Data Primer Data Sekunder

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan atau mengumpulkan informasi yang dapat menjelaskan dan menjawab permasalahan penelitian yang bersangkutan secara objektif. Dalam hal ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan penelitian ini dibagi menjadi dua cara yaitu:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diambil dari sumber data atau sumber pertama di lapangan. Untuk mendapatkan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan studi lapangan yaitu: 1. Metode Wawancara Mendalam Wawancara merupakan salah satu tehnik pengumpulan data, dimana terjadi komunikasi secara verbal antara komunikan dan komunikator. Menurut Moeleong 2007: 186, wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara, karena dengan metode ini peneliti dapat menggali informasi langsung secara mendalam dari informan dan responden. 2. Metode Observasi Metode observasi, observasi atau pengamatan adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian. Data penelitian tersebut dapat dapat diamati oleh peneliti. Observasi adalah kemampuan seseorang untuk Universitas Sumatera Utara menggunakan pengamatannya melalui hasil karja panca indra mata serta dibantu dengan panca indra yang lainnya Bungin, 2007: 115.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber skunder yaitu dengan mengumpulkan data dan mengambil informasi dari beberapa literatur diantaranya adalah buku-buku referensi, dokumen, majalah, jurnal ataupun internet yang dianggap relevan dengan masalah yang diteliti. Oleh karena itu, sumber data skunder diharapkan dapat berperan membantu mengungkapkan data dan membantu memberi keterangan sebagai pelengkap dan bahan pembanding Bungin, 2001:129. Universitas Sumatera Utara

BAB IV TEMUAN DATA DAN INTERPRESTASI DATA

4.1. Gambaran Umum Desa Tanah Tinggi Kecamatan Air Putih Kabupaten

Batu Bara Desa Tanah Tinggi merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara. Desa Tanah Tinggi mempunyai jarak dengan pusat Pemerintahan Kecamatan yaitu 1,5 km, jarak terhadap Ibu Kota Kabupaten 60 km, dan jarak dengan Ibu Kota Propinsi 105 km. Desa Tanah Tinggi ini memiliki luas wilayah 240 Ha terdiri atas 12 Dusun dan dihuni oleh 4.450 jiwa atau 1.085 Kepala Keluarga. Lahan tersebut digunakan untuk sektor lahan pertanian dan fasilitas prasarana sosial pemukiman, mushola, gereja, sekolah, lapangan olah raga, kuburan, rawa-rawa, tegalan, danau, jalan kabupaten, tanah kosong. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel nomor 1. Suhu udara pada kelurahan ini mencapai 25°-37°C dan memiliki curah hujan sebesar 1558 mmtahun. Desa Tanah Tinggi berada pada ketinggian 18 m dari permukaan laut. Batas-batas wilayah Desa Tanah Tinggi terdiri dari: a. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Aras b. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Tanjung muda c. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Sukaraja d. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Tanah merah Desa Tanah Tinggi merupakan desa yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani dengan luas lahan sawah sekitar 202 Ha, dengan ciri sawah pengairan Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Gambaran Perilaku Masyarakat Pengguna Pengobatan Tradisional Shin She A Hok Tahun 2004

1 32 90

Respon Masyarakat Petani Terhadap Upaya Pemerintah Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Melalui Pembangunan Sektor Pertanian Di Desa Tanah Tinggi Kec. Air Putih Kab. Batu bara

0 41 170

Strategi Petani Dalam Menghadapi Resiko Harga Komoditas Kol,Sawi Putih Dan Wortel Di Tanah Karo (Studi Kasus: Desa Gurusinga, Kec.Berastagi, Kab. Tanah Karo)

9 42 130

Suwuk (Etnografi tentang Pengobatan Tradisional Etnis Jawa di Desa Aek Loba Pekan Kec. Aek Kuasan Kab. Asahan)

10 116 137

Strategi Petani Dalam Menghadapi Resiko Harga Komoditas Kol,Sawi Putih Dan Wortel Di Tanah Karo (Studi Kasus: Desa Gurusinga, Kec.Berastagi, Kab. Tanah Karo)

0 6 130

Strategi Petani Dalam Menghadapi Resiko Harga Komoditas Kol,Sawi Putih Dan Wortel Di Tanah Karo (Studi Kasus: Desa Gurusinga, Kec.Berastagi, Kab. Tanah Karo)

0 0 12

Strategi Petani Dalam Menghadapi Resiko Harga Komoditas Kol,Sawi Putih Dan Wortel Di Tanah Karo (Studi Kasus: Desa Gurusinga, Kec.Berastagi, Kab. Tanah Karo)

0 0 2

Strategi Petani Dalam Menghadapi Resiko Harga Komoditas Kol,Sawi Putih Dan Wortel Di Tanah Karo (Studi Kasus: Desa Gurusinga, Kec.Berastagi, Kab. Tanah Karo)

0 0 8

Strategi Petani Dalam Menghadapi Resiko Harga Komoditas Kol,Sawi Putih Dan Wortel Di Tanah Karo (Studi Kasus: Desa Gurusinga, Kec.Berastagi, Kab. Tanah Karo)

0 0 19

Strategi Petani Dalam Menghadapi Resiko Harga Komoditas Kol,Sawi Putih Dan Wortel Di Tanah Karo (Studi Kasus: Desa Gurusinga, Kec.Berastagi, Kab. Tanah Karo)

0 0 3