kepemilikan terpusat umumnya mencapai 20 atau lebih. Variabel kepemilikan terpusat menunjukkan nilai koefisien negatif sebesar
0,061 dengan tingkat signifikansi 0,743 yaitu lebih besar dari 0,05 5. Hal
Universitas Sumatera Utara
tersebut menunjukkan bahwa variabel ini memiliki arah hubungan yang negatif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit
going concern. Arah hubungan yang negatif menunjukkan bahwa jika proporsi kepemilikan terpusat semakin meningkat, maka kemungkinan
peneriman opini audit going concern pada perusahaan akan semakin kecil. Hal ini menunjukkan bahwa semakin meningkatnya kepemilikan terpusat
justru dapat meningkatkan pengendalian internal perusahaan yang selanjutnya berdampak pada penerimaan opini audit. Sedangkan nilai signifikansi yang
lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa variabel kepemilikan terpusat belum dapat memberikan bukti yang konsisten tentang pengaruhnya terhadap
penerimaan opini audit going concern.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ballesta dan Gracia-Meca 2005 serta Linoputri 2010 bahwa kepemilikan
terpusat tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.
Pemegang saham mayoritas akan tetap menginginkan adanya transparansi baik dalam segala kondisi. Baik ketika perusahaan menerima
opini audit going concern atau tidak.
4. Pengaruh dari Kualitas Audit terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern
Variabel kualitas audit diproksikan dengan reputasi auditor yang berafiliasi dengan KAP BigFour dan KAP Non-BigFour. Variabel tersebut
mempunyai koefisien negatif sebesar 16,307 dengan tingkat signifikansi 0,998 yaitu lebih besar dari 0,05 5. Hal tersebut menunjukkan bahwa
Universitas Sumatera Utara
variabel ini memiliki arah hubungan yang negatif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Arah hubungan
yang negatif menunjukkan bahwa jika perusahaan menggunakan jasa auditor yang berafiliasi dengan KAP BigFour justru kemungkinan penerimaan opini
audit going concern akan semakin kecil dan sebaliknya.
Penggunaan auditor dari KAP yang berafiliasi dengan BigFour akan cenderung membutuhkan biaya
besar dan perusahaan dalam kondisi yang tidak baik akan cenderung memilih auditor dari KAP Non-BigFour. Dengan demikian KAP BigFour akan
cenderung mengaudit entitas dengan kondisi yang baik sehingga kemungkinan penerimaan opini audit going concern akan semakin kecil.
Sedangkan nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa variabel kualitas
audit belum dapat memberikan bukti yang konsisten tentang pengaruhnya terhadap penerimaan opini audit going concern.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Tamba 2009 , Tampubolon 2011 dan Pandiangan 2013 yang menemukan bukti
bahwa kualitas audit tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going
concern. Namun hasil ini tidak konsisten dengan penelitian Januarti 2009 yang diproksikan dengan auditor industry specialization dan Noverio
2011 yang menyatakan bahwa kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.
5. Pengaruh dari Opini Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit
Going Concern
Variabel opini tahun sebelumnya yaitu opini audit yang diterima oleh auditee pada tahun sebelumnya. Variabel tersebut mempunyai koefisien
Universitas Sumatera Utara
positif sebesar 40,678 dengan tingkat signifikansi 0,997 yaitu lebih besar dari 0,05 5. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel ini memiliki arah
hubungan yang positif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Arah hubungan yang positif atau searah
menunjukkan opini yang diterima oleh auditee pada tahun sebelumnya akan mempengaruhi jenis opini yang akan diterima pada tahun berjalan. Hal ini
dikarenakan kegiatan usaha entits pada tahun tertentu berhubungan dengan keadaan di tahun sebelumnya. Sedangkan nilai signifikansi yang lebih besar
dari 0,05 menunjukkan bahwa variabel opini tahun sebelumnya belum dapat memberikan bukti yang konsisten tentang pengaruhnya terhadap penerimaan
opini audit going concern.
Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Setyarno,dkk 2006 dan Pandiangan 2013 yang membuktikan bahwa opini
tahun sebelumnya berpengaruh positif dengan opini di tahun selanjutnya. Namun, hasil penelitian yang tidak signifikan dalam penelitian ini berlawanan
dengan hasil penelitian dari kedua penelitian tersebut.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan