Makna Jimat dalam Kebudayaan Jawa Terhadap Pengetahuan Sakit

Kepercayaan terhadap pencegahan gangguan roh jahat dengan cara membuat jimat yang berupa bawang putih, bawang merah, dan cabe yang ditusuki lidi. Jimat tersebut di letakkan di dalam kamar tempat bayi biasa tidur, kemudian penjagaan lain dilakukan dengan cara meletakkan sapu lidi kecil di dekat kepala bayi. Berikut kutipan wawancara dengan Warsiah. “Saya selalu menyiapkan barang-barang sebagai penangkal makhluk halus yang biasanya senang sekali sama anak bayi. Saya takut anak saya kenapa-kenapa kalo barang-barang ini gak disiapkan. Kan gak ada salahnya dilakukan buat jaga- jaga.” Fenomena di atas mempunyai arti terhadap pengalaman yang berhubungan dengan kepercayaan sakit. benda dengan berbagai macam bentuknya yang ditemukan sehari-hari, dijadikan jimat keselamatan dan diyakini memiliki kekuatan luar biasa. Hal tersebut diyakini bermanfaat sebagai penolak bala artinya tidak akan terkena guna-guna dan terlepas dari segala macam bahaya. Hal itu dapat dikaitkan pada cara pengobatan tradisional sebagai jimat yang diakui dapat memberikan keselamatan dan sebagai penangkal dari berbagai macam gejala sakit yang dipercayai oleh masyarakat pada masa sekarang ini.

4.9.5.4. Makna Jimat dalam Kebudayaan Jawa Terhadap Pengetahuan Sakit

Jimat merupakan fenomena sosial yang menarik untuk dikaji lewat perspektif ilmu-ilmu sosial, khususnya Ilmu Sosiologi. Fenomena jimat terjadi pada masyarakat tradisional maupun masyarakat modern. Jimat indentik sebagai sarana penambah kepercayan diri bagi penggunanya, menyangkut hal-hal mengenai keselamatan, kewibawaan, kesuksesan, maupun keberuntungan bagi si pengguna. Dalam Universitas Sumatera Utara penggunaannya jimat dapat berbentuk rajah atau mantra yang dituliskan pada benda- benda tertentu dan dianggap memiliki kekuatan magis yang mampu memberikan atau paling tidak mempermudah terwujudnya harapan si pengguna jimat itu sendiri. Jimat juga dapat berbentuk benda tertentu, bisa berupa batu, benda-benda logam, tulang binatang, dan lainnya yang dianggap memiliki kekuatan magis dari dunia supranatural. Didalamnya tedapat hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam menjelaskan makna yang terkandung di area spiritual seseorang. Benda-benda yang diyakini mempunyai kekuatan gaib banyak dicari orang sebagai barang pegangan. Barang pegangan yang mempunyai kekuatan tersebut, bagi masyarakat suku Jawa menyebutnya sebagai jimat. Kekuatan gaib yang terdapat pada benda tersebut kemudian diyakini oleh para pemiliknya dapat membantu mengatasi permasalahan hidup. Berikut kutipan wawancara dengan dengan Ki Sarjan “Jimat dipakai sebagai simbol menolak bala seperti gangguan makhluk halus, ulah orang, jadi syarat yang harus di penuhi yang biasa dilakukan orang- orang sini yang sering dilakukan diwaktu-waktu tertentu sesuai adat dan aturannya.” Dapat dijelaskan bahwa jimat mempunyai arti sebagai benda dengan berbagai macam bentuknya yang memiliki kekuatan luar biasa. Sedangkan jika dikaitkan pada dunia kesehatan tradisional jimat diakui dapat memberikan kesembuhan dalam menjaga tubuh dan pikiran manusia dari hal-hal yang mistis. Motivasi penggunaanya adalah bagian dari kemampuan seseorang dalam pola kebiasaannya secara tradisi dalam bentuk yang sangat beragam. Fenomena yang nampak ini diistilahkan sebagai benda sakral dan simbol dari kekuatan supranatural. Sedangkan kegunaannya dapat Universitas Sumatera Utara membantu manusia dalam kegiatannya sehari-hari dan sesuai dengan kepercayaan dan tradisi mereka. Berikut adalah berbagai jimat yang sering dilakukan pada ibu dan anak di desa ini antara lain : a. Ibu yang membawa jimat sebagai perlindungan dari makhluk gaib yang berupa gunting kecil, kaca, paku, menyan, bengle dan delingo. b. Anak-anak menggunakan jimat yang berupa benang telon yaitu benang dari tiga warna yaitu hitam putih dan merah. Jimat dapat berupa gelang, anting, dan kalung yang harus selalu dipakai oleh anak-anak. c. Jimat yang berupa gumpalan kain yang diisyaratkan sebagai jimat untuk tolak bala yang dipakai pada anak-anak. d. Jimat yang terdiri dari bawang putih, bawang merah, dan cabe yang ditusuk lidi menyerupai sate sebagai penanggkal bencana.

4.9.5.5. Makna Sajen dalam Pengalaman Sakit

Dokumen yang terkait

Gambaran Perilaku Masyarakat Pengguna Pengobatan Tradisional Shin She A Hok Tahun 2004

1 32 90

Respon Masyarakat Petani Terhadap Upaya Pemerintah Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Melalui Pembangunan Sektor Pertanian Di Desa Tanah Tinggi Kec. Air Putih Kab. Batu bara

0 41 170

Strategi Petani Dalam Menghadapi Resiko Harga Komoditas Kol,Sawi Putih Dan Wortel Di Tanah Karo (Studi Kasus: Desa Gurusinga, Kec.Berastagi, Kab. Tanah Karo)

9 42 130

Suwuk (Etnografi tentang Pengobatan Tradisional Etnis Jawa di Desa Aek Loba Pekan Kec. Aek Kuasan Kab. Asahan)

10 116 137

Strategi Petani Dalam Menghadapi Resiko Harga Komoditas Kol,Sawi Putih Dan Wortel Di Tanah Karo (Studi Kasus: Desa Gurusinga, Kec.Berastagi, Kab. Tanah Karo)

0 6 130

Strategi Petani Dalam Menghadapi Resiko Harga Komoditas Kol,Sawi Putih Dan Wortel Di Tanah Karo (Studi Kasus: Desa Gurusinga, Kec.Berastagi, Kab. Tanah Karo)

0 0 12

Strategi Petani Dalam Menghadapi Resiko Harga Komoditas Kol,Sawi Putih Dan Wortel Di Tanah Karo (Studi Kasus: Desa Gurusinga, Kec.Berastagi, Kab. Tanah Karo)

0 0 2

Strategi Petani Dalam Menghadapi Resiko Harga Komoditas Kol,Sawi Putih Dan Wortel Di Tanah Karo (Studi Kasus: Desa Gurusinga, Kec.Berastagi, Kab. Tanah Karo)

0 0 8

Strategi Petani Dalam Menghadapi Resiko Harga Komoditas Kol,Sawi Putih Dan Wortel Di Tanah Karo (Studi Kasus: Desa Gurusinga, Kec.Berastagi, Kab. Tanah Karo)

0 0 19

Strategi Petani Dalam Menghadapi Resiko Harga Komoditas Kol,Sawi Putih Dan Wortel Di Tanah Karo (Studi Kasus: Desa Gurusinga, Kec.Berastagi, Kab. Tanah Karo)

0 0 3