7. Matrix Persepsi Informan Tentang Hal Lain yang diyakini yang berkaitan dengan tali pusat
Matrix 4.11. Persepsi Informan Tentang Hal Lain yang diyakini yang berkaitan dengan tali pusat di Desa Besiam-Babussalam Tahun 2011
Informan Pernyataan
1.
Selain jadi obat bisa juga untuk yang lain, tali pusat tu jangan dibuang tapi disimpan sampe punya adek-adeknya, dikumpulkan jadi satu
direndamkan juga sama-sama minumkan lagi, atau diletakkan dalam nasi, biar uang tu tak mau berantam.
Bisa juga nanti ditanam dibunga biar elok aja orang mandang kito, kalo di letak di dapur, ke belakang sajo nanti kerjanya, yang kayak gitu lah.
2. Haahaa..
katanya bisa juga dibuat supaya anak nanti jangan becokak-cokak atau berantem.
Tapi kalo itu harus tunggu adek-adeknya lahir, nti digabungin, baru direndam dan diminumkan semua, gitu katanya, hahahah
3. Orang-orang dulu bilang, bisa mencegah penyakit, bisa jadi jampi-jampi,
bisa supaya anak tak berantam. Bisa buat anak patuh pada orang tua, macam-macam lah
Tapi itu gak tau juga ya, aku gak terlalu yakin soal yang ini. Tergantung lah kita mau buatnya kemana, ke yang buruk bisa, yang
bagus juga bisa.
4.
Bisa juga untuk supaya anak-anak akur dan gak berantem, tapi itu tunggu adek-adeknya lahir dulu baru dikumpulkan tali pusatnya, itu aja yang tau
aku
5. Tali pusat tu bisa juga dibuat supaya anak-anak tak becokak-cokak atau
gaduh terus tiap hari, biar sayang orang tu sama kakaknya.. Tapi itu nanti kalo udah lahir adek-adeknya, baru digabungin tali
pusatnya, direndam diminumkan ke semuanya, insya allah kalo yakin pasti jadi.
6.
tali pusat tu kan bisa juga supaya gak becokak-cokak dio, sama akak dan adeknyo, bisa juga dibuat, nanti dikumpolkan semua tali pusatnya
disatukan rendamkan ke air minum baru diminumkan.
Universitas Sumatera Utara
7. itu katanya supaya tak berantem-berantem sesama adek kakak, bisa juga
dibuat kayak gitu tapi harus tunggu lahir adeknya biar disatukan, direndam di air minum, trus nanti diminumkan, kata orang dulu bisa buat
anak-anak nanti besarnya jadi akur
Berdasarkan matrix di atas terlihat bahwa ada juga hal lain yang diyakini dengan menggunakan tali pusat. Keseluruhan informan mengatakan bisa juga
menjadi obat agar bersaudara bisa akur, 1 orang diantaranya mengatakan bahwa tali pusat dapat dijadikan sebagai jampi-jampi dan membuat anak patuh pada orang tua,
bisa untuk hal buruk bisa untuk hal baik.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
Suatu hal yang kini terjadi bahwa sebagian anggota masyarakat dalam mencari pemecahan terhadap masalah kesehatan, memanfaatkan pengobatan
tradisional merupakan salah satu pilihannya. Sebagian kecil masyarakat di Indonesia akan mencoba mengobati sendiri terlebih dahulu ketika mereka sakit dengan cara-
cara atau bahan-bahan tradisional yang sehari-hari dipergunakan dalam keluarga atau meminta pertolongan kepada dukun. Kalau belum berhasil baru mereka pergi ke
tempat-tempat pelayanan kesehatan. Hasilnya akan jauh leih baik daripada tidak mengobati, namun belum sebaik jika pergi berobat ke pelayanan kesehatan modern.
Berbeda dengan Negara-negara seperti Cina, Korea, India, Srilangka, cara-cara pengobatan tradisional dan pengobatan modern dilakukan dalam sistem pelayanan
kesehatan formal, maka di Indonesia upaya pelayanan pengobatan tradisional berperan pada tingkat pertama fasilitas pelayanan, tingkat rujukan pertama dan
rujukan yang lebih tinggi upaya pelayanan kesehatan dilakukan melalui fasilitas pelayanan modern.
Pengobatan tradisional yang dilakukan sendiri seperti menggunakan tali pusat sebagai obat juga merupakan suatu alternatif yang dilakukan oleh beberapa suku yang
masih meyakini bahwa tali puat tersebut dapat menyembuhkan penyakit yang diderita khususnya pada bayi. Berdasarkan dari sisi kesehatan masyarakat, melakukan
pengobatan tradisional menggunakan tali pusat bukanlah suatu hal yang salah, karena berdasarkan teori proses pencarian pengobatan, diantaranya adalah melakukan
Universitas Sumatera Utara
pengobatan sendiri dan melakukan pengobatan tradisional, hanya saja ada hal-hal yang perlu diperhatikan jika kita kaitkan dengan kacamata medis yakni kesterilan dari
tempat dan air rendaman tali pusat tersebut.
5.1. Karakteristik Informan 1. Umur
Berdasarkan hasil penelitian umur informan bervariasi antara 29 - 65 tahun, dimana ditemukan semua golongan umur tersebut memilih menggunakan pengobatan
tradisional yang dilakukan sendiri untuk mengatasi masalah kesehatan yang dirasakan oleh bayinya. Dalam hal ini mereka menggunakan tali pusat untuk dijadikan obat.
Penelitian ini menunjukkan semua umur merata dalam menggunakan pengobatan tradisional dengan tali pusat, tidak ada kelompok usia yang dominan
dalam menggunakan pengobatan tradisional. Masyarakat yang memanfaatkan pengobatan tradisional adalah sebagian besar
pada kelompok usia tua, karena pengobatan tersebut biasanya diperoleh dengan cara turun temurun atau berdasarkan pengalaman. Namun tidak tertutup kemungkinan
pada kelompok umur muda pun banyak memanfaatkan pengobatan tradisional tergantung kepercayaan terhadap pengobatan tradisional Irwansyah, 2004
2. Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian, dari 7 orang informan, 6 orang berjenis kelamin perempuan dan 1 orang berjenis kelamin laki-laki. Laki-laki dan perempuan
menerjemahkan tentang penggunaan tali pusat sebagai obat terhadap penyakit yang dirasakan bayi mereka memiliki pendapat yang tidak jauh berbeda. Namun, dari
penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan lebih banyak yang menggunakan obat
Universitas Sumatera Utara
tradisional dengan tali pusat untuk bayinya. Peneliti berasumsi hal ini dikarenakan sosok perempuan yang cenderung lebih dekat kepada bayi dan memiliki peranan
besar dalam melakukan perawatan bayi, begitu juga dalam melakukan pengobatan terhadap bayi.
Berbeda dengan yang dikemukakan oleh Foster dan Aderson dalam Irwansyah 2004 bahwa peran pria memiliki kecendrungan lebih besar
memanfaatkan pengobatan tradisional dibandingkan perempuan. Mungkin ini disebabkan karena fungsi dan peran mereka yang berbeda dalam keluarga pada
umumnya. 3. Pendidikan
Pendidikan informan bervariasi, mulai dari tidak tamat SD sampai dengan Sarjana S1, yang tidak tamat SD 1 orang, tamat SD 3 orang, tamat SMA 2 orang
dan Sarjana 1 orang. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa informan yang berpendidikan rendah dan menengah pun memilih pengobatan tradisional dalam mengatasi masalah
kesehatannya khususnya pada bayi. Dalam penelitian ini pengobatan tradisional yang digunakan adalah pengobatan dengan menggunakan tali pusat.
Menurut Agoes A dan T. Jacob dalam Sukamto 2008 suatu fakta menunjukkan bahwa di manapun atau di Negara manapun yang bertaraf pendidikan
tinggi ataupun rendah, termasuk Indonesia, pelayanan kesehatan biasanya diberikan untuk dua jenis yaitu pengobatan modern dan tradisional. Walaupun pengobatan
modern telah membuktikan dirinya sebagai pengobatan yang behasil, namun masih banyak pula orang sakit yang mencari pengobatan tradisional.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini berbeda dengan yang dikemukakan oleh Soekidjo 1997 dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan pengenalan atau pemahaman terhadap
kesehatan modern juga semakin meningkat sehingga pemanfaatan ramuan obat tradisional hanya sebagai cadangan atau bila diperlukan mendadak dimana
pendidikan mempunyai peranan penting dalam mengadopsi pengetahuan secara baik. Pengetahuan dan pekerjaan seseorang akan mempengaruhi tingkat analisis dan
pemahan seseorang terhadap inovasi yang baru sehingga kemampuan sintesis perilaku maupun aplikasinya akan lebih baik dan sesuai dengan harapan.
Ini disebabkan karena pemilihan pengobatan tradisional tersebut dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggal mereka, dimana masyarakatnya masih memegang
tradisi baik dari keluarga maupun tetangga mereka.
4. Pekerjaan Berdasarkan hasil penelitian, dari 7 orang informan, 6 orang adalah ibu rumah