Perhitungan Rata-rata Pembobotan untuk Setiap Level

5.2. Pengolahan Data

5.2.1. Perhitungan Rata-rata Pembobotan untuk Setiap Level

Dalam AHP, perhitungan rata-rata pembobotan dilakukan dengan menggunakan rata-rata geometrik. Nilai rata-rata geometrik dianggap sebagai hasil penilaian kelompok dari nilai-nilai yang diberikan oleh responden. Berikut ini adalah contoh perhitungan rata-rata geometrik untuk elemen level 1 antara perspektif plan dengan source dapat dilihat pada Tabel 5.17. Nilai perbandingan diambil dari hasil pengolahan data pada Tabel 5.4. Tabel 5.17. Rekapitulasi Perbandingan Antara Perspektif Plan dengan Source Responden Nilai Perbandingan 1 2 2 4 3 3 4 2 Maka rata-rata geometriknya : 2,1689 2 3 4 2 4 = = x x x Dengan cara yang sama rata-rata pembobotan untuk setiap perspektif dicari dan hasil rekapitulasinya dapat dilihat pada Tabel. 5.18. Tabel 5.18 Perhitungan Rata-rata Pembobotan Setiap Perspektif Plan Sorce Make Deliver Return Plan 1.0000 2.1689 0.4066 2.7019 2.3522 Source 0.4611 1.0000 0.6598 1.0000 1.0845 Make 2.4595 1.5157 1.0000 2.3522 2.4082 Deliver 0.3701 1.0000 0.4251 1.0000 1.5157 Return 0.4251 0.9221 0.4152 0.6598 1.0000 Sumber: pengolahan data Universitas Sumatera Utara Setelah dilakukan pembobotan rata-rata kemudian dilakukan perhitungan bobot parsial dan konsistensi matriks dengan menggunakan rumus berikut ini Saaty:1994: 1. Perhitungan Rasio Konsistensi = Matriks Perhitungan Rata-Rata Pembobotan x Vektor Bobot tiap baris 2. Perhitungan Konsistensi Vektor = Rasio Konsistensi Bobot Parsial tiap baris 3. Rata-rata Entri Z maks maks Z = n iVektor Konsistens n 1 i ∑ = 4. Consistency Index CI 1 − − = n n Z CI maks 5. Consistency Ratio CR Index y Consistenc Random CI CR = Jawaban responden dianggap konsisten bila nilai CR 0,1 Tahap awal melakukan perhitungan bobot parsial dan konsistensi matriks adalah mencari jumlah rata-rata pembobotan untuk setiap perspektif. Perhitungan jumlah rata-rata diambil dari Tabel 5.18. Perhitungan jumlah rata-rata pembobotan untuk perspektif plan adalah: Jumlah rata-rata pembobotan Plan = 1,0000 + 0,4611+ 2,4598 + 0,3701+ 0,4521 Universitas Sumatera Utara = 4,7158 Hasil perhitungan jumlah rata-rata pembobotan disajikan pada Tabel 5.19. Tabel 5.19 Penjumlahan Rata-rata Pembobotan Setiap Perspektif Perspektif Nilai Perbandingan Plan 4,7158 Source 6,6068 Make 2,9067 Deliver 7,7138 Return 8,3606 Sumber: pengolahan data Selanjutnya, nilai di setiap sel dibagi dengan hasil penjumlahan yang ada di kolom masing-masing. Hasil pembagian ini disebut dengan matriks normalisasi dimana hasil penjumlahan angka yang terdapat di setiap kolom akan menghasilkan angka 1. Perhitungan matriks normalisasi ini mengambil data dari Tabel 5.18 dan Tabel 5.19. Sebagai contoh maka dilakukan perhitungan terhadap sel pertama kolom plan pada Tabel 5.18. Nilai matriks sel pertama kolom plan = nilai seljumlah rata-rata plan = 1,00004,7158 = 0,2121 Setiap sel diolah dengan cara yang sama dengan contoh diatas. kemudian untuk mencari bobot parsial dilakukan dengan mencari rata-rata dari matriks normalisasi hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5.20. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.20 Matriks Normalisasi dan Bobot Setiap Baris Perspektif Plan Sorce Make Deliver Return Bobot Parsial Plan 0.2121 0.3283 0.1399 0.3503 0.2813 0.2624 Source 0.0978 0.1514 0.2270 0.1296 0.1297 0.1471 Make 0.5215 0.2294 0.3440 0.3049 0.2880 0.3376 Deliver 0.0785 0.1514 0.1463 0.1296 0.1813 0.1374 Return 0.0902 0.1396 0.1429 0.0855 0.1196 0.1155 Total 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 Sumber: pengolahan data Langkah-langkah pencarian nilai rasio konsistensi dan konsistensi matriks adalah sebagai berikut. 1. Rasio konsistensi dicari dengan rumus sebagai berikut =Matriks Perhitungan Rata-rata Pembobotan x vektor bobot tiap baris X Y = Z 1.0000 2.1689 0.4066 2.7019 2.3522 0.2624 1.3617 0.4611 1.0000 0.6598 1.0000 1.0845 0.1471 0.7535 2.4595 1.5157 1.0000 2.3522 2.4082 0.3376 = 1.8073 0.3701 1.0000 0.4251 1.0000 1.5157 0.1374 0.7003 0.4251 0.9221 0.4152 0.6598 1.0000 0.1155 0.5936 2. Perhitungan Konsistensi Vektor Nilai konsistensi vektor didapatkan melalui pembagian setiap nilai dari rasio konsistensi dengan bobot dari masing-masing baris. Konsistensi vektor = Rasio Konsistensi bobot parsial setiap baris 1,36170,2624 = 5,1901 0,75350,1471 = 5,1227 1,80730,3376 = 5,3535 0,70030,1374 = 5,0962 Universitas Sumatera Utara 0,59360,1155 = 5,1371 3. Perhitungan Rata-rata Entri Z maks maks Z = n iVektor Konsistens n 1 i ∑ = 1799 , 5 5 1371 , 5 0962 , 5 3535 , 5 1227 , 5 5,1901 = + + + + + = maks Z 4. Perhitungan Consistency Index 0450 , 4 5 1799 , 5 1 = − = − − = CI n n Zmaks CI 5. Perhitungan Consistency Ratio ex istencyInd RandomCons CI CR = Dimana nilai random index untuk n= 5 adalah 1,12 040 , 12 , 1 0450 , = = CR Nilai CR 0,1 maka jawaban yang diberikan oleh responden konsisten. Dengan cara yang sama maka dapat dilihat hasil pembobotan parsial dan nilai konsistensi matrik untuk setiap level. Berikut ini hasil rekapitulasi dari setiap level pada hierarki kinerja supply chain. 1. Pembobotan Perspektif pada Level 1 Hasil dari pembobotan perspektif pada level 1 yang dimiliki oleh perusahaan dapat dilihat pada Tabel. 5.17. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.21 Hasil Pembobotan Perspektif pada Level 1 Perspektif Bobot Plan 0,262 Source 0,147 Make 0,337 Deliver 0,137 Return 0,115 Jumlah 1 Inconsistency Ratio 0,040 Kesimpulan Konsisten Sumber: Pengolahan Data Dari Tabel 5.20 diketahui bahwa perspektif make memiliki tingkat kepentingan yang harus lebih diprioritaskan karena memiliki bobot yang lebih tinggi dibanding empat perspektif lainnya. Namun bukan berarti mengesampingkan keempat perspektif lainnya tetapi lebih memprioritaskan peningkatan kinerja dari perspektif tersebut dan didukung dengan peningkatan kinerja dari perspektif lainnya. Pembobotan kelima perspektif memiliki inconsistency ratio sebesar 0,040. Nilai tersebut dapat diterima konsisten karena memenuhi batas maksimal inconsistency ratio yaitu sebesar 0.1. 2. Pembobotan Dimensi untuk Masing-masing Perspektif pada Level 2 Hasil pembobotan dimensi untuk masing-masing perspektif pada level 2 dapat dilihat pada Tabel 5.22. Tabel. 5.22Hasil Pembobotan Dimensi Masing-masing Perspektif pada Level 2 Perspektif Dimensi Bobot Jumlah Inconsistency Ratio Kesimpulan Plan Reliability 0,8739 1 Konsisten Responsiveness 0,1261 Source Reliability 0,7774 1 0,0648 Konsisten Responsiveness 0,1191 Flexibility 0,1035 Make Reliability 0,6126 1 Konsisten Responsiveness 0,3874 Universitas Sumatera Utara Tabel. 5.22Hasil Pemebobotan Dimensi Masing-masing Perspektif pada Level 2 Lanjutan Perspektif Dimensi Bobot Jumlah Inconsistency Ratio Kesimpulan Deliver Reliability 0,3912 1 0,0004 Konsisten Responsiveness 0,2605 Flexibility 0,3483 Return Reliability 0,7500 1 Konsisten Responsiveness 0,2500 Sumber: Pengolahan Data Berdasarkan Tabel 5.22, pada dimensi untuk masing-masing perspektif memilki tingkat kepentingan yang berbeda-beda. Hal ini dapat dilihat dari beragamnya bobot yang dihasilkan. Pada perspektif plan, dimensi realibility memiliki bobot 0,873 dan dimensi responsiveness memilki bobot 0,126 dengan inconsistency ratio sebesar 0. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada perspektif plan, dimensi reliability memilki tingkat kepentingan yang lebih tinggi dibanding dengan dimensi responsiveness. Untuk perspektif source, terdapat tiga dimensi dengan dimensi reliability memilki bobot 0,777, dimensi responsiveness memiliki bobot 0,119 dan dimensi flexibility memiliki bobot 0,103 dengan inconsistency ratio sebesar 0,064. Pada perspektif source, dimensi reliability memiliki tingkat kepentingan yang lebih tinggi dibandingkan dua dimensi lain yaitu responsiveness dan flexibility. Pada perspektif make, dimensi reliability memiliki bobot 0,612 dan dimensi responsiveness memiliki bobot 0,387 dengan inconsistency ratio sebesar 0. Karena bobot pada dimensi reliability lebih besar, maka dimensi tersebut memiliki tingkat kepentingan yang lebih tinggi dibandingkan dengan dimensi responsiveness. Untuk perspektif delivery, terdapat tiga dimensi dengan dimensi reliability memilki bobot 0,391, dimensi responsiveness Universitas Sumatera Utara memiliki bobot 0,260 dan dimensi flexibility memiliki bobot 0.348dengan inconsistency ratio sebesar 0,0004. Pada perspektif delivery, dimensi reliability memiliki tingkat kepentingan yang lebih tinggi dibandingkan dua dimensi lain yaitu responsiveness dan flexibility. Sedangkan pada perspektif return, dimensi reliability memiliki bobot 0,750 dan dimensi responsiveness memiliki bobot 0,2500 dengan inconsistency ratio sebesar 0. Karena bobot pada dimensi reliability lebih besar, maka dimensi tersebut memiliki tingkat kepentingan yang lebih tinggi dibandingkan dengan dimensi responsiveness. Keseluruhan dimensi memiliki nilai inconsistency ratio dibawah 0,1 yang menunjukkan bahwa nilai tersebut dapat diterima karena memenuhi batas maksimal inconsistency ratio. 3. Pembobotan KPI pada Level 3 Hasil pembobotan KPI pada Level 3 berdasarkan perhitungan AHP dapat dilihat pada Tabel 5.23. Tabel 5.23 Hasil Pembobotan KPI Masing-masing Dimensi pada Level 3 Perspektif Dimensi KPI Bobot Inconsistency Ratio Plan Reliability P1 01 0,4063 0,047 P1 02 0,1349 P1 03 0,2813 P1 04 0,1775 Responsiveness P2 01 0,5359 P2 02 0,4641 Source Reliability S1 01 0,4658 0,073 S1 02 0,2078 S1 03 0,1607 S1 04 0,1658 Responsiveness S2 01 0,2162 0,017 S2 02 0,3744 S2 03 0,4094 Flexibility S3 01 1 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.23 Hasil Pembobotan KPI Masing-masing Dimensi pada Level 3 Lanjutan Perspektif Dimensi KPI Bobot Inconsistency Ratio Make Reliability M1 01 0,2054 0,072 M1 02 0,2993 M1 03 0,4953 Responsiveness M2 01 1 Deliver Reliability D1 01 0,2946 0,066 D1 02 0,2447 D1 03 0,2360 D1 04 0,2248 Responsiveness D2 01 1 Flexibility D3 01 1 1Return Reliability R1 01 0,2907 0,015 R1 02 0,1834 R1 03 0,5259 Responsiveness R1 01 1 Sumber: Pengolahan data Pada Tabel 5.23diketahui bahwa dari 28 KPI yang teridentifikasi dalam sistem pengukuran performansi supply chain perusahaan, masing-masing KPI memiliki tingkat kepentingan yang berbeda, dimana semakin besar bobotnya menunjukkan bahwa KPI tersebut semakin penting. Keseluruhan KPI memiliki nilai inconsistency ratio dibawah 0,1 sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai tersebut dapat diterima. Untuk memperoleh pembobotan yang mencakup nilai bobot masing-masing KPI maka dilakukan perhitungan untuk perkalian bobot dari ketiga level tersebut. Adapun contoh perhitungan pembobotan untuk KPI P1 01 Forecast accuracy adalah seperti berikut: Bobot total KPI P1 01 = Bobot Perspektif plan x Bobot dimensi Reliability x Bobot KPI P1 01 Bobot total KPI P1 01 = 0,262 x 0,874 x 0,406 = 0,093 Universitas Sumatera Utara Setelah semua KPI yang valid dihitung seperti contoh diatas, maka didapatkan hasil nilai bobot KPI untuk pengukuran performansi supply chain perusahaan yang dapat dilihat pada Tabel 5.24. Tabel 5.24. Nilai Bobot Total Masing-masing KPI Perspektif Dimensi KPI Bobot Perspektif Bobot Dimensi Bobot KPI Bobot Total Plan Reliability P1 01 0,262 0,874 0,406 0,093 P1 02 0,135 0,031 P1 03 0,281 0,065 P1 04 0,178 0,041 Responsiveness P2 01 0,1261 0,536 0,018 P2 02 0,464 0,015 Source Reliability S1 01 0,147 0,777 0,466 0,053 S1 02 0,208 0,024 S1 03 0,161 0,018 S1 04 0,166 0,019 Responsiveness S2 01 0,119 0,216 0,004 S2 02 0,374 0,007 S2 03 0,409 0,007 Flexibility S3 01 0,104 1 0,015 Make Reliability M1 01 0,338 0,613 0,205 0,042 M1 02 0,299 0,062 M1 03 0,495 0,102 Responsiveness M2 01 0,387 1 0,131 Deliver Reliability D1 01 ` 0,137 0,391 0,295 0,016 D1 02 0,245 0,013 D1 03 0,236 0,013 D1 04 0,225 0,012 Responsiveness D2 01 0,261 1 0,036 Flexibility D3 01 0,348 1 0,048 Return Reliability R1 01 0,116 0,750 0,291 0,025 R1 02 0,183 0,016 R1 03 0,526 0,046 Responsiveness R1 01 0,250 1 0,029 Dari hasil perhitungan diatas didapatkan bahwa bobot dari KPI P1 01 adalah sebesar 0,093, Bobot KPI P1 02 adalah sebesar 0,031 dan seterusnya. Jika semua bobot dari masing-masing KPI diatas dijumlahkan maka total seluruh bobot dari Universitas Sumatera Utara masing-masing KPI tersebut adalah sama dengan 1. Perhitungan bobot total tersebut digunakan untuk menentukan pencapaian performansi supply chain perusahaan secara keseluruhan.

5.2.2. Pengukuran Kinerja Supply chain Perusahaan