4.9.2. Peran sakit sebagai Sarana Mempererat Solidaritas
Sakit memiliki berbagai peran yang dapat menjelaskan keterikatan antara satu individu dengan individu manusia lain. Peran sosial dalam menempatkan makna sakit
sebagai saling ketergantungan antar sesama manusia, sehingga manusia saling membantu dalam menyelesaian permasalahannya. Di wilayah pedesaan norma sosial
tentang kekerabatan antar manusia masih dijalankan sampai sekarang dan sebagai identitas dari mempererat solidaritas. Berikut kutipan wawancara dari Ibu Leginem
antara lain : “Sakit memiliki peran sebagai sarana mempererat tali silaturahmi antar
masyarakat, yang menjadikan manusia saling membantu dan tolong menolong. misalnya ada tetangga yang terkena musibah atau kecelakaan, saya datang untuk
menjenguk dan memberikan makanan seperti sayur dan buah-buahan, bahkan ada yang memberikan uang untuk meringankan biaya berobat.”
Kutipan wawancara di atas diperkuat dari hasil wawancara dengan Ibu Manisem adalah sebagai berikut :
“ Saya sering memberikan makanan bagi orang sini yang lagi kena musibah. Saya sering menyempatkan diri untuk menjenguk, walaupun saya sibuk ke ladang.
Yang saya kasih kayak buah salak hasil dari kebun saya sendiri.”
Berikut juga kutipan wawancara yang mempertegas kutipan wawancara di atas oleh Ibu Mulianti yaitu:
“Kalau Ibu-ibu ada yang melahirkan sudah kewajiban bagi saya untuk membantu baik secara materi ataupun moril. Yang saya kasih kayak bedak bayi,
minyak telon, handuk, kain dan lain-lain. Selain itu saya kasih nasehat bagaimana cara mengatasi sakit sesudah melahirkan.”
Universitas Sumatera Utara
Aktivitas yang dilakukan oleh para tetangga atau sanak saudara setelah kelahiran bayi, yaitu dengan cara mengunjungi bayi yang baru lahir. Masyarakat desa
sudah lama melakukan tradisi ini dan tradisi ini pun masih dipertahankan. Pemahaman ini menerangkan keterlibatan setiap manusia dengan sesamanya dalam
mengalami suatu penerimaan arti tentang sakit yang dianggap lebih jelas. Pedoman tentang pemahaman sakit merupakan pewarisan konsep terhadap pemikiran manusia
yang menjelaskan bahwa setiap manusia menjadikan hidupnya dalam setiap golongan dan komunitas yang menciptakan asumsi yang dapat menyampaikan arti sakit kepada
generasinya, keturunannya dan kerabat sekitarnya. Perkembangan manusia juga sebagai indikasi dari pemikiran yang lebih maju dan menjadikan pemahaman akan
arti sakit menjadi lebih selektif dan memiliki norma yang lebih jelas dan dapat dimengerti dengan penyampaian yang lebih mudah. Perkembangan kelompok
generasi tertentu harus bisa menjaga dan merawat dari pandangan ilmu yang diwariskan sebagai dasar dari pemahaman terhadap ilmu untuk keturunannya.
Masyarakat desa merupakan masyarakat yang masih diikat dengan nilai-nilai dan cara-cara tradisional dalam bentuk persaudaraan tanpa memiliki memiliki batas
tertentu, sehingga masyarakat memiliki suatu kewajiban untuk membantu dan meringankan beban sesamanya dengan prinsip tolong-menolong tanpa mengharapkan
imbalan, sehingga masyarakat masih saling menghargai dan menghormati orang lain meskipun tidak terikat dengan hubungan darah. Eratnya hubungan tali persaudaraan
yang ada menjadikan masyarakat desa masih saling ketergantungan dengan lainnya,
Universitas Sumatera Utara
sehingga suatu masalah sakit ataupun penyakit dapat teratasi. Kebutuhan dalam pemikiran manusia yang sekarang juga mengalami perbedaan secara signifikan
dibandingkan zaman dahulu. Dari segi teknologi dan informasi juga memiliki banyak perbedaan yang mencolok, sehingga banyak hal-hal yang mengalami pergeseran
makna dari setiap individu manusia. Manusia sebagai makhluk yang memiliki akal dan pemikiran lebih
dibandingkan makhluk lain menempatkan diri bagaimana setiap manusia mengatasi serta menjaga kesehatannya dengan suatu pengetahuan yang ia miliki. Manusia
sebagai makhluk sosial juga mempunyai peran dalam hubungannya terhadap sesamanya. Peran ini yang mewajibkan manusia untuk saling tolong menolong dan
saling membantu yang terjadi pada seseorang yang memerlukan jasa seorang dukun dalam peemenuhan kebutuhan kesehatannya. Hal ini menjelaskan bagaimana budaya
juga menekankan adanya keikutsertaan orang lain dalam menjelaskan arti sakit kepada diri manusia secara kolektif.
Asumsi sakit pada manusia akan terus berkelanjutan hingga ke masa sekarang, sebagai warisan budaya dan modal sosial dalam kehidupan manusia di masa sekarang
ini. Pewarisan inilah yang merupakan salah satu budaya yang lekat dan dekat dengan kehidupan manusia itu sendiri, yang menjadi pola adaptasi serta interaksi antar
manusia dengan budayanya. Manusia terus tumbuh dan berkembang kearah yang lebih baik dan akan terus menjaga dan melestarikan budaya yang telah ada dari nenek
moyangnya hingga pada masa pada saat ini.
Universitas Sumatera Utara
4.9.3. Peran Orang tua dalam Memberikan Pengetahuan Sakit