terjadi dengan bayi, hal itu bisa menyebabkan suatu hal yang fatal. Namun, karena didukung oleh keyakinan informan, maka penyakit yang dirasakan bayi bisa sembuh.
4. Proses Pengobatan yang Menggunakan Tali Pusat
Berdasarkan hasil wawancara, jawaban dari keseluruhan informan tidak berbeda. Penjelasan mengenai proses pengobatan dengan tali pusat dapat dilihat pada
matrix 4.8. Keseluruhan informan menjawab bahwa untuk menggunakan tali pusat sebagai obat pada bayi dilakukan dengan cara tali pusat bayi tersebut direndam dalam
gelas yang berisi air yang sudah dimasak, lalu airnya diminumkan pada bayi, bila perlu airnya juga diusapkan ke bagian tubuh bayi yang sakit dan umumnya diusap di
bagian perut. Salah satu uraian dari informan adalah sebagai berikut,
“Caranya tali pusat tu kalo dah lahir anak tadi jangan dibuang tapi disimpan bagus-bagus, kalo sakit bayi tadi, direndamkan dalam air dalam
gelas, masukkan dia, baru air tadi di usapkan ke tempat yang sakit tadi, misalnya sakit perut, usapkan di perut, terus diminumkan sama anak tu.
Waktu bayi tu sakit la, menangis saja kerjanya. Kalo aku ku bawa dulu ke bidan kampong baru ku buatkan tali pusat tadi.
Kadang-kadang kalo cepat sembuhnya tak lah lagi pakai yang lain, tapi kalo agak lama ku piliskan juga, tu ha yang pake kunyit tu.
Tak ada pake-pake doa apa- apa do, bismillah aja”
Hal yang sama diungkapkan oleh informan lain yaitu sebagai berikut,
“Tali pusat tadi yang dah dipotong tadi disimpan bagus-bagus, karena kalo gak bisa dimakan tikus atau kucing, nanti diletakkan dalam sumpit terus
dikasi tangkal, tangkalnya tu bisa jarum, kemiri, banyak lah.. nanti waktu
Universitas Sumatera Utara
bayi sakit Tali pusat tadi tarok dalam gelas, isikan air. Dah lama kemudian ambil airnya sapukan ke badan bayi tu setelah tu diminumkan, insyallah
bisa sembuh. Ya kecil la, belum pandai bejalan lagi.
Waktu bayinya sakit tu la… Tak ada kemana-
mana, pakai tu aja, insya allah”
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Fiqih 2011, sebagian masyarakat sering melakukan ritual dengan mengubur plasenta di dalam tanah, tetapi
ternyata ada masyarakat tertentu yang menjadikan tali pusat tersebut sebagai obat alternatif bagi bayi bila terserang sakit. Umumnya tali pusat dibungkus secara khusus
kemudian disimpan di tempat yang tersembunyi seperti di dalam lemari dan dibiarkan mengering. Bila bayi kembung, sakit perut atau demam bungkusan tadi direndam di
dalam air masak kemudian air tersebut diminumkan kepada bayi. Ini dilakukan hingga bayi berusia satu tahun.
Berdasarkan hal di atas, peneliti memandang bahwa ada suatu hal yang perlu diperhatikan dari kacamata medis, yakni kesterilan tempat yang digunakan untuk
menyimpan tali pusat tersebut serta memerhatikan zat yang terkandung dalam air rendaman tali pusat, kemungkinan adanya bakteri yang tidak diketahui yang bisa
menimbulkan penyakit baru. Walaupun begitu kita tidak dapat melarang masyarakat dalam melakukan pengobatan tradisional tersebut karena itu sudah merupakan
budaya yang turun-temurun. Peneliti mencoba melakukan triangulasi sumber kepada petugas kesehatan
setempat yaitu bidan desa yang berasal dari desa sebelah Padang Tualang yang
Universitas Sumatera Utara
sering dipanggil ke desa Besilam-Babussalam jika ada yang sakit, beliau juga menyatakan bahwa memang benar adanya keyakinan sebagian masyarakat terhadap
penggunaan tali pusat sebagai obat bahkan terkadang ia juga bagian dari pelaku yang menggunakan pengobatan tradisional, hal itu diperoleh dari orang tua dulu yang
diwarisi hingga saat ini walaupun sekarang telah berkurang. Beliau juga menjelaskan proses pengobatannya yang tak jauh berbeda dengan yang diuraikan oleh informan,
hanya ada satu hal yang ia tekankan bahwa sebelum tali pusat tersebut direndam maka tali pusat harus dicuci bersih terlebih dahulu disiram pakai air, serta wadah
untuk rendaman air juga harus dicuci bersih, beliau beranggapan bahwa hal tersebut untuk meminimalkan adanya bakteri.
Selain itu, 3 orang informan menyatakan bahwa jika tidak sembuh ataupun juga secara bersamaan juga didukung oleh pengobatan lain, seperti diuraikan oleh
salah seorang informan sebagai berikut,
“
Ntah akupun tak ngerti kali, gitu kata orang ya ku buatlah. Direndam tali pusat tadi, ambil sikit airnya disapukan ke badannya,
Waktu bayi tu sakit Pakai tali pusat dulu nanti dipilis juga pakai kunyit dan kapur”
Informan lain mengatakan,
“Kalau gak sembuh baru bawa ke bidan lah”
Young 1980 dalam Juita 2004 mengemukakan, proses pencarian pengobatan sebagai berikut :
1. Tidak bertindak apa-apa
2. Bertindak mengobati sendiri
Universitas Sumatera Utara
3. Mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas pengobatan tradisioal
4. Mencari pengobatan dengan membeli ke warung
5. Mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas modern, seperti balai pengobatan,
Puskesmas dan rumah sakit 6.
Mencari pengobatan yang diselenggarakan dokter Hal yang dikemukakan Young 1980 ternyata memang sering terjadi di
masyarakat, hal ini karena ketidakpuasan masyarakat dalam melakukan pengobatan yang dirasakannnya tidak ada perubahan, maka ia selalu mencoba mencari
pengobatan yang benar-benar bisa menyembuhkan penyakitnya. Hal tersebut juga diutarakan oleh bidan desa, ia mengakui dipanggil untuk mengobati jika pengobatan
tradisional tidak membuahkan hasil.
5. Kondisi Sebelum dan Sesudah diobati dengan Tali Pusat