Peran Orang tua dalam Memberikan Pengetahuan Sakit

4.9.3. Peran Orang tua dalam Memberikan Pengetahuan Sakit

Orang tua merupakan seseorang yang paling mengetahui perkembangan anak dari usia balita hingga dewasa. Pengalaman dengan keluarga semakin diperkuat dalam proses pertumbuhan sehingga melalui pengalaman makin mengakrabkan seorang anak dengan lingkungan keluarga. Sosialisasi pengetahuan sakit sudah dilakukan orang tua sejak dini terhadap anaknya untuk mendorong, menggali dan mempelajari nilai dan norma-norma kebudayaan terhadap arti sakit. Berikut kutipan wawancara terhadap Mbah Nonong yang mempertegas penjelasan di atas wawancara yaitu : “Pengalaman sakit saya kebanyakan saya alami sendiri, sehingga saya tau harus berbuat apa dan bagaimana. Biasanya saya meminta informasi tentang penyakit serta gejala sakit dan pengobatan yang harus saya lakukan dari ibu ataupun bapak saya. Pengalaman ini yang terus saya ingat dipikiran saya, sehingga saya bisa mengatasi masalah sakit saya sendiri.” Berikut juga kutipan wawancara yang mempertegas kutipan wawancara di atas oleh Ibu Atik ”Dari sejak kecil, orang tua saya sudah mengajarkan apa itu sakit dan penyakit yang dibuktikannya dari ucapan dan tindakan kepada saya, sehingga saya mengerti apa yang harus saya lakukan dan tidak. Hal itu semata-mata dilakukan demi kebaikan saya.” Proses terjadinya sakit sejak manusia lahir sudah mengalami sakit, pengetahuan sakit juga diperkenalkan oleh manusia dari orang tua terdahulu kepada anaknya baik secara lisan ataupun tindakan yang dilakukan secara terus menerus. Hal Universitas Sumatera Utara ini menjelaskan keterikatan batin yang melekatkan identitas pengetahuan manusia menjadikan suatu perantara yang jelas terlihat bagaimana manusia mulai mengenal dan mengetahui sosialisasi kehidupan melalui peran orang tua sebagai agen yang utama dalam menyampaikan kebudayaan yang berhubungan dengan sakit dan penyakit pada pengetahuan mereka. Dalam kehidupan masyarakat, orang tua memiliki peran penting terhadap anaknya sebagai suatu agen utama dalam menyampaikan sisi negatif serta positif dari suatu tindakan yang dilakukan terhadap anaknya. Seseorang belajar dari budayanya, bagaimana seharusnya mereka berespon terhadap sakit seperti menganut kepercayaan bahwa sakit adalah akibat yang harus diterima karena mereka melakukan kesalahan jadi mereka tidak mengeluh jika ada merasa sakit.

4.9.4. Sakit pada anak-anak dan pengobatan tradisional dalam perspektif

Dokumen yang terkait

Gambaran Perilaku Masyarakat Pengguna Pengobatan Tradisional Shin She A Hok Tahun 2004

1 32 90

Respon Masyarakat Petani Terhadap Upaya Pemerintah Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Melalui Pembangunan Sektor Pertanian Di Desa Tanah Tinggi Kec. Air Putih Kab. Batu bara

0 41 170

Strategi Petani Dalam Menghadapi Resiko Harga Komoditas Kol,Sawi Putih Dan Wortel Di Tanah Karo (Studi Kasus: Desa Gurusinga, Kec.Berastagi, Kab. Tanah Karo)

9 42 130

Suwuk (Etnografi tentang Pengobatan Tradisional Etnis Jawa di Desa Aek Loba Pekan Kec. Aek Kuasan Kab. Asahan)

10 116 137

Strategi Petani Dalam Menghadapi Resiko Harga Komoditas Kol,Sawi Putih Dan Wortel Di Tanah Karo (Studi Kasus: Desa Gurusinga, Kec.Berastagi, Kab. Tanah Karo)

0 6 130

Strategi Petani Dalam Menghadapi Resiko Harga Komoditas Kol,Sawi Putih Dan Wortel Di Tanah Karo (Studi Kasus: Desa Gurusinga, Kec.Berastagi, Kab. Tanah Karo)

0 0 12

Strategi Petani Dalam Menghadapi Resiko Harga Komoditas Kol,Sawi Putih Dan Wortel Di Tanah Karo (Studi Kasus: Desa Gurusinga, Kec.Berastagi, Kab. Tanah Karo)

0 0 2

Strategi Petani Dalam Menghadapi Resiko Harga Komoditas Kol,Sawi Putih Dan Wortel Di Tanah Karo (Studi Kasus: Desa Gurusinga, Kec.Berastagi, Kab. Tanah Karo)

0 0 8

Strategi Petani Dalam Menghadapi Resiko Harga Komoditas Kol,Sawi Putih Dan Wortel Di Tanah Karo (Studi Kasus: Desa Gurusinga, Kec.Berastagi, Kab. Tanah Karo)

0 0 19

Strategi Petani Dalam Menghadapi Resiko Harga Komoditas Kol,Sawi Putih Dan Wortel Di Tanah Karo (Studi Kasus: Desa Gurusinga, Kec.Berastagi, Kab. Tanah Karo)

0 0 3