4.9.5.3. Tradisi Mendem penguburan Ari-ari
Pengetahuan orang Jawa terhadap kepercayaan tradisi penguburan ari-ari merupakan kepercayaan terhadap ari-ari adalah saudara bayi. Hal ini memiliki
pengertian bahwa ari-ari tersebut harus selalu dekat dengan si bayi, sehingga harus dirawat dan dijaga sebaik mungkin. Hal-hal yang harus dilakukan seperti meletakkan
lampu di tempat timbunan tanah tempat mengubur ari-ari, dipagari dengan penghalang, di atasnya ditaburi macam-macam bunga seperti: bunga mawar, melati,
dan kenanga dimasukkan juga empon-empon seperti kunyit, delingo bengle, bawang merah, bawang putih, sisir, celak, bedak, benang, dan jarum ke dalam kendi. Lampu
minyak juga selalu dinyalakan setiap malam selama selapan yaitu 35 hari. Pelaku atau orang yang mengubur ari-ari haruslah ayah kandung si bayi dan tempat
penguburan ari-ari ini biasanya terletak di samping kanan pintu masuk rumah. Ari-ari dibungkus dengan kain digendong dan dibawanya ke tempat penguburan dengan
dipayungi. Penguburan ari-ari dilakukan di dekat rumah. Berikut kutipan wawancara dengan Mbah Nonong.
“ Ari-ari adalah saudara si bayi, jadi kalo ari-arinya terjadi sesuau, maka si bayi juga dapat merasakannya. Ari-ari juga harus dijaga seperti menjaga bayinya
juga, diletakan juga empon-empon supaya ari-ari dan bayi aman dari gangguan roh jahat dan tercegah dari berbagai penyakit.”
Ritual penguburan ari-ari ini memiliki kepercayaan yang bersifat mistis
artinya penjagaan dari roh-roh jahat seperti kunti, dedemit, atau dari orang yang sedang mempelajari ilmu hitam dan sebagai pencegahan sakit pada bayi. Sehingga
kegiatan yang berhubungan dengan mistis ini masih dilakukan hingga sekarang.
Universitas Sumatera Utara
Kepercayaan terhadap pencegahan gangguan roh jahat dengan cara membuat jimat yang berupa bawang putih, bawang merah, dan cabe yang ditusuki lidi. Jimat
tersebut di letakkan di dalam kamar tempat bayi biasa tidur, kemudian penjagaan lain dilakukan dengan cara meletakkan sapu lidi kecil di dekat kepala bayi. Berikut
kutipan wawancara dengan Warsiah. “Saya selalu menyiapkan barang-barang sebagai penangkal makhluk halus
yang biasanya senang sekali sama anak bayi. Saya takut anak saya kenapa-kenapa kalo barang-barang ini gak disiapkan. Kan gak ada salahnya dilakukan buat jaga-
jaga.”
Fenomena di atas mempunyai arti terhadap pengalaman yang berhubungan dengan kepercayaan sakit. benda dengan berbagai macam bentuknya yang ditemukan
sehari-hari, dijadikan jimat keselamatan dan diyakini memiliki kekuatan luar biasa. Hal tersebut diyakini bermanfaat sebagai penolak bala artinya tidak akan terkena
guna-guna dan terlepas dari segala macam bahaya. Hal itu dapat dikaitkan pada cara pengobatan tradisional sebagai jimat yang diakui dapat memberikan keselamatan dan
sebagai penangkal dari berbagai macam gejala sakit yang dipercayai oleh masyarakat pada masa sekarang ini.
4.9.5.4. Makna Jimat dalam Kebudayaan Jawa Terhadap Pengetahuan Sakit