Gambaran Umum Desa Tanah Tinggi Kecamatan Air Putih Kabupaten Pola Penggunaan Lahan

BAB IV TEMUAN DATA DAN INTERPRESTASI DATA

4.1. Gambaran Umum Desa Tanah Tinggi Kecamatan Air Putih Kabupaten

Batu Bara Desa Tanah Tinggi merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara. Desa Tanah Tinggi mempunyai jarak dengan pusat Pemerintahan Kecamatan yaitu 1,5 km, jarak terhadap Ibu Kota Kabupaten 60 km, dan jarak dengan Ibu Kota Propinsi 105 km. Desa Tanah Tinggi ini memiliki luas wilayah 240 Ha terdiri atas 12 Dusun dan dihuni oleh 4.450 jiwa atau 1.085 Kepala Keluarga. Lahan tersebut digunakan untuk sektor lahan pertanian dan fasilitas prasarana sosial pemukiman, mushola, gereja, sekolah, lapangan olah raga, kuburan, rawa-rawa, tegalan, danau, jalan kabupaten, tanah kosong. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel nomor 1. Suhu udara pada kelurahan ini mencapai 25°-37°C dan memiliki curah hujan sebesar 1558 mmtahun. Desa Tanah Tinggi berada pada ketinggian 18 m dari permukaan laut. Batas-batas wilayah Desa Tanah Tinggi terdiri dari: a. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Aras b. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Tanjung muda c. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Sukaraja d. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Tanah merah Desa Tanah Tinggi merupakan desa yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani dengan luas lahan sawah sekitar 202 Ha, dengan ciri sawah pengairan Universitas Sumatera Utara teknis irigasi. Desa Tanah Tinggi merupakan salah satu desa dari Kecamatan yang ada di Air Putih sebagai penghasil produksi padi terbesar di Kabupaten Batu Bara. Sehingga dapat dilihat penduduk desa ini dalam pendapatanpenghasilan sehari-hari berasalmengandalkan dari lahan pertanian sawah dan hasil bumi lainnya.

4.2. Pola Penggunaan Lahan

Lahan Desa Tanah Tinggi seluas 240 Ha, sebagian besar dipergunakan untuk pemukiman dan lahan sawah. Untuk mengetahui tata guna lahan di Desa Tanah Tinggi dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 1 Tata Guna Tanah No Tata Guna Tanah Luas Ha Persentase 1 Sekolah 2 0,83 2 Bangunan untuk agama 1 0,42 3 Pemukiman 35 14,60 4 Lahan persawahan 202 84,20 Total 240 100 Sumber dokumen Desa Tanah Tinggi, tahun 2012 Dari data 1 dapat dilihat bahwa sebagian besar lahan dipergunakan untuk lahan persawahan penduduk sebesar 202 Ha dan sebagian lagi untuk pemukiman penduduk 35 Ha, sekolah 2 Ha, dan lahan untuk bangunan agama 1 Ha. Ini terlihat jelas bahwa Desa Tanah Tinggi mempunyai lahan persawahan yang sangat luas. Universitas Sumatera Utara

4.3. Jumlah Penduduk

Dokumen yang terkait

Gambaran Perilaku Masyarakat Pengguna Pengobatan Tradisional Shin She A Hok Tahun 2004

1 32 90

Respon Masyarakat Petani Terhadap Upaya Pemerintah Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Melalui Pembangunan Sektor Pertanian Di Desa Tanah Tinggi Kec. Air Putih Kab. Batu bara

0 41 170

Strategi Petani Dalam Menghadapi Resiko Harga Komoditas Kol,Sawi Putih Dan Wortel Di Tanah Karo (Studi Kasus: Desa Gurusinga, Kec.Berastagi, Kab. Tanah Karo)

9 42 130

Suwuk (Etnografi tentang Pengobatan Tradisional Etnis Jawa di Desa Aek Loba Pekan Kec. Aek Kuasan Kab. Asahan)

10 116 137

Strategi Petani Dalam Menghadapi Resiko Harga Komoditas Kol,Sawi Putih Dan Wortel Di Tanah Karo (Studi Kasus: Desa Gurusinga, Kec.Berastagi, Kab. Tanah Karo)

0 6 130

Strategi Petani Dalam Menghadapi Resiko Harga Komoditas Kol,Sawi Putih Dan Wortel Di Tanah Karo (Studi Kasus: Desa Gurusinga, Kec.Berastagi, Kab. Tanah Karo)

0 0 12

Strategi Petani Dalam Menghadapi Resiko Harga Komoditas Kol,Sawi Putih Dan Wortel Di Tanah Karo (Studi Kasus: Desa Gurusinga, Kec.Berastagi, Kab. Tanah Karo)

0 0 2

Strategi Petani Dalam Menghadapi Resiko Harga Komoditas Kol,Sawi Putih Dan Wortel Di Tanah Karo (Studi Kasus: Desa Gurusinga, Kec.Berastagi, Kab. Tanah Karo)

0 0 8

Strategi Petani Dalam Menghadapi Resiko Harga Komoditas Kol,Sawi Putih Dan Wortel Di Tanah Karo (Studi Kasus: Desa Gurusinga, Kec.Berastagi, Kab. Tanah Karo)

0 0 19

Strategi Petani Dalam Menghadapi Resiko Harga Komoditas Kol,Sawi Putih Dan Wortel Di Tanah Karo (Studi Kasus: Desa Gurusinga, Kec.Berastagi, Kab. Tanah Karo)

0 0 3