Teori Tindakan Sosial Terhadap Pengobatan Tradisional

dan makan hidangan yang panas. Untuk mempercepat pemulihan kesehatan ibu yang baru melahirkan, di desa Lampeapi mengurung ibu tersebut dalam tikar yang dilingkarkan. Dalam kurungan tersebut diletakkan pula abu panas yang dapat juga ditambahkan akar loiya le Cymbopogon citratus DC. Stapf dan buah lasi daru Amomum compactum Soland. ex Maton. Penggunaan daun kapupu Crinum asiaticum L. dalam perawatan paska persalinan bertujuan untuk merapatkan atau mengecilkan kembali vagina. Cara penggunaannya yaitu daun yang telah dicuci bersih, dipanaskan di bara api dilayukan, kemudian ditapelkan ke bagian vagina.

2.5. Teori Tindakan Sosial Terhadap Pengobatan Tradisional

Weber Ritzer : 1992 menjelaskan tindakan sosial adalah tindakan individu sepanjang tindakannya itu mempunyai makna dan arti subyektif bagi dirinya dan diarahkan kepada tindakan orang lain. Tindakan sosial itu dianggap baik, maka manusia akan melakukan tindakan yang sama. Jika tindakan sosial itu baik dan bermanfaat bagi orang lain, makin lama tindakan sosial tersebut dapat dianggap sebagai suatu kebisaaan yang harus dilakukan oleh seluruh anggota kelompok sosial. Weber melihat bahwa suatu tindakan hanya dapat disebut tindakan sosial jika tindakan tersebut dilakukan dengan mengikutsertakan atau melibatkan makna subjektif dalam tindakan tersebut, dengan memperhitungkan perilaku-perilaku orang lain dan mengorientasikan perilaku-perilaku tersebut ke dalam tindakan-tindakan sosialnya sendiri. Max Weber dalam Ritzer 1992 : 45 menerangkan ciri pokok yang menjadi sasaran penelitian sosiologi yang berkaitan dengan tindakan sosial sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Tindakan manusia yang menurut si aktor mengandung makna yang subjektif yang meliputi berbagai tindakan nyata. 2. Tindakan nyata yang bersifat membatin sepenuhnya dan bersifat subjektif. 3. Tindakan yang meliputi pengaruh positif dari suatu situasi, tindakan yang sengaja diulang serta tindakan dalam bentuk persetujuan secara diam-diam. 4. Tindakan itu diarahkan kepada seseorang atau kepada beberapa individu. 5. Tindakan itu memperhatikan tindakan orang lain dan terarah kepada orang itu. Max Weber dalam Dwi Narwoko 2004 : 19 menggolongkan tindakan sosial ini menjadi sebagai berikut : 1. Tindakan rasional instrumental Tindakan rasional instrumental yaitu tindakan yang dilakukan seseorang yang didasarkan atas pertimbangan dan pilihan yang dasar yang berhubungan dengan tujuan tindakan itu dan alat yang di pergunakan untuk mencapainya. Tindakan diarahkan secara rasional ke suatu sistem dari tujuan-tujuan individu yang memiliki sifat-sifatnya sendiri apabila tujuan itu, alat dan akibat-akibat sekundernya diperhitungkan dan dipertimbangkan semuanya secara rasional. Tindakan rasional yang berorientasi nilai Contohnya, masyarakat desa memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang kehamilan, misalnya dalam adat Jawa pengetahuan terhadap ibu hamil yang diharuskan membawa jimat yang berupa benda-benda tajam seperti gunting kecil, pisau, benda tajam lainnya di kantung baju si ibu agar janin terhindar Universitas Sumatera Utara dari marabahaya. Hal ini dilakukan sebagai salah satu syarat dalam proses kehamilan, yaitu sebagai perlindungan dari gangguan makhluk halus dan hal-hal yang bersifat gaib lainnya. 2. Tindakan rasional yang berorientasi nilai Tindakan rasional yang berorientasi nilai adalah alat-alat yang ada hanya merupakan pertimbangan dan perhitungan yang sadar, sementara tujuan-tujuannya sudah sudah ada di dalam hubungannya dengan nilai-nilai individu yang bersifat absolute. Artinya nilai itu merupakan nilai akhir bagi individu yang bersangkutan dan bersiafat nonrasional, sehingga tidak memperhitungkan alternative, Contohnya seorang ibu yang hendak melahirkan melakukan tindakan dengan cara membawa dirinya ke pengobatan tradisional untuk mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat seperti dukun bayi. Tindakan yang dilakukannya sudah dipertimbangkan dengan baik, karena dirinya memiliki tujuan untuk mendapat pertolongan dengan cepat. Ini berarti masyarakat lebih percaya pertolongan yang dilakukan dukun berdasarkan bukti yaitu pertolongan persalinan yang dilakukan dari satu generasi ke generasi yang dilakukan oleh dukun bayi, sehingga melekatnya pengalaman terhadap pertolongan persalinan. Setyowati 2010 menjelaskan pengobatan tradisional merupakan upaya penyembuhan terhadap penyakit yang dilakukan berdasarkan kepercayaan turun- temurun, baik dengan menggunakan bahan alami yang tersedia dan diyakini mempunyai khasiat dapat menyembuhkan maupun melalui perantara seseorang dukun yang diakui mempunyai kekuatan tertentu di dalam dirinya untuk menghilangkan penyakit walaupun pengobatan modern telah dikenal yaitu adanya Universitas Sumatera Utara puskesmas, namun hingga sekarang pengobatan tradisional masih tetap dipertahankan. Hal inilah yang menjelaskan bahwa pemanfaatan pengobatan tradisional masih sering dilakukan di wilayah pedesaaan. 3. Tindakan tradisional Dalam tindakan ini, seseorang memperlihatkan perilaku tertentu karena kebiasaan yang diperoleh dari nenek moyang, tanpa refleksi yang sadar atau perencanaan. Contoh, pengobatan yang menggunakan jasa dukun yang dijelaskan dalam Prasetyo 2013 masyarakat menggunakan jasa “dukun” karena anak sang pasien yang berumur 2 tahun selalu menangis setiap malam, menurutnya karena masalah gangguan dari makhluk halus. Menurut subjek, ritual yang dijalani “Mbah Manan”dukun ketika menyembuhkan anak pasien tersebut yaitu memberi satu gelas air yang sudah diberi amalan untuk dioleskan ke seluruh tubuhnya. Ritual seperti ini selalu dilakukan apabila sang anak mengalami kejadian itu lagi. Untuk sejauh ini subjek mengaku bahwa pertolongan yang diberikan Mbah Manan “mandi” cukup berhasil. Hal tersebut merupakan alasan sampai sekarang subjek masih menggunakan jasa “dukun” untuk mengatasi masalah yang dialaminya. Masalah seperti ini menurut subjek benar, karena sebagian usahanya untuk rasionalitas pengguna jasa dukun. Dalam Prasetyo 2013 menjelaskan bahwa pengguna jasa “dukun” di Desa Sonorejo Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri yaitu keberhasilan suatu “dukun” dalam mengobati penggunanya merupakan salah satu contoh lain yang Universitas Sumatera Utara mengakibatkan masyarakat desa tersebut menggunakan jasa “dukun” dalam mewujudkan suatu keinginannya. Rasionalitas pengguna jasa dukun di desa sonorejo kabupaten kediri. Berobat kepada dokter dan hasilnya tidak bisa menyembuhkan penyakit orang merupakan salah satu sebab “dukun” menjadi alternatif bagi para pengguna jasanya. Perbedaan dana yang harus dikeluarkan oleh para pengguna jasa “dukun” adalah suatu tindakan sosial yang ditujukan untuk mencapai tujuan semaksimal mungkin dengan menggunakan dana serta daya seminimal mungkin Tradisi adalah objek kultural, sistem makna atau ide yang diteruskan dari masa lalu ke generasi berikutnya. Tradisi sebgai makna, dipertahankan oleh setiap orang anggota masyarakat dan dikomunikasikan dari satu generasi kepada yang lain dalam rantai makna yang meliputi kenangan kolektif, refresentasi kolektif, dan kebiasaan-kebiasaan untuk melakukan sesuatu. Isi dari tradisi dapat berubah setiap saat tanpa disadari, namun dialami oleh setiap anggota masyarakat secara individu melalui proses sosialisasi, sebagai sesuatu yang tetap bertahan, tidak pernah berubah dalam periode waktu tertentu. Kebiasaan semacam itu dibangun sebagai lembaga social yang mempengaruhi perilaku yang kemudian menjadi kebiasaan untuk bertinjak yang diikuti seakan tanpa dipikirkan terlebih dahulu secara rasional. Pelembagaan kebiasaan yang didasarkan pada tradisi tersebut menjadi rujukan bagi cara bertindak anggota masyarakat secara umum Jhon Scoot, 2011 Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Gambaran Perilaku Masyarakat Pengguna Pengobatan Tradisional Shin She A Hok Tahun 2004

1 32 90

Respon Masyarakat Petani Terhadap Upaya Pemerintah Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Melalui Pembangunan Sektor Pertanian Di Desa Tanah Tinggi Kec. Air Putih Kab. Batu bara

0 41 170

Strategi Petani Dalam Menghadapi Resiko Harga Komoditas Kol,Sawi Putih Dan Wortel Di Tanah Karo (Studi Kasus: Desa Gurusinga, Kec.Berastagi, Kab. Tanah Karo)

9 42 130

Suwuk (Etnografi tentang Pengobatan Tradisional Etnis Jawa di Desa Aek Loba Pekan Kec. Aek Kuasan Kab. Asahan)

10 116 137

Strategi Petani Dalam Menghadapi Resiko Harga Komoditas Kol,Sawi Putih Dan Wortel Di Tanah Karo (Studi Kasus: Desa Gurusinga, Kec.Berastagi, Kab. Tanah Karo)

0 6 130

Strategi Petani Dalam Menghadapi Resiko Harga Komoditas Kol,Sawi Putih Dan Wortel Di Tanah Karo (Studi Kasus: Desa Gurusinga, Kec.Berastagi, Kab. Tanah Karo)

0 0 12

Strategi Petani Dalam Menghadapi Resiko Harga Komoditas Kol,Sawi Putih Dan Wortel Di Tanah Karo (Studi Kasus: Desa Gurusinga, Kec.Berastagi, Kab. Tanah Karo)

0 0 2

Strategi Petani Dalam Menghadapi Resiko Harga Komoditas Kol,Sawi Putih Dan Wortel Di Tanah Karo (Studi Kasus: Desa Gurusinga, Kec.Berastagi, Kab. Tanah Karo)

0 0 8

Strategi Petani Dalam Menghadapi Resiko Harga Komoditas Kol,Sawi Putih Dan Wortel Di Tanah Karo (Studi Kasus: Desa Gurusinga, Kec.Berastagi, Kab. Tanah Karo)

0 0 19

Strategi Petani Dalam Menghadapi Resiko Harga Komoditas Kol,Sawi Putih Dan Wortel Di Tanah Karo (Studi Kasus: Desa Gurusinga, Kec.Berastagi, Kab. Tanah Karo)

0 0 3