Going Concern Opini Audit Going Concern

2.1.3. Going Concern

Going concern dapat diartikan sebagai kemampuan suatu entitas untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Itu artinya diperlukan suatu proses atau kegiatan operasional entitas yang berkesinambungan agar entitas tersebut dapat bertahan hidup. Dikatakan bahwa going concern merupakan salah satu konsep yang paling penting yang mendasari pelaporan keuangan Gary dan Manson, 2000 dalam Doris 2010. Dalam penelitian Arens, 2002: 66 menyebutkan bahwa faktor-faktor yang dapat menimbulkan ketidakpastian mengenai kemampuan suatu entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya terdiri dari: a. Kerugian operasi atau kekurangan modal kerja yang berulang dan signifikan. b. Ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya ketika jatuh tempo. c. Kehilangan pelanggan utama, terjadi bencana yang tidak dijamin oleh asuransi seperti gempa bumi, banjir, atau masalah ketenagakerjaan yang tidak biasa. d. Pengadilan, perundang-undangan, atau hal-hal serupa lainnya yang sudah terjadi dan dapat membahayakan kemampuan entitas untuk beroperasi. Sedangkan menurut Altman dan McGough, 1974, masalah going concern terbagi menjadi dua yaitu “masalah keuangan yang meliput i kekurangan defisiensi likuiditas, defisiensi ekuitas, penunggakan utang, kesulitan memperoleh dana, serta masalah operasi yang meliputi kerugian operasi yang terus-menerus, prospek pendapatan yang meragukan, kemampuan operasi terancam, dan pengendalian yang lemah atas operasi”. Universitas Sumatera Utara

2.1.4. Opini Audit Going Concern

Dalam menentukan opini audit, seorang auditor eksternal harus dapat mengaitkannya dengan penggunaan asumsi going concern pada penyusunan laporan keuangan. Auditor eksternal juga harus mampu mengidentifikasi setiap tahap kegagalan bisnis yang mungkin sedang dialami oleh kliennya agar dapat secara cermat menentukan opini audit yang akan diberikan. Menurut Purba, 2009, “informasi tersebut harus dilakukan dengan mengevaluasi bukti-bukti audit yang diperoleh selama pekerjaan lapangan dan evaluasi dilakukan dengan judgement pada saat menentukan opini audit yang akan diberikan”. Apabila akhirnya auditor menerbitkan laporan audit dengan modifikasi mengenai going concern, hal tersebut mengindikasikan bahwa ada keraguan auditor terhadap kemampuan kliennya untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. PSA 29 paragraf 11 huruf d IAI, 2001 : SA Seksi 508, paragraf 11 menyatakan bahwa keraguan yang besar tentang kemampuan suatu usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya going concern merupakan keadaan yang mengharuskan auditor menambahkan paragraf penjelasan atau bahasa penjelasan lain dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian unqualified opinion, yang dinyatakan oleh auditor. “Maka sebelum menerbitkan opini tersebut, auditor harus mempertimbangkan hasil dari operasi, kondisi ekonomi yang mempengaruhi perusahaan, kemampuan pembayaran hutang, dan kebutuhan likuiditas di masa yang akan datang” Sembiring, 2010. Menurut Boritz, 1991 tingkat Universitas Sumatera Utara keraguan yang berpengaruh terhadap opini audit yang diterbitkan dapat diurutkan sebagai berikut: Tabel 2.1 Pengaruh Tingkat Keraguan terhadap Opini Audit Tingkat Keraguan Laporan Keuangan Opini Audit Tidak terdapat keraguan atau terdapat keraguan kecil di bawah 20 Tidak perlu dilakukan pengungkapan Tidak berpengaruh Keraguan signifikan antara 20 hingga 49 Perlu dipertimbangkan pengungkapan akan adanya keraguan, penyebab adanya keraguan, rencana manajemen, dan potensi penyesuaian Tidak dilakukan modifikasi atas laporan audit sepanjang dilakukan pengungkapan yang memadai Keraguan besar antara 50 hingga 70 Perlu adanya pengungkapan akan adanya keraguan, penyebab adanya keraguan, rencana manajemen dan potensi penyesuaian Paragraf penjelasan pada laporan audit, walaupun pengungkapan pada laporan keuangan telah memadai Keraguan sangat besar dari 70 hingga 95 Perlu adanya pengungkapan informasi mengenai adanya keraguan, akrual atas kerugian yang dapat diprediksi jika dapat diestimasi dan jika tidak dapat diestimasi, perlu diungkapkan informasi terkait dengan adanya potensi penyesuaian Paragraf penjelasan pada laporan audit, walaupun pengungkapan pada laporan keuangan telah memadai Ketidakpercayaan atas asumsi going concern yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan di atas 95 Apabila asumsi going concern yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan tidak berlaku, maka laporean keuangan harus disusun berdasarkan basis lain Jika laporan keuangan disusun masih dengan menggunkan asumsi going concern, auditor wajib memberikan opini tidak wajar walaupun laporan keuangan mengungkapkan bahwa asumsi going concern tidak berlaku Sumber : Boritz, 1991 dalam Purba, 2009 Universitas Sumatera Utara Selain itu, beberapa kondisi yang juga menunjukkan masalah going concern telah diatur dalam IAI, 2001: SA seksi 341, paragraf 05, yaitu sebagai berikut: a. Tren negatif, misalnya kerugian operasi yang berulangkali terjadi, kekurangan modal kerja, arus kas negatif dari kegiatan usaha, rasio keuangan penting yang tidak baik. b. Petunjuk lain tentang kemungkinan kesulitan keuangan, misalnya kegagalan dalam memenuhi kewajiban utangnya atau perjanjian serupa, penunggakan pembayaran dividen, penolakan oleh pemasok terhadap pengajuan permintaan pembelian kredit biasa, rektrukturisasi utang, kebutuhan untuk mencari sumber atau metode pendanaan baru, atau penjualan sebagian besar aktiva. c. Masalah inten, misalnya pemogokan kerja atau kesulitan hubungan perburuhan yang lain, ketergantungan besar atas sukses projek tertentu, komitmen jangka panjang yang tidak bersifat ekonomis, kebutuhan untuk secara signifikan memperbaiki operasi. d. Masalah luar yang telah terjadi, misalnya pengaduan gugatan pengadilan, keluarnya undang-undang, atau masalah-masalah lain yang kemungkinan membahayakan kemampuan entitas untuk beroperasi; kehilangan franchise, lisensi atau paten penting; kehilangan pelanggan atau pemasok utama; kerugian akibat bencana besar seperti gempa bumi, banjir, kekeringan, yang tidak diasuransikan atau diasuransikan namun dengan pertanggungan yang tidak memadai.

2.1.5. Corporate Governance

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pergantian Manajemen, Biaya Audit, Reputasi Audit, Opini Audit dan Kesulitan Keuangan terhadap Pergantian Auditor secara sukarela (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2012-2013)

5 93 109

Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Dan Rasio Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 86 82

Pengrauh Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 119 108

Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance terhadap Pemberian Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2012

8 121 93

Pengaruh Likuiditas, Leverage¸Profitabilitas, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 61 99

Pengaruh Kualitas Audit, Profitabilitas, Leverage dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Conern Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 34 96

The Effect Of Good Corporate Governance, Leverage, and Previous Year Audit Opinion Towards Going Concern Audit Opinion

0 4 124

Pengaruh Kualitas Audit, Leverage, Ukuran Perusahaan dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 3 83

Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Dan Rasio Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Dan Rasio Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11